Anda di halaman 1dari 10

Laporan

PRAKTIKUM BIOKIMIA
ENZIM
Dosen pengampu:
Dr. Sundari S.Pd,.M.Pd

Oleh
Samsul Bahri Hi Manaf
031018110078
V/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
BAGIAN IV

ENZIM

Percobaan 1

Hari/tanggal : Hari Sabtu, tanggal 04 Januari 2020

Waktu : 13.00/16.00

Tempat : Laboratorium MIPA, Universitas Khairun

A. Tujuan Praktikum
1. untuk mengetahui pH saliva, 2) untuk mengetahui cara kerja saliva
2. untuk mengetahui pengaruh pH, suhu terhadap kerja katalase

B. Dasar teori

Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalisator dan berfungsi
untuk mengkatalis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada mahluk hidup.
Komponen makromolekul hampir semua enzim berupa proten kecuali ribozim yang tersusun
dari RNA yang berfungsi sebagai katalisator. Enzim dikelompokkan berdasarkan fungsinya
oleh perhimpunan ahli biokimia menjadi 6 kelompok yaitu oksidoreduktase, hidrolase, liase,
transferase, ligase, dan isomerase. Oksidoreduktase berperan untuk menambah dan memutus
atom H pada gugus kimia suatu molekul, kelompok transferase berperan dalam memindahkan
dan menambah H2O. Transferase berguna untuk memindahkan gugus fungsional. Liase
berperan untuk menambah H2O, NH3, dan CO2. pada ikatan rangkap, isomerase berperan
dalam pembentukan isomer dan yang terakhir kelompok ligase yang berperan dalam
penyatuan dua gugus kimia dengan bantuan energi dari ATP (Handito, 2014).
Kinerja suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu substrat, suhu, pH,
kofaktor dan inhibitor. Pada kondisi optimum, laju reaksi enzimatik akan bertambah seiring
bertambahnya konsentrasi enzim, sebaliknya laju reaksi dapat mencapai konstan bila jumlah
bertambah terus sampai melewati batas kemampuan enzim. pada kondisi optimum, laju
reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum sehingga diperoleh produk yang lebih banyak
(Ilmi, 2013).
Beberapa jenis enzim dibutuhukan untuk merombak karbohidrat, protein dan lemak,
seperti enzim protease yang digunakan untuk merombak protein, enzim lipase yang
digunakan untuk merombak lemak, dan enzim amilase yang digunakan oleh karbohidrat
untuk memecah pasti. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan oleh hewan dan
tumbuhan. Untuk mengetahui karakteristik enzim amilase dapat diketahui melalui percobaan
untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase , pengaruh konsentrasi
substrat serta temperatur terhadap aktivitas enzim amilase (Bahri, 2012).
Amilase merupakan salah satu enzim yang sering digunakan di dalam bidang industri.
Amilase adalah enzim yang mempunyai kemampuan untuk menghidrolisis pati, amilosa
dapat menghidrolisis pati untuk menghasilkan produk bervariasi seperti maltosa, dekstrim,
dan terutama molekul glukosa sebagai unit terkecil. Enzim amilase dapat berasal dari
berbagai sumber yaitu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Pada mikroorganisme
merupakan salah satu sumber enzim yang sangat menguntungkan karena pertumbuhannya
lebih cepat dari pada hewan dan manusia (Novitasari, 2014).
Umumnya suhu kritis enzim enzim terletak antara 50°C sampai  60°C. Hal ini
berpengaruh pada struktur dan kreativitas enzim yang sama optimum pada suhu dimana suhu
tubuh saya mempunyai suhu optimalnya (Srajjudin, 2011).
METODE PRATIKUM

A. Saliva
Alat Dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Pelat tetes
3. Rak tabung
4. Corong
5. Kertas saring
6. Reagen Benedict, Lugol
7. Indikator universal dan kertas saring
8. Tepung

Cara kerja :

1. Cara mendapatkan saliva: Kumurlah dengan air bersih, lalu kunyahlah karet bersih.
Tamping air liur dan saringlah dengan kertas saring, tamping sebanyak minimal 6 ml 2. Uji
pH saliva dengan cara meneteskan 3 tetes saliva pada pelat tetes lalu ujilah pHnya dengan
indicator universal, catat pHnya 3. Cara kerja saliva: buatlah larutan tepung, letakkan larutan
tepung pada 6 pelat tetes bagilah menjadi: 4. 2 pelat tetes tambah dengan lugol, amati warna
yang terjadi! 5. 4 pelat tetes tambah dengan saliva dan aduk sampai 5 menit kemudian 2
pelat tetes tambah dengan lugol amati warna yang terjadi! 2 pelat tetes tambah benedict
amati perubahan warna yang terjadi!

B. Katalase
Alat Dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Bekergelas
3. Pengaduk
4. Belender
5. Kaki tiga
6. Lampu sepertus
7. Kasa
8. Ekstra hati ayam segar
9. HCl encer
10. NaOH encer
11. H2O2 5%
12. Korek
13. Lidi panjang
Cara kerja :

1. Siapkan sumber katalase dari ekstrak hati ayam 2. Isikan ekstrak hati pada 4 tabung reaksi
masing-masing 5 cc 3. Tabung 1 tambah dengan 3-5 tetes H2O2 5% segera tutup mulut
tabung reaksi dengan ibu jari amati yang terjadi dan masukkan bara api pada tabung reaksi
apa yang terjadi 4. Tabung 2 tambah dengan 3 -5 tetes HCl encer kocok pelan kemudian
tambah dengan 3-5 tetes H2O2 5% segera tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari amati
yang terjadi dan masukkan bara api pada tabung reaksi apa yang terjadi 5. Tabung 3 tambah
dengan 3-5 tetes NaOH encer kocok pelan kemudian tambah dengan 3- 5 tetes H2O2 5%
segera tutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari amati yang terjadi dan masukkan bara api
pada tabung reaksi apa yang terjadi 6. Tabung 4 panaskan tabung dalam penangas air
mendidih selama 3 menit tambah dengan 3-5 tetes H2O2 5% segera tutup mulut tabung
reaksi dengan ibu jari amati yang terjadi dan masukkan bara api pada tabung reaksi apa yang
terjadi 7. Catat hasil percobaan dalam table pengamatan 8. Buat kesimpulan dari hasil kerja
saudara!

C. Protase

Cara kerja :

1. Sediakan bahan protease dari getah pepaya segar tampung dalam botol dan simpan 2.
Sediakan bahan protease dari ekstrak buah nanas segar 3. Sediakan rebusan purih
telur porong bentuk kubus kecil sebanyak 12 buah timbang beratnya masing masing
4. Rendam potongan putih telur dalam ektrak nanas selama 30 menit dan timbang
beratnya 5. Lakukan hal sama untuk getah pepaya
HASIL PENGAMATAN

A. Saliva

No Nama larutan yang di Pengamatan keterangan


uji
1 Saliva + amylum + Terjadi perubahan warna
betadin setelah diberi betdin
sebelumnya warna putih
setelah ditambahkan betadin
berwarna biru mudah

2 Saliva + benedik Terjadi perubahan warna


sebelumnya warna putih
setelah ditambahkan benedik
berubah berwarna unggu

B. Katalase

No Nama larutan yang di Pengamatan Keterangan


uji
1 Hati ayam + H2O2 5 Setelah di campurkan hati
tetes ayam dengan H2O2 5 tetes di
dalam tabung reaksi
kemudian bakar lidi dan
masukan kedalam tabung
reaksi yang berisi hati ayam
tersebut maka hasilnya api
yang dimasukan tdi mati
2 Hati ayam + NaOH2 Setelah di campurkan hati
ayam dengan H2O2 5 tetes di
dalam tabung reaksi
kemudian bakar lidi dan
masukan kedalam tabung
reaksi yang berisi hati ayam
tersebut maka hasilnya api
yang dimasukan tdi menyala
3 Hati ayam + HCl Setelah di campurkan hati
ayam dengan H2O2 5 tetes di
dalam tabung reaksi
kemudian bakar lidi dan
masukan kedalam tabung
reaksi yang berisi hati ayam
tersebut maka hasilnya api
yang dimasukan tdi mati

C. Protease

No Nama larutan yang di Pengaamatan Keterangan


uji
1 1 gram telur + geta Sebelum di campur
pepaya dengan geta pepaya telur
tersebut beratnya 1 gram
setelah di campur di
diamkan selama 2 jam dan
hasilnya telur tersebut
beruba beratnya menjadi
1,1
2 1 gram telur + ekstrak Sebelum di campur
nanas dengan geta pepaya telur
tersebut beratnya 1 gram
setelah di campur di
diamkan selama 2 jam dan
hasilnya telur tersebut
beruba beratnya menjadi
0,9
PEMBAHASAN

Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalisator dan berfungsi untuk
mengkatalis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada mahluk hidup. Menurut Bahri
(2012) beberapa jenis enzim dibutuhkan untuk merombak karbohidrat, lemak dan protein
atau molekul organik lainnya. Karbohidrat mengandung pati yang akan dipecah oleh enzim
amilase. Enzim amilase salah satunya terdapat pada air liur manusia yang juga merupakan
awal proses pencernaan. Kinerja suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
substrat, suhu, pH, kofaktor, dan inhibitor. Pada kondisi optimumnya laju reaksi akan
berlangsung cepat sehingga diperoleh produk yang lebih banyak. Penelitian enzim dapat
dilakukan dengan pengujian aktivitas enzim berdasarkan waktu dan mengamati pengaruh pH
terhadap aktivitas enzim.
Percobaan pertama yaitu menguji aktivitas enzim amilase air liur yang dilakukan untuk
mengamati dan mengetahui kemampuan minimal enzim amilase memecah pati persatuan
waktu. Pada pengujian ini menggunakan suhu pemanasan sebesar 38°C. Berdasarkan hasil
pengamatan pada waktu 10 menit pertama tidak terjadi perubahan warna, pada 15 menit
pertama mulai terjadi sedikit perubahan warna yaitu  dari warna bening menjadi agak keruh
pada beberapa tabung. Pada menit ke 20 dan 25 menit pertama terjadi perubahan warna
menjadi keruh pada semua tabung reaksi, pada menit ke 30 beberapa tabung seperti tabung
1,4,6, dan 7 berwarna putih keruh sedangkan yang lainnya tetap berwarna keruh. Dan setelah
ditambahkan 2 sampai 3 tetes larutan iodium semua tabung reaksi berwarna biru. Menurut
Bahri (2012) menyatakan bahwa amilum dapat terhidrolisis menjadi dekstrin dan
oligosakarida oleh eran enzim amilase air liur, yang mampu membuat pati terhidrolisis
menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang glikosadat a,1,4. Amilum dan
dekstrin yang molekulnya masih besar bila dicampurkan dengan iodium akan memberi warna
biru, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan pada semua tabung reaksi. Pada tabung 1,4,6,
dan 7 pada menit ke 30 berwarna putih keruh kemudian saat dicampurkan dengan iodium
berubah menjadi warna biru yang menunjukkan bahwa amilum terhidrolisis menjadi
amilodekstrin karena amilum belum terhidrolisis sempurna oleh enzim amilase. Hal ini juga
berlaku pada tabung reaksi lainnya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan tidak
sempurnanya hidrolisis amilum yaitu konsentrasi enzim berkurang setelah melalui
pengenceran yang dilakukan berulang kali serta disebabkan pula oleh tahap pemanasan yang
bukan pada suhu optimumnya yaitu pada 30°C akan tetapi dilakukan ada suhu 38°C, hal ini
dapat mengakibatkan enzim menjadi inaktif.
Percobaan kedua yaitu untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim.
menurut Fauzi (2012) enzim amilase saliva atau air liur memiliki pH optimum yaitu pada pH
7, karena pada pH ini diperoleh aktivitas enzim yang tinggi. Pada umumnya, kecepatan reaksi
enzimatik meningkat hingga mencapai pH optimum dan akan menurun setelah pH lebih besar
dari pH optimal. Berdasarkan hasil pengamatan pada H 5 terdapat sedikit aktivitas enzim
yang ditandai dengan warna biru pekat, hal ini diakibatkan karena pH yang digunakan hampir
,mendekati pH inaktif dari enzim air liur yaitu pada pH 4,0. Hal ini juga berlaku pada pH 5.6,
6.2, dan 6.6 yang menghasilkan warna kuning pudar dan menghasilkan reaksi negatif stau
sedikit bereaksi. Sedangkan pada Ph  7, 7.4, dan 8.0 menghasilkan warna coklat yang
menunjukkan bahwa enzim amilase pada air liur bekerja menghidrolisis pati menjadi produk
yang terdiri dari glukosa dan maltosa. Ada pH ini sudah dinyatakan tidak adanya karbohidrat
karena telah terhidrolisis oleh enzim amilase yang dapat dilihat dari tidak adanya warna biru
kehitaman ataupun merah keunguan ketika ditambahkan larutan iodium. Kerja enzim pada
pH ini memerlihatkan bahwa enzim amilase berada pada kondisi 3 dimensi yang tepat
sehingga dapat mengidrolisis karbohidrat dari larutan pati dengan sangat cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Girindra. A. 1986. Enzim dalam Biokimia 1. Jakarta: Gramedia.

Kidd, B. 1992. Dasar-dasar karies penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC.

Lehninger. 1990.  Dasar – dasar biokimia, jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta..

Page,D.S. 1989. Prinsip – prinsip biokimia. Edisi ke – 2. Erlangga. Jakarta.

Poedjiadi, A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai