LAPORAN PRAKTIKUM
oleh:
Kelompok 4
Pendidikan Biologi A 2017
Alviani Risti Afrilianti 1704334
Amalia Karim 1702574
Imam Syahid 1701275
Siti Nurjanah 1701081
Syifa Azzahra Salsabila 1701800
Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari
katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Tanpa
pembentukan produk samping, enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme
dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik
menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang
berbeda (Cartono,2004).
Dalam menjalankan kerjanya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim,
diantaranya temperatur, karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka
terhadap temperatur. Temperatur yang tinggi dapat menghambat reaksi. Pada umumnya
temperatur optimum enzim adalah 30-40oC. Kebanyaka enzim tidak menunjukkan reaksi
jika suhu turun sampai sekitar 0oC, namun enzim tidak rusak. Bila suhu normal kembali,
maka enzim akn aktif kembali. Enzim tahan pada suhu rendah, namun rusak di atas suhu
50oC. Kemudian adanya perubahan pH, dimana pH enzim optimum berbeda-beda
tergantung jenis enzimnya. Selanjutnya konsentrasi enzim dan substrat, perbandingan
jumlah antara enzim dan substrat harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat
terlalu banyak, reaksi akan berjalan lambat. Semakin banyak enzim, maka reaksi akan
semakin cepat. Terakhir inhibitor enzim, yaitu merupakan penghambat kerja enzim. Jika
inhibitor ditambahkan ke dalam campuran enzim dan substrat, kecepatan reaksi akan
turun. Cara kerja inhibitor ini adalah berikatan dengan enzim membentuk kompleks
enzim inhibitor yang masih mampu atau tidak mampu berikatan dengan substrat
(Cartono,2004).
Untuk aktivitasnya kadang-kadang enzim membutuhkan kofaktor yang bisa berupa
senyawa organik atau logam. Senyawa organik itu terikat pada bagian protein enzim.
Bila ikatan itu lemah maka kofaktor tadi disebut koenzim dan dan jika terikat erat
melalui ikatan kovalen maka dinamakan gugus prostetik. Pada umumnya dua kofaktor
itu tidak dibedakan dan disebut koenzim saja. Apabila enzim itu terdiri dari bagian
seperti yang diterangkan diatas maka keseluruhan enzim itu dinamakan holoenzim.
Bagian protein dinamakan apo-enzim dan bagian non proteinnya disebut koenzim
(Poedjiadi, dkk., 1994). Penjelasan istilah di atas yaitu apoenzim adalah suatu enzim
yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang
mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein dikenal
dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar
terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat
pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik
maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada
substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi,
2006).
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan
pereaksi. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah
produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan
kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat
mengubahnya (Salisbury, 1995).
E. Alat dan Bahan
1. Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
Tabel E.1 Alat yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
No
Nama Alat Jumlah
.
1. Rak tabung reaksi 1 unit
2. Tabung reaksi 4 unit
3. Kertas tabel 4 unit
4. Pipet tetes 3 unit
5. Sendok spatula 1 unit
6. Gelas ukur 2 unit
7. Penangas air 1 unit
8. Termometer 1 unit
9. Pengukur waktu 1 unit
10. Kamera handphone 1 unit
Tabel E.2 Bahan yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Pepsin
No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Albumin kering Sebesar biji kacang kedelai
2. Larutan pepsin 6 ml
3. Larutan HCL 0,4% 6 ml
4. Larutan aquades 3 ml
No
Nama Alat Jumlah
.
1. Rak tabung reaksi 1 unit
2. Tabung reaksi 3 unit
3. Kertas tabel 3 unit
4. Pipet tetes 4 unit
5. Sendok spatula 1 unit
6. Gelas ukur 4 unit
7. Penangas air 1 unit
8. Termometer 1 unit
9. Pengukur waktu 1 unit
10. Kamera handphone 1 unit
Tabel E.4 Bahan yang digunakan dalam Uji Sifat Proteolitik Enzim Tripsin
No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Albumin kering Sebesar biji kacang kedelai
2. Larutan tripsin 12 ml
3. Larutan buffer 8 ml
4. Larutan aquades 4 ml
No
Nama Alat Jumlah
.
1. Rak tabung reaksi 1 unit
2. Tabung reaksi 3 unit
3. Kertas tabel 3 unit
4. Pipet tetes 3 unit
5. Gelas ukur 4 unit
6. Penangas air 1 unit
7. Termometer 1 unit
8. Pengukur waktu 1 unit
10. Kamera handphone 1 unit
Tabel E.6 Bahan yang digunakan dalam Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase
No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Air susu segar 15 ml
2. Metilen blue 15 tetes
3. Gliseraldehid 2 ml
4. Parafin cair 6 ml
F. Langkah Kerja
1. Uji Proteolitik Enzim Pepsin
Ketiga tabung
Tiga tabung reaksi diambil lalu diisi dengan reaksi diberi
Alat dan bahan albumin serbuk dengan banyaknya masing-
disipakan label tabung
masing seperti seukuran bijji kacang kedelai nomor 1-3
Air susu dalam tabung nomor 3 Ke dalam setiap Ke dalam tabung nomor 2 dan
dipanaskan sampai mendidih, tabung ditambahkan 3 ditambahakn 1 ml larutan
kemudian didininkan 5 tetes 0,02% metilen 0,4% gliseraldehid
blue
G. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Uji Enzim Pepsin
2 ml
1. pepsin+2 ml +
HCl 0,4%
Gambar 1. (Dok. Gambar 2. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)
2 ml
2. pepsin+3 ml -
akuades
Gambar 3. (Dok. Gambar 4. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)
2 ml
akuades+2
3. -
ml HCl
0,4%
Gambar 5. (Dok. Gambar 6. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)
2 ml pepsin
didihkan +
4. -
2 ml HCl
0,4%
Gambar 7. (Dok. Gambar 8. (Dok.
Kelompok 4A, Kelompok 4A,
2018) 2018)
2 ml
tripsin+2 ml
Warna ungu
1. buffer 7,6 +
memudar
pada uji Gambar 9. (Dok.
biuret Kelompok 4A, Gambar 10.
2018) (Dok. Kelompok
4A, 2018)
2 ml
tripsin+2 ml Warna ungu
2. akuades - sedikit
pada uji memudar Gambar 11. (Dok.
Gambar 12.
biuret Kelompok 4A,
(Dok. Kelompok
2018)
4A, 2018)
2 ml tripsin
didihkan+2 Warna ungu
3. -
ml buffer pekat
7,6 Gambar 13. (Dok.
Kelompok 4A, Gambar 14. (Dok.
2018) Kelompok 4A,
2018)
No Gambar Hasil
Larutan Reaksi Keterangan
. Pengamatan
Larutan 1 (5 ml
Warna larutan
susu+5 tetes
tidak kembali
1. metilen blue +
kewarna semula
0,02%+2 ml
(putih)
paraffin cair)
Gambar 15. (Dok.
Kelompok 4A, 2018)
2. Larutan 2 (5 ml -
susu+5 tetes
metilen blue
0,02%+1 ml
formalin 0,4%+2
ml paraffin cair
Gambar 16. (Dok.
Kelompok 4A, 2018)
Larutan 3 (5 ml
susu didihkan+5
tetes metilen blue
3. -
0,02%+1 ml
formalin 0,4%+2
ml paraffin cair Gambar 17. (Dok.
Kelompok 4A, 2018)
H. Pembahasan
Dari uji enzim tripsin diketahui dari hasil pengamatan praktikum, pada
tabung ke-1 dihasilkan reaksi positif pada larutan tersebut karena
enzim tripsin bekerja optimum pada suhu 37°C dan pada pH basa,
setelah diteteskan biuret, larutan menghasilkan reaksi positif yang
ditandai dengan adanya warna ungu yang sangat pucat, hal ini
menunjukkan tidak adanya atau hanya sedikit ikatan peptida yang ada.
Lalu, pada tabung ke-2 dihasilkan reaksi negatif karena larutan bersifat
basa karena ditambahkannya aquadest yang bersifat netral, setelah
ditambahkannya biuret, dihasilkan reaksi positif yang ditandai dengan
warna ungu pucat, hal ini menunjukkan jumlah ikatan peptide yang
lebih banyak dari tabung ke-1.
3. Uji Dehidrogenase