Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGUKURAN RISIKO

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko
Dosen pengampu: Lukman Fadhiliya, M.Pd

Disusun oleh

1. Winda Rahmawati ( 202130003 )

2. Annisatul Luayyinah ( 202130006)

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purworejo

Tahun 2023

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
kasih-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah saya terima, serta petunjuk-Nya
sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi saya dalam penyusunan MAKALAH
Pengukuran Risiko. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi
Agung Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh setelah mengikuti
pembelajaran Manajemen Risiko juga dari sumber informasi lain. Kami selaku penyusun hanya
memiliki sebatas ilmu yang bisa saya sajikan, sebagai tugas mata kuliah Manajemen Risiko.
Saya menyadari bahwa pengetahuan dan pemahaman kami tentang makalah ini
menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang
Pengukuran Risiko. Oleh karena itu,kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Terutama kepada dosen yang telah membimbing dalam
penyusunan makalah Pengukuran Risiko

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Konsep Pengukuran Risiko...................................................................................................6
1. Pengertian Pengukuran Risiko..........................................................................................6
2. Jenis Risiko Pada Leverge................................................................................................7
3. Dimensi Risiko yang Diukur.............................................................................................8
4. Menentukan Tingkat Kerugian (Keparahan)....................................................................9
B. Pengukuran Risiko dengan Distribusi Probabilitas............................................................10
1. Macam Distribusi Probabilitas........................................................................................10
2. Teknik Pengukuran Risiko..............................................................................................11
3. Konsep Probabilitas........................................................................................................13
C. Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Statistika..............................................................14
1. Pengukuran Risiko Bisnis...............................................................................................14
2. Pengukuran Risiko Pendanaan........................................................................................15
3. Pengukuran Risiko Total.................................................................................................15
D. Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Pasar....................................................................16
BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................................18

3
B. Saran...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Risiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun


organisasi. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrakkendaraan lain di
jalan, risiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya,dapat menyebabkan kita
menanggung kerugian jika risiko-risiko tersebuttidak kita antisipasi dari awal. Risiko
dikaitkan dengan kemungkinan kejadianatau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurangatau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan ataumerugikan. Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen risiko menjadi trendutama baik dalam perbincangan,
praktik, maupun pelatihan kerja. Hal inisecara konkret menunjukkan pentingnya
manajemen risiko dalam bisnis padamasa kini. Setelah kita mengidentifikasi resiko maka
tindakan selanjutnyaadalah mengukur risiko. Dengan mengukur risiko kita bisa
mengetahuiseberapa besar risiko itu. Hal ini penting, karena sebelum kita
menentukansikap untuk mengendalikan risiko terlebih dahulu kita mengetahui
kadarresiko tersebut, hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat bagaimana
cara mengukur risiko dengan mudah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Konsep Pengukuran Risiko ?


2. Bagaimana Pengukuran Pengukuran Risiko dengan Distribusi Probabilitas ?
3. Bagaimana Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Statistika?
4. Bagaimana Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Pasar ?

C. Tujuan Penulisan

5
1. Untuk mengetahui konsep pengukuran risiko
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran risiko dengan Distribusi Probabilitas
3. Untuk mengetahaui bagaimana pengukran risiko dengan Pendekatan Statistika
4. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran risiko dengan Pendekatan Pasar

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pengukuran Risiko

1. Pengertian Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian


risiko. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang akan membantu untuk
menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk
menanganinya.
Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/ kecilnya risiko
yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi perusahaan serta dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan,
sekaligus melakukan prioritisasi risiko, yang mana yang paling relevan.
Pengukuran risiko adalah keputusan penting yang harus dilakukan oleh
manajer keuangan atau chief financial officer (CFO) yang mencakup keputusan
investasi (investment decision) dan keputusan pendanaan (financial decision).
Dalam memasuki pasar, yang kondisi persaingannya sangat ketat, kedua
keputusan tersebut harus selalu diupayakan efektif dan efisien karena dapat
mengakibatkan biaya tetap. Biaya tetap yang timbul dari keputusan investasi
disebut biaya tetap operasi, sedangkan biaya tetap yang ditimbulkan dari
keputusan pendanaan disebut biaya tetap pendanaan. Penggunaan biaya tetap
yang diupayakan untuk meningkatkan laba disebut leverage.
Dengan demikian, ada dua leverage, yaitu leverage operasi dan leverage
pendanaan. Dilihat dari sifatnya, biaya tetap menunjukkan biaya yang besarnya
tidak dipengaruhi atau tidak berubah meskipun volume penjualan atau produksi
mengalami perubahan.
Biaya tetap merupakan kewajiban yang harus dibayar meskipun volume
penjualan sedikit atau perusahaan menderita kerugian. Semakin besar penggunaan

7
biaya tetap, semakin besar pula kemungkinan laba yang ada untuk membayar
biaya atau beban tetap tersebut. Jika perusahaan menderita kerugian (atau apa
yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan) yang ditimbulkan oleh adanya
penggunaan biaya tetap, penggunaan biaya tetap tersebut mengandung risiko.
Oleh karena itu, pengukuran risiko yang ditimbulkan karena adanya
penggunaan leverage menjadi sangat penting agar dalam mengambil keputusan
penggunaan leverage manajemen mendapat informasi yang memadai dan
seimbang, tidak hanya mengenai labanya, tetapi juga risiko yang ditimbulkannya.

2. Jenis Risiko Pada Leverge

Leverage dibedakan menjadi leverage operasi, leverage pendanaan, dan


leverage totalSeiring dengan pembedaan leverage, risiko pun dapat dibedakan
menjadi berikut ini.
a. Risiko Leverge Operasi
Keputusan leverage operasi menunjukkan keputusan investasi yang
menggunakan biaya tetap operasi oleh perusahaan. Leverage operasi dapat
digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan biaya tetap operasi
dalam suatu perusahaan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap
operasi, antara lain gaji pegawai, biaya asuransi, dan depresiasi gedung
dan peralatan. Semakin besar penggunaan biaya tetap operasi, semakin
bisa meningkatkan penjualan yang pada akhirnya meningkatkan laba
sebelum bunga dan pajak (EBIT- earning before interest and tax).
Misalnya, dengan menaikkan gaji tetap karyawan, semangat kerja
karyawan meningkat yang dapat berdampak positif terhadap pencapaian
laba yang diharapkan. Sekalipun demikian, penggunaan biaya tetap
operasi yang semakin besar dapat menyebabkan biaya tetap tersebut tidak
terbayar. Dengan demikian, leverage operasi dapat menimbulkan risiko.
Adapun risiko yang ditimbulkannya disebut risiko bisnis.
b. Risiko Leverge Pendanaan
Keputusan leverage pendanaan menunjukkan keputusan pendanaan
yang mengakibatkan adanya biaya tetap pendanaan. Biaya tetap tersebut

8
berupa bunga untuk pendanaan dengan utang, dan dividen untuk
pendanaan dengan saham preferen.
c. Risiko Leverge Total
Leverage total merupakan kombinasi antara leverage operasi dan
leverage pendanaan. Leverage total digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam penggunaan biaya tetap, baik biaya tetap operasi
maupun biaya tetap pendanaan. Dengan demikian, leverage total dapat
dipandang sebagai refleksi keseluruhan dari biaya tetap operasi dan
pendanaan. Analisis leverage total membantu manajemen keuangan atau
CFO dalam menganalisis persentase perubahan EPS yang disebabkan oleh
adanya persentase perubahan pada volume penjualan.
Risiko total merupakan penggabungan risiko bisnis dan risiko
pendanaan. Untuk menganalisis pengaruh keputusan leverage total
terhadap laba, kita dapat menggunakan degree of total leverage (DTL)

3. Dimensi Risiko yang Diukur

Pengukuran risiko diperlukan untuk menentukan pentingnya dan memperoleh


informasi yang akan membantu unt rela menetapkan kombinasi peralatan manajemen
risiko yang tepat untuk menanganinya.

Dimensi yang harus diukur yang berkenaan dengan dua dimensi risiko, yaitu:

a) frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi;


b) keparahan dari kerugian tersebut

Dengan melakukan pengukuran tersebut, dapat diketahui has dari identifikasi


tersebut, yaitu:

a) rata-rata nilainya dalam periode anggaran


b) variasi nilai dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan
berikutnya
c) dampak keseluruhan dari kerugian itu jika kerugian tersebut ditanggung sendiri

9
Kedua dimensi ini sangat penting untuk menilai relatif pentingnya suatu exposure
terhadap kerugian potensial

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dimensi pengukuran tersebut, antara lain:

a) memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjaditerutama dalam


kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan;
b) memerhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena
peril;
c) akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah daripada
yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak
diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung;
d) dalam mengestimasi adanya kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari
suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.

4. Menentukan Tingkat Kerugian (Keparahan)

Dalam menentukan keparahan kerugian, manajer harus berhati- hati untuk


memasukkan semua kerugian yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat peristiwa
tertentu, beserta dampaknya yang terakhir terhadap keuangan perusahaan yang
bersangkutan.

keuangan terakhir dari suatu kerugian mungkin pula terabaikan dalam


mengevaluasi nilai rupiah dari suatu kerugian. Keparahan kerugian juga akan
bergantung pada jumlah unit yang terkena kerugian. Misalnya, suatu perusahaan
mempunyai tiga gudang yang letaknya berdekatan maka kerugian akan lebih parah
karena satu peristiwa kebakaran saja bisa menghabiskan ketiga gudang tersebut.

Kerugian rata-rata ini dapat dibandingkan dengan premi asuransi yang harus
dibayar jika perusahaan itu meminta perlindungan asuransi.

10
B. Pengukuran Risiko dengan Distribusi Probabilitas

Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian bagi tiap-tiap outcome


yang mungkin. Karena outcome itu merupakan mutuallly exclusive, semua probabilitas
itu jika dijumlahkan sama dengan satu.

1. Macam Distribusi Probabilitas

Tiga macam distribusi probabilitas menunjukkan outcome:

a) total kerugian per tahun (atas periode budget);


b) banyak kejadian per tahun;
c) kerugian per kejadian.

Untuk menggambarkan ketiga jenis probabilitas itu, kita akan mempertimbangkan


contoh tentang kerugian tabrakan mobil.

a. Total kerugian harta langsung (tidak termasuk kerugian net income, liability loss,
atau personal) yang mungkin akan dialami perusahaan yang disebabkan oleh
tabrakan armada atau pengangkutan.
b. Banyaknya tabrakan
c. Total kerugian harta per tabrakan.

Contoh kerugian ini berkenaan dengan satu jenis kerugian untuk semua unit yang
dihadapkan pada kerugian dengan satu penyebab (tabrakan).

Distribusi probabilitas dapat dibangun untuk berbagai kombinasi dari:

a. jenis kerugian;
b. unit-unit yang mengalami exposure kemungkinan merugi)
c. penyebab kerugian

Akhirnya, untuk keputusan manajemen risiko, manajer risiko umumnya, sebaiknya


membangun distribusi probabilitas untuk total kerugian sesudah pajak dan distribusi
probabilitas kerugian sesudah pajak pada setiap kejadian.

11
2. Teknik Pengukuran Risiko

a. Pengukuran Risiko dengan Distribusi Probabilitas

Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.


Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari
kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau
hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0
menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian
atau hasil yang pasti.

b. Konsep Probabilitas
Dalam menjelaskan konsep mengenai konsep probabilitas kita awali
dengan konsep mengenai sample space (lingkup kejadian) dan event suatu
kejadian atau peristiwa. Bayangkanlah sub set, S dari kemungkinan kejadian atau
hasil dari kejadian tertentu. Set, S tersebut mungkin saja berupa daftar dari jumlah
tabrakan kendaraan di wilayah tertentu, tahun tertentuSet seperti ini disebut
sample space.
Untuk mengetahui besar kemungkinan terjadinya suatu peristiwa,
digunakan rumus:
W(E)
P(E) = di mana S = Peristiwa yang diamati
W(S) E = Sub set
W(S) = Jumlah keseluruhan bobot S
W(E) = Jumlah keseluruhan bobot dalam subset E.

c. National Risiko Diukur berdasarkan Nilai Ekspor

Contohnya, pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika


perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp2 miliar, besarnya
risiko kredit berdasarkan pendekatan notional adalah Rp2 miliar.

1. Sensitivitas risiko diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu eksposur


terhadap perubahan faktor penentuContoh paling populer adalah risiko

12
aset keuangan atau sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat
pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap perubahan tingkat
pengembalian pasar. Ukuran ini dikenal sebagai Beta Pasar. Contoh lain
adalah degree of operating leverage (DOL) yang mengukur sensitivitas
laba operasi terhadap perubahan penjualan. DOL digunakan sebagai
ukuran risiko bisnis.
2. Volatilitas risiko diukur berdasarkan seberapa besar nilai eksposur
berfluktuasiUkuran yang umum adalah standar deviasi. Semakin besar
standar deviasi suatu eksposur, semakin berfluktuasi nilai eksposur
tersebut, yang berarti semakin berisiko eksposur atau aset tersebut.
3. Pendekatan VaR (value at risk), risiko diukur berdasarkan kerugian
maksimum yang bisa terjadi pada suatu aset atau investasi selama periode
tertentu, dengan tingkat keyakinan (level of confidence) tertentu. Untuk
mengukur risiko dengan pendekatan VaR, diperlukan data standar deviasi
dan skor Z dari tabel distribusi normal. Contoh: diketahui standar deviasi
dari suatu aset bernilai Rp1 juta adalah 2,4%. Pada tingkat keyakinan
95%, skor Z-nya adalah 1,645. Besarnya risiko (dalam nilai Z) adalah
0,024 x 1,645 = 0,040. Jika nilai Z tersebut dikembalikan ke nilai awalnya
menjadi 0,040 x Rp1 juta = Rp40 ribu.
4. Matriks frekuensi dan signifikansi risiko; teknik pengukuran yang cukup
sederhana (tidak terlalu melibatkan kuantifikasi yang rumit) adalah
mengelompokkan risiko berdasarkan dua dimensi, yaitu frekuensi dan
signifikansi.
Ada dua hal dalam proses tersebut, yaitu sebagai berikut.
a) Mengembangkan Standar Risiko
Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi.
Analisis skenario; kemampuan manajer/perusahaan untuk
memprediksi sesuatu yang akan terjadi, dan besarnya kerugian
yang diperoleh.
b) Example

13
Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat
kuantifikasi), dalam arti berbeda tipe risiko, berbeda juga teknik
yang digunakan.

3. Konsep Probabilitas

Pengukuran kerugian menyangkut kemungkinan (probabilitas) dari kerugian


potensial. Dalam mengukur risiko, manajer risiko harus memahami konsep probabilitas
tersebut sehingga strategi yang diterapkan akan tepat.

Secara umum, probabilitas adalah "kesempatan/kemungkinan terjadinya suatu


kejadian" atau "kemungkinan jangka panjang terjadinya sesuatu

a. Konsep “Sample Space” dan “Event”

Untuk mempelajari konsep probabilitas, kita perlu memahami konsep


sample space dan event. Sample space (Set S) adalah suatu set dari kejadian
tertentu yang diamati. Misalnya, jumlah kecelakaan mobil di wilayah Kota
Bandung selama 2009.

Suatu Set S biasanya terdiri atas beberapa segmen yang disebut sub set
atau event (Set E). Misalnya, jumlah kecelakaan mobil terdiri atas segmen mobil
pribadi dan mobil penumpang umum.

Untuk menghitung secara cermat probabilitas kecelakaan mobil tersebut,


tiap-tiap event perlu diberi bobot. Pembobotan didasarkan pada bukti empiris
pengalaman sebelumnyaTiap-tiap event mempunyai karakteristik yang berbeda
sehingga mempunyai probabilitas yang berbeda. Misalnya, untuk mobil pribadi
diberi bobot 2, sedangkan untuk mobil pengangkutan umum diberi bobot 1.

b. Aksioma Definisi Probabilitas

Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang besarnya berkisar antara 0


sampai 1, yang diberikan pada tiap-tiap event. Jumlah hasil penambahan
keseluruhan probabilitas dari event-event (Set E) yang saling pilah dalam sample

14
space (Set S) adalah 1. Probabilitas suatu event yang terdiri atas sekelompok
event yang saling pilah dalam suatu set (sample space) merupakan hasil
penjumlahan dari tiap-tiap probabilitas yang terpisah.

c. Nilai Harapan

Expected value dari suatu event dapat ditentukan dengan membuat tabel
(tabel binomial) untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari menilai masing-
masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya. Dengan menjumlahkan hasil
dari masing-masing event akan diperoleh expected value-nya.

Contoh: bahwa dari 100 buah rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah
adalah 27% dan rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah
Rp100.000.000,-.

Expected loss-nya adalah Rp27.000.000,- (27% x Rp100.000.000,-).

C. Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Statistika

1. Pengukuran Risiko Bisnis

Berkaitan dengan adanya keputusan leverage operasi, perusahaan akan


menanggung risiko, yang disebut risiko bisnis. Dalam pendekatan statistika, risiko
bisnis diartikan sebagai variabilitas laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak
(earning before interest and tax-EBIT)

Faktor-faktor yang memengaruhinya adalah variabilitas penjualan, variabilitas


biaya operasi, dan leverage operasi.

Jika ketiga variabilitas tersebut meningkat, risiko bisnis juga meningkat.


Sebaliknya, jika ketiga variabilitas tersebut menurun, risiko bisnis juga menurun. Jika
manajer keuangan perusahaan menginginkan risiko bisnis berkurang, tindakan yang
dilakukan adalah menstabilkan penjualan, menstabilkan biaya operasi, dan
menurunkan leverage operasi.

15
Risiko bisnis ini diukur dengan menggunakan koefisien variasi laba operasi
(KVEBIT). KVEBIT adalah deviasi standar laba operasi dibagi dengan laba
operasi yang diharapkan atau laba operasi rata-rata.

Deviasi Standar labaOperasi


Risiko Bisnis =
LabaOperasi Diharapkan

2. Pengukuran Risiko Pendanaan

Karena menggunakan biaya pendanaan tetap, perusahaan sering menghadapi


risiko pendanaan. Risiko pendanaan adalah tambahan risiko sebagai akibat
perusahaan menggunakan pendanaan dengan utang dan/atau dengan saham preferen.
Risiko pendanaan dapat dicari dengan rumus: koefisien variasi EPS.

(KVEPS) dikurangi koefisien EBIT (KVEBIT)." Risiko pendanaan


memungkinkan terjadi keadaan yang membuat perusahaan tidak dapat menutup biaya
tetap pendanaan yang berupa bunga utang jangka panjang (obligasi) dan/atau dividen
saham preferen. Apabila penggunaan pendanaan dengan obligasi atau saham preferen
semakin meningkat, risiko pendanaan yang ditanggung oleh perusahaan juga semakin
tinggi karena adanya biaya tetap pendanaan yang semakin tinggi pula.

3. Pengukuran Risiko Total

Risiko total sama dengan risiko bisnis ditambah risiko pendanaan. Jumlah risiko
bisnis dan pendanaan membentuk risiko keseluruhan perusahaan. Risiko perusahaan
yang tinggi mengarahkan perusahaan ke dalam insolvency. Insolvency yang terjadi
pada suatu perusahaan dapat mengakibatkan perusahaan tersebut dilikuidasi.

Apabila kondisinya sedemikian buruk sehingga suatu perusahaan terpaksa harus


dilikuidasi, pemegang saham biasa mempunyai posisi yang sangat lemah dan kecil
kemungkinan untuk mendapatkan laba

Risiko total dicari dengan menggunakan koefisien variasi EPS (KVEPS). KVEPS
adalah sebagai ukuran risiko relatif risiko perusahaan secara total. KVEPS merupakan

16
deviasi standar EPS dibagi dengan EPS yang diharapkan atau EPS rata-rata. Apabila
diketahui risiko total dan risiko bisnis, risiko pendanaan dapat dicari dengan rumus:
KVEPS- KVEBITApabila diketahui koefisien variasi EBIT dan tingkat leverage
pendanaan (DFL) dari EBIT yang diharapkan, risiko total dapat dicari dengan cara
mengalikan KVEBIT dengan DFL-nya.

Risiko total = KVEBITX DFLE(EBIT)

D. Pengukuran Risiko dengan Pendekatan Pasar

Total risiko portofolio terdiri atas dua komponen, yaitu risiko sistematis
(systematic risk, market risk, atau nondiversifiable risk) dan risiko tidak sistematis
(unsystematic risk, company-specific risk, atau diversifiable risk)Beta adalah
menunjukkan risiko sistematis. Beta perusahaan dapat digunakan untuk mengukur risiko
bisnis, risiko pendanaan, risiko dalam kaitan dengan penggunaan leverage risiko dan
risiko total leverage, terlebih risiko sistematis. Gambar 6.1 menunjukkan hubungan risiko
total, risiko sistematis, dan risiko tidak sistematis pada portofolio.

Risiko sistematis (systematic risk atau unavoidable risk) memengaruhi semua


sekuritas walaupun dalam tingkat yang berbeda. Risiko sistematis adalah risiko yang
terjadi karena pengaruh pasar secara keseluruhan. Misalnya, perubahan keadaan

17
perekonomian secara umum, pengaruh kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, dan
perubahan situasi pasar minyak.
Risiko sistematis adalah bagian dari total risiko sekuritas-sekuritas yang tidak
dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio. Dengan dilakukan diversifikasi
portofolio secara optimal, risiko tersebut juga risiko pasar yang diukur dengan beta.
Adapun risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik terdapat pada suatu perusahaan
atau industri tertentu. Risiko tidak sistematis meliputi faktor pada suatu perusahaan,
misalnya gagap teknologi, pengembangan produk baru, dan kegiatan-kegiatan lain yang
unik pada suatu perusahaan.
Risiko tidak sistematis adalah bagian dari total risiko sekuritas- sekuritas yang
dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio risiko disebut juga diversifiable risk.
Oleh karena itu, risiko tidak sistematis harus diatasi dengan melakukan diversifikasi,
investor tidak dapat mengharapkan adanya keuntungan tidak disengaja dari menanggung
risiko yang dapat dihindari ini, sedangkan dalam risiko sistematis, investor dapat
mengharapkan keuntungan tidak disengaja dari keadaan perekonomian yang membaik.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnyaresiko yang


akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnyaresiko yang dihadapi
perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resikoterhadap kinerja perusahaan
sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko,resiko yang mana yang paling relevan
Dimensi Pengukuran Resiko diantaranya :
1) Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi
2) Keparahan dari kerugian
3) Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian

Konsep Probabilitas diantaranya :

1) Konsep “sample space” dan “event”


2) Aksioma defenisi probabilitas
3) Nilai harapan (expected Value)

B. Saran

Penulis menyadari dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dankekeliruan,


maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi
kebaikan makalah yang akan datang. Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan
terima kasih

19
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan Mulyawan, tahun 2015, Manajemen Risiko, CV Pustaka Setia

20

Anda mungkin juga menyukai