ANALISIS ENZIM
DISUSUN OLEH :
NIM : 1948201021
2020
A. Tujuan
1. Memahami konsep dasar reaksi biokimia dalam tubuh
2. Mengetahui sifat enzim katalase
B. Dasar Teori
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam
reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang
dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu
sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah
protein.Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang
sangat luas (Suhtanry, 1985).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat
penting dalam aktivitas biologis. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan hasil akhir reaksinya (campbell, 2000).
Sebagai mana protein pada umumnya, molekul enzim juga mempunyai
struktur tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja yang
mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis struktur
tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak
terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).
Secara dingkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1992):
1. Berfungsi sebagi biokatalisator
2. Merupakan suatu protein
3. Bersifat khusus atau spesifik
4. Merupakan suatu koloid
5. Jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
6. Tidak tahan panas
Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam
maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu.
Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi
tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi,
sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).
Enzim-enzim hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat
molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkandalam air, maka akan menjadi
suatu koloid Beberapa enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah
substrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir
menjadi substrat jika kondisi lingkungan berubah. dari golongan protease dan urase
serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro, 1992).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah
(Dwidjoseputro, 1992) :
1. Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu,
karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan
kecepatan enzim berkurang.
2. pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya
berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi
denaturasi protein.
3. Kosentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
4. Kosentrasi Subtrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi
kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
5. Zat-Zat Penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan
substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan. Dalam banyak sistem
akibat suhu tes reaksi enzim adalah mirip dengan tabiat bahwa laju reaksi
meningkat dengan kenaikan suhu dan akhirnya enzim kehilangan semua
aktivitas jika protein menjadi rusak akibat panas. Banyk enzim berfungsi
optimal dalam batas-batas suhu antara 25-370C. Akibat dari pH terhadap suatu
reaksi enzim menjadi rumit oleh beberapa factor yang dapat saling bersaing.
Laju rekasi berkurang di kedua sisi pH optimum untuk setiap kombinasi dari
tiga alasan yang mungkin (Page, 1989) :
Protein enzim dapat mengalami denaturasi akibat pH ektrem tinggi
atau rendah.
Protein enzim dapat memerlukan gugus-gugus asam amino yang
terionisasi pada rantai samping yang mungkin aktif hanya pada suatu
keadaan ionisasi
Substrat dapat diperoleh atau kehilangan proton dan reaktif dalam
hanya satu bentuk muatan.
Keterangan :
Gelembung
+++ = Gelembung Banyak
++ = Gelembung Sedang
+ = Gelembung sedikit
_ = Tidak ada gelembung
Bara Api
++ = Nyala Api Besar
+ = Nyala api kecil
_ = Padam/ Mati
Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh
sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia
tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut : 2H2O2 à 2H2O + O2.
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan
dengan menggunakan hati ayam, jantung ayam, dan ekstrak kentang. Hati
ayam digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan
jantung ayam kemudian dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi
perlakuan adalah sebagai berikut :
a) Pada ekstrak hati ayam mentah yang ditambahkan senyawa H2O2 tanpa
dipanaskan, tanpa didinginkan, dan tanpa penambahan asam maupun
basa, dihasilkan gelmbung banyak dan bara api yang dimasukan
menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam hati yang masih
segar tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga menghasilkan
lebih banyak enzim katalase. Enzim katalase ini kemudian
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
Dengan gelembung-gelembung udara dalam kategori banyak sekali
yang dapat membuat bara api kecil menunjukkan bahwa enzim
tersebut telah memecah senyawa H2O2 menjadi oksigen, karena bara
api semakin besar dikarenakan adanya oksigen. Sedangkan pada ektrak
hati ayam matang yang ditambahakn senyawa H2O2 tidak
menghasilkan gelembung Hal ini disebabkan protein yang terdapat
pada enzim katalase telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2, dan ketika dimasukan bara lidi menunjukan
tidak adanya bara api.
b) Pada ekstrak hati ayam mentah yang dipanaskan pada suhu 400 C dan
ditambahkan 5 tetes H2O2 , menghasilkan gelembung banyak dan bara
api yang dimasukan menyala. Hal tersebut disebabkan karena enzim
katalase akan rusak pada suhu tinggi, namun karena jumlah enzim
katalase yang terdapat didalam hati ayam cukup banyak, sehingga
enzim katalase masih dapat bekerja pada suhu tinggi , walaupun hanya
sebagian yang mengalami kerusakan , sehingga penguraian
H2O2 menjadi H2O dan O2 sempurna dan O2 yang dihasilkan juga
lebih banyak. Sedangkan pada ektrak hati ayam matang tidak
menghasilakan gelembung dan bara api tidak menyala Hal ini
disebabkan protein yang terdapat pada enzim katalase telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
c) Pada ekstrak hati ayam mentah yang didinginkan dengan es batu dan
ditambahkan 5 tetes H2O2 menghasilkan gelembung banyak dan bara
api yang dimasukan menyala. Hal tersebut disebabkan karena enzim
katalase tidak aktif apabila bekerja pada suhu 0 0C atau lebih rendah
lagi, sehingga penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2 tidak sempurna
dan O2 yang dihasilkan juga tidak banyak. Walaupun terdapat busa,
namun udara yang dihasilkan dari busa tersebut mempunyai suhu
rendah sehingga bara api yang dimasukan akan padam. Sedangkan
pada ektrak hati ayam matang tidak menghasilakan gelembung dan
bara api tidak menyala Hal ini disebabkan protein yang terdapat pada
enzim katalase telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2. Sedangkan pada ektrak hati ayam matang
tidak menghasilakan gelembung dan bara api tidak menyala Hal ini
disebabkan protein yang terdapat pada enzim katalase telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
d) Pada ekstrak hati ayam mentah yang ditambahkan 5 tetes HCl dan 3
tetes H2O2 menghasilkan tidak ada gelmbung dan bara api yang
dimasukan tidak menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim
katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa
H2O2 menjadi H2O dan O2. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya
denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim
yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang (Diah,2006).
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCl
yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam.
Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim,
sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja
pada pH netral. Sedangkan pada ektrak hati ayam matang tidak
menghasilakan gelembung dan bara api tidak menyala Hal ini
disebabkan protein yang terdapat pada enzim katalase telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Pada
ekstrak hati ayam mentah yang ditambahkan 5 tetes NaOH dan 3
tetes H2O2 menghasilkan gelembung banyak dan bara api yang
dimasukan menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati bekerja, karena dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O
dan O2. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH
yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat
keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga
kondisi basa tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH
netral. Sedangkan pada ektrak hati ayam matang tidak menghasilakan
gelembung dan bara api tidak menyala Hal ini disebabkan protein yang
terdapat pada enzim katalase telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Pada ekstrak hati ayam
mentah yang ditambahkan 5 tetes NaOH dan 3
tetes H2O2 menghasilkan gelembung banyak dan bara api yang
dimasukan menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati bekerja, karena dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O
dan O2. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH
yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat
keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga
kondisi basa tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH
netral. Sedangkan pada ektrak hati ayam matang tidak menghasilakan
gelembung dan bara api tidak menyala Hal ini disebabkan protein yang
terdapat pada enzim katalase telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
e) Pada ekstrak hati ayam mentah yang ditambahkan 5 tetes NaOH dan 3
tetes H2O2 menghasilkan gelembung banyak dan bara api yang
dimasukan menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase
dalam hati bekerja, karena dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O
dan O2. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH
yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat
keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga
kondisi basa tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH
netral. Sedangkan pada ektrak hati ayam matang tidak menghasilakan
gelembung dan bara api tidak menyala Hal ini disebabkan protein yang
terdapat pada enzim katalase telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
Ekstrak Kentang Mentah dan Matang
a) Pada ekstrak kentang mentah yang ditambahkan senyawa
H2O2 tanpa dipanaskan, tanpa didingimkan, dan tanpa penambahan
asam maupun basa, dihasilkan gelembung sedikit dan bara api
yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut menyimpang dari
fakta bahwa umbi kentang mengandung enzim katalase.
Penyimpangan tersebut kemungkinan terjadi karena beberapa
faktor, diantaranya :
1. Tidak sterilnya tabung reaksi atau alat lain yang kemungkinan
masih mengandung sisa senyawa asam atau basa dari
percobaan.
2. Rusaknya kandungan enzim dari umbi itu sendiri.
3. sehingga penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2 yang
dilakukan oleh enzim katalase kurang maksimal dan O 2 yang
dihasilkan juga sidikit.
Pada ekstrak kentang matang yang ditambahkan senyawa
H2O2 tidak menghasilkan gelembung dan bara api tidak menyala
b) Pada ekstrak kentang mentah yang dipanaskan pada suhu 40 0C dan
ditambahkan 5 tetes H2O2 , menghasilkan gelmbung banyak dan
bara api yang dimasukan sedikit menyala. Hal tersebut disebabkan
karena enzim katalase akan rusak pada suhu tinggi, yang dimana
jumlah kandungan enzim katalase yang terdapat didalam kentang
tidak terlalu banyak seperti yang terdapat dalam hati ayam,
sehimgga enzim katalase yang masih tersisa masih dapat bekerja
pada suhu tinggi dan hanya sebagian yang mengalami
kerusakan,sehingga penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2 kurang
sempurna dan O2 yang dihasilkan juga lebih sedikit.
c) Pada ekstrak kentang yang didinginkan dengan es batu dan
ditambahkan 5 tetes H2O2 menghasilkan gelembung sedikit dan
bara api yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut disebabkan
karena enzim katalase tidak aktif apabila bekerja pada suhu 0 0C
atau lebih rendah lagi. Walaupun penguraian H2O2 menjadi
H2O dan O2 sempurna dan O2 yang dihasilkan cukup banyak,
namun O2 tersebut memiliki suhu yang rendah, sehingga bara api
yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa
enzim katalase dalam hati masih bekerja, karena berhasil
dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O dan O2. Hasil dari
perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak rusak
dalam suhu rendah. Pada suhu rendah enzim hanya mengalami
inaktif, dengan kata lain enzim akan bekerja kembali ketika telah
mencapai suhu yang sesuai dan bertemu dengan substrat yang
cocok (karena enzim bekerja secara spesifik).
d) Pada ekstrak kentang mentah yang ditambahkan 5 tetes NaOH dan
3 tetes H2O2 menghasilkan gelmbung banyak dan bara api yang
dimasukan menyala. Hal tersebut disebabkan oleh kinerja enzim
katalase yang kurang maksimal jika ditambahkan dengan senyawa
yang memiliki pH tinggi, sehingga tidak sesuai dengan pH optimal
enzim katalase yang bekerja, yang dimana senyawa NaOH
merupakan basa kuat yang memiliki pH tinggi (pH > 7), sehingga
penguraian H2O2 menjadi H2 dan O2 sempurna dan O2 yang
dihasilkan juga lebih banyak mengadung H2O, sehingga bara api
tidak dapat manyala.
e) Pada ekstrak kentang mentah yang ditambahkan 5 tetes HCl dan 3
tetes H2O2 menghasilkan gelembung sedang dan bara api yang
dimasukan tidak menyala. Hal tersebut disebabkan oleh kinerja
enzim katalase kurang maksimal jika ditambahkan dengan
senyawa yang memiliki pH rendah, sehingga tidak sesuai dengan
pH optimal enzim katalase yang bekerja, yang di mana HCl
merupakan asam kuat yang memiliki pH rendah dengan pH sekitar
1 sampai 2 (pH < 7), sehingga penguraian H 2O2 menjadi H2O dan
O2 sempurna dan O2 yang dihasilkan juga lebih banyak
mengadung H2O, sehingga bara api tidak dapat manyala.
H. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/35892085/Praktikum_Biologi_Kerja_Enzim_Katal
ase_Pada_Hati_Ayam
I. Lampiran