Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RESUME MANAJEMEN RISIKO

PERTEMUAN 9 SAMPAI DENGAN 14

OLEH :

Rinfutihat

64.3D.25

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat dan karunia yang diberikan-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas mandiri yaitu menbuat resume Manajemen risiko dari pertemuan 9 sampai
dengan pertemuan 14 ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam selalu
senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
begitu banyak mengajarkan kebijakan dan menyebarkan ilmunya kepada kita selaku
umat beliau.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Iwan Asmadi, SE,
MM selaku Dosen pengajar manajemen risiko yang telah memberikan dan
menyampaikan ilmu serta membimbing saya untuk dapat memahami dan
menyelesaikan tugas mandiri Manajemen risiko ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam pembuatan resume
tugas mandiri ini, maka penulis berharap mendapat bimbingan yang lebih baik. Penulis
juga berharap semoga apa yang disampaikan dan dikerjakan dalam pembuata resume
ini dapat bermanfaat bagi semua, terutama dalam mata kuliah Manajemen risiko ini.

Jakarta, 28 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2

DAFTAR ISI. ........................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ISI

1. Pertemuan 9................................................................................................. 4
2. Pertemuan 10............................................................................................... 5
3. Pertemuan 11............................................................................................... 8
4. Pertemuan 12............................................................................................... 12
5. Pertemuan 13............................................................................................... 16
6. Pertemuan 14............................................................................................... 18
KESIMPULAN......................................................................................................... 22

SARAN.................................................................................................................... 23
PEMBAHASAN ISI

1. Pertemuan 9 {Risiko Kesehatan, Kecelakaan Kendaraan dan Kecelakaan


Kerja}
A. Risiko kesehatan
Kebanyakan penyebab utama kesehatan berasal dari penduduk
yang semakin lama semakin tua. Pada tahun 2015 diperkirakan sekitar
830 juta penduduk dini dengan usia lebih besar atau sama dengan 65
tahun. Pesrentase yang ditunjukan pada data-data yang bersangkutan
dengan penduduk tua lebih mengarahkan bahwa negara maju memiliki
jumlah penduduk tua lebih besar dibandingkan dengan negara
berkembang.
Penyebab trend semakin banyaknya penduduk tua adalah
menurunnya tingkat kelahiran pada 25 tahu terakhir ini, baik negara maju
maupun negara berkembang. Di negara berkembang biasanya penyebab
utamanya yaitu infeksi, sedangkan di negara maju biasanya adalah
penyakit artery disease dan stroke.
Ada sebuah kasus khusus yang dinamai Morbidity rate yaitu
banyaknya penduduk yag menderita sakit tertentu. sakit tertentu ini seperti
beberapa penyakit langka dan penyakit yang sulit bahkan belum terdapat
obatnya.

B. Risiko kecelakaan kendaraan


Risiko ini mulai popuer pada abad 20 yang mana pada abad ini
mulai menyediakan jasa transportasi untuk memudahkan kegiatan
masyarakat. Namun disisi positifnya terdapat sisi negativ, yaitu
kecelakaan kendaraan yag selalu berakibat lebih fatal. Dari sisi ini
kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan lebih dari satu juta orang tewas
dan 50 juta orang terluka.
Beberapa penyebab dari terjadinya kecelakaan diakibatkan oleh
pengemudi yang dibawah pengaruh alkohol, tidak memakai sabuk
pengaman, menyetir atau mengendarai dalam keadaan lelah. Sedangkan
beberapa faktor dari luar seperti jalanan berlubang, licin dan hewan yang
menyebrang sembarangan. Selain penyebab kecelakaan berasal dari
manusia ada juga berasal dari kesalahan teknis yang diakibatkan dari
kelemahan kendaraan yang digunakan yag bisa menyebabkan
kecelakaan.

C. Risiko kecelakaan kerja


Risiko ini lebih cenderung menyerang pada tenaga kerja yang
bekerja di suatu lapangan pekerjaan. Perkiraan sekitar 1,6 juta orang
mengalami cidera setiap tahunnya dan 2,2 juta kasus gangguan
kesehatan. Kerugian yang disebabkan dari kecelakaan kerja ini dapat
mencapai miliyaran mata uang masing-masing negara tiap tahunnya.
Tingkat kecelakaan dan kematian kerja untuk perusahaan kecil dua kali
lebih besar dibandingkan dengan prusahaan besar.
Berdasarkan data-data yang ada, sekitar 60% kecelakaan kerja
yag menyebabkan kematian terjaid pada konstruksi, transportasi,
pergudangan, pertanian, kehutanan, dan perikanan. Paling umum adalah
jatuh dari ketingian dan ditabrak. Ada pula karena terbunuh dan
mengalami cedera serius.

2. Pertemuan 10 {Risiko Perubahan Tingkat Bunga}


Risiko yang diakibatkan karena perubahan tingkat bunga mengakibatkan
2 risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan:
A. Perubahan pendapatan. Dimana pendapatan bersih berubah yaitu
berkurang dari yang diharapkan. Beberapa penyebab perubahan seperti
pada investasi kembali yang mana tergantung pada keuntungan yang
didapat dari hasil invetasi. Kemudian ada pendanaan kembali, yaitu
terganutng dari tingkat bunga obligasi yang berlaku.
B. Perubahan nilai pasar. Dimana nilai pasar berubah menjadi lebih kecil
( turun nilainya). Beberapa penyebab perubahan yagn terjadi
menyebabkan perubahan pada nilai aset pasar dan kewajiban yag
dipegang perusahaan.

Perubahan tingkat bunga ini jika tidak dikelola dengan baik dpat
mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan khususnya bank.
Ketidakpastian yang dihasilkan dari perubahan ini akan menjadikan bunga
investasi dan bunga pendanaan juga mengalami perubahan yaang sesuai
dengan perubahan yang terjadi. Nilai pasar obligasi juga lebih sensitif pada
jangka panjang dibandingkan dengan jangka pendek.
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur risiko
perubahan tingkat bunga:
A. Metode penilaian kembali
Dalam metode ini terdapat sebuah metode yang dinamakan
metode harian. Periode harian ini mencoba mengukur risiko dengan
menggunakan pendekatan pendapatan. Terdapat 2 langkah dalam
perhitungannya, langkah 1 yaitu mengelompokn aset dan kewajiban
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga, sedangkan langkah 2 yaitu
analisi GAP, yaitu menghitung antara aset, kewajiban sensitif dan
perubahan pendapatan.
Contohnya: diketahui RSA adalah Rp.2 miliar dan RSL Rp.3 miliar
maka dihitung dengan rumus GAP = RP 2 miliar – Rp 3 miliar = -Rp 1
miliar, kemudian tingkat bunga meningkat 1% dari 10% menjadi 11%
maka perubahan pendapatan = -Rp 1 miliar x 0,01 = -Rp 10 juta.
Sehingga disimpulkan bahwa bank mengalami kerugian sebesar Rp 10
juta jika ttingkat perubahan bunga sebesar 1%.
Kemudian jika periode lebih dari satu hari maka langkah yang
diambil adalah mengidintifikasi kewajiban sensitiv terhadap perubahan
tingkat bunga selama satu periode. Contohnya saja jika obigasi 3 tahun,
kemudian Rp 2 miliar jatuh tempo pada saat ini maka akan dinilai ulang
jika tingkat bunga berubah. Untuk tingkat bunga yang mengambang akan
berubah karena ditetapkan selama 6 bulan, sedangkan pinjaman bunga
tetap yang jangkanya 10 tahun tidak masuk dalam perhitungan, sebab
mengambil jangka panjang hingga 10 tahun tidak akan terpengaruh
dengan tingkat bunga yag selalu berubah. Untuk penghitungannya tetap
sama menggunakan GAP.
Tetapi jika terdapat 2 bank dengan hasil GAP yang berbeda maka
diselesaikan dengan menetapkan GAP tertentu, sedangkan jika tingkat
bunga pada aset dan kewajiban berbeda maka dihitung dengan cara
masing-masing RSA dan RSL dihitung dengan tingkat bunganya terlebih
dahulu kemudian baru dikurangi dan diperoleh hasilnya.

B. Metode jangka waktu


Perhitungan GAP tergantung dengan jangka waktu yang
ditentukan. Misal jika suatu bank memiliki aktiva dan pasiva masing-
masing sebesar 20 juta dengan tingkat bunga yang berlaku 15% dan
meningkat menjadi 17% maka perhitungannya dapat dihitung pada setiap
obligasi terlebihh dahulu, kemudian hasil dari masing-masing obligasi
dijumlah dan didapatlah hasilnya.
Terdapat imunisasi dalam metode jangka waktu ini dengan tujuan
agar perubahan tingakat bunga tidak mengakibatkan kerugian sehingga
dapat menyamakan jangka waktu aset dan jangka waktu kewajiban.
Namun ketika bank bisa menekan risiko perubahan tingkat bunga dengan
menyamakan jangka waktu aset dengan jangka waktu kewajiban tetap
tidak bisa mengimunisasi risiko perubahan tingkat bunga sepenuhnya.

C. Metode durasi
Dapat didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang jangka waktu
aliran kas dengan pembobot porposi yaitu present value pada setiap aliran
kas. Misalnya jika tingkat bunga sebesar 10% dan obligasi sebesar 1,1
juta dan PVIF 10% kemudian PV kas didapat dari hasil 1,1 juta dikali
PVIF 10% maka didapat durasi obligasi yaitu: {1 juta / 1 juta} x 1 = 1
tahun.
Karakteristik dari durasi ini akan meningkat jika jangka waktu aset
semakin panjang, namun menurun jika tingkat bunga berubah dan jika
kupon bunga mengingkat. Metode durasi ini juga terdapat imunisasi yang
dapat dilakukan dengan 3 cara, yang pertama jika terdapat
ketidaksesuaian aset dengan kewajiban maka suatu bank menghadapi
risiko perubahan tingkat bunga. Yang kedua yaitu modal saham dalam
dilakukan dengan menyamakan durasi aset dengan kewajiabn dengan
rumus ΔE = - ( DA – DL.k ) x A x (ΔR/(1+R) dan terdapat nilai pasar
zeroes dengan nilai nominal dibagi dengan (1+r) t. Dan yang ketiga
adalah rasio modal yag mana bank dapat membuat durasi aset sama
dengan durasi kewajiban menggunakan rumus: nilai modal saham =
nilai aset dikurangi nilai kewajiban.

3. Pertemuan 11 {Risiko Pasar dan Risiko Kredit}


A. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan
rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko
berupa perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko
perubahan harga opsi. Terdapat 2 risiko yaitu risiko spesifik (timbul akibat
pergerakan surat berharga) dan risiko pasaar umum (timbul akibat
pergerakan harga pasar yag mempengaruhi instrumen keuangan).
Dalam risiko pasar umum terdapat 4 kategori:
a. Risiko suku bunga: akibat perubahan harga instrumen keuangan dari
posisi trading book atau akibat perubahan nilai ekonomis dari posisi
banking book yang disebabkan oleh perubahan suku bunga.
b. Risiko Nilai Tukar: risiko akibat perubahan nilai posisi trading book
dan banking book yang disebabkan perubahan nilai tukar valuta asing
atau perubahan harga emas.
c. Risiko Komoditas: risiko akibat perubahan harga instrumen
keuangan dari posisi trading book dan banking book yang disebabkan
perubahan harga komoditas.
d. Risiko Ekuitas: risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan
dari posisi trading book disebabkan perubahan harga saham.

Berdasarkan dari sumbernya terdapat beberapa penyebab seperti


kebijakan dalam perusahaan tersebut (karakteristik trading dan nasabah,
posisi pasar, kompeksitas produk), kerugian dalam suku bunga dalam
banking book (karakteristik aktivitas bisnis dan nasabah, nasabah utama,
posisi pasar industri) , kerugian potensial risiko buku bunga dalam
banking book (menggunakan 2 parameter yaitu IRRBB berdasarkan GAP
report dan unrealized loss surat berharga dibanding modal) dan volume
serta komposisi portofolio ( meliputi 1. Rasio : aset trading, derivative, dan
fair value option dengan total aset 2. Rasio : kewajiban trading, derivative,
dan fair value option dengan total kewajiban 3. Rasio : total structured
product dengan total aset 4. Rasio : potensi keuntungan/kerugian dari
aset trading, derivative, dan fair value option dengan pendapatan
operasional 5. Rasio : total derivative dengan total aset 6. Rasio : posisi
devisa neto dengan total modal 7. Rasio : ekuitas kategori available for
sale dengan total modal 8. Rasio : aset keuangan sisa jatuh tempo di atas
satu tahun dengan kewajiban keuangan sisa jatuh tempo di atas satu
tahun).
Penerapan manajemen risiko pasar:
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi. (Kewenangan dan
Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi, SDM, Organisasi
Manajemen Risiko Pasar)
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit. ((1) strategi manajemen
risiko, (2) tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, (3) kebijkan
dan prosedur, serta (4) limit).
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
risiko, serta sistem informasi manajemen risiko pasar. (Identifikasi
Risiko Pasar, Pengukuran risiko pasar, Pemantauan Risiko Pasar,
Pengendalian Risiko Pasar, Pengendalian Risiko Suku Bunga, Sistem
informasi Manajemen Risiko Pasar)
4. Sistem pengendalian intern. (perusahaan harus memiliki sistem
pengendalian intern yang memadai, penerapan prinsip pemisahan fungsi
harus memadai dan dilaksanakan secara konsisten, perusahaan harus
memiliki fungsi/unit yang melakukan valuasi poisis trading dan fungsi/unit
yang melakukan validasi terhadap model pengukuran risiko pasar, dan
fungsi atau unit yang melakukan valuasi harus independen terhadap
fungsi atau unit pengambil risiko).

B. Risiko kredit
Dalam risiko kredit ini terjadi dari akibat pihak lain ayg tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam membayar angsuran kredit. Kebanyakan
peristiwa ini dialami oleh perusahaan-perusahaan. Terdapat dua teknik
pengukuran yaitu kuantitatif dan kualitatif:
A. Penilaian kualitatif
Dalam penilaian ini terdapat suatu kerangka yang disebut
sebagai kerangka 3R (Return, Repayment Capacity, Risk Bearing
Ability) dan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition
of Economic).
B. Penilaian kuantitatif
Perusahaan atau bahkan negara yang akan mengeluarkan
surat hutang jangka panjang atau jangka pendek biasanya akan
dirating oleh perusahaan pe-rating. Rating tersebut menunujukkan
tingkat risiko perusahaan. Melalui rating tersebut maka calon
investor diharapkan memiliki gambaran mengenai risiko
perusahaan yang menerbitkan surat hutang tersebut. Risikonya
investor tidak akan percaya pada perusahaan yang tidak memiliki
rating.
Dalam metode peniliaian ini terdapat beberapa model, yaitu
1. Model Skoring Kredit
 Model Diskriminan Analisis ini untuk melihat apakah
perusahaan memiliki kategori gagal bayar atau tidak
gagal bayar. Rumusnya: Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3 X3 +
0,6X4 + 1,0X5 untuk perusahaan publik (pemerintah).
Sedangkan untuk perusahaan non publik dibuat model
baru: Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 +
0,998X5.
 Model Probabilitas Linear Analisis ini menentukan angka
yang mencerminkan seberapa besar risiko gagal bayar
suatu perusahaan. Rumusnya: Z = 0,2 + 1,3X1 + 0,5X2,
X1 = Rasio modal kerja/ total asset, X2 = Rasio EBIT/
total asset.

2. RAROC (Risk Adjusted Return On Capital)


Membandingkan tingkat keuntungan dengan modal yang
berisiko (modal yang akan terkena dampak jika debitur
mengalami gagal bayar). Jika terjadi kerugian maka akan
dibebankan pada modal sehingga perusahaan akan
menghapuskan sebagian modalnya sebagai akibat kerugian
tersebut. Rusmusnya: RAROC  Pendapatan dari pinjaman
pertahun / Modal yang berisiko (Capital at Risk) x 100%.

3. Mortality Rate
Yaitu menghitung persentase kebangkrutan untuk setiap
rating perusahaan untuk setiap kelas tertentu. Untuk rating
perusahaan yang lebih rendah maka kemungkinan default akan
meningkat. Semakin rendah rating obligasi maka default
obligasi akan semakin tinggi.

4. Term Structure
Yaitu disebut juga yield curve atau kurva hasil menunjukkan
hubungan antara jangka waktu dengan yield obligasi. Kurva
term structure biasanya memiliki slope positif. • Semakin
bertambahnya jangka waktu biasanya perusahaan menetapkan
tingkat bunga lebih tinggi karena mengandung risiko lebih tinggi.

5. Teori Opsi
 Opsi Call adalah hak untuk membeli asset dengan harga
tertentu pada periode tertentu.
 Opsi Put adalah hak untuk menjual asset dengan harga
tertentu pada periode tertentu.
 Teori opsi digunakan untuk menganalisis risiko kredit
dimana pemegang saham buisa digambarkan sebagai pihak
yang membeli opsi call. Pemberi hutang bisa digambarkan
sebagai pihak opsi put.
Contohnya, jika seorang kreditur emberi pinjaman kepada
perusahaan sebesar 100 juta, sedangkan nilia perusahaan
diatas 100 juta yaitu 250 juta. Maka sisa nilai perusahaan
sebesar 150 juta dan pemegang saham berhak atas nilai
tersebut.

4. Pertemuan 12 {Risiko Operasional}


Risiko operasional relative belum banyak dipelajari karateristiknya,
meskipun sebenarnya risiko operasional merupakan risiko yang paling’tua’.
Dikatakan paling tua, karena praktis manajer berhadapan dengan masalah
operasional sejak kegiatan perusahaan/organisasi dimulai (bahkan sebelum
dimulai). Karakteristik risiko operasional belum dipelajari semaju risiko lainnya,
sehingga pengukuran risiko operasional juga belum sebaik atau semaju risiko
lainnya. Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional)
mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko yang timbul karena kegagalan
dari proses internal, manusia, sistem, atau dari kejadian eksternal.
Terdapat kegagalan dalam proses internal yaitu kegagalan proses dan
prosedur dalam: kurang lengkapnya dokumentasi, kesalahan transaksi,
pengawasan kurang memadai, dan pelaporan kurang memadai karena
kepatuhan terhadap peraturan tidak terpenuhi. Selain itu terdapat pula kegagalan
dalam beberapa hal:
1. Kegagalan mengelola manusia: kecelekaan kerja, terlalu tergantung pada
karyawan kunci tertentu, integritas karyawan kurang, dan risiko manusia
mengharuskan perusahaan mempunyai kualifikasi pengalaman.
2. Risiko sistem: kerusakan data, kesalahan pemrogaman, sistem keamanan
kurang baik, menggunakan teknologi yang belum teruji dan terlalu
mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis.
3. Risiko eksternal: berkaitan dengan kerjadian dari luar organisasi. Kejadian
semacam itu biasanya jarang terjadi, tetapi mempunyai dampak yang cukup
besar (frekuensi rendah/severity tinggi). Beberapa contoh risiko eksternal
adalah perampokan, serangan teroris, bencana alam.

Dalam pengukuran risiko operasional menggunakan 2 dimensi:


1. Frekuensi atau Probabilitas terjadinya risiko
2. Tingkat keseriusan kerugian atau Impact dari risiko tersebut.

Terdapat strategi untuk menghadapi risiko untuk wilayah-wilayah


tertnetu:
1. Wilayah 1. Severity Tinggi dan Frekuensi Tinggi: Immediate Action Untuk
wilayah ini, perusahaan harus melakukan penanganan yang agresif dan
segera (immediate action).
2. Wilayah 2. Severity Tinggi dan Frekuensi agak Tinggi: Immediate Attention.
Untuk wilayah ini, perusahaan harus segera mengawasi risiko ini (immediate
attention).
3. Wilayah 3. Severity agak Tinggi dan Frekuensi agak Tinggi: Periodic
attention. Untuk wilayah ini, perusahaan bisa melakukan pengawasan secara
berkala (periodic attention).
4. Wilayah 4. Severity Rendah dan Frekuensi Rendah: Annual evaluation.
Untuk wilayah ini, perusahaan bisa lebih longgar, yaitu melakukan
pengawasan dengan jangka waktu panjang, misal tahunan.

Cara menghitung kerugian yang diharapkan:


Rumus: Frekuensi (probabilitas) x severity (besarnya kerugian)
Contoh: 5,25 x Rp2,4 juta = Rp12,6 juta

Pendekatan Analitis Untuk Menghitung Kerugian Yang diharapkan:


Nilai kerugian pada batas 5% bisa dihitung sebagai berikut ini. Nilai kerugian =
10 juta – 1,65 (10juta) = – Rp6,5 juta. Kelemahan dari metode tersebut adalah
asumsi distribusi normal sesuai dengan kenyataan. Dalam kenyataannya
distribusi kerugian tidak selalu normal. Biasanya kerugian mempunyai distribusi
lognormal.

Pendekatan simulasi:
1. Kerugian yang diharapkan adalah hasil perkalian antara probabilitas
(frekuensi) dengan severity.
2. melakukan simulasi dengan menggunakan kerangka tersebut.
3. mengevaluasi frekuensi munculnya kejadian yang merugikan, menyimpulkan
bahwa distribusi Poisson bisa menjelaskan frekuensi munculnya kejadian
yang merugikan, dengan nilai yang diharapkan adalah 5 kali terjadinya
peristiwa tersebut setiap bulannya.
4. melakukan evaluasi untuk severity kerugian, dan menyimpulkan bahwa
distribusi normal bisa menjelaskan severity kerugian di masa lalu. Misalkan
kerugian rata-rata per-peristiwa kerugian adalah Rp15 juta dengan standar
deviasi Rp2 juta. Biasanya distribusi lognormal yang biasa digunakan untuk
menggambarkan severity kerugian.

Adapun langkah-langkah dalam simulasi:


1. Menghasilkan angka random untuk frekuensi munculnya kerugian dengan
menggunakan distribusi Poisson dengan nilai yang diharapkan adalah 5 (lihat
tabel 2 dimuka).
2. Menghasilkan angka random untuk severity kerugian dengan menggunakan
distribusi normal.
3. Mengalikan frekuensi dengan severity untuk menghasilkan total kerugian
yang diharapkan pada periode tertentu (bulanan dalam hal ini).
4. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 3 beberapa kali (misal 100 kali, atau
1.000).
Dalam risiko operasional juga dapat terjadi perubahan karakteristik dari
waktu ke waktu. Contohnya saja, di jaman dulu, pencatatan transaksi dilakukan
secara manual (misal karyawan menuliskan harga dan jumlah unit yang
diperdagangkan di kertas) namun saat ini sudah banyak diganti dengan
pencatatan terkomputerisasi. Pencatatan semacam itu akan menghilangkan
kesalahan pencatatan karena kecapaian, karena sistem computer tidak akan
mengalami kelelahan. Frekuensi kesalahan dengan demikian bisa diturunkan.
Tetapi muncul jenis risiko yang baru. Jika terjadi kegagalan atau kelemahan
pada sistem computer tersebut, maka kerugian yang muncul akan sangat besar.
Beberapa faktor penyebabnya seperti, globalisasi, otomatisasi, terlalu
mengandalkan teknologi, outsourcing, dan perubahan budaya masyarakat.
Dalam risiko operasional juga terdapat evaluasi diri. Dapat dilakukan oleh
anggota organisasi untuk melihat seberapa besar risiko operasional yang
dihadapi organisasi.
5. Pertemuan 13 {Risiko Spekulatif Lainnya}
A. Risiko perubahan kurs
Kurs adalah nilai suatu mata uang relative terhadap mata uang lainnya.
Sebagai contoh, kurs Rp/$ barangkali dituliskan sebagai berikut ini: Rp10.000/$.
Kurs tersebut mempunyai arti bahwa satu dolar Amerika Serikat nilainya sama
dengan 10,000 Rupiah. Faktor penyebab terjadinya kurs seperti, perbedaan
inflasi, perbedaan tingkat bunga, independensi Bank sentral, pertumbuhan
ekonomi dan ekspektasi terhadap nilai mata uang di masa mendatang. Dalam
literatur keuangan internasional membagi tiga jenis eksposur yang dihadapi oleh
perusahaan berkaitan dengan perubahan kurs, yaitu:
 Eksposur Transaksi. Eksposur yang terjadi karena perusahaan
memasuki kontrak tertentu, yang kemudian memunculkan sejumlah
nilai uang yang rentan terhadap perubahan kurs. Misalkan importer
Indonesia membeli barang dari Amerika Serikat senilai $1 juta.
Pembayaran dilakukan tiga bulan mendatang. Kewajiban melunasi
hutang dagang tersebut senilai $1 juta rentan terhadap perubahan
kurs di masa mendatang.
 Eksposur Akuntansi. Eksposur terjadi karena laporan keuangan
dengan mata uang tertentu, kemudian dikonversikan ke laporan
keuangan dengan mata uang lain, rentan (terekspos) terhadap
perubahan kurs. Perubahan kurs bisa menyebabkan proses konversi
semacam itu menghasilkan keuntungan atau kerugian. Misalkan suatu
perusahaan multinasional Amerika Serikat, memiliki anak perusahaan
di Indonesia.
 Eksposur Operasi. Eksposur terjadi karena operasi perusahaan yang
rentan (terekspos) terhadap perubahan kurs. misalkan produsen mobil
Jepang Toyota menjual mobilnya ke Amerika Serikat. Jika yen
menguat terhadap dolar AS, maka harga mobil Toyota di Amerika
Serikat akan menjadi lebih mahal dibandingkan dengan sebelumnya.
Akibatnya daya saing mobil Toyota di Amerika Serikat menjadi turun.
 Eksposur Ekonomi. Eksposur terjadi karena penggabungan dari
eksposur transaksi dengan eksposur operasi. Eksposur ekonomi
adalah nilai perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs.

B. Risiko Teknologi.
Teknologi di satu sisi mempunyai manfaat, di sisi lain memunculkan risiko
baru. Perusahaan yang menggunakan teknologi yang tepat bisa mendorong
bisnis perusahaan (meningkatkan penjualan dan menurunkan biaya). Tetapi
penggunaan teknologi yang tidak tepat bisa merugikan perusahaan dengan
signifikan. Dalam kasus yang lebih ekstrim, teknologi baru bisa menghancurkan
perusahaan yang tidak menguasai teknologi baru tersebut.
Salah satu ilustrasi yag dapat digambarkan adalah IBM pada tahun 1970-
an merupakan perusahaan yang terkemuka dengan produk andalannya yaitu
computer mainframe. Pangsa pasar computer mainframe mencapai lebih dari
90%. Pada tahun 1980-an, computer PC mulai populer. IBM termasuk salah satu
perusahaan yang mempopulerkan PC. Tetapi PC tersebut tidak pernah
dianggapsebagai produk serius. Ketika PC semakin baik, semakin andal, banyak
perusahaan yang beralih dari mainframe ke PC, karena biayanya yang lebih
murah. IBM terlambat mengantisipasi sehingga penjualan mainframe jatuh. IBM
berada dalam krisis besar. Untungnya Direktur baru berhasil melakukan
perubahan sehingga IBM bisa bertahan sampai sekarang.

C. Risiko Likuiditas.
terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka
pendek. Jika risiko likuditas tidak ditangani dengan baik, risiko tersebut bisa
meningkat menjadi risiko solvabilitas atau solvency risk, yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Sebagai contohnya yaitu perusahaan
yang tidak bisa melunasi hutang dagangnya. Perusahaan biasa bisa
menggunakan rasio likuiditas seperti rasio lancar dan acid ratio untuk mengukur
risiko likuditas tersebut, yaitu: Rasio lancar = ( Aktiva Lancar / Hutang Lancar)
dan Acid ratio = ( Aktiva Lancar – Persediaan ) / Hutang Lancar.
D. Risiko Likuiditas Perbankan.
Bank sektor yang paling rentan terhadap risiko likuiditas karena struktur
modalnya (sebagian besar adalah dana pihak ketiga) Sumber risiko likuditas
perbankan adalah sisi aktiva (bank memberikan jaminan atau komitmen untuk
memberikan hutang sejumlah tertentu di masa mendatang misal tiga bulan) dan
sisi pasiva ( Sumber dana bank sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga
dalam bentuk tabungan dan deposito yang sangat likuid. Jika penarikan dana
oleh masyarakat terjadi lebih besar dari yang diperkirakan, maka bank tersebut
bisa menghadapi krisis likuiditas).

E. Risiko Politik.
Risiko politik merupakan garis kontinum dari yang paling ringan sampai ke
yang paling berat. Jika perusahaan merupakan perusahaan multinasional
yang beroperasi di banyak Negara, maka perusahaan tersebut akan
menghadapi risiko politik.

6. Pertemuan 14 {Peran Asuransi Sebagai Pengalihan Risiko}


Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk
menstabilkan bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi, dengan harapan
pada saat risiko dialihkan ke pihak asuransi maka perusahaan menjadi lebih
fokus dalam menjalankan usaha. Asuransi menurut KUHD (Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang) Pasal 246 adalah, “Asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian, yang mana seorang penanggung mengikatkan diri pada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tak
tentu”.
Terdapat beberapa unsur dalam ausransi yaitu:
A. Pihak Tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung.
B. Pihak Penanggung (insurer) yang berjanji membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung.
C. Suatu Peristiwa (accident) yang tak tentu (tidak diketahui sebelumnya).
D. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tentu.

Adapun manfaat dari asuransi yaitu, mampu berperan sebagai penetralisir


risiko, sebagai pihak pengganti kerugian, mengurangi siksa mental dan fisik bagi
tertanggung, menghasilkan tingkat produksi serta harga yag optimum, dan
memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil.
Tujuan asuransi adalah Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan
yang diderita oleh tertanggun, Memberikan dorongan ke arah perkembangan
ekonomi yang lebih maju, Menghilangkan keragu-raguan bagi usahawan dalam
menjalankan usaha atau pekerjaannya, Menjamin penanaman modal investor
dan Memperoleh hasil berupa premi atas imbalan jasa yang diberikan.

Sedangkan fungsi dari asuransi:


A. Fungsi primer:
 Pengalihan Risiko, Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan
kemungkinan risiko/kerugian (chance of loss) dari tertanggung
sebagai ”Original Risk Bearer” kepada penanggung (a risk transfer
mechanism).
 penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami kerugian (evenemen),
dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya asuransi
yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola
sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkembang, yang kelak
akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin
akan diderita salah seorang tertanggung.
 Premi Seimbang, untuk mengatur sedemikian rupa sehingga
pembayaran premi yang dilakukan oleh masing-masing
tertanggung adalah seimbang dan wajar sebanding dengan risiko
yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium).

B. Fungsi sekunder
 Export terselubung (invisible export) sebagai penjualan terselubung
komoditas atau barang-barang tak nyata (intangible product) keluar
negeri.
 Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi).
 Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings.
 Sarana pencegah dan pengendalian kerugian.

Prinsip – prinsip Asuransi:


A. Insurable Interest. Yaitu setiap pihak yang bermaksud mengadakan
perjanjian asuransi harus mempunyai kepentingan yang dapat
diasuransikan, artinya tertanggung harus mempunyai keterlibatan
sedemikian rupa, dengan akibat dari suatu peristiwa yang belum pasti
terjadi dan yang bersangkutan menderita kerugian akibat dari peristiwa itu.

B. Utmost Good Faith. Yaitu adanya itikad baik dari kedua belah pihak.
Tertanggung dan penanggung tidak boleh mengembangkan fakta yang
dapat menyebabkan kerugian bagi pihak lain.

C. Indemnity. Yaitu berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung pada


saat setelah mengalami kerugian sebagaimana pada posisi sebelum
menuai kerugian yang disebabkan peristiwa yang tidak diinginkan seiring
dengan ketidakpastian itu sendiri. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa indemnity merupakan prinsip ganti rugi oleh pihak penanggung
kepada pihak tertanggung.
D. Proximate Cause. Merupakan salah satu prinsip penting dalam
penyelesaian santunan. Dengan menggunakan prinsip ini, maka suatu
peristiwa dapat ditentukan penyebabnya.
E. Subrogation and Contribution. merupakan suatu konsekuensi logis atas
suatu klaim. Konsekuensi logis tersebut merupakan prinsip ganti rugi yang
terdiri dari subrogation (subrogasi) dan contribution (kontribusi).

Risiko juga dapat ditransfer atau dialihkan baik perusahaan ataupun


individu. Terdapat 2 bentuk transfer, yaitu mentransfer risiko ke perusahaan
asuransi dan mentransfer risiko ke perusahaan non asuransi. Selain itu suatu
risiko dapat diasuransikan dengan beberapa syarat-syarat seperti.
Probabilitasnya tidak terlalu tinggi, propabilitas dapat diperhitungkan, terdapat
sejumlah besar unit yang terbuka terhadap risiko yang smaa, kerugian bersifat
kebetulan, kerugian tertentu dan bukan risiko bencana besar dan serentak.
Terdapat persamaan dan perbedaan dalam manajemen risiko dan
asuransi.
A. Persamaan, yaitu Keduanya merupakan kegiatan manajemen, yang
berkaitan dengan upaya penanggulangan risiko murni yang dihadapi oleh
perusahaan.
B. Perbedaannya:
 Manajemen risiko. Lebih menekankan kegiatannya pada
menemukan dan menganalisa risiko murni, hakekatnya hanya
memberikan penilaian belaka, programnya menghendaki adanya
kerja sama dengan sejumlah individu dan bagian-bagian dari
perusahaan, dan keputusan manajemen risiko mempunyai
pengaruh yang lebih besar/luas terhadap operasi perusahaan.
 Asuransi. Merupakan salah satu cara menanggulangi risiko murni
tertentu, tugasnya menangani seluruh proses pengalihan risiko,
melibatkan jumlah orang dan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil
dan keputusan di bidang asuransi mempunyai pengaruh yang lebih
terbatas.
KESIMPULAN
Dari keseluruhan materi manajemen risiko yang telah dirangkum dari pertemuan
9 sampai dengan pertemuan 14 dapat diambil kesimpulan besar, bahwasanya setiap
risiko yag dihadapi perusahaan terdapat banyak perbedaan cara menyelesaikannya.
1. Dimulai dari pertemuan 9 menjelaskan tentang apa itu risiko yang terdapat dalam
kesehatan, kecelakaan kendaraan dan kecelakaan kerja. Jika dikesehatan
biasanya diakibatkan karena usia yang cukup tua dan juga penyakit, maka
didalam kendaraan dapat disebabkan oleh 2 perkara yaitu manusia juga teknis/
mesin dalam kendaraan tersebut, sedangkan dalam kecelakaan kerja didapat
dari beberapa sebab seperti perusahaan yang kecil, alat yang kurang memadai,
pembunuhan, lapangan pekerjaan yaang menyebabkan kesehatan seorang
tenaga kerja terganggu.

2. Dilanjutkan pertemuan 10 yang menjelaskan tentang risiko yang didapatkan dari


adanya perubahan pada tingkat suku bunga. Biasanya ini terjadi pada perbankan
dan segala aspek bentuk peminjaman dan juga keuangan yang dapat
menghasilkan bunga kemudiannya. Perubahan tingkat bunga dapat
mengakibatkan mata uang negara juga ikut terkena imbasnya.

3. Kemudian pertemuan 11 yang menjelaskan tentang risiko pasar dan risiko kredit.
Didalam risiko pasar terdapat 2 aspek yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan
surat berharga didalam pasar dan juga risiko yang timbul karena harga pasar
yang berubah. Sedangkan dalam risiko kredit dijelaskan bahwa pihak yang
meminjam dan menggunakan barang kredit kesulitan atau tidak dapat membayar
kembali kredit yag telah dilakukannya. Aspek ini kembali kepada perbankan dan
yang langsung terjun dalam keuangan, meminjamkan dana yang dikreditkan
kepada masyarakat umum.

4. Lalu pada pertemuan 12 menjelaskan tentang risiko operasional, dimana dalam


risiko ini menjelaskan tentang kegagalan dalam suatu proses baik bisnis maupun
lainnya. Kegagalan ini melibatkan beberapa aspek seperti kegagalan dalam
mengelola karyawan, risiko dalam sistem yang digunakan, risiko eksternal yang
bisa disebut juga risiko yang datang dari luar lingkup perusahaan.

5. Selanjutnya pada pertemuan 13 menjelaskan tentang risiko spekulatif lainnya


seperti risiko yag terjadi pada perubahan kurs mata uang negara yang
disebabkan beberapa aspek seperti dalam transaksi yang berlangsung, dalam
akuntansi atau laporan keuangan, dalam operasi perusahaan, dalam
perekonomian yang dihadapi perusahaan, kemudian terdapat risiko teknologi
yang mendatangkan sisi positif namun sekaigus membawa dampak negatif bagi
pemakainya. Jika dalam sisi positif dapat lebih memudahkan pekerjaan
perusahaan serta meminimalisir terjadinya kesalahan justru dampak negatif yang
didapat adalah banyak karyawan yang malas dan lebh mengandalakn teknologi
yang sudah ada.

6. Dan materi pertemuan 14 yang terakhir yaitu menjelaskan tentang peran


asuransi sebagai pengalih risiko. Dimana asuransi ini banyak dimanfaatkan baik
individu maupun perusahaan untuk dapat meringankan setidaknya batin maupun
fisik seseorang. Dalam tujuan manajemen risiko dan asuransi sama-sama
dihadapkan untuk dapat meringankan risiko yang terjadi dan yang sedang
dihadapi, namun terdapat perbedaan didalamnya, seperti jika manajemen risiko
lebih menekankan pada target meringankan risiko murni yang terjadi atau dapat
dikatakan mempelajari keseluruhan penanggulangan risiko sedangkan asuransi
adalah salah satu cara yang terdapat dalam manajemen risiko untuk dapat
mengendalikan dan meringankan risiko yang terjadi dan yang sedang dihadapi.

SARAN
Seorang manajer dalam perusahaan wajib mempelajari bagaimana cara
mengendalikan dan meringankan risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan menimpa
kegiatan serta aktivitas perusahaan. Sehingga seorang pemimpin perusahaan beserta
karyawannya harus mampu mempelajari manajemen risiko dengan baik dan benar,
sehingga tidak mengandalkan satu orang untuk dapat mengendalikan serta
meringankan risiko yang terjadi, sebab risiko yang dihadapi kadang kala ada yang
dapat diprediksi sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya dan adapula risiko yang
datang secara tiba-tiba dan perlu langsung ditindak lajuti secara mendadak.
Selain dalam perusahaan seorang individu juga perlu mempelajari manajemen
risiko ini untuk dapat dipraktekan dalam kegiatan dan aktivitasnya sehari-hari. Setiap
permasalahan yang timbul dalam aktivitas individu perlu segera ditangani secepat
mungkin agar seseorang tetap dapat menjalankan aktivitas dan kegiatannya dengan
lancar tanpa merasa terbebani akan masalah yang semakin lama semakin menumpuk
dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai