Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN VI
PENETAPAN KADAR HB

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

NAMA : IRA SEPRIYANI


STAMBUK : A 251 17 005
KELAS :C
ASISTEN : HAYATUL ISLAM, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufik serta
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tentang “Penentuan Kadar
Hb” tanpa ada halangan apapun. Adapun maksud dari penyusunan laporan ini
ialah untuk dapat memenuhi tugas pembuatan laporan praktikum Biokimia Lanjut
dengan tujuan percobaan adalah untuk menentukan kadar Hb dalam darah dengan
menggunakan metode sianmethemoglobin.
Saya berharap dengan selesainya penyusunan laporan praktikum ini akan
menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Bunta, 16 Mei 2020

Penyusun
Ira Sepriyani
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL iv

BAB I PENETAPAN KADAR HB


I. Tujuan Percobaan 1

II. Dasar Teori 1

III. Alat dan Bahan 4

IV. Prosedur Kerja 5

V. Hasil Pengamatan 6

VI. Pembahasan 7

BAB II KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan 10

II. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Hemoglobin 7


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Batas kadar hemoglobin normal pada manusia 2


Tabel 2. Hasil pembacaan kadar Hb pada sampel uji 6
BAB I
PERCOBAAN VI

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Hb dalam darah
dengan menggunakan metode sianmethemoglobin.

II. DASAR TEORI


Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka
oksigen di bawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Nama Hemoglobin
merupakan gabungan dari heme dan globin. Heme adalah gugus prostetik yang
terdiri dari atom besi, sedang globin adalah protein yang dipecah menjadi
asam amino. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan
pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh sel-sel tubuh. Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin
per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per
millimeter darah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indek kapasitas pembawa oksigen pada darah
(Evelyn,2000).
Metode sianmethemoglobin adalah metode yang digunakan untuk
mengukur secara praktis seluruh hemoglobin, selain sulfohemoglobin. Pada
metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium 1 errosianida menjadi
methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk
sianmethemoglobin oleh larutan kalium sianida dan dibaca oleh spektrofotometer
dengan panjang gelombang 540 nm (Airam, 2020).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran
darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram
setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”. Batas normal
nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin
bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas
kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin. Dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1. Batas kadar hemoglobin normal pada manusia
Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl)
Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
Sumber : WHO
Menurut Depkes RI adapun fungsi hemoglobin antara lain:
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh
jaringan- jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal
berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga
anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih
kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien
essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan,
sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom
oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin
dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004 %
berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin
di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang (Zarianis, 2006).
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa
sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah
merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin
cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi
dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan
bagian yang merupakan cadangan (Zarianis, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin dan sel darah merah
(eritrosit) pada seseorang adalah makanan, usia, jenis kelamin, aktivitas, merokok,
dan penyakit yang menyertainya seperti leukemia, thalasemia, dan tuberkulosi.
Makanan merupakan zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam
makanan yang dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya hemoglobin
yaitu Fe (zat besi) dan protein. Jenis kelamin perempuan lebih mudah mengalami
penurunan dari pada laki-laki, terutama pada saat menstruasi (Rahmah, 2017).
Jika nilai Hb seseorang dibawah normal, maka seseorang dapat dikatakan
mengalami anemia. Penyakit ini juga disebut sebagai kelainan darah. Kadar Hb
yang turun dapat mengakibatkan gejala awal anemia berupa badan lemah, lelah,
kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala,
mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-
kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak
mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Hemoglobin rendah dapat
disebabkan oleh berbagai hal yaitu kekurangan gizi, kehamilann, dan menderita
penyakit kronis (Kusumawati, 2018).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Alat
1. Pipet ukur
2. Pipet Hb
3. Filler
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Kuvet
7. Alat fotometer 4000

B. Bahan
1. Larutan drabkins
2. Sampel darah
3. Tissue
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini, yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menggunakan 2 buah tabung reaksi dimana tabung reaksi I sebagai tempat
sampel dan tabung reaksi II sebagai blanko.
3. Memasukkan 5 mL larutan drabkins menggunakan pipet ukur ke dalam
masing – masing tabung reaksi
4. Melakukan pengambilan sampel darah yang ada dalam wadah dengan
menggunakan pipet Hb sebanyak 20 µl atau 0,02 mL.
5. Memasukkan sampel darah kedalam tabung reaksi I yang telah berisi larutan
drabkins dengan meletakkannya didasar tabung.
6. Menghomogenkan larutan dengan mengocok campuran darah dan larutan
drabkins hingga tercampur.
7. Mendiamkan campuran selama 10 menit, selanjutnya
8. Menyalakan alat fotometer 4000, kemudian mengatur panjang gelombang
sesuai dengan ketentuan yaitu 546 nm dan faktornya 36,5.
9. Melakukan kalibrasi alat dengan memasukkan larutan blanko kedalam kuvet,
kemudian tekan tombol zero
10. Menyedot larutan drabkins yang ada didalam kuvet
11. Mengukur kadar Hb dengan memasukkan sampel kedalam kuvet dan
menekan tombol result
12. Mencatat hasil pembacaan Hb yang tertulis pad alat fotometer
13. Menyedot sampel yang ada dikuvet, lalu kuvet dibilas dengan menggunakan
aquadest. Setelah selesai matikan alat yang digunakan.
14. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut
Perlakuan Hasil (kadar Hb)

 5 mL pereaksi drabkins + 11,01 g/dl


sampel darah sebanyak 20
mikron liter atau 0,02 mL

(Tabel 2. Hasil pembacaan kadar Hb pada sampel uji)


VI. PEMBAHASAN

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau
eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi
yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan
berbagai cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau
sianmethhemoglobin. metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan
oleh International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab
selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua
hemoglobin dapat terukur, kecuali sulfhemoglobin (Evelyn,2000).

Gambar 1. Struktur Hemoglobin

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Hb dalam darah
dengan menggunakan metode sianmethemoglobin (Staf Pengajar Biokimia
Lanjut, 2020).
Prinsp dasar dari metode sianmethemoglobin yaitu hemoglobin dioksidasi
oleh kalium ferrosianisa menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan
ion sianida (CN2) membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah.
Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar.
Karena yangmembandingkan alar elektronik maka hasilnya lebih objektif
(Supariasa, dkk.,2002).
Prinsip kerja dari percobaan ini yaitu darah diencerkan dengan larutan
drabkins sehingga terjadi hemolisis eritrosit dan konversi hemoglobin menjadi
hemoglobinsianida (cyanmethemoglobin). Larutan yang terbentuk selanjutnya
diperiksa dengan spektrofotometer (atau colorimeter), yang absorbansinya
sebanding dengan kadar hemoglobin dalam darah (Suparyanto, 2014).
Perlakuan pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian menyiapkan 2 buah
tabung reaksi dimana tabung reaksi I digunakan sebagai tempat sampel dan
tabung reaksi II digunakan sebagai sebagai blanko. Selanjutnya, memasukkan 5
mL larutan drabkins menggunakan pipet ukur ke dalam masing – masing tabung
reaksi. Larutan drabkins merupakan suatu reagen yang digunakan dalam metode
sianmethemoglobin, dimana larutan tersebut mengandung kalium ferisianida
(K3 Fe[CN]6) dan kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada
hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang
kemudian bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu
sianmethemoglobin. Selain itu, larutan drabkin juga mengandung kalium
dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi
menstabilkan pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat.
Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang
terjadi oleh protein plasma (Riswanto, 2009).
Perlakuan selanjutnya yaitu memasukkan sampel darah sebanyak 20 µl
atau 0,02 mL kedalam tabung reaksi I yang telah berisi larutan drabkins dengan
meletakkannya didasar tabung. Tujuan diletakkannya didasar tabung yaitu agar
sampel darah dapat langsung bercampur dengan larutan drapkinsnya. Setelah itu,
menghomogenkan larutan dengan mengocok campuran darah dan larutan drabkins
hingga tercampur sempurna, kemudian mendiamkannya selama 10 menit. Tujuan
pendiaman ini yaitu agar reaksi antara larutan drabkin dan sampel dapat
berlangsung secara maksimal. Pada penanganan sampel yang menggunakan alat
fotometer banyak membutuhkan waktu untuk terjadinya suatu reaksi meskipun
sudah homogen, sehingga dalam percobaan ini perlu adanya waktu
pengompleksan selama 10 menit agar reaksi yang terjadi dapat sempurna dan
maksimal, karena jika pengompleksan yang dilakukan tidak maksimal maka hasil
pembacaan fotometrinya akan berpengaruh (Staf Pengajar Biokimia Lanjut,
2020).
Perlakuan terakhir yaitu menyalakan alat fotometer 4000 untuk mengukur
penentuan kadar Hb, kemudian mengatur panjang gelombang sesuai dengan
ketentuan yaitu 546 nm dan faktornya 36,5. Tujuan digunakannya panjang
gelombang 546 nm yaitu karena pada panjang gelombang ini partikel – partikel
yang akan diukur dapat menyerap secara maksimal cahaya yang nantinya akan
dilewatkan pada larutan sehingga kadar Hb dapat ditentukan. Jika kita
menggunakan panjang gelombang yang lain maka akan berpengaruh pada
penentuan kadar Hb karena panjang gelombang yang digunakan sudah ditentukan
berdasarkan tabel perkiraan panjang gelombang warna – warna dalam daerah
cahaya tampak, pada panjang gelombang tersebut warna komplementer yang
dihasilkan yaitu merah lembayung. Warna ini memiliki kesesuaian dengan warna
sampel, dimana absorbansi yang diperoleh sebanding dengan kadar hemoglobin
dalam darah (Triyati, 1985).
Berdasarkan hasil pengukuran untuk sampel darah yang diujikan, kadar Hb
yang diperoleh adalah 11,01 g/dl. Dari nilai tersebut terlihat bahwa kadar Hb
darah rendah bila dibandingkan dengan kadar Hb normal (menurut WHO) yakni
13 g/dl untuk laki-laki dewasa dan 12 g/dl untuk perempuan dewasa. Tetapi kadar
Hb darah dapat dikatakan normal pada umur anak 6 bulan – 6 tahun yaitu 11,0
g/dl dan untuk ibu hamil kadarnya juga 11,0 g/dl. Hal ini mungkin saja terjadi
karena sampel darah yang digunakan hanya sedikit sedangkan larutan drabkinnya
banyak sehingga saat pengukuran dengan alat fotometer, hanya sedikit sinar yang
terserap yang akibatnya kadar Hb yang dihasilkan juga sedikit (Staf Pengajar
Biokimia Lanjut, 2020).
Kadar Hb dalam darah tiap orang berbeda-beda bergantung pada umur, jenis
kelamin, penyakit sistematik, pola makan serta metabolisme besi dalam tubuh.
Kadar Hb dalam darah manusia sebaiknya normal, dimana jika terjadi kekurangan
maupun kelebihan akan menimbulkan masalah. Kekurangan Hb dapat
mengakibatkan penyakit anemia sedangkan kelebihan Hb dapat mengakibatkan
penyakit polisitemia vera (Rahmah, 2017).
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu kadar Hb dalam
darah secara kuantitatif dengan menggunakan metode sianmethemoglobin
diperoleh sebesar 11,01 g/dl.

II. SARAN
Saran yang diberikan saat praktikum yaitu praktikan harus cermat dan
teliti dalam melakukan kalibrasi alat agar ketika alat digunakan kembali tetap
dalam keadaan steril, serta perlunya belajar terlebih dahulu cara – cara atau
aturan dalam menghidupkan dan mematikan alat fotometer agar ketika
praktiukum tidak salah. Gunakan semua peralatan umum atau APD ketika
masuk laboratorium untuk menjaga keselamatan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Airam, Y. (2020). Laporan Praktikum Hb. [online]. Tersedia:


https://www.academia.edu/16485486/Laporan_praktikum_hb.(Diakses: 9
Mei 2020).

Evelyn. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic Edisi 23. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Kusumawati, E., Lusiana, N., Mustika, I., Hidayati, S., & Andyarini, E. N. (2018).
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Remaja
Menggunakan Metode Sahli dan Digital (Easy Touch GCHb). Journal of
Health Science and Prevention, 2(2), 95–99.
https://doi.org/10.29080/jhsp.v2i2.128

Rahmah. (2017). Kadar Hemoglobin (Hb). Semarang: Universitas


Muhammadiyah Semarang.

Riswanto. (2009). Penetapan Kadar Hemoglobin. Bogor: Laboratorium


Kesehatan.

Staf Pengajar Biokimia Lanjut. (2020). Penuntun Praktikum Biokimia Lanjut.


Palu: UNTAD.

Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedkteran EGC

Suparyanto. (2014). Pemeriksaan Hemoglobin. [Online]. Tersediat: http://dr-


suparyanto.blogspot.com/2014/04/pemeriksaan-hemoglobin.html (17 Mei
2020).

Triyati, E. (1985). Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta


Aplikasinya Dalam Oseanologi. Jakarta: LIPI.

Widayanti, Sri. (2008). Analisis Kadar hemoglobin Pada Anak Buah Kapal PT
Salam Pacific Indonesia Lines di Belawan Tahun 2007. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Zarianis. (2006). Esensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.


Jakarta: EGC.
LAMPIRAN

(hasil pembacaan kadar Hb dalam sampel darah)

Anda mungkin juga menyukai