Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOLOGI

PROSES PEMBUATAN TEMPE

Disusun oleh:
Nurmalasari
Zahra Najla
Taufik Hidayat
Nela Nurahmawati
Rihlah Tul Fauziah
Fitria

KELAS XII IPA 3

SMAN 1 PEBAYURAN
2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehimgga Makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih banyak
kepada guru pembimbing,teman dan sahabat semuanya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalam
bagi para pembaca,untuk kedepaannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambahkan isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karen keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang

Tempe merupakan salah satu makanan dari olahan kedelai dan merupakan salah
satu yang digemari masyarakat Indonesia karena mudah diolah untuk berbagai macam makanan
misalnya tempe goreng,oseng tempe,dan kripik tempe. Selain mudah unutk diolah harga tempe
Juga murah dan mudah didapat dipasar terdekat atau warung-waryng dekat rumah. Tempe juga
mengandung protein yang tinggi karena merupakan olahan dari kedelai,pengolahan tempe dari
proses kedelai mentah sampai menjadi tempe melalui proses fermentasi. Proses fermentasi
adalah proses yang memanfaatkan mikroba untuk menghasilkan metabolit ptimer dan metabolic
sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Mikroba inilah yang membantu proses
terbentuknya tempe. Ads beberapa mikroba yang berperan dalam pembuatan tempe ini yaitu
empat jenis kapang genus rhizopus,yaitu rhizopus oligospurus,rhizopus stolonifer,rhizopus
arrhizus;rhizopus oryzae.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat tempe?
2, Bagaimana peran mikroba dalam pembuatan tempe?

C.Tujuan
1. Mengetahui car ape,buatan tempe
2. Mengetahui mikroba rhyzopus oryzae yang berperan dalam pembuatan tempe

D.Manfaat
1. Mengetahui cara kerja atau proses pembuatan tempe dengan menggunakan
bioteknologi
2. Memperdalam pemahaman materi mengenai bioteknologi konvensional

BAB II
Pembahasan

A.Deskripsi Teori

1. Tempe
Tempe merupakan salah satu makanan tradisional yang ada di Indonesia yang
tergolong ke dalam produk bioteknologi konvensional. Proses pembuatan tempe tidak
lepas dari bantuan mikroorganisme Rhizopus sp. Atau biasa dikenal dengan ragi tempe.
Ragi tempe disebut juga sebagai “starter tempe atau inoculum tempe”. Ragi tempe
merupakan kumpulan spora kapang dan jamur yang digunakan sebagai bahan untuk
pembibitan pada pembuatan tempe.

Ragi tempe ini biasanya menggunakan beberapa campuran jenis jamur. Sehingga
dapat membentuk padatan kompak berwarna putih pada tempe. Jamur yang sering
digunakan untuk pembuatan tempe biasanya mrnggunakan jamur rhizopus oligosporus
dan rhizopus oryzae.

Jamur rhizopus sp dapat tumbuh pada kisaran pH 3,4 – 6 dan akan bertambah
seiring bertambahnya waktu fermentasi hingga mencapai pH 8. Semakin tinggi pH
menyebabkan jumlah jamur rhizopus sp. Semakin menurun. Hal ini karena jamur
rhizopus sp. Berada dilingkungan yang tidak sesuai. Selain pH, pertumbuhan jamur
rhizopus sp. Juga dipengaruhi oleh kadar air dan jumlah nutrien dalam substrat.

Jamur tempe (rhizopus sp) dapat menghasilkan beberapa enzim yang bermanfaat
saat proses fermentasi berlangsung seperti enzim protease,amylase,dan lipase. Enzim-
enzim inilah yang akan mengubah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana pada
bahan baku yang difermentasikan sehingga memudahkan untuk dicerna oleh tubuh
manusia. Proses fermentasi yang dilakukan jamur tempe juga mengakibatkan munculnya
warna putih dan tekstur kompak pada bahan baku tempe. Kondisi ini diakibatkan karena
adanya miselia jamur yang tumbuh dan saling terhubung pada bahan baku yang
digunakan untuk membuat tempe.

2. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pembuatan tempe dengan cara fermentasi kedelai. Proses
pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga diperoleh hasil
jadi tempe,waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan maksimal 72 jam. Lamanya proses
pembuatan tempe karena proses fermentasi . Fermentasi akan berlangsung baik dan cepat bila
dibantu dengan kondisi suhu yang optimal,jumlah ragi yang tepat dan pH yang asam kurang
lebih 4-5 percobaan pembuatan tempe kali ini dilakukan selama 2 hari berturt-turut atau kurang
lebih 48 jam.

Pada pengamatan hari pertama,kedelai yang sedang difermentasi dalam keadaan panas dan
mengembun yang terlihat dengan terdapatnya uap pada plastik pembungkus kedelai terlihat pula
mulai tumbuh sedikit jamur,yang belum merata pada sekitar kedelai. Pada pengamatan hari
kedua , terlihat jamur jamur yang sudah merata dan menutupi kedelai dan tercium bau khas
tempe.

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tempe sangat tergantung dari hasil fermentasi
jenis bahan utama/substratnya yaitu kedelai,macam mikroba yang aktif dan kondisi disekitarnya
yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolism mikroba tersebur,dan hal ini dapat dikatakan
bahwa pengolahan kedelai hingga menjadi tempe sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki.

Cita rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan juga oleh jenis
pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini yang kita ketahui ada dua jenis
pembungkus tempe,yaitu plastik dan daun pisang. Kemasan palstik memiliki kelebihan yaitu
kuat,ringan dan tidak karatan serta dapat diberi warna,sedangkan kelemahannya adalah molekul
kecil yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan
yang dikemas. Daun pisang memiliki kelebihan pembungkusan alami yang tidak mengandung
bahan kimia,mudah ditemukan mudah dilipat dan memberikan aroma yang sedap.

DAFTAR PUSTAKA
http://ikamelyaastuti.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bioteknologi-cara-pembuatan.html

Anda mungkin juga menyukai