Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia


Dosen pengampu:
Dr. Mimin Nurjhani Kusumastuti, M.Pd.,
Drs. Suhara, M.Pd.,
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc.

oleh:
Kelompok 4
Pendidikan Biologi A 2017
Alviani Risti Afrilianti 1704334
Amalia Karim 1702574
Imam Syahid 1701275
Siti Nurjanah 1701081
Syifa Azzahra Salsabila 1701800

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul Laporan
Identifikasi Enzim
B. Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Kamis, 22 November 2018
Waktu : 13.00-15.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi Gedung A FPMIPA UPI Bandung
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat proteolitik enzim pepsin.
2. Untuk mengetahui sifat proteolitik enzim tripsin.
3. Untuk mengetahui aktivitas enzim dehydrogenase dalam air susu.
D. Dasar Teori
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai katalis dalam reaksi-reaksi
biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh
jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua
enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul
enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry &
Rubianty, 1985).
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih
spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan
katalisator anorganik, sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun (Juryatin, 1997).
Enzim-enzim hingga kini diketahui berupa molekul-molekul besar yang berat
molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkan dalam air, maka akan menjadi
suatu koloid. Beberapa enzim diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah substrat
menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat
jika kondisi lingkungan berubah. dari golongan protease dan urase serta beberapa jenis
enzim lainnya (Dwidjoseputro, 1992).

Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari
katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Tanpa
pembentukan produk samping, enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme
dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik
menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang
berbeda (Cartono,2004).
Dalam menjalankan kerjanya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim,
diantaranya temperatur, karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka
terhadap temperatur. Temperatur yang tinggi dapat menghambat reaksi. Pada umumnya
temperatur optimum enzim adalah 30-40oC. Kebanyaka enzim tidak menunjukkan reaksi
jika suhu turun sampai sekitar 0oC, namun enzim tidak rusak. Bila suhu normal kembali,
maka enzim akn aktif kembali. Enzim tahan pada suhu rendah, namun rusak di atas suhu
50oC. Kemudian adanya perubahan pH, dimana pH enzim optimum berbeda-beda
tergantung jenis enzimnya. Selanjutnya konsentrasi enzim dan substrat, perbandingan
jumlah antara enzim dan substrat harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat
terlalu banyak, reaksi akan berjalan lambat. Semakin banyak enzim, maka reaksi akan
semakin cepat. Terakhir inhibitor enzim, yaitu merupakan penghambat kerja enzim. Jika
inhibitor ditambahkan ke dalam campuran enzim dan substrat, kecepatan reaksi akan
turun. Cara kerja inhibitor ini adalah berikatan dengan enzim membentuk kompleks
enzim inhibitor yang masih mampu atau tidak mampu berikatan dengan substrat
(Cartono,2004).
Untuk aktivitasnya kadang-kadang enzim membutuhkan kofaktor yang bisa berupa
senyawa organik atau logam. Senyawa organik itu terikat pada bagian protein enzim.
Bila ikatan itu lemah maka kofaktor tadi disebut koenzim dan dan jika terikat erat
melalui ikatan kovalen maka dinamakan gugus prostetik. Pada umumnya dua kofaktor
itu tidak dibedakan dan disebut koenzim saja. Apabila enzim itu terdiri dari bagian
seperti yang diterangkan diatas maka keseluruhan enzim itu dinamakan holoenzim.
Bagian protein dinamakan apo-enzim dan bagian non proteinnya disebut koenzim
(Poedjiadi, dkk., 1994). Penjelasan istilah di atas yaitu apoenzim adalah suatu enzim
yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang
mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein dikenal
dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar
terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat
pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik
maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada
substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi,
2006).
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan
pereaksi. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah
produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan
kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat
mengubahnya (Salisbury, 1995).
E. Alat dan Bahan
1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
Tabel E.1 Alat yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin

No
Nama Alat Jumlah
.
1. Rak tabung reaksi 1 unit
2. Tabung reaksi 4 unit
3. Kertas tabel 4 unit
4. Pipet tetes 3 unit
5. Sendok spatula 1 unit
6. Gelas ukur 2 unit
7. Penangas air 1 unit
8. Termometer 1 unit
9. Pengukur waktu 1 unit
10. Kamera handphone 1 unit
Tabel E.2 Bahan yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin

No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Albumin kering Sebesar biji kacang kedelai
2. Larutan pepsin 6 ml
3. Larutan HCL 0,4% 6 ml
4. Larutan aquades 3 ml

2. Uji Proteolitik Enzim Tripsin


Tabel E.3 Alat yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin

No
Nama Alat Jumlah
.
1. Rak tabung reaksi 1 unit
2. Tabung reaksi 3 unit
3. Kertas tabel 3 unit
4. Pipet tetes 4 unit
5. Sendok spatula 1 unit
6. Gelas ukur 4 unit
7. Penangas air 1 unit
8. Termometer 1 unit
9. Pengukur waktu 1 unit
10. Kamera handphone 1 unit

Tabel E.4 Bahan yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin

No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Albumin kering Sebesar biji kacang kedelai
2. Larutan tripsin 12 ml
3. Larutan buffer 8 ml
4. Larutan aquades 4 ml

3. Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase di dalam Air Susu


Tabel E.5 Alat yang digunakan dalam Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase

No
Nama Alat Jumlah
.
1. Rak tabung reaksi 1 unit
2. Tabung reaksi 3 unit
3. Kertas tabel 3 unit
4. Pipet tetes 3 unit
5. Gelas ukur 4 unit
6. Penangas air 1 unit
7. Termometer 1 unit
8. Pengukur waktu 1 unit
10. Kamera handphone 1 unit

Tabel E.6 Bahan yang digunakan dalam Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase

No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Air susu segar 15 ml
2. Metilen blue 15 tetes
3. Gliseraldehid 2 ml
4. Parafin cair 6 ml

F. Langkah Kerja
1. Uji Proteolitik Enzim Pepsin

Empat tabung reaksi diambil lalu diisi dengan Keempat tabung


Alat dan bahan
albumin serbuk dengan banyaknya masing- reaksi diberi label
disipakan
masing seperti seukuran bijji kacang kedelai tabung nomor 1-4

Tabung nomor 1 diisi Tabung nomor 2 diisi Tabung nomor 3 diisi


dengan 2 ml larutan pepsin dengan 2 ml larutan dengan 2 ml aquades dan
dan 2 ml HCL 0,4% pepsin dan 3 ml aquades 2 ml HCL 0,4%

Tabung nomor 4 diisi dengan Semua zat yang berada pada


larutan pepsin yang didihkan setiap tabung reaksi dicampurkan
dan dan 2 mlHCL 0,4% agar homogen

Semua tabung disimpan pada suhu Perubahan pada setiap


38pada penangas air selama 30 tabng diamati lalu
menit didokumentasikan

Bagan Alir 1. Langkah Kerja Uji Proteolitik Pepsin


2. Uji Proteolitik Tripsin

Ketiga tabung
Tiga tabung reaksi diambil lalu diisi dengan reaksi diberi
Alat dan bahan albumin serbuk dengan banyaknya masing-
disipakan label tabung
masing seperti seukuran bijji kacang kedelai nomor 1-3

Tabung nomor 2 diisi Tabung nomor 3 diisi dengan 2


Tabung nomor 1 diisi
dengan 2 ml larutan ml larutan tripsin yang
dengan 2 ml larutan tripsin
tripsin dan 2 ml didihkan dan 2 ml larutan
dan 2 ml buffer pH 7,6
aquades buffer pH 7,6
Semua tabung disimpan Perubahan pada
Semua zat yang berada pada pada suhu 38pada setiap tabng
setiap tabung reaksi penangas air selama 30 diamati lalu
dicampurkan agar homogen menit didokumentasikan

Bagan Alir 2. Langkah Kerja Uji Proteolitik Tripsin

3. Uji Aktivitas Enzim Dihidrogenase di dalam Air Susu

Ketiga tabung reaksi


Alat dan bahan Tiga tabung reaksi diambil lalu diisi
diberi label tabung
disipakan masing- masing dengan 5 ml air susu
nomor 1-3

Air susu dalam tabung nomor 3 Ke dalam setiap Ke dalam tabung nomor 2 dan
dipanaskan sampai mendidih, tabung ditambahkan 3 ditambahakn 1 ml larutan
kemudian didininkan 5 tetes 0,02% metilen 0,4% gliseraldehid
blue

Semua tabung disimpan Perubahan pada setiap


Semua zat yang berada pada setiap pada suhu 38pada
tabung reaksi dicampurkan secara tabng diamati lalu
penangas air selama 10 didokumentasikan
perlahan agar homogen menit

Bagan Alir 3. Langkah Kerja Uji Aktivitas Enzim Dihidrogenase

G. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Uji Enzim Pepsin

Gambar Hasil Gambar Hasil


No Keteranga
Larutan Reaksi Pengamatan Pengamatan
. n
(Sebelum) (Sesudah)

2 ml
1. pepsin+2 ml +
HCl 0,4%
Gambar 1. (Dok. Gambar 2. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)
2 ml
2. pepsin+3 ml -
akuades
Gambar 3. (Dok. Gambar 4. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)

2 ml
akuades+2
3. -
ml HCl
0,4%
Gambar 5. (Dok. Gambar 6. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)

2 ml pepsin
didihkan +
4. -
2 ml HCl
0,4%
Gambar 7. (Dok. Gambar 8. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Enzim Tripsin

Gambar Hasil Gambar Hasil


No Keteranga
Larutan Reaksi Pengamatan Pengamatan
. n
(Sebelum) (Sesudah)

2 ml
tripsin+2 ml
Warna ungu
1. buffer 7,6 +
memudar
pada uji Gambar 9. (Dok.
biuret Kelompok 4A, Gambar 10.
2018) (Dok. Kelompok
4A, 2018)
2 ml
tripsin+2 ml Warna ungu
2. akuades - sedikit
pada uji memudar Gambar 11. (Dok.
Gambar 12.
biuret Kelompok 4A,
(Dok. Kelompok
2018)
4A, 2018)

2 ml tripsin
didihkan+2 Warna ungu
3. -
ml buffer pekat
7,6 Gambar 13. (Dok.
Kelompok 4A, Gambar 14. (Dok.
2018) Kelompok 4A,
2018)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Enzim Dehidrogenase

No Gambar Hasil
Larutan Reaksi Keterangan
. Pengamatan

Larutan 1 (5 ml
Warna larutan
susu+5 tetes
tidak kembali
1. metilen blue +
kewarna semula
0,02%+2 ml
(putih)
paraffin cair)
Gambar 15. (Dok.
Kelompok 4A, 2018)
2. Larutan 2 (5 ml -
susu+5 tetes
metilen blue
0,02%+1 ml
formalin 0,4%+2
ml paraffin cair
Gambar 16. (Dok.
Kelompok 4A, 2018)

Larutan 3 (5 ml
susu didihkan+5
tetes metilen blue
3. -
0,02%+1 ml
formalin 0,4%+2
ml paraffin cair Gambar 17. (Dok.
Kelompok 4A, 2018)

H. Pembahasan

1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin

Pepsin merupakan enzim proteolitik yang akan bekerja maksimal


pada pH optimum 1,4. Sedangkan pada pH 5, enzim pepsin tidak aktif
dan pada medium yang bersifat alkalis enzim pepsin akan rusak.

Tabung pertama berisi serbuk albumin yang ditambahkan 2ml


pepsin dan 2ml HCl 0,4% yang dipanaskan selama 30 menit pada
0
penangas air pada suhu 37 C. Setelah dilakukannya pemanasan, serbuk
albumin tetap ada, dan warna larutan menjadi bening kekuningan. Hal
ini terjadi karena protein telah mengalami perombakan dan
menunjukan bahwa enzim pepsin bekerja dalam larutan tersebut.

Tabung kedua berisikan serbuk albumin yang ditambahkan 2ml


pepsin dan 3ml aquades yang telah dipanaskan selama 30 menit pada
0
penangas air pada suhu 37 C. Penggantian larutan HCl 0,4% oleh
aquades adalah untuk mengetahui apakah HCl mempengaruhi kerja
enzim pepin pada larutan tersebut atau tidak. Dalam hal ini HCl lebih
berpengaruh dari pada aquades. Karena HCl bersifat asam, sedangkan
aquades bersifat netral, dan enzim pepsin hanya dapat bekerja
optimum pada ph rendah.
Tabung ketiga berisikan serbuk albumin yang ditambahkan 2ml
aquades dan 2 ml HCl 0,4% , lalu dipanaskan selama 30 menit pada
0
penangas air pada suhu 37 C. Setalah larutan dikeluarkan dari
penangas air, ditunjukan bahwa tidak adanya perubahan pada larutan
tersebut karena tidak adanya enzim pada tabung ke yang membantu
protein bereaksi.

Tabung ke empat berisi serbuk albumin yang ditambahkan 2ml


pepsin yang telah didihkan terlebih dahulu dan 2ml HCl 0,4%, lalu
0
dipanaskan selama 30 pada penangas air pada suhu 37 C. Pepsin
merupakan enzim yang tersusun oleh,protein, jadi ketika pepsin
dipanaskan hingga mendidih, enzim akan terdenaturasi oleh suhu
tinggi yang mengakibatkan enzim rusak dan tidak berfungsi.

2. Uji Enzim Tripsin

Dari uji enzim tripsin diketahui dari hasil pengamatan praktikum, pada
tabung ke-1 dihasilkan reaksi positif pada larutan tersebut karena
enzim tripsin bekerja optimum pada suhu 37°C dan pada pH basa,
setelah diteteskan biuret, larutan menghasilkan reaksi positif yang
ditandai dengan adanya warna ungu yang sangat pucat, hal ini
menunjukkan tidak adanya atau hanya sedikit ikatan peptida yang ada.

Lalu, pada tabung ke-2 dihasilkan reaksi negatif karena larutan bersifat
basa karena ditambahkannya aquadest yang bersifat netral, setelah
ditambahkannya biuret, dihasilkan reaksi positif yang ditandai dengan
warna ungu pucat, hal ini menunjukkan jumlah ikatan peptide yang
lebih banyak dari tabung ke-1.

Sedangkan pada tabung ke-3 dihasilkan reaksi yang negatif karena


enzim tripsin sebelumnya mengalami denaturasi akibat pemanasan
suhu tinggi yang mengakibatkan enzim rusak dan tidak berfungsi, dan
setelah ditambahkannya biuret, dihasilkan reaksi positif yang ditandai
adanya warna ungu pekat, hal ini menunjukkan jumlah ikatan peptide
yang sangat banyak.
J. Kesimpulan

1. Uji Enzim Pepsin

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat


disimpulkan bahwa pepsin hanya akan bekerja optimal pada pH
optimum 1,4. Enzim tidak aktif dan tidak akan bekerja pada keadaan
Ph basa, ataupun netral. Begitu pun pada enzim yang telah
terdenaturasi karena suhu tinggi.

2. Uji Enzim Tripsin

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat


disimpulkan bahwa pada uji tripsin bekerja optimum pada suhu tubuh
(37-38°C) dan pada pH rendah (basa) sehingga menghasilkan reaksi
positif pada variabel tersebut. Sedangkan pada uji biuret, hasil positif
ditandai dengan adanya warna ungu.

3. Uji Dehidrogenase

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat


disimpulkan bahwa dari ketiga larutan yang telah diuji, hanya pada
larutan tabung ke-1 dimana warna larutan kembali menjadi warna
semula yang menandakan adanya aktivitas enzim dehidrogenase yang
mengoksidasi substrat dengan melepaskan hydrogen dari substrat.
Sedangkan pada tabung lainnya, enzim bekerja pada substrat formalin
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Cartono. 2004. Biologi Umum. Bandung : PRISMA PRESS.
Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase pada Tubuh Manusia. [Online]. Diakses
dari: http://www.docstoc.com. [04 Desember 2018]
Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyatin. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta
:Universitas Indonesia.
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia
PRESS.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB
Press.
Suhtanry, Rubianty. 1985. Kimia Pangan. Makassa : Badan Kerja Sama
Perguruan Negeri Indonesia Bagian Timur.

Anda mungkin juga menyukai