Anda di halaman 1dari 11

TITRASI POTENSIOMETRI ASAM AMINO

Ananda Sahira
Jurusan Kimia, Program Studi Analis Kimia
Fakutlas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Potensiometri yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu
aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH
larutan. Proses potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator
dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang
diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume titran yang
ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mencari pH asam amino dan membuat kurva
titrasi asam amino. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu pH larutan dari
asam amino diukur dengan menitrasinya dengan larutan asam dan basa secara
bergantian dengan mencatat perubahan pH yang terjadi dengan bantuan pH meter pada
saat penambahan larutan titran.

Kata Kunci : Potensiometri, kurva titrasi, pH

ABSTRAC

Potentiometry is a single measurement of the potential of an ion activity


observed, this is mainly applied in measuring the pH of the solution. The
potentiometric process can be carried out with the help of indicator electrodes and
suitable comparative electrodes. Thus, the titration curve obtained by describing the
potential graph for the volume of added titrant has a sharp increase around the point
of equality. The purpose of this practicum is to find the pH of amino acids and make
an titration curve for amino acids. The results obtained from this practicum are the
pH of the solution of amino acids measured by alternating with acid and base
solutions alternately by noting changes in pH that occur with the help of pH meters
when adding titrant solution.

Keywords: Potentiometry, titration curve, pH


I. PENDAHULUAN
Potensiometri yaitu pengukuran reaksi yang sedang diselidiki. Jadi
tunggal terhadap potensial dari suatu untuk suatu titrasi asam basa, elektroda
aktivitas ion yang diamati, hal ini indikator dapat berupa elektroda
terutama diterapkan dalam pengukuran hidrogen atau sesuatu elektroda lain
pH larutan (Basset 1994).Proses yang peka akan ion hidrogen, untuk
potensiometri dapat dilakukan dengan titrasi pengendapan halida dengan perak
bantuan elektroda indikator dan nitrat, atau perak dengan klorida akan
elektroda pembanding yang sesuai. digunakan elektroda perak, dan untuk
Dengan demikian, kurva titrasi yang titrasi redoks (misalnya, besi(II))
diperoleh dengan menggambarkan dengan dikromat digunakan kawat
grafik potensial terhadap volume titran platinum semata-mata sebagai elektroda
yang ditambahkan, mempunyai redoks (Khopkar, 1990).
kenaikan yang tajam di sekitar titik Suatu eksperimen dapat diukur
kesetaraan. Dari grafik itu dapat dengan menggunakan dua metode
diperkirakan titik akhir titrasi. Cara yaitu, pertama (potensiometri
potensiometri ini dapat digunakan bila langsung) yaitu pengukuran tunggal
tidak ada indikator yang cocok untuk terhadap potensial dari suatu aktivitas
menentukan titik akhir titrasi, misalnya ion yang diamati, hal ini terutama
dalam hal larutan keruh atau bila daerah diterapkan dalam pengukuran pH
kesetaran sangat pendek dan tidak cocok larutan air. Kedua (titrasi langsung),
untuk penetapan titik akhir titrasi dengan ion dapat dititrasi dan potensialnya
indikator (Rivai, 1995). diukur sebagai fungsi volume titran.
Potensial dalam titrasi Potensial sel, diukur sehingga dapat
potensiometri dapat diukur sesudah digunakan untuk menentukan titik
penambahan sejumlah kecil volume ekuivalen. Suatu petensial sel galvani
titran secara berturut-turut atau secara bergantung pada aktifitas spesies ion
kontinu dengan perangkat automatik. tertentu dalam larutan sel, pengukuran
Presisi dapat dipertinggi dengan sel potensial sel menjadi penting dalam
konsentrasi. Elektroda indikator yang banyak analisis kimia (Basset, 1994).
digunakan dalam titrasi potensiometri Titik akhir dalam titrasi
tentu saja akan bergantung pada macam potensiometri dapat dideteksi dengan
menetapkan volume pada mana terjadi secara umum adalah satu atom C yang
perubahan potensial yang relatif besar mengikat empat gugus: gugus amina
ketika ditambahkan titran. Dalam (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
titrasi secara manual, potensial diukur hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R,
setelah penambahan titran secara dari residue) atau disebut juga gugus
berurutan, dan hasil pengamatan atau rantai samping yang membedakan
digambarkan pada suatu kertas grafik satu asam amino dengan asam amino
terhadap volum titran untuk diperoleh lainnya.
suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, Berdasarkan pada struktur rantai
suatu potensiometer sederhana dapat samping (R) asam-asam amino
digunakan, namun jika tersangkut termasuk dalam golongan asam amino
elektroda gelas, maka akan digunakan berikut (1) rantai samping netral, (2)
pH meter khusus. Reaksi-reaksi yang rantai samping basa, (3) rantai samping
berperan dalam pengukuran titrasi asam.
potensiometri yaitu reaksi II. METODE
pembentukan kompleks, reaksi Alat dan Bahan
netralisasi, pengendapan dan reaksi Alat-alat yang digunakan dalam
redoks. praktikum ini yaitu biuret, erlenmeyer,
Asam amino adalah sembarang gelas beaker, pH meter, pipet tetes dan
senyawa organik yang memiliki gugus labu ukur.
fungsional karboksil (-COOH) dan Bahan-bahan yang digunakan
amina (biasanya -NH2). Dalam bentuk NaOH 2N, H2SO4 2N, H2O, aquadest,
larutan, asam amino bersifat amfoterik asam amino glisin, dan telur puyuh.
yaitu cenderung menjadi asam pada Prosedur
larutan basa dan menjadi basa pada Lakukanlah 200 mg asam amino
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena netral (mono-amino dan karboksilat)
asam amino mampu menjadi zwitter - seperti glisin ke dalam 20 mL aquadest.
ion .Asam amino termasuk golongan Dengan menggunakan pH meter, biuret
senyawa yang paling banyak dipelajari dan pengaduk magnetik maka larutan
karena salah satu fungsinya sangat asam amino tersebut dititrasi dengan
penting dalam organisme, yaitu sebagai H2SO4 2N. Tiap - tiap penambahan
penyusun protein. Struktur asam amino akan dicatat dan juga perubahan pH
yang dialami. Titrasi diteruskan samapi Glisin + H2SO4 2N
tercapai pH 1,2. Kemudian larutkan VH2SO4 (mL) pH
200 mg asam amino yang sama ke 0 6,97
dalam 20 ml aquadest. Selanjutnya 0,25 1,73
larutan ini dititrasi dengan NaOH 2 N 0,5 1,22
dan dicatat seperti percobaan di atas 0,75 1,11
sampai tercapai pH 12,0. 1 0,85
Pada percobaan-percobaan ini 1,25 0,74
perlu dilakukan titrasi pelarut 1,5 0,66
(aquadest) sebagai blanko dan ini
dilakukan seperti pada percobaan- V H2SO4 (mL) pH
percobaan di atas. Dengan demikian 1,75 0,58
dapat dilakukan koreksi-koreksi 2 0,56
sehingga dapat diketahui berapa banyak
2,25 0,51
H2SO4 dan NaOH yang sebenarnya dipakai
2,5 0,43
oleh asam amino yang diselidiki.
2,75 0,35
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3 0,24
Tabel 1. Hasil Pengamatan Titrasi
Potensiometri Asam Amino
H2O + NaOH 2N
Glisin + NAOH 2N
V NaOH (mL) pH
V NaOH (mL) pH
0 3,29
0 6,73
0,25 12,06
0,25 9,17
0,5 12,53
0,5 9,78
0,75 10,92
V H2SO4 (mL) pH
1 12,50
0 6,83
1,25 12,79
0,25 1,52
1,5 12,97
0,5 1,20
1,75 13,04
0,75 1,00
V H2SO4 (mL) pH Gambar 1
0 0,82
Titrasi Glisin dengan NaOH
1,25 0,74 2N
1,5 0,70 15 1.75,
10 13.04

pH
5
Telur Puyuh + NaOH 2N Series1
0
0 1 2
V NaOH (mL) pH
Volume NaOH 2 N (mL)
0 9,21
0,25 11,49 Gambar 2
0,5 12,49
Titrasi Glisin dengan H₂SO₄
0,6 12,47
2N
10
Telur Puyuh + H2SO4 2N pH
5

V H2SO4 (mL) pH 0 3, 0.24 Series1


0 2 4
0 9,20
0,25 1,92 Volume H₂SO₄ 2 N (mL)
0,5 1,33
0,75 1,01 Gambar 3

1 0,82
Titrasi H₂O dengan NaOH 2
N
15
V H2SO4 (mL) pH 0.5,
12.53
1,25 0,68 10
pH

1,5 0,70 5 Series1


1,75 0,61 0
2 0,46 0 0.5 1
Volume NaOH 2 N (mL)
Gambar 4 Pada percobaan ini digunakan dua
jenis larutan titran yaitu yang bersifat basa
Titrasi H₂O dengan H₂SO₄ 2 NaOH dan yang bersifat asam yaitu H2SO4 dan
N
10 juga ada larutan titran blanko yang akan
pH

5 dibandingkan dengan volume titran larutan


0 1.5, 0.7 Series1 asam amino. Dengan adanya perbandingan
0 1 2
antara volume larutan blanko dengan larutan asam
Volume H₂SO₄ 2 N (mL)
amino yang telah dititrasi, maka kita akan
mengetahui seberapa besar kita melakukan
Gambar 5
penyimpangan dalam melakukan
Titrasi Telur Puyuh dengan praktikum. Sehingga dapat dilihat dari
NaOH 2N volume koreksi serta % koreksi yang
15 0.6, didapat.
10 12.47
pH

pH larutan dari asam amino diukur


5
Series1 dengan menitrasinya dengan larutan asam
0
0 0.5 1 dan basa secara bergantian dengan mencatat
Volume NaOH 2 N (mL)
perubahan pH yang terjadi dengan bantuan pH
meter pada saat penambahan larutan titran.
Gambar 6
Pada saat menitrasi dengan NaOH, asam
Titrasi Telur Puyuh dengan amino akan membentuk struktur asam
H₂SO₄ 2 N
amino yang bersifat basa. Sebaliknya jika
10
8 dititrasi dengan H2SO4 akan membentuk
6 struktur asam amino kation dalam keadaan
pH

4 asam yang ditunjukkan oleh pH semakin


2 Series1
2, 0.46
kecil dari 7. Jadi, dalam keadaan ini maka
0
0 2 4 gugus karboksil lebih banyak
dibandingkan dengan gugus aminonya.
Volume H₂SO₄ 2 N (mL)…
Dari sini dapat dilihat benar bahwa asam
amino mempunyai salah satu sifat khas
yaitu bersifat amfoter (dapat bersifat basa
maupun bersifat asam).
Pada asam amino, jika IV. SIMPULAN
ditambahkan dengan larutan asam, Asam amino bersifat amtofer yaitu
maka konsentrasi H+ dalam air yang bila direaksikan dengan basa akan
tinggi masuk berikatan dengan gugus – membentuk anion asam amino,
COO- sehingga membentuk sedangakan bila direaksikan dengan
COOH. Tetapi jika ditambahkan asam akan membentuk kation asam
dengan basa, maka ion OH- yang tinggi amino. Titrasi dengan larutan asam
mampu mengikat H+. Titrasi ini juga dan basa yaitu untuk menentukan titik
dilakukan untuk mencari titik isoelektrik pada asam amino, dimana
isoelektrik pada asam amino, dimana asam amino bersifat netral. Jika pH
asam amino mempunyai muatan listrik asam amino berada di atas titik
netral. Jika pH yang terjadi terdapat di isoelektriknya, maka asam amino itu
atas titik isoelektriknya maka asam akan bermuatan negatif , dan jika pH
amino tersebut bermuatan negatif, dan asam amino berada dibawah titik
jika pHnya berada dibawah titik isoelektriknya maka asam amino
isoelektriknya maka asam amino tersebut bermuatan positif.
tersebut akan bermuatan positif. UCAPAN TERIMAKASIH
Dari analisa data, didapat adanya Ucapan terima kasih penulis
% kesalahan. Kesalahan yang terjadi sampaikan kepada Dr. I Nyoman
ini mungkin disebabkan karena Tika, M.Si., sebagai dosen pengampu
kesalahan pada pelarutan asam amino, mata kuliah Praktikum Biokimia atas
kesalahan sewaktu menitrasi, dimana bimbingan dan masukan selama
volume titran yang dicatat tidak sesuai praktikum ini, Made Wirahadi
dengan volume yang sebenarnya Kusuma selaku asisten dosen, dan Ni
dipakai, serta kesalahan pada saat Putu Lilik Pratami S.Si selaku laboran
pengukuran pH dengan alat pH meter di Jurusan Analis Kimia atas bantuan
serta waktu pengukuran pH tersebut dalam memberikan segala keperluan
setelah asam amino dititrasi. yang berkaitan dengan praktikum
sehingga percobaan ini dapat
dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia


Analitik. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Redhana, I Wayan. 2004. Biokimia
Jilid 1. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.

Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun


Praktikum Biokimia. Singaraja:
UNDIKSHA.

Anda mungkin juga menyukai