PERCOBAAN VI
PENETAPAN KADAR HB
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufik serta
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tentang “Penentuan Kadar
Hb” tanpa ada halangan apapun. Adapun maksud dari penyusunan laporan ini
ialah untuk dapat memenuhi tugas pembuatan laporan praktikum Biokimia Lanjut
dengan tujuan percobaan adalah untuk menentukan kadar Hb dalam darah dengan
menggunakan metode sianmethemoglobin.
Saya berharap dengan selesainya penyusunan laporan praktikum ini akan
menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Penyusun
Ira Sepriyani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
V. Hasil Pengamatan 6
VI. Pembahasan 7
I. Kesimpulan 10
II. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
DAFTAR GAMBAR
I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Hb dalam darah
dengan menggunakan metode sianmethemoglobin.
B. Bahan
1. Larutan drabkins
2. Sampel darah
3. Tissue
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini, yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menggunakan 2 buah tabung reaksi dimana tabung reaksi I sebagai tempat
sampel dan tabung reaksi II sebagai blanko.
3. Memasukkan 5 mL larutan drabkins menggunakan pipet ukur ke dalam
masing – masing tabung reaksi
4. Melakukan pengambilan sampel darah yang ada dalam wadah dengan
menggunakan pipet Hb sebanyak 20 µl atau 0,02 mL.
5. Memasukkan sampel darah kedalam tabung reaksi I yang telah berisi larutan
drabkins dengan meletakkannya didasar tabung.
6. Menghomogenkan larutan dengan mengocok campuran darah dan larutan
drabkins hingga tercampur.
7. Mendiamkan campuran selama 10 menit, selanjutnya
8. Menyalakan alat fotometer 4000, kemudian mengatur panjang gelombang
sesuai dengan ketentuan yaitu 546 nm dan faktornya 36,5.
9. Melakukan kalibrasi alat dengan memasukkan larutan blanko kedalam kuvet,
kemudian tekan tombol zero
10. Menyedot larutan drabkins yang ada didalam kuvet
11. Mengukur kadar Hb dengan memasukkan sampel kedalam kuvet dan
menekan tombol result
12. Mencatat hasil pembacaan Hb yang tertulis pad alat fotometer
13. Menyedot sampel yang ada dikuvet, lalu kuvet dibilas dengan menggunakan
aquadest. Setelah selesai matikan alat yang digunakan.
14. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut
Perlakuan Hasil (kadar Hb)
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau
eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi
yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan
berbagai cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau
sianmethhemoglobin. metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan
oleh International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab
selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua
hemoglobin dapat terukur, kecuali sulfhemoglobin (Evelyn,2000).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Hb dalam darah
dengan menggunakan metode sianmethemoglobin (Staf Pengajar Biokimia
Lanjut, 2020).
Prinsp dasar dari metode sianmethemoglobin yaitu hemoglobin dioksidasi
oleh kalium ferrosianisa menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan
ion sianida (CN2) membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah.
Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar.
Karena yangmembandingkan alar elektronik maka hasilnya lebih objektif
(Supariasa, dkk.,2002).
Prinsip kerja dari percobaan ini yaitu darah diencerkan dengan larutan
drabkins sehingga terjadi hemolisis eritrosit dan konversi hemoglobin menjadi
hemoglobinsianida (cyanmethemoglobin). Larutan yang terbentuk selanjutnya
diperiksa dengan spektrofotometer (atau colorimeter), yang absorbansinya
sebanding dengan kadar hemoglobin dalam darah (Suparyanto, 2014).
Perlakuan pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian menyiapkan 2 buah
tabung reaksi dimana tabung reaksi I digunakan sebagai tempat sampel dan
tabung reaksi II digunakan sebagai sebagai blanko. Selanjutnya, memasukkan 5
mL larutan drabkins menggunakan pipet ukur ke dalam masing – masing tabung
reaksi. Larutan drabkins merupakan suatu reagen yang digunakan dalam metode
sianmethemoglobin, dimana larutan tersebut mengandung kalium ferisianida
(K3 Fe[CN]6) dan kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada
hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang
kemudian bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu
sianmethemoglobin. Selain itu, larutan drabkin juga mengandung kalium
dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi
menstabilkan pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat.
Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang
terjadi oleh protein plasma (Riswanto, 2009).
Perlakuan selanjutnya yaitu memasukkan sampel darah sebanyak 20 µl
atau 0,02 mL kedalam tabung reaksi I yang telah berisi larutan drabkins dengan
meletakkannya didasar tabung. Tujuan diletakkannya didasar tabung yaitu agar
sampel darah dapat langsung bercampur dengan larutan drapkinsnya. Setelah itu,
menghomogenkan larutan dengan mengocok campuran darah dan larutan drabkins
hingga tercampur sempurna, kemudian mendiamkannya selama 10 menit. Tujuan
pendiaman ini yaitu agar reaksi antara larutan drabkin dan sampel dapat
berlangsung secara maksimal. Pada penanganan sampel yang menggunakan alat
fotometer banyak membutuhkan waktu untuk terjadinya suatu reaksi meskipun
sudah homogen, sehingga dalam percobaan ini perlu adanya waktu
pengompleksan selama 10 menit agar reaksi yang terjadi dapat sempurna dan
maksimal, karena jika pengompleksan yang dilakukan tidak maksimal maka hasil
pembacaan fotometrinya akan berpengaruh (Staf Pengajar Biokimia Lanjut,
2020).
Perlakuan terakhir yaitu menyalakan alat fotometer 4000 untuk mengukur
penentuan kadar Hb, kemudian mengatur panjang gelombang sesuai dengan
ketentuan yaitu 546 nm dan faktornya 36,5. Tujuan digunakannya panjang
gelombang 546 nm yaitu karena pada panjang gelombang ini partikel – partikel
yang akan diukur dapat menyerap secara maksimal cahaya yang nantinya akan
dilewatkan pada larutan sehingga kadar Hb dapat ditentukan. Jika kita
menggunakan panjang gelombang yang lain maka akan berpengaruh pada
penentuan kadar Hb karena panjang gelombang yang digunakan sudah ditentukan
berdasarkan tabel perkiraan panjang gelombang warna – warna dalam daerah
cahaya tampak, pada panjang gelombang tersebut warna komplementer yang
dihasilkan yaitu merah lembayung. Warna ini memiliki kesesuaian dengan warna
sampel, dimana absorbansi yang diperoleh sebanding dengan kadar hemoglobin
dalam darah (Triyati, 1985).
Berdasarkan hasil pengukuran untuk sampel darah yang diujikan, kadar Hb
yang diperoleh adalah 11,01 g/dl. Dari nilai tersebut terlihat bahwa kadar Hb
darah rendah bila dibandingkan dengan kadar Hb normal (menurut WHO) yakni
13 g/dl untuk laki-laki dewasa dan 12 g/dl untuk perempuan dewasa. Tetapi kadar
Hb darah dapat dikatakan normal pada umur anak 6 bulan – 6 tahun yaitu 11,0
g/dl dan untuk ibu hamil kadarnya juga 11,0 g/dl. Hal ini mungkin saja terjadi
karena sampel darah yang digunakan hanya sedikit sedangkan larutan drabkinnya
banyak sehingga saat pengukuran dengan alat fotometer, hanya sedikit sinar yang
terserap yang akibatnya kadar Hb yang dihasilkan juga sedikit (Staf Pengajar
Biokimia Lanjut, 2020).
Kadar Hb dalam darah tiap orang berbeda-beda bergantung pada umur, jenis
kelamin, penyakit sistematik, pola makan serta metabolisme besi dalam tubuh.
Kadar Hb dalam darah manusia sebaiknya normal, dimana jika terjadi kekurangan
maupun kelebihan akan menimbulkan masalah. Kekurangan Hb dapat
mengakibatkan penyakit anemia sedangkan kelebihan Hb dapat mengakibatkan
penyakit polisitemia vera (Rahmah, 2017).
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu kadar Hb dalam
darah secara kuantitatif dengan menggunakan metode sianmethemoglobin
diperoleh sebesar 11,01 g/dl.
II. SARAN
Saran yang diberikan saat praktikum yaitu praktikan harus cermat dan
teliti dalam melakukan kalibrasi alat agar ketika alat digunakan kembali tetap
dalam keadaan steril, serta perlunya belajar terlebih dahulu cara – cara atau
aturan dalam menghidupkan dan mematikan alat fotometer agar ketika
praktiukum tidak salah. Gunakan semua peralatan umum atau APD ketika
masuk laboratorium untuk menjaga keselamatan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic Edisi 23. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Kusumawati, E., Lusiana, N., Mustika, I., Hidayati, S., & Andyarini, E. N. (2018).
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Remaja
Menggunakan Metode Sahli dan Digital (Easy Touch GCHb). Journal of
Health Science and Prevention, 2(2), 95–99.
https://doi.org/10.29080/jhsp.v2i2.128
Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedkteran EGC
Widayanti, Sri. (2008). Analisis Kadar hemoglobin Pada Anak Buah Kapal PT
Salam Pacific Indonesia Lines di Belawan Tahun 2007. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.