OLEH :
Rinfutihat
64.3D.25
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat dan karunia yang diberikan-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas mandiri yaitu menbuat resume Manajemen risiko dari pertemuan 9 sampai
dengan pertemuan 14 ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam selalu
senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
begitu banyak mengajarkan kebijakan dan menyebarkan ilmunya kepada kita selaku
umat beliau.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Iwan Asmadi, SE,
MM selaku Dosen pengajar manajemen risiko yang telah memberikan dan
menyampaikan ilmu serta membimbing saya untuk dapat memahami dan
menyelesaikan tugas mandiri Manajemen risiko ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam pembuatan resume
tugas mandiri ini, maka penulis berharap mendapat bimbingan yang lebih baik. Penulis
juga berharap semoga apa yang disampaikan dan dikerjakan dalam pembuata resume
ini dapat bermanfaat bagi semua, terutama dalam mata kuliah Manajemen risiko ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
PEMBAHASAN ISI
1. Pertemuan 9................................................................................................. 4
2. Pertemuan 10............................................................................................... 5
3. Pertemuan 11............................................................................................... 8
4. Pertemuan 12............................................................................................... 12
5. Pertemuan 13............................................................................................... 16
6. Pertemuan 14............................................................................................... 18
KESIMPULAN......................................................................................................... 22
SARAN.................................................................................................................... 23
PEMBAHASAN ISI
Perubahan tingkat bunga ini jika tidak dikelola dengan baik dpat
mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan khususnya bank.
Ketidakpastian yang dihasilkan dari perubahan ini akan menjadikan bunga
investasi dan bunga pendanaan juga mengalami perubahan yaang sesuai
dengan perubahan yang terjadi. Nilai pasar obligasi juga lebih sensitif pada
jangka panjang dibandingkan dengan jangka pendek.
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur risiko
perubahan tingkat bunga:
A. Metode penilaian kembali
Dalam metode ini terdapat sebuah metode yang dinamakan
metode harian. Periode harian ini mencoba mengukur risiko dengan
menggunakan pendekatan pendapatan. Terdapat 2 langkah dalam
perhitungannya, langkah 1 yaitu mengelompokn aset dan kewajiban
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga, sedangkan langkah 2 yaitu
analisi GAP, yaitu menghitung antara aset, kewajiban sensitif dan
perubahan pendapatan.
Contohnya: diketahui RSA adalah Rp.2 miliar dan RSL Rp.3 miliar
maka dihitung dengan rumus GAP = RP 2 miliar – Rp 3 miliar = -Rp 1
miliar, kemudian tingkat bunga meningkat 1% dari 10% menjadi 11%
maka perubahan pendapatan = -Rp 1 miliar x 0,01 = -Rp 10 juta.
Sehingga disimpulkan bahwa bank mengalami kerugian sebesar Rp 10
juta jika ttingkat perubahan bunga sebesar 1%.
Kemudian jika periode lebih dari satu hari maka langkah yang
diambil adalah mengidintifikasi kewajiban sensitiv terhadap perubahan
tingkat bunga selama satu periode. Contohnya saja jika obigasi 3 tahun,
kemudian Rp 2 miliar jatuh tempo pada saat ini maka akan dinilai ulang
jika tingkat bunga berubah. Untuk tingkat bunga yang mengambang akan
berubah karena ditetapkan selama 6 bulan, sedangkan pinjaman bunga
tetap yang jangkanya 10 tahun tidak masuk dalam perhitungan, sebab
mengambil jangka panjang hingga 10 tahun tidak akan terpengaruh
dengan tingkat bunga yag selalu berubah. Untuk penghitungannya tetap
sama menggunakan GAP.
Tetapi jika terdapat 2 bank dengan hasil GAP yang berbeda maka
diselesaikan dengan menetapkan GAP tertentu, sedangkan jika tingkat
bunga pada aset dan kewajiban berbeda maka dihitung dengan cara
masing-masing RSA dan RSL dihitung dengan tingkat bunganya terlebih
dahulu kemudian baru dikurangi dan diperoleh hasilnya.
C. Metode durasi
Dapat didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang jangka waktu
aliran kas dengan pembobot porposi yaitu present value pada setiap aliran
kas. Misalnya jika tingkat bunga sebesar 10% dan obligasi sebesar 1,1
juta dan PVIF 10% kemudian PV kas didapat dari hasil 1,1 juta dikali
PVIF 10% maka didapat durasi obligasi yaitu: {1 juta / 1 juta} x 1 = 1
tahun.
Karakteristik dari durasi ini akan meningkat jika jangka waktu aset
semakin panjang, namun menurun jika tingkat bunga berubah dan jika
kupon bunga mengingkat. Metode durasi ini juga terdapat imunisasi yang
dapat dilakukan dengan 3 cara, yang pertama jika terdapat
ketidaksesuaian aset dengan kewajiban maka suatu bank menghadapi
risiko perubahan tingkat bunga. Yang kedua yaitu modal saham dalam
dilakukan dengan menyamakan durasi aset dengan kewajiabn dengan
rumus ΔE = - ( DA – DL.k ) x A x (ΔR/(1+R) dan terdapat nilai pasar
zeroes dengan nilai nominal dibagi dengan (1+r) t. Dan yang ketiga
adalah rasio modal yag mana bank dapat membuat durasi aset sama
dengan durasi kewajiban menggunakan rumus: nilai modal saham =
nilai aset dikurangi nilai kewajiban.
B. Risiko kredit
Dalam risiko kredit ini terjadi dari akibat pihak lain ayg tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam membayar angsuran kredit. Kebanyakan
peristiwa ini dialami oleh perusahaan-perusahaan. Terdapat dua teknik
pengukuran yaitu kuantitatif dan kualitatif:
A. Penilaian kualitatif
Dalam penilaian ini terdapat suatu kerangka yang disebut
sebagai kerangka 3R (Return, Repayment Capacity, Risk Bearing
Ability) dan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition
of Economic).
B. Penilaian kuantitatif
Perusahaan atau bahkan negara yang akan mengeluarkan
surat hutang jangka panjang atau jangka pendek biasanya akan
dirating oleh perusahaan pe-rating. Rating tersebut menunujukkan
tingkat risiko perusahaan. Melalui rating tersebut maka calon
investor diharapkan memiliki gambaran mengenai risiko
perusahaan yang menerbitkan surat hutang tersebut. Risikonya
investor tidak akan percaya pada perusahaan yang tidak memiliki
rating.
Dalam metode peniliaian ini terdapat beberapa model, yaitu
1. Model Skoring Kredit
Model Diskriminan Analisis ini untuk melihat apakah
perusahaan memiliki kategori gagal bayar atau tidak
gagal bayar. Rumusnya: Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3 X3 +
0,6X4 + 1,0X5 untuk perusahaan publik (pemerintah).
Sedangkan untuk perusahaan non publik dibuat model
baru: Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 +
0,998X5.
Model Probabilitas Linear Analisis ini menentukan angka
yang mencerminkan seberapa besar risiko gagal bayar
suatu perusahaan. Rumusnya: Z = 0,2 + 1,3X1 + 0,5X2,
X1 = Rasio modal kerja/ total asset, X2 = Rasio EBIT/
total asset.
3. Mortality Rate
Yaitu menghitung persentase kebangkrutan untuk setiap
rating perusahaan untuk setiap kelas tertentu. Untuk rating
perusahaan yang lebih rendah maka kemungkinan default akan
meningkat. Semakin rendah rating obligasi maka default
obligasi akan semakin tinggi.
4. Term Structure
Yaitu disebut juga yield curve atau kurva hasil menunjukkan
hubungan antara jangka waktu dengan yield obligasi. Kurva
term structure biasanya memiliki slope positif. • Semakin
bertambahnya jangka waktu biasanya perusahaan menetapkan
tingkat bunga lebih tinggi karena mengandung risiko lebih tinggi.
5. Teori Opsi
Opsi Call adalah hak untuk membeli asset dengan harga
tertentu pada periode tertentu.
Opsi Put adalah hak untuk menjual asset dengan harga
tertentu pada periode tertentu.
Teori opsi digunakan untuk menganalisis risiko kredit
dimana pemegang saham buisa digambarkan sebagai pihak
yang membeli opsi call. Pemberi hutang bisa digambarkan
sebagai pihak opsi put.
Contohnya, jika seorang kreditur emberi pinjaman kepada
perusahaan sebesar 100 juta, sedangkan nilia perusahaan
diatas 100 juta yaitu 250 juta. Maka sisa nilai perusahaan
sebesar 150 juta dan pemegang saham berhak atas nilai
tersebut.
Pendekatan simulasi:
1. Kerugian yang diharapkan adalah hasil perkalian antara probabilitas
(frekuensi) dengan severity.
2. melakukan simulasi dengan menggunakan kerangka tersebut.
3. mengevaluasi frekuensi munculnya kejadian yang merugikan, menyimpulkan
bahwa distribusi Poisson bisa menjelaskan frekuensi munculnya kejadian
yang merugikan, dengan nilai yang diharapkan adalah 5 kali terjadinya
peristiwa tersebut setiap bulannya.
4. melakukan evaluasi untuk severity kerugian, dan menyimpulkan bahwa
distribusi normal bisa menjelaskan severity kerugian di masa lalu. Misalkan
kerugian rata-rata per-peristiwa kerugian adalah Rp15 juta dengan standar
deviasi Rp2 juta. Biasanya distribusi lognormal yang biasa digunakan untuk
menggambarkan severity kerugian.
B. Risiko Teknologi.
Teknologi di satu sisi mempunyai manfaat, di sisi lain memunculkan risiko
baru. Perusahaan yang menggunakan teknologi yang tepat bisa mendorong
bisnis perusahaan (meningkatkan penjualan dan menurunkan biaya). Tetapi
penggunaan teknologi yang tidak tepat bisa merugikan perusahaan dengan
signifikan. Dalam kasus yang lebih ekstrim, teknologi baru bisa menghancurkan
perusahaan yang tidak menguasai teknologi baru tersebut.
Salah satu ilustrasi yag dapat digambarkan adalah IBM pada tahun 1970-
an merupakan perusahaan yang terkemuka dengan produk andalannya yaitu
computer mainframe. Pangsa pasar computer mainframe mencapai lebih dari
90%. Pada tahun 1980-an, computer PC mulai populer. IBM termasuk salah satu
perusahaan yang mempopulerkan PC. Tetapi PC tersebut tidak pernah
dianggapsebagai produk serius. Ketika PC semakin baik, semakin andal, banyak
perusahaan yang beralih dari mainframe ke PC, karena biayanya yang lebih
murah. IBM terlambat mengantisipasi sehingga penjualan mainframe jatuh. IBM
berada dalam krisis besar. Untungnya Direktur baru berhasil melakukan
perubahan sehingga IBM bisa bertahan sampai sekarang.
C. Risiko Likuiditas.
terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka
pendek. Jika risiko likuditas tidak ditangani dengan baik, risiko tersebut bisa
meningkat menjadi risiko solvabilitas atau solvency risk, yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Sebagai contohnya yaitu perusahaan
yang tidak bisa melunasi hutang dagangnya. Perusahaan biasa bisa
menggunakan rasio likuiditas seperti rasio lancar dan acid ratio untuk mengukur
risiko likuditas tersebut, yaitu: Rasio lancar = ( Aktiva Lancar / Hutang Lancar)
dan Acid ratio = ( Aktiva Lancar – Persediaan ) / Hutang Lancar.
D. Risiko Likuiditas Perbankan.
Bank sektor yang paling rentan terhadap risiko likuiditas karena struktur
modalnya (sebagian besar adalah dana pihak ketiga) Sumber risiko likuditas
perbankan adalah sisi aktiva (bank memberikan jaminan atau komitmen untuk
memberikan hutang sejumlah tertentu di masa mendatang misal tiga bulan) dan
sisi pasiva ( Sumber dana bank sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga
dalam bentuk tabungan dan deposito yang sangat likuid. Jika penarikan dana
oleh masyarakat terjadi lebih besar dari yang diperkirakan, maka bank tersebut
bisa menghadapi krisis likuiditas).
E. Risiko Politik.
Risiko politik merupakan garis kontinum dari yang paling ringan sampai ke
yang paling berat. Jika perusahaan merupakan perusahaan multinasional
yang beroperasi di banyak Negara, maka perusahaan tersebut akan
menghadapi risiko politik.
B. Fungsi sekunder
Export terselubung (invisible export) sebagai penjualan terselubung
komoditas atau barang-barang tak nyata (intangible product) keluar
negeri.
Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi).
Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings.
Sarana pencegah dan pengendalian kerugian.
B. Utmost Good Faith. Yaitu adanya itikad baik dari kedua belah pihak.
Tertanggung dan penanggung tidak boleh mengembangkan fakta yang
dapat menyebabkan kerugian bagi pihak lain.
3. Kemudian pertemuan 11 yang menjelaskan tentang risiko pasar dan risiko kredit.
Didalam risiko pasar terdapat 2 aspek yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan
surat berharga didalam pasar dan juga risiko yang timbul karena harga pasar
yang berubah. Sedangkan dalam risiko kredit dijelaskan bahwa pihak yang
meminjam dan menggunakan barang kredit kesulitan atau tidak dapat membayar
kembali kredit yag telah dilakukannya. Aspek ini kembali kepada perbankan dan
yang langsung terjun dalam keuangan, meminjamkan dana yang dikreditkan
kepada masyarakat umum.
SARAN
Seorang manajer dalam perusahaan wajib mempelajari bagaimana cara
mengendalikan dan meringankan risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan menimpa
kegiatan serta aktivitas perusahaan. Sehingga seorang pemimpin perusahaan beserta
karyawannya harus mampu mempelajari manajemen risiko dengan baik dan benar,
sehingga tidak mengandalkan satu orang untuk dapat mengendalikan serta
meringankan risiko yang terjadi, sebab risiko yang dihadapi kadang kala ada yang
dapat diprediksi sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya dan adapula risiko yang
datang secara tiba-tiba dan perlu langsung ditindak lajuti secara mendadak.
Selain dalam perusahaan seorang individu juga perlu mempelajari manajemen
risiko ini untuk dapat dipraktekan dalam kegiatan dan aktivitasnya sehari-hari. Setiap
permasalahan yang timbul dalam aktivitas individu perlu segera ditangani secepat
mungkin agar seseorang tetap dapat menjalankan aktivitas dan kegiatannya dengan
lancar tanpa merasa terbebani akan masalah yang semakin lama semakin menumpuk
dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.