Anda di halaman 1dari 6

KINETIKA REAKSI ENZIM

Ananda Sahira, NIM 1603051009


Jurusan Kimia, Program Studi Analis Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan Vmaks dan KM untuk waktu 20 menit
dan 0 menit yang ditentukan dengan menggunakan grafik hubungan antara laju
reaksi enzimatis dan konsentrasi substrat. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen laboratorium. Metode ini dilakukan dengan menyiapkan tujuh tabung
reaksi yang telah berisi larutan kasein, tripsin, buffer fosfat dan TCA. Enam dari
tujuh tabung reaksi ini diberi waktu inkubasi selama 20 menit dan satu tabung
reaksi lainnya diberi waktu inkubasi selama 0 menit. Hasil yang diperoleh adalah
harga KM dan Vmaks pada waktu inkubasi 20 menit dan 0 menit. Nilai Km yang
diperoleh yaitu sebesar 2.416 X 10-3 dan nilai Vmaks yang diperoleh yaitu sebesar
38.90X10-3
Kata Kunci : Kinetika, Enzim, KM, Vmaks

ABSTRAC
This practice aims to determine Vmaks and KM for 20 minutes and 0 minutes
which are determined using a graph of the relationship between the rate of
enzymatic reaction and substrate concentration. The method used is a laboratory
experiment method. This method is carried out by preparing seven test tubes
containing casein solution, trypsin, phosphate buffer and TCA. Six of the seven
test tubes were given an incubation time of 20 minutes and another test tube was
given an incubation time of 0 minutes. The results obtained were the price of KM
and Vmax at an incubation time of 20 minutes and 0 minutes. The Km value
obtained is equal to 2.416 X 10-3 and the Vmax value obtained is equal to
38.90X10-3
Keywords: Kinetics, Enzymes, KM, Vmax
Pada kinetika reaksi enzim akan
I. PENDAHULUAN
ditentukan Vmax dan KM dengan
Enzim merupakan suatu protein
menggunakan kurva hubungan antara
yang mempunyai struktur tiga
laju enzimatis dengan konsentrasi
dimensi tertentu yang mampu
substrat. Dimana konsentrasi substrat
mengkatalisis reaksi biologik. Enzim
ini diperoleh pengukuran %T melalui
dapat meningkatkan laju reaksi
spektrofotometer20+ dimana %T
karena dengan adanya enzim maka
akan diperoleh absorbansi dan dari
reaksi yang terjadi mempunyai
absorbansi tersebut dapat dicari
energi aktivasi yang rendah daripada
konsentrasinya. Dari hubungan
energi biasanya. Enzim membantu
antara konsentrasi substrat dan laju
reaksi dalam menyediakan jalur
reaksi akan dapat ditentukan nilai
reaksi yang memiliki energi aktivasi
Vmax dan KM (Tika,2010).
lebih rendah untuk transisi substrat
Laju reaksi awal (V0) dari reaksi
menjadi produk dibandingkan
yang dikatalisis oleh enzim
dengan proses tanpa katalis, sehingga
meningkat dengan bertambahnya
enzim disebut sebagai katalisator.
konsentrasi substrat hingga tercapai
Enzim sebagai katalisator
keadaan dimana penambahan
mempunyai sifat-sifat seperti katalis
substrat hingga tercapai keadaan
pada umumnya. Enzim ikut bereaksi
dimana penambahan substrat tidak
namun pada akhir reaksi enzim
lagi meningkatkan laju reaksi awl.
kembali dalam bentuk semula. Hal
Keadaan dimana penambahan
tersebut mengakibatkan enzim dapat
substrat pada laju reaksi awal (V0)
dipakai kembali setelah
dicapai pada kondisi substrat jenuh.
melaksanakan aktivitasnya sehingga
Hal ini dapat dijelaskan dengan
tubuh tidak memerlukan enzim
postulat reaksi sebagai berikut
dalam jumlah besar. Jumlah atau
dimana E,S, dan P masing-masing
kadar enzim yang kecil tersebut
adalah enzim, substrat, dan produk
menimbulkan kesulitan tersendiri
reaksi.
untuk mengukur kadar enzim. Secara
k1 k3
E+S ES E+P
klinis, pengukuran kadar enzim k2 k4
sangat penting untuk dilakukan
(Tika,2010).
Reaksi berlangsung melalui
pembentukan kompleks-kompleks
enzim-substrat [ES]. Kompleks ES
dapat berdisosiasi lagi untuk
membentuk enzim ataupun substrat
Gambar 1. Hubungan kosentrasi
atau membentuk enzim dan produk.
substrat dan V0 plot
Konstanta kecepatan k1,k2,k3
Michaelis dan Menten
menunjukkan kecepatan yang
menyatakan bahwa reaksi enzimatis
berhubungan dengan masing-masing
pada berbagai konsentrasi substrat
tahap katalitik. Dari pengamatan
mengalami dua fase; 1) ketika [S]
terhadap beberapa sifat enzim
rendah, daerah enzim tidak
diketahui bahwa kecepatan awal
semuanya terikat oleh enzim;2) pada
(V0) pada konsentrasi substrat yang
[S] tinggi, sisi aktif yang terikat
rendah akan berbanding lurus dengan
seluruhnya dengan substrat. Pada
[S]. Namun pada kondisi dimana
saat ini enzim telah bekerja dengan
kecepatan substrat yang tinggi, maka
kapasitas penuh (Wirahadi
akan memiliki nilai maksimum
Kusuma,2001).
dimana kecepatan tidak lagi
Kemudian Briggs dan Heldane
bergantung pada substrat. Bila semua
menggunakan skema reaksi diatas
enzim berada dalam keadaan ES
untuk menurunkan persamaan yang
(enzim dijenuhkan oleh substrat)
menggambarkan hubungan antara
maka laju reaksi akan mencapai nilai
laju reaksi awal dan konsentrasi
maksimum Vmax. Kecepatan
substrat. Persamaannya adalah:
disosiasi produk dari enzim dan
𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
penambahan substrat lebih lanjut 𝑉0 =
𝐾𝑀 + [𝑆]
tidak akan mempengaruhi (V0)
Dalam persamaan ini (Vmax)
(Redhana & Maryam, 2004).
dan (V0) adalah laju maksimum dan
laju awal reaksi. [S] adalah
konsentrasi substrat dan (KM) adalah
konstanta Michaelis dan Menten
yang rumusnya
𝑘2 + 𝑘3 Bahan-bahan yang digunakan
𝐾𝑀 =
𝑘1 pada praktikum ini yaitu larutan
Sering (KM) didefinisikan TCA 20%, larutan kasein 2%, buffer
sebagai tetapan disosiasi reaksi yang fosfat 0,1 M (pH=8), larutan tripsin,
dikatalisis oleh enzim. Pada reaksi larutan NaOH 0,5 M, reagen folin
sederhana dapat dilihat: coicalteu, aquadest, kertas saring,
dan kertas indikator universal.
Prosedur Kerja
k  k3
Karena KM adalah 2 maka Ks a) Waktu inkubasi 20 menit (t=20
k1
menit)
k2  k3
= Sebanyak 5 mL larutan kasein 1%
k1
diinkubasi dalam tabung reaksi
Jadi KM akan selalu sama atau lebih
selama 5 menit pada 35oC, kemudian
besar daripada Ks. Dilihat dari
ditambahkan larutan buffer pospat
persamaan:
dan larutan tripsin sambil diaduk
Vmaks [S] 1  K  1 1
V maka   M   perlahan-lahan. Kemudian diinkubasi
K M  [S] V  Vmaks  [S] Vmaks
Persamaan diatas identik dengan selama 20 menit pada penangas air

persamaan garis lurus y = ax + b dengan suhu 35oC dihitung mulai


enzim ditambahkan. Reaksi
1 1 K 1
;x ; a  M dan b  dihentikan dengan 3 mL penambahan
V [S] Vmaks Vmaks
larutan TCA 20% yang disertai
II. METODE dengan pengadukan yang kuat.
Alat dan Bahan Selanjutnya, didiamkan selama 30
Alat-alat yang digunakan pada menit dalam air es agar pengendapan
praktikum ini yaitu pipet tetes, gelas protein dan tripsin dapat berlangsung
kimia 100 mL, gelas kimia 500 mL, dengan sempurna. Setelah itu, larutan
batang pengaduk, gelas ukur 25 mL, disentrifugasi selama 10 menit lalu
pipet volumetri 5 mL, sikat cuci, disaring. Filtrat yang diperoleh lalu
corong, erlenmeyer 100 mL, spatula, dikerjakan menurut metode Anson,
termometer, penjepit kayu, kaca dimana filtrat diambil sebanyak 2
arloji, spektronik 20, sentrifuge, dan mL lalu ditambahkan 4 mL NaOH
tabung reaksi. 0,5 M dan reagen cioceltau.
Kemudian didiamkan selama 10 sebanyak 5 mL. Kemudian,
menit. Masing-masing larutan yang diinkubasi selama 20 menit pada
berada pada tabung reaksi diukur penangas air dengan suhu 35oC
absorbansinya dengan menggunakan dihitung mulai enzim ditambahkan.
spektrofotometer. Setelah itu, diambil sebanyak 2 mL
b) Waktu inkubasi 0 menit (t= 0 filtrat kemudian ditambahkan 4 mL
menit) NaOH 0,5 mL lalu ditambahkan
Tabung reaksi dimasukkan larutan reagen folin-cioceltau dan diamkan
buffer dan larutan enzim. Kemudian selama 10 menit. Selanjutnya,
ditambahkan 3 mL larutan TCA 20% masing-masing larutan dalam tabung
lalu diaduk kuat dan terakhir diukur absorbansinya dengan
ditambahkan larutan kasein 1% menggunakan alat spektrofotometer.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Komposisi Larutan Pada Masing-Masing Tabung


Tabung Penambahan Waktu
Reaksi (menit)
Kasein Tripsin Buffer
(%) (mL) Fosfat
(pH 8)
(mL)
1 1 1 1 20
2 2 1 1 20
3 3 1 1 20
4 4 1 1 20
5 5 1 1 20
Blanko 1 H2O 1 mL 1 20
Kontrol 1 1 1 0

Tabel 2. Nilai absorbansi

No Waktu Absorbansi ∆A V S
Tabung (menit) ( λ=700 (mmol/menit) (mmol)
Reaksi nm)
1 20 0,078 0,010 0,5 x 10-3 0,33 x 10-3
2 20 0,107 0,039 1,95 x 10-3 1 x 10-3
3 20 0,131 0,063 3,15 x 10-3 1,8 x 10-3
4 20 0,327 0,259 12,95 x 10-3 2,67 x 10-3
5 20 0,163 0,095 4,75 x 10-3 3,57 x 10-3
Blanko 20 0,054 0,014 -0,7 x 10-3 0,33 x 10-3
Kontrol 0 0,068 0 0 0,33 x 10-3

Anda mungkin juga menyukai