Anda di halaman 1dari 15

ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia yang diampu oleh:

Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M. Sc.


Drs. Suhara, M. Pd.
Dr. Mimin Nurjhani K., M. Pd.
Dra. Soesi Asiah Soesilawaty, M. S.

Oleh:

Kelompok 2

Biologi C 2018

Abdullah Rasyad Z. (1803968)

Khansa Biantari Alika (1803863)

Ria Aprilia T.P.P.A. (1804364)

Tazkia Salma Hanifa (1807773)

Yulia Safitri (1801699)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
A. Judul Praktikum
Enzim
B. Waktu dan Tempat
Praktikum dan pengamatan Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin, Uji Sifat
Proteolitik Enzim Tripsin, dan Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase di Dalam
Air Susu dilaksanakan pada:
Hari : Kamis, 21 November 2019
Waktu : 09.30 s.d. 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
C. Tujuan
1. Uji sifat proteolitik enzim pepsin bertujuan untuk menganalisis dan
membuktikan sifat proteolitik dari enzim pepsin.
2. Uji sifat proteolitik enzim tripsin bertujuan untuk menganalisis dan
membuktikan sifat proteolitik pada tripsin.
3. Uji aktivitas enzim dehidrogenase bertujuan untuk mengetahui aktivitas
enzim dehidrogenase pada air susu.
D. Dasar Teori

Enzim adalah biokatalis yang dihasilkan oleh jaringan yang


meningkatkan laju reaksi kimia yang berlangsung di jaringan. Sebagai
contoh, CO₂ bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H₂CO₃), yang
sebagian di antaranya segera terionisasi menjadi ion bikarbonat (NCO₃⁻)
pada pH fisiologik (Conway, 1993).
Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalis, bersama-sama
dengan koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim (Suhara, 2008).
Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain memiliki spesifitas
tinggi, mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukkan produk samping,
produktivitas tinggi dan dapat menghasilkan produk akhir yang tidak
terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek kerusakan
lingkungan (Chaplin dan Bucke, 1990).
Klasifikasi enzim dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua,
yaitu: a. Endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim
yang bekerja di dalam sel.

2. Eksoenzim, disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang


bekerja di luar sel.

3. Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu: a.


Enzim konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar
substratnya, misalnya enzim amilase.

4. Enzim adaptif, yaitu enzim yang pembentukannya dirangsang oleh


adanya substrat, contohnya enzim β-galaktosidase yang dihasilkan
oleh bakteri E. coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang
mengandung laktosa (Lehninger, 1982). 1. Enzim berperan sebagai
katalis

Enzim memiliki karakteristik yang khas yang dapat mempengaruhi


kinerja enzim pada suatu reaksi. Berikut sifat-sifat enzim:

1. Enzim berperan sebagai katalis

Enzim merupakan senyawa kimia dengan protein sebagai senyawa


dasar (penyusun utama). Enzim mampu mempercepat suatu reaksi kimia
dalam suatu metabolisme. Sifat katalisis yang dimiliki oleh enzim tak
lain karena adanya unsur katalitik (kofaktor) yang menyusun enzim.
Katalisis merupakan suatu kemampuan untuk mempercepat reaksi kimia
tanpa ikut bereaksi.

2. Bersifat spesifik

Enzim hanya akan bekerja pada senyawa kimia yang spesifik


dengan enzim. Artinya, enzim hanya akan membantu satu reaksi kimia
yang melibatkan senyawa kimia tertentu. Enzim yang bekerja untuk
memecah senyawa protein berbeda dengan enzim yang memecah
karbohidrat. Sifat spesifik ini dipengaruhi oleh bentuk sisi pengikatan
dengan substrat. Senyawa inhibitor (penghambat) dapat memiliki bentuk
yang mirip dengan senyawa substrat (yang akan diubah).

3. Termolabil
Enzim bersifat termolabil atau sangat dipengaruhi suhu. Hal ini
dikarenakan penyusun utama enzim adalah senyawa protein. Dengan
demikian, enzim memiliki turunan sifat dari senyawa protein. Suhu
optimum adalah suhu paling baik untuk enzim agar dapat bekerja dalam
suatu reaksi kimia.
4. Bekerja bolak-balik
Enzim dapat bekerja bolak-balik, dengan kata lain enzim x mampu
mengkatalisis perubahan senyawa A (substrat/reaktan) menjadi senyawa
B (produk) dan sebaliknya enzim x mengubah senyawa B menjadi
senyawa A.
5. Bekerja pada pH tertentu
Seperti halnya suhu, enzim memiliki derajat keasaam (pH)
optimum. Pada umumnya enzim bekerja pada pH netral (sekitar tujuh).
Namum, ditemukan beberapa enzim yang bekerja pada pH ekstrem
(asam atau basa) seperti enzim pepsin yang dapat bekerja dengan baik
pada pH 2 atau asam kuat (Martoharsono, 1984).
E. Alat dan Bahan
1. Alat dan Bahan Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
Tabel E.1 Alat pada Praktikum Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
No. Nama Alat Jumlah
1. Rak tabung 1 buah
2. Tabung reaksi 4 buah
3. Gelas ukur 3 buah
4. Pipet tetes 3 buah
5. Penjepit tabung reaksi 1buah
6. Bunsen 1 buah
7. Spatula 1 buah
8. Penangas air 1 buah
9. Stopwatch 1 buah
Tabel E.2 Bahan pada Praktikum Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
No. Nama Bahan Jumlah
1. Larutan pepsin 2 mL/ tabung
2. HCL 0,4% 2 mL/ tabung
3. Albumin kering Secukupnya
4. Akuades 5 ml
2. Alat dan Bahan Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
Tabel E.3 Alat pada Praktikum Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
No. Nama Alat Jumlah
1. Rak tabung 1 buah
2. Tabung reaksi 3 buah
3. Gelas ukur 3 buah
4. Pipet tetes 3 buah
5. Penjepit tabung reaksi 1buah
6. Bunsen 1 buah
7. Spatula 1 buah
8. Penangas air 1 buah
9. Stopwatch 1 buah

Tabel E.4 Bahan pada Praktikum Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
No. Nama Bahan Jumlah
1. Larutan tripsin 2 mL/ tabung
2. Buffer pH 7,6 2 mL/ tabung
3. Albumin kering Secukupnya
4. Akuades 2 ml

3. Alat dan Bahan Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu


Tabel E.5 Alat pada Praktikum Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu
No. Nama Alat Jumlah
1. Rak tabung 1 buah
2. Tabung reaksi 3 buah
3. Gelas ukur 3 buah
4. Pipet tetes 4 buah
5. Penjepit tabung reaksi 1buah
6. Bunsen 1 buah
8. Penangas air 1 buah
9. Stopwatch 1 buah
Tabel E.6 Bahan pada Praktikum Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu
No. Nama Bahan Jumlah
1. Air susu segar 5 mL/ tabung
2. Metiline blue 10 tetes/ tabung
3. Folmaldehide 2 mL/ tabung
4. Parafin cair 2 mL/ tabung

F. Langkah Kerja
1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin

Gambar F.1 Langkah Kerja Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin Tabung ke-1

Gambar F.2 Langkah Kerja Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin Tabung ke-2

Gambar F.3 Langkah Kerja Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin Tabung ke-3
Gambar F.4 Langkah Kerja Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin Tabung ke-4

a. Alat dan bahan untuk melakukan uji disiapkan.

b. Semua bahan yang sudah dimasukkan kedalam tabung reaksi sesuai


gambar dicampurkan dengan mengocok maasing-masing tabung
reaksi.

c. Tabung reaksi kemudian dipanaskan selama 30 menit.

d. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi kemudian hasilnya dicatat


dan didokumentasikan.

2. Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin

Gambar F.5 Langkah Kerja Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin

a. Alat dan bahan untuk melakukan uji disiapkan.

b. Semua bahan yang sudah dimasukkan kedalam tabung reaksi sesuai


gambar dicampurkan dengan mengocok maasing-masing tabung reaksi.
c. Tabung reaksi kemudian dipanaskan selama 30 menit.
d. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi kemudian hasilnya dicatat dan
didokumentasikan.

e. Setelah uji dehidrogenase dilakukan, kemudian pada cairan yang ada


pada ketiga tabung reaksi tersebut dilakukan uji biuret.

f. Setelah itu diamati kembali perubahan yang terjadi kemudian hasilnya


dicatat dan didokumentasikan.
3. Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu

Gambar F.6 Langkah Kerja Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu Tabung ke-1

Gambar F.7 Langkah Kerja Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu Tabung ke-2

Gambar F.8 Langkah Kerja Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu Tabung ke-3
a. Mengambil 3 tabung reaksi kemudian diberi nomor 1, 2 dan 3. Lalu
menyimpannya pada rak tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi
dengan 5 ml air susu.
b. Memanaskan tabung nomor 3 sampai air susunya mendidih kemudian
didinginkan.
c. Menambahkan 5 tetes metilen blue 0,2% ke dalam setiap tabung.
d. Menambahkan 1 ml larutan formaldehid 0,4% ke dalam tabung nomor 2
dan 3.
e. Mencampurkan semua zat pada setiap tabung denan memutarnya pelan-
pelan dan menambahkan 2 ml parafin.
f. Menyimpan ketiga tabung pada penangas air 38oC selama 30 menit.
g. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi kemudian hasilnya dicatat dan
didokumentasikan.

G. Hasil Pengamatan
1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
Tabel G.1 Hasil Pengamatan pada Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
No. Larutan Reaksi Keterangan Gambar Pengamatan

Enzim masih
2 mL Pepsin + 2 mL
1. - bereaksi terhadap Gambar 1. Hasil Uji
HCL 0,4%
susbstrat Biuret Laturan 2 mL
Pepsin + 2 mL HCL 0,4%
(Dok. Kelompok 2, 2019)

Substrat tidak
bereaksi terhadap
2 mL Pepsin + 3 mL enzim karena enzim
2. + Gambar 2. Hasil Uji
Akuades tidak bekerja pada
Biuret Larutan 2 mL
perlakuan aquades
Pepsin + 3 mL Akuades
atau pH normal
(Dok. Kelompok 2, 2019)

Tidak terjadi
perubahan karena
2 mL Akuades + 2mL
3. - tidak ada enzim
HCL 0,4% Gambar 3. Hasil Uji
yang membantu
Biuret Larutan 2 mL
reaksi.
Akuades + 2mL HCL
0,4%
(Dok. Kelompok 2, 2019)

Enzim tidak
2 mL Pepsin yang bereaksi terhadap
Gambar 4. Hasil Uji
4. didihkan + 2mL HCL - substrat karena
Biuret Larutan 2 mL
0,4% terdenaturasi saat
Pepsin yang didihkan +
dididihkan
2mL HCL 0,4%
(Dok. Kelompok 2, 2019)

2. Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin


Tabel G.2 Hasil Pengamatan pada Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
No. Larutan Reaksi Keterangan Gambar Pengamatan
Enzim Biuret Uji biuret
memberikan warna
ungu pekat
2 mL Pepsin + 2 mL sehingga Gambar 1. Hasil Uji
1.
Buffer pH 7,6 ++ - kemungkinan Biuret Larutan 2 mL
substrat belum Pepsin + 2 mL Buffer pH
sepenuhnya terurai 7,6
oleh enzim (Dok. Kelompok 2, 2019)

2 mL Tripsin + 2 mL Substrat diuraikan


2. + + Gambar 2. Hasil Uji
Akuades oleh enzim
Biuret Larutan 2 mL
Tripsin + 2 mL Akuades
(Dok. Kelompok 2, 2019)

2 mL Tripsin yang
Substrat diuraikan Gambar 3. Hasil Uji
3. didihkan + 2mL + +
pleh enzim Biuret Larutan 2 mL
Buffer pH 7,6
Tripsin yang didihkan +
2mL Buffer pH 7,6
(Dok. Kelompok 2, 2019)
3. Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu
Tabel G.3 Hasil Pengamatan pada Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu
No. Larutan Reaksi Keterangan Gambar Pengamatan

5 mL Air Susu + 10
tetes Metiline blue Warna biru tetap
1. - Gambar 1. Larutan 5 mL
0,02% + 2 mL Parafin tidak ada perubahan
Air Susu + 10 tetes
cair
Metiline blue 0,02% + 2
mL Parafin cair
(Dok. Kelompok 2, 2019)

5 mL Air Susu + 10
tetes Metiline blue
Warna biru tetap Gambar 2. Larutan 5 mL
2. 0,02% + 1 mL -
tidak ada perubahan Air Susu + 10 tetes
Formaldehide + 2 mL
Metiline blue 0,02% + 1
Parafin cair
mL Formaldehide + 2 mL
Parafin cair
(Dok. Kelompok 2, 2019)

5 mL Air Susu yang


dididihkan + 10 tetes Gambar 3. Larutan 5 mL
Warna biru tetap
3. Metiline blue 0,02% + - Air Susu yang dididihkan
tidak ada perubahan
1 mL Formaldehide + + 10 tetes Metiline blue

2 mL Parafin cair 0,02% + 1 mL


Formaldehide + 2 mL
Parafin cair
(Dok. Kelompok 2, 2019)
H. Pembahasan

1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin


Enzim pepsin merupakan enzim proteolitik yang bekerja optimum
pada pH 1,4. Enzim tidak aktif pada pH 5 dan enzim menjadi rusak bila
berada pada medium yang bersifat alkali.
Pada percobaan pertama yang berisikan 2ml pepsin + 2ml HCl
0.4% + serbuk albumin lalu dipanaskan di pengangas bersuhu 40ºC selama
30 menit menunjukan bahwa serbuk albumin masih ada serta larutan tidak
berubah warna. Hal ini disebabkan karena protein mengalami perombakan
dan menunjukkan adanya kerja enzim dalam larutan tersebut.
Percobaan kedua perlakuannya sama hanya mengganti HCl dengan
aquades untuk mengetahui apakah HCl berpengaruh pada kerja enzim.
Hasilnya menunjukkan bahwa enzim bekerja lebih baik pada HCl
dibandingkan pada aquades. Hal ini dipengaruhi oleh pH optimum kerja
enzim Pepsin yaitu pada pH 1,4.
Percobaan ketiga dilakukan percobaan dengan larutan 2ml aquades
+ 2ml HCl 0.4% + serbuk albumin lalu dipanaskan di pengangas bersuhu
40ºC selama 30 menit. Hasilnya menunjukkan tidak adanya enzim yang
membantu reaksi sehingga tidak terjadi perubahan.
Pada percobaan keempat 2ml pepsin terlebih dahulu didihkan baru
ditambahkan dengan 2ml HCl 0.4% dan serbuk albumin lalu dipanaskan
kembali di pengangas bersuhu 40ºC selama 30 menit. Hasilnya,
dikarenakan pepsin merupakan enzim yang akan rusak jika dipanaskan,
maka pada percobaan keempat ini enzim telah terlebih dahulu
terdenaturasi karena dididihkan sehingga menyebabkan enzim tidak
bekerja.
2. Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
Pada enzim tripsin, uji sifat proteolitik dapat dilihat dari hasil
reaksi masing masing percobaan. Pada percobaan pertama reaksi yang
terjadi adalah reaksi + yang disebabkan karena enzim bekerja optimum
pada suhu 38ºC dan pada pH basa atau Buffer (pH 7,6). Pada percobaan
kedua dihasilkan reaksi negatif karena larutan tidak mengandung basa
melainkan penambahan larutan menggunakan aquades. Pada percobaan
ketiga dihasilkan hasil yang negatif karena sebelumnya enzim telah
dipanaskan terlebih dahulu yang menyebabkan enzim telah terdenaturasi
dan hancur sehingga tidak dapat bereaksi.
Selanjutnya pada percobaan pengujian enzim tripsin menggunakan
biuret. Pada percobaan pertama reaksi yang terjadi adalah reaksi positif
yang ditandai dengan memudarnya warna ungu yang menunjukkan bahwa
ikatan peptida tidak ada atau hanya berjumlah sedikit. Pada percobaan
kedua dihasilkan reaksi negatif yang ditandai dengan pemudaran warna
ungu hanya sedikit sehingga berarti masih banyak ikatan peptida nya. Pada
percobaan ketiga juga menghasilkan reaksi negatif karena hasil yang
didapatkan adalah warna ungu sangat pekat yang menunjukkan bahwa
ikatan peptida nya sangat banyak.
3. Uji Enzim Dehidrogenase di Dalam Air Susu
Enzim dehidrogenase adalah enzim yang berfungsi dalam
memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat lainya. Enzim ini
mengeluarkan hidrogen dari suatu substrat dengan menggunakan carier
sebagai reseptor hidrogen.
Enzim dehidrogenase banyak terdapat pada berbagai sel, tetapi
bekerja pada substrat yang berbeda. Enzim ini mengoksidasi substrat
dengan oksgen atau dengan molekul lain. Salah satu zat yang banyak
mengandung enzim ini adalah air susu. Oleh karena itu, air susu digunakan
digunakan dalam uji dehidrogenase. Pada uji ini juga digunakan parafin
cair, yang berfungsi untuk mencegah H+ lepas ke udara.
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan 5 mL air Susu + 10 tetes
metiline blue 0,02% + 2 mL parafin cair (larutan no. 1) menunjukkan hasil
yang negatif. Warna akhir dari larutan tersebut masih berwarna biru. Pada
larutan 5 mL air Susu + 10 tetes metiline blue 0,02% + 1 mL formaldehide
+ 2 mL Parafin cair (larutan no.2) juga menunjukkan hasil yang negatif
dengan warna akhir masih berwarna biru. Dan pada larutan 5 mL air Susu
yang dididihkan + 10 tetes metiline blue 0,02% + 1 mL formaldehide + 2
mL parafin cair (larutan no. 3) menunjukkan hasil yang negatif pula,
dengan warna akhir yang masih berwarna biru.
I. Kesimpulan
1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang telah dijabarkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa :
 Enzim Pepsin bekerja optimum pada pH 1,4
 Enzim bekerja pada keadaan masam, sedangkan pada keadaan basa
enzim menjadi tidak aktif.
 Enzim tidak dapat bekerja jika telah dipanaskan/terdenaturasi.
2. Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang telah dijabarkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa :
 Pada uji sifat proteolitik enzim tripsin bekerja optimum pada suhu
38ºC dan pada keadaan pH basa.
 Pada uji biuret reaksi positif ditandai dengan memudarnya warna
ungu, hal ini disebabkan karena enzim tripsin bekerja dengan
mutus ikatan peptida.
3. Uji Enzim Dehidrogenase di dalam Air Susu
 Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa dari ketiga larutan yang telah diuji, pada
larutan nomor 2 warna larutan kembali menjadi warna semula yang
menandakan aktivitas enzim dehidrogenase yang mengoksidasi
substrat dengan melepaskan hydrogen dari substrat.
DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, M.F. and Bucke. (1990). Enzyme Technology. Cambridge University


Press. Cambridge, Great Britain.
Conway, dkk. (1993). Biokimia Berorientasi pada kasus-Klinik. Jakarta: Binarupa
Aksara
Lehninger, A.L. (1982). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
Martoharsono, dkk. (1984). Biokimia. Yogyakarta: UGM Press
Suhara. (2008). Dasar-dasar Biokimia. Bandung: PRISMA PRESS Prodaktama.

Anda mungkin juga menyukai