Anda di halaman 1dari 16

ENZIM

Meilia Putri-1212060075

Program Studi Pendidikan Biologi

ABSTRAK

Enzim adalah metabolisme yang berperan sebagai sebagai biokatalis dalam setiap reaksi yang
terjadi pada makhluk hidup. Aktifitas enzim yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
konsentrasi, suhu, maupun pH. Tujuan setelah melakukan percobaan ini mahasiswa
diharapkan mampu mengetahui kecepatan katalisis suatu enzim, mengetahui pengaruh suhu,
pH dankonsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim. Metode yang digunakan diantaranya Uji
Katalis, Uji Pengaruh Suhu, Uji Pengaruh pH, dan uji Konsentrat. Waktu pengerjaan
praktikum secara offline dilaksanakan Pada tanggal 30 Oktober 2023 di Lab Biologi Lanjut.
Hasil: Berdasarkan data tabel hasil praktikum pada uji katalis, tabung 1 yaitu kentang dan
hidrogen peroksida ditemukan adanya gelembung sedangkan pada tabung 2 dan tabung 3 yang
berisi kertas dan hidrogen peroksida serta kentang dan air tidak ditemukan adanya gelembung.
Pada uji katalis, tabung 1 yaitu kentang dan hidrogen peroksida ditemukan adanya gelembung
sedangkan pada tabung 2 dan tabung 3 yang berisi kertas dan hidrogen peroksida serta kentang
dan air tidak ditemukan adanya gelembung. Pada uji pengaruh suhu, pada tabung 1 tetap
ditemukan adanya gelembung baik dari suhu rendah maupum sampai suhu tinggi, sedangkan
pada tabung 2 dan tabung 3 tidak ditemukan adanya gelembung. Pada uji pengaruh pH, pada
bahan uji yang menggunakan NaOH ditemukan adanya sedikit gelembung, sedangkan pada
pH 7 ditemukan gelembung yang semakin banyak, dan pada pH 4 tidak ditemukan adanya
gelembung. Hal ini menunjukan bahwa pH berpengaruh terkadap aktivitas enzim dan Pada uji
konsentrat enzim, menunjukan bahwa pada konsentrat H2O2 5% menghasilkan gelembung
yang sedikit, pada konsentrat 20% menghasilkan gelembung yang lumayan banyak dan pada
konsentrat 30% menghasilkan gelembung yang sangat banyak.

Kata Kunci : Kentang, Kertas, Hidrogen Peroksida, Suhu, pH, Air.

PENDAHULUAN

A. Landasan Teori

Enzim adalah metabolisme yang berperan sebagai sebagai biokatalis dalam setiap
reaksi yang terjadi pada makhluk hidup. Aktifitas enzim yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti konsentrasi, suhu, maupun pH. Pada suhu yang sesuai enzim dapat bekerja secara optimal
dalam reaksi katabolisme dan anabolisme. Enzim merupakan protein. Maka dari itu, enzim
mempunyai sifat seperti protein. Antara lain bekerja pada suhu optimal, biasa nya pada suhu
kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan
pelarut organik. Selain itu, panas yang berlebihan mendenaturasi enzim dan mencegahnya
berfungsi secara normal. Enzim tidak mengarahkan reaksi, hanya mempercepat laju reaksi untuk
mencapai kesetimbangan. Enzim dapat memecah satu senyawa menjadi senyawa lain. Atau
sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu (Istia’nah, 2020: 15).

Selain itu ada ada pula konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat, konsentrasi enzim secara
langsung mempengaruhi laju reaksi enzim, dan laju reaksi meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi enzim. Selama konsentrasi enzim jauh lebih rendah daripada konsentrasi substrat,
laju reaksi akan meningkat secara linier. Ini biasanya terjadi dalam kondisi fisiologis. Kemudian
konsentrasi substrat, Laju reaksi enzimatik umumnya tergantung pada konsentrasi substrat. Laju
reaksi meningkat apabula konsentrasi substrat meningkat. Laju peningkatan reaksi ini akan
semakin kecil hingga tercapai suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi
substrat hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan reaksi. Yang kelima aktivator dan inhibitor,
beberapa enzim memerlukan aktivator untuk mengkatalisis reaksinya. Aktivator adalah senyawa
atauion yang dapat mempercepat reaksi enzimatis. Komposisi kimia enzim juga dikenal sebagai
kofaktor. Kofaktor ini dapat berupa ion anorganik seperti Zn, Fe, Ca, Mn, Cu, Mg, atau molekul
organik kompleks, yang disebut koenzim. Inhibitor adalah bahan kimia spesifik yang dapat
menghambat aktivitas enzim. Secara umum, inhibitor menyerang situs aktif enzim, yang
mencegah enzim mengikat substrat dan mengganggu fungsi katalitik enzim (Rahmadina, 2019:
88 - 90).

Amilase merupakan enzim pencernaan, terutama dilakukan oleh pankreas dan kelenjar ludah.
Fungsi utama dari enzim amilase adalah untuk memecah pati dalam makanan sehingga mereka
dapat digunakan oleh tubuh. Amilase juga disintesis dalam buah tanamanselama pematangan,
menyebabkan buah menjadi lebih manis. Enzim amilase banyakdigunakan dalam industri. Hal
ini digunakan dalamindustri pembuatan dan fermentasi bir untuk konversi pati menjadi gula
terfermentasi. Dalam industri tekstil, amilase digunakan dalam desain serat, dalam industri
deterjen amilase dicampur dengan enzim protease dan lipase sebagai penghilang noda pada
pakaian, dan dalam industri makanan amilase membuatsirup manis untuk mengurangi kandungan
diastase. Untuk mengganti tepung, makanan bayi,dan untuk menghilangkan pati dalam produksi
jeli (Ariandi, 2017: 74 - 75).

Enzim amilase saliva disekresikan oleh kelenjar ludah besar dari sistem eksokrin dalam
kondisi homeostatik dan dapat menghidrolisis polisakarida (pati) dan glikogen menjadi maltosa,
sementara dalam kondisi system adreno-medullary (SAM) akan teraktivasi untuk melepaskan
salivary alpha-amylase (SAA). Hal ini konsisten dengan peningkatan katekolamin plasma yang
mengaktivasi sistem saraf simpatis. Ini membuktikan bahwa perubahan jumlah SAA tergantung
pada rangsangan stress (Candra et al., 2020: 147-148).

B. Tujuan

Tujuan setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui


kecepatan katalisis suatu enzim, mengetahui pengaruh suhu, pH dan konsentrasi substrat
terhadap aktivitas enzim.

METODE

C. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai Enzim dilaksanakan pada hari Senin, 30 Oktober 2023 pada pukul
7.30-9.30 WIB secara offline di Lab Lanjut Pendidikan Biologi.

D. Alat dan Bahan


Tabel 1.1 Alat-Alat Yang Digunakan Praktikum Enzim
No. Nama Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Cawan Petri 1 buah
3. Penggaris 1 buah
4. Corkborer 1 buah
5. Waterbath 1 buah
6. Termometer 1 buah
7. Pipet tetes 1 buah

Tabel 1.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Praktikum Enzim

No. Nama Bahan Jumlah


1. Kentang Disesuaikan
2. Hydrogen Peroksida Disesuaikan
3. Akuades Disesuaikan
4. Burfer NaOH Disesuaikan
5. Burfer HCL Disesuaikan
6. Kertas Disesuaikan
E. Langkah Kerja
1. Uji Kecepatan Katalisis Hidrogen Peroksida
Potongan silinder kentang 1mm disiapkan dan diletakkan pada cawan Petri berisi
air. Tabung reaksi disiapkan 3 buah, tabung 1 dan 2 diisi hidrogen peroksida 20%

dan tabung 3 diisi akuades. Tabung diatur pada kondisi, pH 7 suhu 25°C.
Kentangdimasukan ke tabung 1 & 3. Potongan kertas dimasukan ke tabung 2 Dan
diamati.

2. Uji pengaruh suhu terhadap akhvitas enzim


Prosedur I diulangi dengan pH yang sama dan suhu berbeda. Diamanti jumlah
gelembung yang terbentuk. Semakin banyak berarti semakin cepat laju.

3. Uji PH terhadap aktivitas enzim


Prosedur diulangi dengan pH yang berbeda dan suhu 25°C. Diamati jumlah
gelembung yang terbentuk.

4. Uji pengaruh konsentrasi terhadap aktivitas enzim


Prosedur I diulang, dengan konsentrasi hydrogen peroksida yang berbeda. Diamati
jumlah gelembung yang terbentuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Tabel Pengamatan dan Pembahasan Enzim


1. Uji Katalis

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Uji Katalis Terhadap Enzim

Dokumentasi Jumlah
No. Bahan Uji Perlakuan
Sebelum Sesudah Gelembung
1. Tabung 1 Kentang

(Kentang) + (+) Sedikit

H2O2
2. Tabung 2 Kertas

(Kertas) + ( - ) Tidak ada

H2O2

3. Tabung 2 Kentang

(Kentang) + ( - ) Tidak Ada

Air

Pembahasan

Pada Uji katalis enzim yakni menggunakan 2 bahan dengan perlakuan yang berbeda. Pada
tabung reaksi 1 menggunakan kentang dan hidrogen peroksida, pada tabung 2 menggunakan kertas
dan hidrogen peroksida, dan pada tabung 3 menggunakan kentang dan air. Tujuan dari uji katalis
ini untuk menguji adanya katalis enzim pada substrat yang ditandai dengan adanya gelembung.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel menunjukan bahwa hanya pada tabung 1
ditemukan adanya gelembung setelah direaksikan dengan hidrogen peroksida (H2O2). Hal ini
selaras dengan yang dikatakan oleh (cappuccino dan sherman ,2001) yang menjelaskan bahwa
reaksi enzim katalase dengan senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya, ditandai dengan timbulnya gelembung. Peristiwa
tersebut menunjukan bahwa kentang memiliki enzim katalase yang hanya akan merombak
hidrogen peroksida (H2O2), sebab menurut (valko, 2007:44-84) Enzim katalase adalah salah satu
jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel – sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk
merombak Hidrogen Peroksida (H2O2) yang bersifat racun. Reaksi enzim katalase dengan
senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang
tidak berbahaya ditandai dengan timbulnya gelembung. Selanjutnya pada tabung 2 tidak terjadi
reaksi apapun dikarenakan kertas tidak memiliki enzim katalase dan bukan dari bagian organisme
makhluk hidup. Adapun pada tabung 3 sebagai kontorl, tidak ada reaksi sama sekali karena enzim
yang terdapat pada kentang akan bereaksi jika ada (H202).

2. Uji Pengaruh Suhu

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Uji Pengaruh Suhu Pada Suhu Rendah Terhadap Enzim
Dokumentasi Jumlah
No. Bahan Uji Es Batu Gelembung
Sebelum Sesudah
1.
Tabung 1 0o C
(+)
(Kentang) Sedikit
+
H2O2 (20%)

2. Tabung 2

Kertas (+)
+ Sedikit
H2O2 (20%)

3. Tabung 3

Kentang (-)
+ Tidak Ada
Air
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Uji Pengaruh Suhu Pada Suhu Ruangan Terhadap Enzim
Dokumentasi Jumlah
No. Bahan Uji Suhu Ruang Gelembung
Sebelum Sesudah
1.
Tabung 1 ± 29oC
(+++)
(Kentang) Banyak
+
H2O2 (20%)

2. Tabung 2

Kertas (-)
+ S
H2O2 (20%)

3. Tabung 3

Kentang (-)
+ Tidak Ada
Air

Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Uji Pengaruh Suhu Pada Suhu Sedang-Tinggi Terhadap
Enzim
Dokumentasi Jumlah
N Bahan Uji Suhu Gelembung
o Sebelum Sesudah
.
1.
Tabung 1 78oC
(+)
(Kentang) Sedikit
+
H2O2 (20%)
2. Tabung 2

Kertas (-)
+ Tidak Ada
H2O2 (20%)

3. Tabung 3

Kentang (-)
+ Tidak Ada
Air

4. Tabung 1 (+)
o Sedikit
41 C
(Kentang)
+
H2O2 (20%)

5. Tabung 2 (-)
Tidak Ada
Kertas
+
H2O2 (20%)

6. Tabung 3 (-)
Tidak Ada
Kentang
+
Air
7. Tabung 1 35oC (+)
Ada sedikit
(Kentang)
+
H2O2 (20%)

8. Tabung 2 (-)
Tidak ada
Kertas
+
H2O2 (20%)

9. Tabung 3 (-)
Tidak ada
Kentang
+
Air

Pembahasan
Pada percobaan uji Suhu ini sampel yang digunakan ialah potongan kentang yang di
campur dengan H2O2 dan potongan kertas yang dicampur dengan H2O2. Didapatkan hasil bahwa
tabung 1 yang suhunya berbeda menghasilkan gelembung dan hasil gelembung yang berbeda
setiap sampelnya. Perlu diketahui bahwa tabung 1 adalah kentang dan hydrogen peroksida (H2O2)
sehingga sangat jelas bahwa ada aktivitas enzim katalase.
Sedangkan pada tabung 2 dan 3 gelembung yang muncul pada suhu 60oC adalah uap air
karena mendidih. Hal ini membuktikan meski enzim pada suhu berapapun tetap masih bisa
bekerja. Hal ini sejalan dengan (Zulkarnaen & Chika P Faritzah, 2022, pp. 144-147) yang
menjelaskan bahwa suhu mempengaruhi aktivitas enzim yang dibuktikan dengan jumlah
gelembung yang muncul pada setiap suhu yang diuji. Namun, ada juga enzim yang masih
beraktivitas pada suhu kurang dari 0oC dan aktivitasnya hampir terhenti pada suhu 196oC.
Peningkatan suhu secara umum akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia enzim, tetapi kenaikan
suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan terjadinya denaturasi enzim. Dengan demikian hasil
pengamatan yang ada terbukti benar, namun yang membedakan hanya pada kecepatan dalam
mengkatalis hydrogen peroksida tersebut. Aktivitas enzim pada suhu ruang masih bekerja tetapi
tidak semak simal proses kerja di suhu optimal karena suhu dingin di bawah suhu normal
lingkungan pada proses kerja enzim laju reaksinya menurun.
Grafik Pengaruh Suhu

Grafik Hasil Pengamatan Pengaruh


Suhu Terhadap Enzim
4

0
Suhu Rendah Suhu Ruang Suhu Sedang Suhu Tinggi

Series 1

Gambar 1. Gerafik pengaruh suhu terhadap Enzim

3. Uji Pengaruh PH
Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Uji Pengaruh pH Terhadap Enzim

No Bahan Uji Sebelum Sesudah Jumlah


Gelembung
1 Kentang + NaOH (+)
+ H2O2 Sedikit

2 Kentang + pH 7 + (+++)
H2O2 Banyak
3 Kentang + pH 4 + (-)
H2O2 Tidak ada

Pembahasan
Uji ketiga adalah uji pH. Dimana dengan mengamati 3 buah tabung dengan perlakuan pH
yang berbeda. Tabung pertama berisi bahan uji kentang ditambahkan dengan NaOH dan H2O2.
Tabung kedua berisi bahan uji kentang ditambahkan dengan pH 7 dan H2O2. Tabung ketiga berisi
bahan uji kentang ditambahkan dengan pH 4 dan H2O2. Adapun parameter pengujian adalah ada
tidaknya gelembung yang muncul serta banyaknya gelembung.
Pada tabung 1, yaitu penambahan NaOH sebagai pH basa, ketika semua bahan uji direaksikan,
maka menghasilkan gelembung yang sedikit yang ditunjukkan pada gambar pertama pada tabel di
atas. Dalam hal ini, pH yang terlalu tinggi atau terlalu basa atau terlalu asam dapat menyebabkan
enzim menjadi terdenaturasi sehingga menyebabkan enzim menjadi tidak aktif (Inayah et al.,
2022). Selanjutnya pada tabung 2, yaitu pemberian pH 7, maka menghasilkan gelembung yang
banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa enzim bekerja optimal pada
suhu 50oC dan pH 7 (Sajuthi et al., 2011). Dan pada tabung 3, yaitu penambahan pH 4, maka tidak
menghasilkan gelembung. pH 4 ini tergolong pH rendah atau bersifat asam dan menyebabkan
terjadinya denaturasi sehingga hal ini akan menyebabkan menurunnya aktivitas enzim dan tidak
menghasilkan gelembung
Menurut Yusriah & Kuswytasari (2013), pH berpengaruh terhadap kecepatan aktivitas enzim
dalam mengkatalis suatu reaksi. Hal ini karena konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi struktur
dimensi enzim dan aktivitasnya. Setiap enzim memiliki pH optimum, di mana pada pH tersebut
struktur tiga dimensinya paling kondusif dalam mengikat substrat. Jika konsentrasi ion hidrogen
berubah dari konsentrasi optimal, aktivitas enzim secara progresif hilang sampai pada akhirnya
enzim menjadi tidak fungsional, Aktivitas enzim yang menurun karena perubahan pH disebabkan
oleh berubahnya keadaan ion substrat dan enzim.

4. Uji Pengaruh Konsentrat


Tabel 2.6 Uji Pengaruh Konsenrat dan Pengruh Pada Enzim
Dokumentasi Jumlah
No. Bahan Uji Konsentrasi Gelembung
H2O2 Sebelum Sesudah
1.
Tabung 1 5%
(+)
(Kentang) Sedikit
+
(H2O2)

20%
(+++)
Banyak

30%
(++++)
Sangat Banyak

Pembahasan

Pada uji pengaruh konsentrasi terhadap aktivitas enzim dengan bahan uji pada kentang dan
H2O2 yang menggunakan beberapa konsentrasi perbandingan yaitu hidrogen peroksida 5%,
hidrogen peroksida 20 % dan hidrogen peroksida 30 %. Kentang merupakan sayuran yang memiiki
enzim katalase dan H2O2 merupakan racun yang akan dikatalis oleh kentang sehingga apabila
terdapat adanya gelembung menunjukan bahwa adanya aktivitas enzim yang mengkatalis H2O2
menjadi H2O dan O2 sehingga ditemukan adanya gelembung sebagai hasil reaksinya. Menurut (
Zulkarnain, dkk. 2022) menjelaskan bahwa Kandungan H2O2 sangat berbahaya bagi tubuh
sehingga enzim katalase berfungsi untuk mengkatalis kandungan H2O2 menjadi air H2O dan
Oksigen O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Reaksi dari kimia dari hidrogen peroksida yaitu
H2O2→2H2O(g) + O2(g), dari penguraian tersebut dapat ditandai dengan timbulnya gelembung
(Zulkarnain, dkk, 2022)

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel menunjukan bahwa pada kentang yang ditetesi
hidrogen peroksida 5% ditemui adanya gelembung namun sedikit, sedangkan pada kentang yang
ditetesi hidrogen peroksida 20% ditemukan adanya gelembung yang lumayan banyak dan pada
kentang yang ditetesi hidrogen peroksida 30% ditemukan adanya banyak gelembung. Hal itu
menunjukan bahwa adanya aktivitas enzim katalase pada kentang yang mengkatalis H2O2 dan
semakin banyak konsentrasi H2O2 yang ditetesi maka semakin banyak pula enzim yang
mengkatalisnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji dan pengamatan pada praktikum uji enzim maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada uji katalis, tabung 1 yaitu kentang dan hidrogen peroksida ditemukan adanya
gelembung sedangkan pada tabung 2 dan tabung 3 yang berisi kertas dan hidrogen peroksida
serta kentang dan air tidak ditemukan adanya gelembung.
2. Pada uji pengaruh suhu, pada tabung 1 tetap ditemukan adanya gelembung baik dari suhu
rendah maupum sampai suhu tinggi, sedangkan pada tabung 2 dan tabung 3 tidak ditemukan
adanya gelembung.
3. Pada uji pengaruh pH, pada bahan uji yang menggunakan NaOH ditemukan adanya sedikit
gelembung, sedangkan pada pH 7 ditemukan gelembung yang semakin banyak, dan pada pH
4 tidak ditemukan adanya gelembung. Hal ini menunjukan bahwa pH berpengaruh terkadap
aktivitas enzim.
4. Pada uji konsentrat enzim, menunjukan bahwa pada konsentrat H2O2 5% menghasilkan
gelembung yang sedikit, pada konsentrat 20% menghasilkan gelembung yang lumayan
banyak dan pada konsentrat 30% menghasilkan gelembung yang sangat banyak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirrabila'lamiin, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.


Atas limpahan berkah dan Inaya-Nya laporan praktikum ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis
menyadari masih banyak kendala dan kekurangan dalam proses penulisan dan penyusunan laporan
praktikum ini. Tapi pemahaman Allah SWT. serta bantuan pun dukungan dari banyak pihak
sehingga akhirnya penulis dapat mengatasi kendala tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan pemikiran terkait penulisan ini, terkhusus kepada
:
1. Ibu Sri Hartati, M.Pd. selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Biokimia dan praktikum
Biokimia Pendidikan Biologi
2. Teh Fitria selaku Asisten Praktikum Biokimia 5C
3. Keluarga yang selalu menjadi rumah pulang
4. Teman-teman Seperjuangan Angkatan Canis lupus 21
5. Teman-teman Seperjuangan kelompok 1 BIOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Ariandi. 2017 . Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-Amylase) dan Reaksi


Enzimatisnya Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa. Jurnal
Dinamika. Vol 07(1), 74–82.

Candra, M. Y., Suniarti, D. F., Setiawati, F., & Soedarsono, N. 2020. Perbedaan kadar enzim
αamylase saliva pada penerbang sipil Indonesia yang mengalamistress dan tidak
stress karena faktor kelelahan Differences in the salivary α- amylase levels in
Indonesian civil aviators with and without fatigues stress experience.
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students.Vol4(2), 146.

Istia’nah, D., & , Ulfah Utami, A. B. 2020. Karakterisasi Enzim Amilase dariBakteri
Bacillus megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat. Jurnal
Riset Biologi Dan Aplikasinya. Vol 2(50), 11–17.

Rahmadina. 2019. Biokimia dalam Kehidupan. Jakarta: Pustaka Cipta.


Cappucino, J.G., dan Sherman, N., 2001, Microbiology A Laboratory Manual, Rockland
Community College, State University of New York.
Valko , Leibfritz D, Moncol J, Cronin. MTD, Mazur M, Telser J. 2007. Review: Free radicals
and antioxidants in normal physiological functions and human disease. The
International Journal of Biochemistry & Cell Biology, 39(1), 44-84
West, ES dan Todd, W. R, 1961. Text Book of Biochemistry 3th Ed. The McMilan Company,
New York.
Billy J, W. B. (2020). Pengaruh pH dan Suhu terhadap Aktivitas Pereduksi Merkuri Bakteri
Resisten Merkuri Tinggi Bacillus cereus yang Diisolasi dari Urin Pasien dengan
Amalgam Gigi. E-Journal Gigi, 15-21.
Lehninger, A.L.1997. DASAR-DASAR BIOKIMA: JILID . alih bahasa Maggy Thenawidjaja.
Jakarta:Erlangga.
Rohman, Abdul.2007.KIMIA FARMASI ANALISIS. Yogyakarta: pustaka Pelajar.
Zulkarnaen, L. D., & Chika P Faritzah, W. C. (2022). Pengaruh Suhu terhadap Bioreaktor
Tekanan pada Percobaan Enzim Katalase. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya,
138-152
Inayah, G. N., Rahamadayanti, A., Argiyanti, A., Sukma, R. I., Supriatno, B., & Anggraeni, S.
(2022). Alternatif Kegiatan Praktikum Tingkat SMA: Pengaruh pH terhadap Hasil
Kerja Katalase Menggunakan Respirometer Ganong. EDUKATIF: JURNAL
ILMU PENDIDIKAN, 4(4), 5432-5444.
Istia'nah, D., Utami, U., & Barizi, A. (2020). Karakterisasi enzim amilase dari bakteri Bacillus
megaterium pada variasi suhu, pH dan konsentrasi substrat. Jurnal Riset Biologi
dan Aplikasinya, 2(1), 11-17.
Sajuthi, D., Suparto, I., Yanti, Y., & Praira, W. (2011). Purifikasi dan pencirian enzim protease
fibrinolitik dari ekstrak jamur merang. Makara Journal of Science, 14(2), 7.
Yusriah, Y., & Kuswytasari, N. D. (2013). Pengaruh pH dan Suhu Terhadap Aktivitas Protease
Penicillium sp. Jurnal Sains dan Seni ITS, 2(1), E48-E50.

Anda mungkin juga menyukai