Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang identifikasi risiko dalam manajemen risiko.
Kami akan menjelaskan tentang pengertian, langkah-langkah, teknik pendukung, dan siklus
manajemen risiko dalam identifikasi risiko. Kami juga akan memberikan beberapa contoh
analisis sekuen risiko untuk membantu pemahaman pembaca tentang aplikasi dari identifikasi
risiko dalam kegiatan organisasi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian......................................................................................................................................3
2.2 Identifikasi Menurut Para Ahli....................................................................................................3
2.3 Langkah-langkah dalam mengidentifikasi risiko........................................................................4
2.4 Siklus Manajemen Risiko (Mapping risiko)................................................................................6
2.5 Contoh Analisis Sekuen Risiko.....................................................................................................7
2.6 Teknik Pendukung Identifikasi risiko..........................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Risiko merupakan kondisi di masa depan atau keadaan yang terjadi diluar kendali tim proyek
yang akan memberikan dampak yang merugikan proyek (Dey, et al., 2007). Karena risiko
merupakan kondisi di masa depan, maka risiko tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi
maupun tidak terjadi. Apabila risiko terjadi, maka risiko dapat menimbulkan kegagalan
proyek. Ada 3 kriteria umum suatu proyek dapat dikatakan gagal.

Pertama, proyek tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pengguna. Kedua, proyek
tidak selesai tepat waktu. Ketiga, proyek tidak sesuai dengan budget yang diperkirakan. Oleh
karena itu, risiko harus ditangani dengan upaya yang efektif sebelum risiko tersebut
menyebabkan kegagalan proyek.

Untuk mengelola risiko-risiko yang mungkin terjadi, tim perlu menggunakan suatu
manajemen risiko. Menurut penulis dari buku Project Risk Management Guidelines:
Managing Risk in Large Project and Complex Procurement, manajemen risiko merupakan
kultur, proses dan struktur yang diarahkan menuju manajemen efektif terhadap kemungkinan
yang potensial dan pengaruh yang merugikan (Cooper, et al., 2005). Manajemen risiko
disebut sebagai kultur atau budaya karena manajemen risiko seharusnya merupakan suatu hal
yang harus dibudayakan dalam perusahaan. Ini dilakukan agar risiko yang berpengaruh buruk
terhadap perusahaan dapat senantiasa dipantau dan dikelola.

Menurut survei Global Financial Service Risk Management Survey yang dilakukan sekali
dalam dua tahun, hanya 60% dari responden yang mengatakan bahwa mereka sudah
menanamkan manajemen risiko untuk perusahaan mereka. Sementara itu, 40% lainnya masih
belum menerapkan manajemen risiko (Deloitte, 2015).

Disini penulis melihat bahwa kesadaran perusahaan akan pentingnya manajemen risiko masih
kurang. Manajemen risiko konvensional untuk perusahaan yang bergerak di bidang teknologi
informasi biasanya diterapkan pada SDLC. Metodologi Waterfall merupakan salah satu
model SDLC tradisional yang memiliki fasefase yang dikerjakan secara berurutan atau
sekuensial.

1
Metodologi ini diperkenalkan oleh Winston Royce pada tahun 1970. Fase – fase yang
berurutan ini mempermudah manajemen risiko konvensional diterapkan pada metodologi
Waterfall.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Identifikasi Risiko?


2. Apa saja Identifikasi Menurut Para Ahli?
3. Apa saja Langkah-langkah dalam mengidentifikasi risiko?
4. Bagaimana Siklus Manajemen Risiko (Mapping risiko)?
5. Bagaimana Contoh Analisis Sekuen Risiko?
6. Apa saja Teknik Pendukung Identifikasi risiko?

1.3 Tujuan

Tujuan dari identifikasi risiko dalam manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi risiko yang dapat mempengaruhi proyek atau organisasi. Dengan
mengidentifikasi risiko secara tepat, manajer risiko dapat mengambil tindakan yang tepat
untuk mengurangi dampak negatif dari risiko pada proyek atau organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Identifikasi risiko adalah proses mengidentifikasi dan mengevaluasi kemungkinan terjadinya


suatu kejadian atau kondisi yang dapat berdampak negatif pada tujuan atau strategi suatu
organisasi atau proyek.

Proses identifikasi risiko sangat penting dalam manajemen risiko, karena dengan mengetahui
risiko yang ada, suatu organisasi atau proyek dapat mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk meminimalkan atau mengatasi dampak negatif yang mungkin terjadi. Selain itu, proses
identifikasi risiko juga dapat membantu organisasi atau proyek untuk mengidentifikasi
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil yang diinginkan.

Identifikasi risiko dilakukan melalui pengumpulan informasi tentang berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi tujuan atau strategi organisasi atau proyek, termasuk lingkungan
internal dan eksternal, kondisi pasar, teknologi, dan faktor-faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau proyek. Dengan demikian, identifikasi risiko
merupakan langkah awal yang penting dalam manajemen risiko yang efektif.

2.2 Identifikasi Menurut Para Ahli

 Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge), identifikasi risiko


adalah proses untuk mengembangkan pemahaman tentang risiko yang dapat
mempengaruhi proyek dan memperoleh konsensus tentang prioritas mereka.

Proses identifikasi risiko dalam PMBOK melibatkan pengumpulan informasi tentang


kemungkinan risiko dan dampaknya pada proyek, serta mengevaluasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya risiko. Hasil dari proses identifikasi
risiko adalah daftar risiko yang diidentifikasi, yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk mengembangkan rencana manajemen risiko yang efektif.

3
Dalam PMBOK, proses identifikasi risiko merupakan salah satu dari lima proses
dalam manajemen risiko proyek, yaitu:

1. Plan Risk Management (Merencanakan Manajemen Risiko)


2. Identify Risks (Mengidentifikasi Risiko)
3. Perform Qualitative Risk Analysis (Melakukan Analisis Risiko Kualitatif)
4. Perform Quantitative Risk Analysis (Melakukan Analisis Risiko Kuantitatif)
5. Plan Risk Responses (Merencanakan Respon Risiko)

 Sedangkan menurut Charles Yoe, identifikasi risiko adalah proses pengenalan dan
penilaian bahaya yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan, atau lingkungan.

Definisi Charles Yoe lebih menekankan pada risiko terkait dengan keselamatan,
kesehatan, dan lingkungan, yang merupakan hal yang sangat penting dalam beberapa
bidang seperti industri kimia, industri minyak dan gas, atau sektor kesehatan. Dalam
konteks ini, identifikasi risiko sangat penting untuk memastikan bahwa risiko tersebut
diidentifikasi dan diatasi dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya bahaya
yang dapat membahayakan keselamatan, kesehatan, atau lingkungan.

Proses identifikasi risiko menurut definisi Charles Yoe melibatkan pengenalan dan
penilaian bahaya atau risiko, serta mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kemungkinan terjadinya risiko. Hasil dari proses identifikasi risiko ini adalah daftar
risiko atau bahaya yang diidentifikasi, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan rencana manajemen risiko yang efektif.

Dalam konteks manajemen risiko, identifikasi risiko menurut definisi Charles Yoe
sering digunakan dalam bidang-bidang tertentu seperti manajemen risiko lingkungan
atau manajemen risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

2.3 Langkah-langkah dalam mengidentifikasi risiko

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses identifikasi risiko:

1. Identifikasi sumber risiko


Langkah pertama dalam proses identifikasi risiko adalah mengidentifikasi sumber
risiko, yaitu segala sesuatu yang dapat menyebabkan terjadinya risiko pada proyek

4
atau organisasi. Sumber risiko dapat berasal dari berbagai aspek, seperti manusia, alat,
bahan, lingkungan, dan lain-lain.

2. Identifikasi jenis risiko


Selanjutnya, identifikasi jenis risiko yang dapat terjadi. Risiko dapat terjadi dalam
berbagai bentuk, seperti risiko teknis, risiko keuangan, risiko hukum, risiko
lingkungan, dan lain-lain.

3. Penilaian risiko
Setelah mengidentifikasi sumber dan jenis risiko, langkah berikutnya adalah
melakukan penilaian risiko dengan mengevaluasi potensi dampak risiko dan
kemungkinan terjadinya risiko. Dalam penilaian risiko, dapat digunakan teknik seperti
analisis SWOT, analisis FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), dan lain-lain.

4. Mengembangkan daftar risiko


Selanjutnya, daftar risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa kategori dan dikembangkan menjadi daftar risiko lengkap.

5. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat keparahan risiko dan
kemungkinan terjadinya risiko. Risiko dengan tingkat keparahan dan kemungkinan
yang tinggi harus diprioritaskan untuk diatasi dengan tindakan pengendalian yang
tepat.

6. Menetapkan prioritas risiko


Setelah risiko dievaluasi, selanjutnya risiko harus diprioritaskan berdasarkan tingkat
dampak dan kemungkinan terjadinya. Risiko yang paling mempengaruhi proyek atau
organisasi harus diberikan prioritas untuk diatasi.

5
7. Mengembangkan rencana manajemen risiko
Setelah prioritas risiko ditetapkan, selanjutnya dapat dikembangkan rencana
manajemen risiko yang berisi strategi dan tindakan pengendalian yang tepat untuk
mengatasi risiko yang telah diidentifikasi.

8. Memantau dan meninjau risiko


Risiko harus terus dimonitor dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa
rencana manajemen risiko yang telah dikembangkan masih relevan dan efektif untuk
mengatasi risiko. Jika ada risiko baru yang muncul, maka harus segera diidentifikasi
dan diatasi dengan tindakan pengendalian yang tepat.

2.4 Siklus Manajemen Risiko (Mapping risiko)

Siklus Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan sistematik dalam mengelola risiko pada
suatu proyek atau organisasi. Siklus ini terdiri dari lima tahap utama, yaitu: identifikasi risiko,
analisis risiko, penilaian risiko, mitigasi risiko, dan pemantauan risiko.

Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus manajemen risiko (mapping risiko):

1. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko dilakukan dengan mengidentifikasi potensi risiko yang dapat
mempengaruhi tujuan proyek atau organisasi. Risiko dapat berasal dari berbagai
aspek, seperti manusia, alat, bahan, lingkungan, dan lain-lain.
2. Analisis risiko
Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis risiko
untuk mengevaluasi potensi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko. Dalam
analisis risiko, dapat digunakan teknik seperti analisis SWOT, analisis FMEA,
analisis pohon keputusan, dan lain-lain.
3. Penilaian risiko
Penilaian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat keparahan risiko dan
kemungkinan terjadinya risiko. Risiko dengan tingkat keparahan dan kemungkinan
yang tinggi harus diprioritaskan untuk diatasi dengan tindakan pengendalian yang
tepat.
6
4. Mitigasi risiko
Mitigasi risiko dilakukan dengan mengembangkan rencana manajemen risiko yang
berisi strategi dan tindakan pengendalian yang tepat untuk mengatasi risiko yang telah
diidentifikasi. Rencana manajemen risiko harus mencakup strategi untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko dan mengurangi dampaknya jika risiko tersebut terjadi.
5. Pemantauan risiko
Pemantauan risiko dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa rencana
manajemen risiko yang telah dikembangkan masih relevan dan efektif untuk
mengatasi risiko. Jika ada risiko baru yang muncul, maka harus segera diidentifikasi
dan diatasi dengan tindakan pengendalian yang tepat.

2.5 Contoh Analisis Sekuen Risiko

Analisis Sekuen Risiko (Risk Sequencing Analysis) adalah metode untuk mengevaluasi dan
mengelola risiko dengan mengidentifikasi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya
pada proyek atau organisasi. Berikut adalah contoh analisis sekuen risiko:

1. Identifikasi Risiko
Identifikasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi proyek atau organisasi.
Misalnya, risiko keterlambatan dalam pengiriman bahan baku.

2. Analisis Risiko
Evaluasi potensi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko. Dalam contoh ini,
kemungkinan terjadinya risiko adalah tinggi, dan dampaknya adalah keterlambatan
dalam jadwal proyek, biaya tambahan, dan hilangnya kepercayaan pelanggan.

3. Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat keparahan risiko dan
kemungkinan terjadinya risiko. Dalam contoh ini, risiko memiliki tingkat keparahan
yang tinggi dan kemungkinan terjadinya yang tinggi.

7
4. Mitigasi Risiko
Mengembangkan rencana manajemen risiko yang berisi strategi dan tindakan
pengendalian yang tepat untuk mengatasi risiko. Dalam contoh ini, rencana
manajemen risiko dapat mencakup strategi untuk mempercepat pengiriman bahan
baku, melakukan persetujuan dengan supplier untuk mengurangi kemungkinan
keterlambatan, atau mencari alternatif supplier jika perlu.

5. Pemantauan Risiko
Pemantauan risiko dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa rencana
manajemen risiko yang telah dikembangkan masih relevan dan efektif untuk
mengatasi risiko. Dalam contoh ini, pemantauan risiko dapat dilakukan dengan
memeriksa jadwal pengiriman bahan baku secara teratur dan mengambil tindakan jika
terjadi keterlambatan atau perubahan dalam jadwal pengiriman.

2.6 Teknik Pendukung Identifikasi risiko

Berikut adalah beberapa teknik pendukung identifikasi risiko yang dapat digunakan dalam
proses manajemen risiko:

1. Brainstorming
Brainstorming adalah proses pengumpulan ide dari tim atau kelompok. Tim atau
kelompok tersebut bertemu dan bekerja bersama untuk mengidentifikasi risiko
potensial yang mungkin terjadi dalam proyek atau organisasi.

2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam proyek atau organisasi. Dalam
proses identifikasi risiko, analisis SWOT dapat membantu dalam mengidentifikasi
risiko yang muncul dari kelemahan atau ancaman.

8
3. Teknik Delphi
Teknik Delphi adalah teknik yang melibatkan serangkaian pertanyaan dan diskusi
antara para ahli. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat
tentang risiko dan memperoleh konsensus tentang prioritas risiko.

4. Analisis Data Historis


Analisis data historis melibatkan pengumpulan dan analisis data dari proyek atau
organisasi sebelumnya. Data ini dapat memberikan informasi tentang risiko yang
terjadi pada proyek atau organisasi sebelumnya dan membantu dalam
mengidentifikasi risiko pada proyek atau organisasi saat ini.

5. Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan melibatkan membandingkan risiko pada proyek atau organisasi
saat ini dengan risiko pada proyek atau organisasi sebelumnya atau proyek atau
organisasi yang serupa. Hal ini dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko yang
serupa pada proyek atau organisasi saat ini dan membantu dalam mengembangkan
strategi manajemen risiko yang tepat.

6. Analisis Monte Carlo


Analisis Monte Carlo adalah teknik statistik yang digunakan untuk menghasilkan
simulasi dari hasil yang mungkin terjadi. Teknik ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi risiko potensial pada proyek atau organisasi.

7. Analisis Wawancara
Analisis wawancara melibatkan melakukan wawancara dengan orang-orang terkait
proyek atau organisasi untuk mendapatkan informasi tentang risiko yang mungkin
terjadi. Teknik ini dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko yang tidak dapat
diidentifikasi dengan teknik lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam manajemen risiko, identifikasi risiko merupakan langkah awal yang sangat penting
untuk mengurangi dampak negatif dari risiko pada proyek atau organisasi. Dalam proses
identifikasi risiko, perlu dilakukan pengumpulan informasi, analisis, dan pemahaman yang
mendalam tentang risiko yang mungkin terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai teknik pendukung seperti brainstorming, analisis SWOT, teknik Delphi, analisis
data historis, analisis perbandingan, analisis Monte Carlo, dan analisis wawancara.

Setelah risiko teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi risiko dan
mengembangkan strategi manajemen risiko yang tepat untuk mengurangi dampak negatif dari
risiko tersebut. Oleh karena itu, identifikasi risiko merupakan langkah awal yang krusial
dalam manajemen risiko dan dapat membantu dalam meminimalkan risiko dan memastikan
keberhasilan proyek atau organisasi.

3.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk memperbaiki proses identifikasi risiko dalam
manajemen risiko:

8. Menggunakan teknik pendukung yang tepat: Memilih teknik pendukung yang paling
tepat untuk mengidentifikasi risiko pada proyek atau organisasi. Setiap teknik
memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga pemilihan teknik yang tepat akan
membantu dalam mengidentifikasi risiko secara akurat.
9. Melibatkan semua pihak terkait: Melibatkan semua pihak terkait dalam proses
identifikasi risiko, termasuk tim proyek, stakeholder, dan ahli. Hal ini akan membantu
dalam mendapatkan pandangan yang komprehensif tentang risiko yang mungkin
terjadi pada proyek atau organisasi.

10
Dengan mengikuti saran-saran di atas, proses identifikasi risiko dapat ditingkatkan dan
membantu dalam mengidentifikasi risiko secara lebih akurat, sehingga dapat mengurangi
dampak negatif dari risiko pada proyek atau organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Project Management Institute. (2017). A guide to the project management body of knowledge
(PMBOK® guide) (6th ed.). Project Management Institute.

Yoe, C. (2004). Risk management: A practical guide for construction professionals. John
Wiley & Sons.

Hillson, D., & Simon, P. (2012). Practical risk management: The ATOM methodology.
Management Concepts.

Health and Safety Executive. (2006). Risk management: A practical guide for decision
makers. HSE Books.

Hopkin, P. (2017). Fundamentals of risk management: Understanding, evaluating and


implementing effective risk management. Kogan Page.

Klemetti, E. (2013). Project risk identification and management: A practical approach. Wiley.

Rathore, V. S. (2015). Identification of risk in project management. Journal of Advanced


Management Science, 3(2), 126-131.

Lyytinen, T., & Hujala, E. (2015). Identifying risks in project management: A theoretical
perspective. Journal of Risk Research, 18(4), 462-479.

Hillson, D. (2012). Effective opportunity management for projects: Exploiting positive risk.
CRC Press.

A Guide to the Risk Management Process (ISO 31000) - https://www.iso.org/iso-31000-risk-


management.html

11

Anda mungkin juga menyukai