Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM VIRTUAL FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI KERJA ENZIM

Disusun oleh :

Achmad Baihaqi Nurarsyah

(XII MIPA 6 / 01)

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 KOTA MOJOKERTO
Jl. Raya Ijen no 9 Telp. ( 0321 ) 321505
Kota Mojokerto
2021
A. PENDAHULUAN

Salah satu satu produk dari metabolisme sel adalah hidrogen peroksida
(H2O2), suatu senyawa bersifat racun yang tidak bisa dihilangkan begitu saja
dari sel. Untuk itu H2O2 harus segera diuraikan agar tidak membahayakan sel.
Katalase merupakan enzim yang terdapat di dalam sel yang mampu
mempercepat penguraian hidrogen peroksida menjadi air (H 2O) dan oksigen
(O2).

2H2O2--------katalase--------------> 2H2O + O2

Katalase berperan sebagai biokatalisator, sedangkan hidrogen peroksida


adalah substrat bagi katalase. Katalis merupakan senyawa yang mampu
meningkatkan kecepatan suatu reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi
suatu reaksi kimia tanpa terlibat dalam reaksi itu sendiri. Dalam suatu reaksi,
jumlah atau konsentrasi katalisator sangat menentukan kecepatan reaksi.
Demikian pula sebaliknya, jumlah substrat akan berpengaruh terhadap
kecepatan kerja katalis.
Semua reaksi di dalam tubuh makhluk hidup terjadi dengan bantuan
katalisator. Sintesis protein di dalam sel hidup diantaranya bertujuan untuk
membentuk enzim. Karenanya sebagai protein, enzim juga sangat sensitif
terhadap berbagai perubahan lingkungan seperti pH dan temperatur. Ketika
konformasi enzim mengalami perubahan yang berarti akibat perubahan pH atau
temperatur, enzim tidak mampu lagi berperan sebagai katalis. Enzim dikatakan
mengalami denaturasi ketika bentuknya mengalami perubahan fungsional.
Agar dapat bereaksi, substrat harus menempel pada sisi aktif enzim.
Molekul lain yang memiliki bentuk seperti substrat dapat bersaing dengan
substrat untuk menempati sisi aktif enzim. Apabila ini terjadi maka enzim tidak
bisa melakukan tugasnya sebagai katalisator bagi substrat. Molekul
penghambat ini disebut sebagai inhibitor.
Molekul penghambat kerja enzim tidak selalu bersaing dengan substrat
memperebutkan sisi aktif. Ada juga molekul penghambat yang menempel
bukan pada sisi aktif enzim. Molekul ini adalah inhibitor nonkompetitif.
Meskipun tidak menempel di sisi aktif, keberadaannya dapat mengubah bentuk
sisi aktif yang menyebabkan substrat gagal berikatan dengan enzim.

B. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Membuktikan pengaruh jumlah enzim terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2.
2. Membuktikan pengaruh jumlah substrat terhadap jalannya reaksi
penguraian H2O2.
3. Membuktikan pengaruh pH terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2.
4. Membuktikan pengaruh suhu terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2.
5. Membuktikan pengaruh inhibitor terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh jumlah enzim terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2 ?
2. Bagaimana pengaruh jumlah substrat terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2 ?
3. Bagaimana pengaruh pH terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2?
4. Bagaimana pengaruh suhu terhadap jalannya reaksi penguraian H 2O2 ?
5. Bagaimana pengaruh inhibitor terhadap jalannya reaksi penguraian H 2O2 ?

D. HIPOTESIS
1. Jumlah enzim berpengaruh terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
dengan meningkatkan aktivitas enzim dan mempercepat jalannya reaksi
namun dapat juga memperlama reaksi.
2. Jumlah substrat berpengaruh terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2 dengan mempercepat jalannya reaksi dan memperbesar aktivitas
enzim.
3. pH atau keasaman berpengaruh terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2 dengan pemberian HCl ataupun NaOH mampu menghambat
aktivitas enzim.
4. Suhu berpengaruh terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2 dengan
mempercepat reaksi pada rentang suhu tertentu tetapi juga dapat merusak
enzim jika berada di luar rentang suhu tersebut.
5. Inhibitor atau penghambat berpengaruh terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2 yaitu dengan menghambat jalannya reaksi enzim.

E. VARIABEL PENELITIAN
1. Membuktikan pengaruh jumlah enzim terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2
a. Variabel bebas : Volume hati ayam
b. Variabel terikat : Banyak gelembung, nyala bara api
c. Variabel kontrol : Suhu, pH, jumlah tetesan substrat, hati ayam, jenis
substrat
2. Membuktikan pengaruh jumlah substrat terhadap jalannya reaksi
penguraian H2O2
a. Variabel bebas : Jumlah tetesan substrat
b. Variabel terikat : Banyak gelembung, nyala bara api
c. Variabel kontrol : Suhu, pH, hati ayam, jenis substrat, volume hati
ayam
3. Membuktikan pengaruh pH terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
a. Variabel bebas : pH
b. Variabel terikat : Banyak gelembung, nyala bara api
c. Variabel kontrol : Suhu, jumlah tetesan substrat, hati ayam, jenis
substrat, volume hati ayam
4. Membuktikan pengaruh suhu terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
a. Variabel bebas : Suhu
b. Variabel terikat : Banyak gelembung, nyala bara api
c. Variabel kontrol : pH, jumlah tetesan substrat, hati ayam, jenis
substrat, volume hati ayam
5. Membuktikan pengaruh inhibitor terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
a. Variabel bebas : CN
b. Variabel terikat : Banyak gelembung, nyala bara api
c. Variabel kontrol : Suhu, pH, jumlah tetesan substrat, hati ayam, jenis
substrat, volume hati ayam

F. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Stopwatch
Bahan
1. Ekstrak hati ayam
2. Larutan H2O2
3. Larutan HCl
4. Larutan NaOH
5. Larutan CN
6. Lidi

G.CARA KERJA
1. Mengunjungi situs uji katalase lab maya kemendikbud, yaitu
https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Konten/VirtualLab/33
2. Membuktikan pengaruh jumlah enzim terhadap jalannya reaksi penguraian
H2O2
a. Siapkan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan ekstrak hati ayam
sebanyak 0 mL, 1 mL, dan 2 mL secara berurutan.
b. Mengatur suhu dan pH ekstrak hati ayam berada pada 25oC dan pH =
7 pada masing-masing tabung reaksi.
c. Siapkan substrat H2O2 dengan menekan tombol H2O2 pada menu
tambahan senyawa.
d. Arahkan pipet tetes ke atas tabung ke-1 dan menekan karet pipet
sebanyak 1 kali sehingga meneteskan 1 tetes H2O2.
e. Amati gelembung-gelembung yang di keluarkan sesaat setelah
diberikan 1 tetes H2O2.
f. Siapkan batang lidi dengan menekan tombol cek kadang oksigen.
g. Arahkan batang lidi ke dalam tabung ke-1 tepat berada di atas
gelembung.
h. Amati nyala bara api pada lidi.
i. Ulangi hal yang sama pada langkah c-h pada tabung ke-2 dan tabung
ke-3.
3. Membuktikan pengaruh jumlah substrat terhadap jalannya reaksi
penguraian H2O2
a. Siapkan 4 tabung reaksi masing-masing diisi dengan ekstrak hati ayam
sebanyak 1 mL.
b. Mengatur suhu dan pH ekstrak hati ayam berada pada 25oC dan pH = 7
pada masing-masing tabung reaksi.
c. Siapkan substrat H2O2 dengan menekan tombol H2O2 pada menu
tambahan senyawa.
d. Arahkan pipet tetes ke atas tabung ke-1 dan menekan karet pipet
sebanyak 1 kali sehingga meneteskan 1 tetes H2O2.
e. Amati gelembung-gelembung yang di keluarkan.
f. Siapkan batang lidi dengan menekan tombol cek kadang oksigen.
g. Arahkan batang lidi ke dalam tabung ke-1 tepat berada di atas
gelembung.
h. Amati nyala bara api pada lidi.
i. Ulangi hal yang sama pada langkah c-h. Pada tabung ke-2 dengan
memberikan 2 tetes H2O2, tabung ke-3 dengan memberikan 3 tetes
H2O2, dan tabung ke-4 tidak diberikan tetesan H2O2.
4. Membuktikan pengaruh pH terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
a. Siapkan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan ekstrak hati ayam
sebanyak 1 mL.
b. Mengatur suhu ekstrak hati ayam berada pada 25oC pada masing-
masing tabung reaksi.
c. Siapkan larutan HCl dengan menekan tombol HCl pada menu tambahan
senyawa dan berikan 1 tetes HCl pada tabung ke-1 dengan menekan
karet pipet sebanyak 1 kali.
d. Siapkan substrat H2O2 dengan menekan tombol H2O2 pada menu
tambahan senyawa.
e. Arahkan pipet tetes ke atas tabung ke-1 dan menekan karet pipet
sebanyak 1 kali sehingga meneteskan 1 tetes H2O2.
f. Amati gelembung-gelembung yang di keluarkan sesaat setelah
diberikan 1 tetes H2O2.
g. Siapkan batang lidi dengan menekan tombol cek kadang oksigen.
h. Arahkan batang lidi ke dalam tabung ke-1 tepat berada di atas
gelembung.
i. Amati nyala bara api pada lidi.
j. Ulangi hal yang sama pada langkah c-i. Pada tabung ke-2 dengan
mengubah larutan HCl menjadi larutan NaOH sebanyak 1 tetes, tabung
ke-3 dengan tidak memberikan larutan HCl maupun larutan NaOH.
5. Membuktikan pengaruh suhu terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
a. Siapkan 6 tabung reaksi masing-masing diisi dengan ekstrak hati ayam
sebanyak 1 mL.
b. Memastikan pH ekstrak hati ayam berada pada 7 pada masing-masing
tabung reaksi.
c. Mengatur suhu ekstrak hati ayam menjadi 0oC dengan menggeser menu
suhu.
d. Siapkan substrat H2O2 dengan menekan tombol H2O2 pada menu
tambahan senyawa.
e. Arahkan pipet tetes ke atas tabung ke-1 dan menekan karet pipet
sebanyak 1 kali sehingga meneteskan 1 tetes H2O2.
f. Amati gelembung-gelembung yang di keluarkan sesaat setelah
diberikan 1 tetes H2O2.
g. Siapkan batang lidi dengan menekan tombol cek kadang oksigen.
h. Arahkan batang lidi ke dalam tabung ke-1 tepat berada di atas
gelembung.
i. Amati nyala bara api pada lidi.
j. Ulangi hal yang sama pada langkah c-i. Pada tabung ke-2 dengan
mengubah suhu menjadi 10oC, tabung ke-3 menjadi 25oC, tabung ke-4
menjadi 40oC, tabung ke-5 menjadi 60oC, tabung ke-6 menjadi 100oC.
6. Membuktikan pengaruh inhibitor terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2
a. Siapkan 2 tabung reaksi masing-masing diisi dengan ekstrak hati ayam
sebanyak 1 mL.
b. Mengatur suhu dan pH ekstrak hati ayam berada pada 25oC dan pH = 7
pada masing-masing tabung reaksi.
c. Siapkan larutan CN dengan menekan tombol CN pada menu tambahan
senyawa dan berikan 1 tetes CN pada tabung ke-1 dengan menekan
karet pipet sebanyak 1 kali sedangkan pada tabung ke-2 tidak diberikan
larutan CN.
d. Siapkan substrat H2O2 dengan menekan tombol H2O2 pada menu
tambahan senyawa.
e. Arahkan pipet tetes ke atas tabung ke-1 dan menekan karet pipet
sebanyak 1 kali sehingga meneteskan 1 tetes H2O2.
f. Amati gelembung-gelembung yang di keluarkan sesaat setelah
diberikan 1 tetes H2O2.
g. Siapkan batang lidi dengan menekan tombol cek kadang oksigen.
h. Arahkan batang lidi ke dalam tabung ke-1 tepat berada di atas
gelembung.
i. Amati nyala bara api pada lidi.
j. Ulangi hal yang sama pada langkah d-i pada tabung ke-2.

H.DATA HASIL PENGAMATAN


1. Pengaruh jumlah enzim terhadap jalannya reaksi penguraian H 2O2
Tabung Perlakuan Gelembung*) Bara Lama
ke- Api**) Reaksi
1 0 mL ekstrak hati - - -
ayam + 1 tetes
H2O2
2 1 mL ekstrak hati ++ ++ 100 detik
ayam + 1 tetes
H2O2
3 2 mL ekstrak hati +++ ++ 80 detik
ayam + 1 tetes
H2O2

2. Pengaruh jumlah substrat terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2


Tabung Perlakuan Gelembung *) Bara Lama
ke- Api**) Reaksi
1 1 mL ekstrak hati ++ ++ 98 detik
ayam + 1 tetes
H2O2
2 1 mL ekstrak hati +++ ++ 110 detik
ayam + 2 tetes
H2O2
3 1 mL ekstrak hati +++ ++ 144 detik
ayam + 3 tetes
H2O2
4 1 mL ekstrak hati - - -
ayam + 0 tetes
H2O2

3. Pengaruh pH terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2


Tabung Perlakuan Gelembung*) Bara Api**)
ke-
1 1 mL ekstrak hati ayam + + +
1 tetes HCl + 1 tetes
H2O2
2 1 mL ekstrak hati ayam + + +
1 tetes NaOH + 1 tetes
H2O2
3 1 mL ekstrak hati ayam + ++ ++
1 tetes H2O2

4. Pengaruh suhu terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2


Tabung Perlakuan Gelembung*) Bara Lama
ke- Api**) Reaksi
1 1 mL ekstrak hati - - -
ayam + 1 tetes
H2O2 + suhu 0oC
2 1 mL ekstrak hati + ++ 108 detik
ayam + 1 tetes
H2O2 + suhu 10oC
3 1 mL ekstrak hati ++ ++ 96 detik
ayam + 1 tetes
H2O2 + suhu 25oC
4 1 mL ekstrak hati ++ ++ 86 detik
ayam + 1 tetes
H2O2 + suhu 40oC
5 1 mL ekstrak hati - - -
ayam + 1 tetes
H2O2 + suhu 60oC
6 1 mL ekstrak hati - - -
ayam + 1 tetes
H2O2 + suhu 100oC

5. Pengaruh inhibitor terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2


Tabung Perlakuan Gelembung*) Bara Api **)
ke-
1 1 mL ekstrak hati ayam + + +
1 tetes CN + 1 tetes H2O2
2 1 mL ekstrak hati ayam + ++ ++
1 tetes H2O2
I. ANALISA HASIL
1. Pengaruh jumlah enzim terhadap jalannya reaksi penguraian H 2O2.
Enzim katalase dalam ekstrak hati ayam memiliki peran sebagai
substrat dalam mengubah hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan
gas oksigen (O2). Pada 3 tabung reaksi tersebut diberikan 1 tetes H2O2
dengan volume ekstrak hati ayam yang berbeda-beda dan memberikan hasil
yang berbeda pula.
Pada tabung ke-1 tidak ada ekstrak hati ayam ketika ditetesi H2O2
dan tidak mengalami keluarnya gelembung-gelembung. Pada tabung ke-2
yang berisi 1 mL ekstrak hati ayam mampu mengeluarkan banyak
gelembung. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat aktivitas enzim dalam
mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2. Ketika diberikan lidi yang terbakar
juga dapat memberikan reaksi nyala terang menunjukkan banyaknya O2
dalam reaksi tersebut. Pada tabung ke-3 yang berisikan 2 mL ekstrak hati
ayam menghasilkan gelembung sangat banyak lebih banyak daripada
tabung ke-2. Dan ketika diberikan lidi yang terbakar juga dapat memberikan
reaksi nyala terang. Selain itu dapat bereaksi dengan waktu yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan tabung ke-2.
Hal ini mununjukkan bahwa konsentrasi enzim mampu
memperbesar aktivitas enzim dan juga mempercepat reaksinya. Ini
disebabkan oleh semakin banyaknya konsentrasi enzim maka ia mampu
untuk memperbesar aktivitas reaksi enzim dan juga mempercepat waktu
reaksi.
2. Pengaruh jumlah substrat terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2.
Pada setiap tabung yang berisikan 1 mL ekstrak hati ayam dengan
penambahan larutan H2O2 yang jumlahnya berbeda-beda pada setiap
tabungnya dapat memberikan hasil yang berbeda pula. Pada tabung ke-1
dengan 1 tetes H2O2 dapat menghasilkan banyak gelembung dan reaksi
nyala terang dengan waktu reaksi tercepat diantara tabung-tabung yang
lainnya. Pada tabung ke-2 dengan memberikan 2 tetes H2O2 dapat
menghasilkan gelembung yang sangat banyak dan juga reaksi nyala terang
pada lidi, akan tetapi memerlukan waktu yang sedikit lebih lama.
Sedangkan pada tabung ke-3 dengan 3 tetes H2O2 ia dapat memberikan hasil
gelembung yang sangat banyak dan juga reaksi nyala terang pada lidi sama
seperti tabung ke-2. Tetapi yang membedakan ialah memiliki waktu paling
lama untuk melakukan reaksi jika dibandingkan dengan tabung-tabung
lainnya. Terakhir pada tabung ke-4 karena tidak diberikan tetesan H2O2
maka tidak terjadi reaksi yang mampu menghasilkan gelembung.
Peningkatan konsentrasi substrat dapat meningkatkan aktivitas
enzim dalam bereaksi. Namun dalam peningkatan jumlah substrat yang
tidak didampingi dengan peningkatan kadar enzim akan menyebabkan
reaksi berjalan dalam waktu yang lebih lama. Hal ini dikarenakan banyak
substrat yang tersisa dan belum berikatan dengan enzim.
3. Pengaruh pH terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2.
Pada tabung ke-1 untuk membuat suasana asam diberikan 1 tetes
HCl menghasilkan gelembung namun sedikit dengan nyala bara api pada
lidi yang redup. Begitu pula pada tabung ke-2 dengan menambahkan 1 tetes
NaOH untuk memberikan suasana basa juga menghasilkan hasil yang sama
dengan sedikitnya jumlah gelembung yang ada dan reaksi nyala redup pada
lidi. Akan tetapi pada tabung ke-3 yang tidak diberikan HCL ataupun NaOH
dapat menghasilkan banyak gelembung dengan reaksi nyala terang pada
bara api.
Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase dapat bekerja secara
optimal pada pH tertentu. Ketika enzim katalase berada pada kondisi asam
maupun basa, maka enzim akan mengalami penurunan kinerja saat
berikatan dengan substrat atau bahkan dapat merusak enzim (Denaturasi)
ketika dalam kondisi yang terlalu asam atau basa. Maka enzim katalase ini
memiliki rentang pH yang optimum untuk melakukan tugasnya pada
rentang pH 7 atau netral.
4. Pengaruh suhu terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2.
Pada tabung ke-1 dengan suhu 0oC, tabung ke-5 dengan suhu 60oC,
dan tabung ke-6 dengan suhu 100oC tidak terjadi suatu reaksi dengan
mengeluarkan gelembung ataupun reaksi nyala bara api pada lidi. Akan
tetapi pada tabung ke-2 dengan suhu 10oC dapat menghasilkan sedikit
gelembung dan juga reaksi nyala terang pada lidi. Pada tabung ke-3 dengan
suhu 25oC menghasilkan banyak gelembung dan reaksi nyala terang dengan
waktu reaksi yang sedikit lebih cepat dibandingkan tabung ke-2. Sedangkan
pada tabung ke-4 dengan suhu 40oC dapat menghasilkan banyak gelembung
dan reaksi nyala terang sama seperti tabung ke-3 akan tetapi memiliki waktu
reaksi yang lebih cepat dibandingkan tabung-tabung sebelumnya.
Dari data ini kita dapat mengetahui bahwa enzim juga memiliki
rentang suhu optimal pada saat akan berikatan dengan substratnya. Ketidak
sesuaian suhu yang diberikan kepada enzim dapat mempengaruhi kerja
enzim menjadi tidak semestinya. Pemberian suhu terlalu rendah dapat
menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat dan mengalami
deaktivasi. Sedangkan pemberian suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan rusaknya enzim sehingga mengalami denaturasi.
Pada tabung ke-2 hingga tabung ke-4 terjadi peningkatan suhu yang
memberikan pengaruh terhadap aktivitas enzim. Terjadi peningkatan pada
jumlah gelembung, nyala bara api, hingga semakin cepatnya waktu reaksi.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas enzim pada rentang suhu optimalnya.
5. Pengaruh inhibitor terhadap jalannya reaksi penguraian H2O2.
Pada tabung ke-1 dengan penambahan 1 tetes CN menghasilkan
sedikit gelembung dan juga reaksi nyala redup dari bara api. Sedangkan
pada tabung ke-2 yang tidak diberikan larutan CN dapat menghasilkan
banyak gelembung dan juga reaksi nyala terang pada bara api.
Pemberian inhibitor atau penghambat berupa larutan sianida (CN)
ini menunjukkan bahwa inhibitor dapat mencegah terjadinya ikatan antara
enzim dan juga substrat. Pada saat inhibitor melakukan penghambatan
dengan cara memiliki bentuk yang mirip dengan substrat kemudian
mengikat sisi aktif enzim atau dengan mengikat sisi alosterik enzim
sehingga mencegah enzim berikatan dengan substrat. Sehingga inhibitor
dapat menghambat aktivitas enzim katalase meskipun kondisi lingkungan
mendukung sekalipun.

J. KESIMPULAN
1. Konsentrasi enzim mampu memperbesar aktivitas enzim dan juga
mempercepat laju reaksinya yang disebabkan oleh semakin banyaknya
konsentrasi enzim maka ia mampu untuk meningkatkan aktivitas reaksi
enzim dan juga mempercepat waktu reaksi.
2. Penambahan konsentrasi substrat dapat meningkatkan aktivitas enzim
dalam bereaksi. Namun dalam peningkatan jumlah substrat yang tidak
didampingi dengan peningkatan kadar enzim akan menyebabkan reaksi
berjalan dalam waktu yang lebih lama. Hal ini dikarenakan banyak substrat
yang tersisa dan belum berikatan dengan enzim.
3. Enzim katalase dapat bekerja secara optimal pada pH tertentu. Ketika enzim
katalase berada pada kondisi asam maupun basa, maka enzim akan
mengalami penurunan kinerja saat berikatan dengan substrat atau bahkan
dapat merusak enzim (Denaturasi) ketika dalam kondisi yang terlalu asam
atau basa. Maka enzim katalase ini memiliki rentang pH yang optimum
untuk melakukan tugasnya pada rentang pH 7 atau netral.
4. Perubahan suhu pada enzim memberikan pengaruh terhadap jalannya
reaksi katalase enzim berupa peningkatan aktivitas reaksi dan peningkatan
kecepatan laju reaksi pada enzim di rentang suhu tertentu. Namun
pemberian suhu terlalu rendah dapat menyebabkan enzim tidak dapat
mengikat substrat dan mengalami deaktivasi. Sedangkan pemberian suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim sehingga mengalami
denaturasi.
5. Pemberian inhibitor atau penghambat berupa larutan sianida (CN) ini
menunjukkan bahwa inhibitor dapat mencegah terjadinya ikatan antara
enzim dan juga substrat. Pada saat inhibitor melakukan penghambatan
dengan cara memiliki bentuk yang mirip dengan substrat kemudian
mengikat sisi aktif enzim atau dengan mengikat sisi alosterik enzim
sehingga mencegah enzim berikatan dengan substrat. Sehingga inhibitor
dapat menghambat aktivitas enzim katalase meskipun kondisi lingkungan
mendukung sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai