I. Identitas
1.1 Nama Praktikan : I Putu Raiwata Mertanjaya (0813031019)
I Made Adyatmika (0813031023)
I Nyoman Kamantri Purusa (0813031031)
I Ketut Gede Padmanaba (0813031035)
1.2 Jurusan/Fak : Pendidikan Kimia/MIPA
1.3 Tujuan : 1. Mensintesis senyawa interhalogen iodtriklorida,
ICl3
2. Mensintesi senyawa asam oksihalogen HIO3
dan senyawa interhalogen iod triklorida, ICl3
3. Mereduksi asam iodat HIO3 menjadi iod, I2
kembali dan memurnikannya
I. Dasar Teori
Halogen (golongan 17 atau VIIA) merupakan golongan terdekat dengan unsur-
unsur gas mulia yang stabil. Unsur-unsur halogen mempunya 7 elektron valensi.
Unsur-unsur yang termasuk halogen adalah fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin
(I), dan astatin (At). Dari kelima unsur halogen ini hanya astatin yang bersifat
radioaktif. Halogen merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga tidak terdapat
dalam keadaan bebas di alam (Parning dan Horale, 2005). Halogen hanya
memerlukan satu elektron untuk mencapai keadaan yang stabil. Senyawa-senyawa
ionik dan kovalen merupakan senyawa dari halogen yang paling penting dan paling
umum. Hal yang paling menonjol dalam halogen adalah kemiripan bilangan oksidasi
yang mungkin dicapai dalam senyawa-senyawa. Anion oksi dari halogen juga
merupakan oksidator kuat (Manimpan dan Sudria, 1999).
Halida dapat membentuk banyak jenis senyawa. Halida biner dapat terbentuk
molekul sederhana, atau komplek, dan array tak terbatas. Jenis senyawa halide yang
lain mencakup oksi halida seperti VOCl3, hidroksi halida, organohalida. Unsur-unsur
halogen dapat membentuk oksida halogen. Oksigen diflorida ditemukan sebagai gas
kuning agak lemah pada pengaliran gas F2 secara cepat ke dalam larutan NaOH 2%.
Dioksida difluorida (O2F2) adalah sebuah padatan kuning-oranye yang tidak stabil,
dibuat dengan perlakuan loncatan bunga api listrik dalam campuran F 2-O2. Dioksia
fluorida adalah agen fluorinasi dan pengoksidasi yang sangat kuat.
Oksida klor adalah reaktif dan cenderung menghasilkan ledakan. Oksidanya,
Cl2O2, adalah pengoksidasi yang kuat dan digunakan secara komersial setelah
diencerkan dengan udara, misalnya untuk memutihkan bubur kayu, selalu dibuat bila
diperlukan oleh reaksi sebagai berikut.
2NaClO2 + SO2 + H2SO4 2 ClO2 + 2NaHSO4
atau oleh reduksi KClO3 dengan asam oksalat basah pada 90 0C, yang reaksinya juga
memproduksi CO2 sebagai pengencer. Iod pentoksida (diiodium pentaoksida) dibuat
dengan menguapkan asam iodat, dimana ia merupakan anhidratnya.
o
240 C
cepat
Asam oksi halogen dapat diperoleh dari larutan asam dan beberapa anion dapat
diperoleh reaksi interaksi antara halogen dengan air atau larutan basa dalam air.
Semua unsur halogen larut dalam air dengan tingkat kelarutan tertentu, tetapi dalam
larutan ada spesi lain selain molekul halogen yang tersolvasi karena reaksi
disproporsionasi terjadi dengan cepat menurut persamaan reaksi :
X2(g,l,s) X2 (aq)
X2(aq) + 2 H2O (l) H3O+ (aq) + X-(aq) + HxO (aq)
Salah satu aspek yang penting dalam kimia halogen adalah reaksi pembentukkan
senyawa interhalogen dari unsur-unsurnya. Salah satu contoh pembentukkan senyawa
interhalogen adalah sebagai berikut.
I2 + 3Cl2 → 2ICl3
Senyawa interhalogen iodtriklorida dapat dibuat secara “ in situ”, yaitu dengan
mereaksikan kalium klorat dengan asam klorida dan iod.
I2 + KClO3 + 6 HCl → 2ICl3 + KCl + 3H2O
Aspek lain yang penting dalam kimia halogen adalah senyawa asam oksihalogen,
salah satunya adalah asam iodat, HIO 3. Asam iodat (HIO3) adalah padatan putih stabil
yang diperoleh dari oksidasi I2 dengan asam nitrat pekat, atau hidrogen peroksida,
ozon dan sebagainya (Manimpan dan Sudria, 1999). Asam iodat dapat disintesis
melalui reaksi :
I2 + Ba(ClO3)2 + H2SO4 → 2HIO3 + BaSO4 + Cl2
Dengan memperhatikan daya tereduksi dari asam iodat menjadi unsur iod, maka
dapat digambarkan sebuah reaksi bersiklus kimia iod sebagai berikut.
KClO3
I2 2 ICl3
HCl
Na2SO3 HNO3
HIO3
Alat
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Keterangan (fungsi alat)
(buah/set)
1. Kaca arloji - 3 Tempat/wadah zat yang akan
ditimbang.
2. Neraca analitik - 1 Menimbang bahan yang di
gunakan.
3. Gelas ukur 25 mL 2 Mengukur volume larutan.
4. Gelas kimia 50 mL, 100 4 Tempat/wadah larutan atau
mL dan 500 zat cair.
mL
5. Pipet tetes - 2 Mengambil/memipet larutan.
6. Spatula - 2 Mengambil zat padat.
7. Pemanas - 1 Memanaskan larutan.
8. Batang pengaduk - 2 Mengaduk larutan.
9. Termometer 150 oC 1 Mengukur suhu larutan.
10. Corong - 2 Tempat meletakkan kertas
saring pada saat penyaringan.
11. Kertas saring - Secukupnya Menyaring larutan atau
campuran.
12. Alat sentrifugasi 1 Mensentrifugasi campuran.
13. Magnetic stirrer - 1 Mengaduk larutan atau
campuran.
14. Pipa pengalir gas - 1 Mengalirkan gas.
15. Desikator - 1 Menegringkan endapan/
kristal yang diperoleh.
16. Labu Erlenmeyer 100 ml dan 2 Tempat/wadah larutan.
250 mL
17. Cawan penguap - 2 Tempat menguapkan larutan.
Bahan
Kristal ICl3
4.2. Sintesis Asam Iodat (HIO3)
1. Kristal ICl3 hasil sintesis Secara teoritis, HIO3 yang dihasilkan adalah sebagai 7,0820 gram kristal ICl3 dilarutkan dengan 20 mL
dicampurkan dengan berikut : aquades, terbentuk larutan berwarna oranye.
aquades 20 mL dan Massa ICl3 yang digunakan adalah 7,0820 gram
dipanaskan. Mol ICl3 = massa ICl3 / Mr ICl3
2. Sebanyak 5 mL HNO3 = 7,0820 /233,5 = 0,030 mol Setelah ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 5
pekat ditambahkan Persamaan reaksi : mL, larutan tetap berwarna oranye.
kemudian dipanaskan 5HNO3(aq) + 2ICl3(s) + H2O(l) → 2HIO3(s) + 5NO2(g) + 1/2Cl2(g) + Larutan tersebut kemudian dipanaskan dan gas
sampai pelarutnya hampir 2Cl(aq)
yang terhentuk dialirkan ke larutan NaOH.
habis. Penguapan Pada saat pemanasan gas dialirkan langsung
Koefisien ICl3 = mol ICl3
dilakukan diruang asam (pipa penyalur dimasukkan kedalam larutan
Koefisien HIO3 mol HIO3
dan gas yang terbentuk NaOH). Sehingga pada larutan NaOH muncul
ditangkan dengan larutan gelembung –gelembung gas yang
2/2 = 0,030/ mol HIO3
NaOH. Sisa hasil membuktikan terbentuknya gas.
Mol HIO3 = 0,030 mol
penguapan berupa Sedangkan pada larutan ICl3, saat dipanaskan
Massa HIO3 = mol HIO3 x Mr HIO3
endapan coklat atau putih. lama kelamaan larutan yang semula berwarna
= 0,030 mol x 176 g/mol
= 5,28 gram orange berubah menjadi putih kekuningan.
Larutan NaOH setelah dialiri gas berubah
menjadi kuning keruh
3. Endapan yang terbentuk Endapan putih kekuningan ditambahkan dengan
dilarutkan kembali dengan sedikit aquades hangat, dan kemudian didinginkan
sedikit air (aquades) dalam penangas es 00C untuk memperoleh kristal
hangat, kemudian asam iodat.
didinginkan dalam
penangas es 00C, sehingga
asam iodat terkristalisasi.
4. Kristal yang terbentuk Diperoleh kristal asam iodat sebanyak 2,7608 gram
kemudian didekantasi dan
dikeringkan kemudian
ditimbang.
Kristal HIO3
5. Filtrat yang dihasilkan Filtrat yang diperoleh berupa larutan yang berwarna
disimpan untuk praktikum bening dan disimpan untuk percobaan selanjutnya.
selanjutnya.
4.3 Sintesis I2 Kembali dan Penganan Sisa Reaksi
1. Filtrat hasil dekantasi dan Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2,7608 gram asam iodat dicampurkan dengan filtrat
asam iodat dicampurkan 2 HIO3(aq) + Na2SO3(s) → I2(s) + Na2SO4(aq) + H2O(l) hasil dekantasi dan kemudian diencerkan denga 20
kembali, kemudian Koefisien I2 = mol I2 mL aquades, terbentuk larutan kuning.
diencerkan dengan 20-30 Koefisien HIO3 mol HIO3
mL aquades.
2. Seujung spatula Na2SO3 1/2 = mol I2 / 0,030 Kemudian ditambahkan seujung spatula natriun
ditambahkan ke dalam Mol I2 = 0,015 mol sulfit dan peroleh endapan hitam.
larutan tersebut, sampai Massa I2 = mol I2 x Mr I2
terbentuk endapan yang = 0,015 mol x 254 g/mol
awalnya mengembang dan = 3,81 gram
pada akhirnya mengendap
didasar wadah.
4. Endapan iod diambil dan Endapan hitam yang diperoleh dikumpulkan dan
dikeringkan dalam dikeringkan dalam desikator. Setelah kering, iod
desikator tanpa vaseline. yang diperoleh dimurnikan dengan cara sublimasi.
Iod yang diperoleh Endapan hitam tersebut kemudian ditimbang dan di
dimurnikan dengan cara peroleh 2,0545 gram kristal iod.
sublimasi.