Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKU BIOLOGI

PROPOSAL PEMBUATAN TEMPE

Disusun oleh
Nama : 1. Carandico Ghazy
2. Dwi Patra Biguna
3. Habib Nurhammad
4. Henzen Pratama Wijaya
5. Mu’ammar Khadafi
Kelas : XII Mipa Betha
Hari/Tanggal : 24 Januari 2023
Guru Pengampu : Susidawati, S.Pd, M.TPd.
Laboran : Aprodita Hutabarat, S.Si.

LABORATORIUM BIOLOGI
SMAN 10 KAUR(PENTAGON)
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun
merupakanmakanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau
mengandung sumber proteinnabati yang cukup tinggi. Tempe adalah
makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa
bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus.
Rhizopus oligosporus Rh. Oryzae Rh. stolonifer (kapangroti), atau Rh.
Arrhizus.
Sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Fermentasi ini
secara umum dikenal sebagai ragi tempe.Warna putih pada tempe
disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji
kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh miselia jamur yang
menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif
selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap bahwa
Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh
pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu
merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan
olehtubuh.Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah
mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang
tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.
Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan
Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan
galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih
cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.
Adapun dilakukannya pembuatan tempe ini dilatar belakangi untuk
memenuhi pembelajaran Bioteknologi kelas 12 semester kedua, dan agar
mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang pembuatan tempe.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan :

1. Bagaimanakah peranan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam


proses pembuatan tempe?

2Bagaimanakah proses pembuatan tempe?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan yang menjadi acuan penulis untuk membuat


laporanhasil penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui bagaimana peranan dari mikroorganisme Rhizopus
Oryzae dalam proses pembuatan tempe.
2. Mengetahui bagaimana proses pembuatan tempe.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penulisan laporaan hasil penelitian ini diharapkan dapat


bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis,
diharapkan dapat hasil penulisan laporan hasil penelitian ini dapat
memberikan kontribusi teori bagi penulisan laporan hasil penelitian yang
lain yang sejenis dengan judul laporanhasil penelitian ini.Secara praktis,
hasil penulisan makalah ini diharapkan juga dapat bermanfaatsebagai
berikut :
1) Menjadi bahan masukan berbagai pihak dalam menganalisis
perananmikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan
tempe
2) Menjadi sumber acuan bagi masyarakat atau siapapun yang
hendakmelakukan penulisaan makalah dan ada kaitannya dengan
pengaruh perananmikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses
pembuatan tempe serta bagaimana proses pembuatan tempe.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sumber Pertama

Pengertian Fermentasi bahan pangan adalah hasil kegiatan dari


beberapa spesies mikroba seperti bakteri, khamir dan kapang. Mikroba yang
melakukan fermentasi dengan memberikan hasil yang dikehendaki dapat
dibedakan dari mikroba-mikroba penyebab penyakit dan
penyebabkerusakan. Mikroba fermentasi mendatangkan hasil akhir
yangdikehendaki, misalnya bakteri akan menghasilkan asam laktat,
khamirmenghasilkan alkohol, kapang menghasilkan tempe (Muchtadi; 1989).
Fermentasi biasanya dilakukan dengan menggunakan kultur murni
yangdihasilkan di laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam
keadaankering atau dibekukan, misalnya kultur murni dari bakteri asam
laktatuntuk membuat keju. Kadang-kadang tidak digunakan kultur murni
untuk fermentasi sebagai laru (starter). Misalnya pada pembuatan tempe
atau oncom digunakan hancuran tempe dan oncom yang sudah jadi.B.
Mikroorganisme pada fermentasi jenis kapang digunakan dalam khususnya
bagi beberapa jenis kayudan fermentasi bahan pangan khususnya di Asia,
seperti kecap, miso,tempe dan lain-lainnya. Jenis kapang yang banyak
memegang peranan penting dalam fermentasi bahan makanan tersebut
adalah Aspergillus,Rhizopus dan Penicillium Tempe adalah sumber protein
yang terbuat darikedelai.

Fermentasi tempe adalah proses produksi energi dalam sel dalam


keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah
satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih
jelasyang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungananaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.Reaksi dalam
fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yangdigunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana,melalui fermentasiakan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukanoleh ragi, dan digunakan
pada produksi makanan. D. Persamaan Reaksi Kimia:

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi

yang dilepaskan:118 kJ per mol). Dijabarkan sebagai:

Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon

dioksida + Energi (ATP)Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi


tergantung jenis gulayang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis,
yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian
besar organisme.Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang
dihasilkan.

2.2. Sumber Kedua

E. Jamur pada tempe Rhizopus oryzae

merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkantoksin dan mampu
menghasilkan asam laktat, mempunyai kemampuanmengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam amino.Selain itu juga mampu
menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus
oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama
waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkatsampai pH 8,4, sehingga
jamur semakin menurun karena pH tinggi kurangsesuai untuk pertumbuhan
jamur. Jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi
kebutuhan air untuk jamur lebih sedikitdibandingkan dengan bakteri. Selain
pH dan kadar air, jumlah nutriendalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Ciri-ciri R. oryzae adalah hifa tidak bersekat (senositik), hidup sebagai
saprotrof, menguraikan senyawa organik. Reproduksi aseksual
dilakukandengan cara membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat
sporangiospora. Rhizopus oligosporus menghasilkan enzim-enzim protease.
Perombakan senyawa kompleks protein menjadi senyawa-senyawa lebih
sederhana adalah penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah
satu faktor utama penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein
nabati yang memiliki nilai cerna amat tinggi. Kandungan protein yang
dinyatakan sebagai kadar total nitrogen memang tidak berubah selama
fermentasi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari selasa, Januari 2023 pada pukul
10.45-12.15 WIB. Di laboratorium Biologi SMAN 10 KAUR PENTAGON.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:

3.2.1 Alat yang digunakan


Tabel 1. Alat yang digunakan dalam pembuatan tempe.
NO Nama Alat Jumlah(buah)
1 Kompor 1
2 Panci 1
3 Sendok pengaduk 1
4 Sendok 2
5 Kantong plastik 10
6 Serbet 1
7 Korek 1
8 Lilin 1
9 Nampan 1
10 Baskom kecil 1

3.2.2. Bahan yang Digunakan


Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe.
NO Nama Bahan Jumlah
1 Kacang Kedelai 1 Kg
2 Ragi tempe 1 sendok teh

3.3. Langkah Kerja


1) Dibersihkan alat-alat yang dipakai untuk pembuatan tempe.

2) Dicuci 1 Kg kedelai hingga bersih

3) Dibuang kedelai yang terapung, kedelai yang terapung


menandakan

bahwa kedelai tersebut tidak berkualitas baik

4) Direbus kedelai sekitar satu jam agar kulitnya cukup mudah untuk

dikupas.

5) Di kupas kulit kedelai dengan cara mengaduk-adukya dalam


baskom

6) cuci kembali kedelai sampai bersih , kemudian direndam satu


malam

7) Kedelai yang sudah di rendam kemudian ditiriskan dan letakkan di

nampan hingga dingin dan lembab atau kering.


8) Siapkan kantong plastik yang sudah dibolongi.

9) Dicampurkan ragi ke kedelai yang sudah dingin dan kering.

10) Diisi kantong plastik dengan kedelai yang sudah di beri ragi. Lalu

lipat dan bakar dengan api lilin ujung-ujung plastik agar menempel.

11) Diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

Suhu temperatur ruangan adalah kisaran 28-30 derajat celcius.

12) Diperam selama 2 hari dan lihat perkembangannya. Jika tempe

sudah berwarna putih dan sudah menebal, maka tempe siap

dikonsumsi.

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Praktikum

4.1.1 Tabel Hasil Praktikum


Tabel 3. Adapun hasil dari pembuatan tempe pada percobaan kami adalah
Sebagai berikut.
Hari ke- Perubahan
1 Pada hari pertama belum terlihar perubahan apapun pada
tempe
2 Pada hari ke dua jamur mulai tumbuh dan membentuk
gumpulan putih
3 Pada hari ke tiga jamur mulai memenuhi tempe
4 Pada hari ke empat tempe sudah jadi dan siap untuk di
olah
Pada percobaan pertama tempe belum jadi karena terlalu banyak
mecampurkan ragi dan pada percobaan ke dua dilakukan pengurangan ragi
dengan komposisi yang tepat sehingga tempepun jadi.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum mengikuti prosedur awal tempe dar ikacang kedelai,
seperti merebus kacang kedelai agar kulitnya mudah terkelupasdan
merendamnya selama satu malam. setelah di rendam satu
malam,memasukkan ragi pada kacang kedelai dan mangisi kantong plasik
yang sudahdilubangi dengan kacang kedelai.keadaan bungkus kedelai
beruap. Akibat panas yang masih ditimbulkan
fermentasi dan mycelia putih dari jamur belum merata (masih terlihat
padatan/biji kedelai).Masih ada biji kedelai yang terlihat akan tetapi keadaan
kedelai telah terbungkus sempurna oleh mycelia putih dari jamur, karena
padatan kedelaimenempel pada pembungkusnya maka padatan kedelai
tersebut terlihatmembentuk tekstur yang rata sesuai bentuk pembungkusnya
tercium bau yang khas dari bungkusan kedelai tersebut yaitu bau tempe. Na
mun tempeyang kami hasilkan tergolong keras karena tidak direbus selama 1
jam, sehinggamemutuskan untuk membuatnya ulang.Pada kacang kedelai
sudah terbungkus sempurna dengan mycelia putihdari jamur dan membentuk
tekstur yang rata dan tercium bau tempe yang khas.Tempe yang
dihasilkanpun lebih lembek dan lebih baik dari sebelumnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari proses pembuatan tempe adalah

1)pada prosesnya kita harus menggunakan bahan kedelai. Dimana


kedelai tersebut yang dicampur dengan ragi dari jamur Rhyzopus
oryzae selama proses pembuatannya. Tempe yang diberi ragi lalu disimpan
kedalam suhu ruang hingga selama 2 - 3 hari.

2) Proses pembuatan tempe harus menggunakan bahan terbaik serta


dilakukan secara teliti dan hati-hati agar didapatkan tempe ynag enak dan
berkualitas tinggi.
5.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan percobaan dan penelitian secara serius


dan cermat serta selalu mempertimbangkan dari kebersihannya.dalam
melakukan percobaan sebaiknya tetap dalam pengawasan guru
pembimbing,agar hasilnya sesuai denga apa yang kita harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Muchtadi, D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Pusat Antar


Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Sorenson, W.G. and Hesseltine, C.W. (1986). Carbon and


Nitrogen Utilization by. Rhizopus Oligosporus. Mycologia 58,
681-689.

Anda mungkin juga menyukai