OLEH:
II. TUJUAN
Untuk menentukan nilai Vmaks dan Km dari grafik hubungan antara laju reaksi
enzimatis dengan konsentrasi substrat
Laju reaksi awal (V0) dari reaksi yang dikatalisis oleh enzim meningkat
dengan bertambahnya konsentrasi substrat hingga tercapai keadaan dimana
penambahan substrat tidak lagi meningkatkan laju reaksi awal. Keadaan dimana
laju reaksi awal maksimum (Vmaks) dicapai pada kondisi substrat jenuh. Hal ini
dapat dijelaskan dengan postulat reaksi sebagai berikut, dimana E, S, dan P masing-
masing adalah enzim, substrat, dan produk reaksi.
k1 k3
E+S ES E+P
k2 k4
Vmaks [S]
Vo
K M [S]
[E] K M
[ES] [S]
Apabila jumlah konsentrasi enzim total atau [E]t dianggap sebagai jumlah enzim
yang bebas, [E] dan bergabung dengan substrat [ES] maka konsentrasi [E] = [E]t -
[ES], sehingga
Kecepatan maksimum (Vmaks) bila enzim semua berada dalam bentuk kompleks
dengan substrat. Sedangkan Vo sebanding dengan [ES]. Hal ini dapat ditulis sebagai
berikut.
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa KM dinyatakan sebagai mol perliter. Dan KM
sangat besar maka persamaan ditulis sebagai berikut.
Vmaks [S]
V
KM
Dalam hal ini V bergantung pada konsentrasi substrat (reaksi filtrat order)
dan pada gambar 1 dapat pula dilihat kinetik zero dan first order. Jadi, persamaan
Michaelis-Menten memang memenuhi syarat untuk reaksi sederhana yang
dikatalisis oleh enzim.
k2 [E ][S ] k2
ES k1 E + S maka K s =[E S ] = k1
k2 k3 k k3
Karena KM adalah maka Ks = 2
k1 k1
Jadi KM akan selalu sama atau lebih besar daripada Ks. Dilihat dari persamaan:
Vmaks [S] 1 K 1 1
V maka M
K M [S] V Vmaks [S] Vmaks
1 1 K 1
Dimana y = ; x ; a M dan b
V [S] Vmaks Vmaks
Persamaan di atas dinyatakan Lineweaver-Burk dan dialurkan seperti gambar 2.
Berdasarkan gambar 2, dinyatakan persamaan garis lurus dengan titik potong pada
1 1 1 1
sumbu adalah , titik potong pada sumbu adalah . Kemiringan
Vo Vmaks [S] KM
KM
garis sama dengan . Plot Lineweaver-Burk juga sangat berguna untuk
Vmaks
menentukan jenis inbibisi yang terjadi pada reaksi enzimatis (Tika, 2010).
Spatula 1 buah
Corong 1 buah
Termometer 1 buah
3. NaOH 0,5 M 50 mL
5. Larutan tripsin 10 mL
7. Aquades 100 mL
a. Larutan buffer dan larutan enzim - Larutan TCA bening tak berwarna.
dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Larutan buffer bening tak berwarna.
kemudian sebanyak 3 mL larutan TCA 20% - Larutan tripsin berwarna coklat
ditambahkan ke dalam tabung sambil diaduk kemerahan.
dengan kuat. - Tabung I, II, III, IV, V berwarna putih
keruh dan terdapat endapan.
Tabung %T Absorbansi
I 39 0,41
II 34 0,47
III 29 0,54
IV 29 0,54
V 29,5 0,53
VI. PEMBAHASAN
Tujuan dari penambahan volume yang beragam adalah untuk membuat
konsentrasi pada masing-masing substrat menjadi berbeda-beda, sehingga
dapat dibuat plot laju reaksi terhadap konsentrasi substrat. Selain itu, untuk
membuat pH dari larutan kasein menjadi pH optimum dari enzim trinpsin
sehingga kerja dari enzim menjadi maksimal. Penambahan larutan tripsin
bertujuan untuk mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan peptida yang ada pada
protein dalam kasein. Ikatan peptida yang dipecah oleh enzim tripsin terletak
pada sisi karboksil residu lisin dan arginin. Selama proses inkubasi iakan
memungkinkan terikatnya enzim tripsin dengan substrat. Penambahan larutan
TCA berfungsi untuk menghentikan aktivitas enzim mengingat larutan TCA
yang bersifat asam, sehingga pada penambahan TCA mampu menyebabkan
denaturasi protein baik pada tripsin maupun denaturasi protein dalam kasein.
Terjadinya denaturasi inilah yang menyebabkan terbentuknya endapan,
sehingga dapat dianalisis pengaruh konsentrasi substrat terhadap laju reaksi
enzimatis. Selain menyebabkan terjadinya denaturasi protein, penambahan
TCA juga menyebabkan pH larutan menjadi menurun (asam), sehingga
kompleks enzim substrat yang terbentuk menjadi tidak stabil dan aktivitas
enzim dalam mengkatalisis reaksi hidrolisis protein dalam kasein menjadi
terhenti akibat terjadinya penurunan pH, hal ini mengingat enzim tripsin
bekerja secara optimal pada pH 8,0.
Reagen Folin-Ciocalteu (bening dan berwarna kuning) merupakan
campuran fosfotungstat dan fosfomolibdenum. Reagen ini dapat direduksi oleh
gugus fenolik pada asam amino tirosin yang ada pada filtrat menghasilan
tungstat dan molibdat yang berwarna biru. Berdasarkan hasil percobaan, ketika
filtrat ditambahkan dengan reagen Folin-Ciocalteu dihasilkan larutan bening
kebiruan yang kepekatannya meningkat dari tabung I sampai tabung V.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa produk yang
dihasilkan dari tabung I sampai tabung V meningkat seiring dengan
menigkatnya kepekatan warna larutan. Pengukuran absorbansi larutan diukur
pada 650 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan hasil
sebagai berikut.
Tabel 5. Hasil Pengukuran Absorbansi Filtrat untuk Waktu 20 Menit dan
waktu 0 Menit dengan Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
No Tabung A ΔA
t = 0 menit 0,41 0
I
t = 20 menit 0,41
t = 0 menit 0,47 0,06
II
t = 20 menit 0,41
t = 0 menit 0,54 0,09
III
t = 20 menit 0,45
t = 0 menit 0,54 0,11
IV
t = 20 menit 0,65
t = 0 menit 0,53 0,15
V
t = 20 menit 0,68
Tabung I
V1 = 0,1 mL ; V2 = 7,0 mL
M1 = 20,0 mg/mL
V1 x M1 = M2 x V2
1 𝑚𝐿
= 3,50
[𝑆] 𝑚𝑔
Tabung II
V1 = 0,5 mL ; V2 = 7,0 mL
M1 = 20,0 mg/mL
V1 x M1 = M2 x V2
1 𝑚𝐿
= 0,70
[𝑆] 𝑚𝑔
Tabung III
V1 = 1,0 mL ; V2 = 7,0 mL
M1 = 20,0 mg/mL
V1 x M1 = M2 x V2
1 𝑚𝐿
= 0,35
[𝑆] 𝑚𝑔
Tabung IV
V1 = 3,0 mL ; V2 = 7,0 mL
M1 = 20,0 mg/mL
V1 x M1 = M2 x V2
1 𝑚𝐿
= 0,117
[𝑆] 𝑚𝑔
Tabung V
V1 = 5,0 mL ; V2 = 7,0 mL
M1 = 20,0 mg/mL
V1 x M1 = M2 x V2
1 𝑚𝐿
= 0,07
[𝑆] 𝑚𝑔
[𝐶]
𝑉0 =
𝑡0
𝐴
𝑉=
𝑡0
1 1
=
𝐴 𝑉0
1 1
Untuk mengetahui harga 𝑉 dapat diapresiasikan dari harga 𝐴 untuk masing-masing
0
Tabung I
ΔA = 0
1 1
=0=~
𝐴
1
= ~ mol/menit
𝑉0
Tabung II
ΔA = 0,06
1 1
= = 16,67
𝐴 0,06
1
= 16,67 mol/menit
𝑉0
Tabung III
ΔA = 0,09
1 1
= = 11,12
𝐴 0,09
1
= 11,12 mol/menit
𝑉0
Tabung IV
ΔA = 0,11
1 1
=
𝐴 0,11
1
= 9,09 mol/menit
𝑉0
Tabung V
ΔA = 0,15
1 1
= = 6,67
𝐴 0,15
1
=6,67 mol/menit
𝑉0
Tabel 6. Nilai Laju Reaksi Enzimatis (1/V0) dan Konsentrasi Substrat (1/[S])
Tabung Absorbansi 1/A =1/V0 1/[S]
(A)
I 0 ~ 3,50
II 0,06 16,67 0,70
III 0,09 11,12 0,35
IV 0,11 9,09 0,117
V 0,15 6,67 0,069
Laju Reaksi Enzimatis (1/V0) terhadap Konsentrasi Substrat
(1/[S])
18
16
14 y = -2.8794x + 11.438
12 R² = 0.466
10
1/V0
Hubungan
8 antara
1/[S] dan
Y-Values
6
1/V0
4
2 Linear
(Hubungan
Linear (Y-Values)
0 antara
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 1/[S] dan
1/V0
1/[S]
Sedangkan titik potong pada sumbu 1/[S] adalah 1/KM, yaitu harga saat y = 0,
sehingga:
y = -2,8794x + 11,438
0 = -2,8794x + 11,438
2,8794 x = 11,438
x = 3,972
Dengan demikian, -1/KM nilainya adalah 3,972. Maka harga KM adalah
1
− 𝐾 = = 3,972
𝑀
KM = = -0,252 mg/mL
Sehingga diperoleh harga Vmaks sebesar 0,142 μmol/menit dan harga KM sebesar
-0,252 mg/mL.
VII. SIMPULAN
Dari persamaan Lineweaver-Burk diperoleh harga Vmaks sebesar 0,142
μmol/menit dan harga KM sebesar -0,252 mg/mL.
DAFTAR PUSTAKA
Redhana, I Wayan., & Maryam, Siti. (2004). Buku Ajar Biokimia (Jilid 1).
Singaraja : IKIP Negeri Singaraja