Anda di halaman 1dari 351

PERTEMUAN 1

KONSEP DASAR
MANAJEMEN RISIKO
Konsep Dasar Risiko
 Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidak pastian
kecuali kematian.
 Ketidak pastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi
pihak yang berkepentingan.
 Ketidak pastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat
diabaikan begitu saja.
 Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang selalu harus
berusaha untuk menanggulanginya atau berupaya meminimumkan
ketidakpastian.

Jadi apa itu Risiko?


Risiko didefinisikan “the adverse impact on probability of several distinct
sources of uncertainty”, risiko diartikan sebagai ketidak pastian yang timbul
karena adanya perubahan, risiko adalah penyimpangan dari suatu yang di
harapkan.
Pengertian Risiko
Pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih
beragam, antara lain:
 Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi
selama periode tertentu (Arthur Williams & Richard, MH).
 Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin
melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A. Abas Salim).
 Risiko adalah ketidak pastian atas terjadinya suatu peristiwa
(Soekarto).
 Risiko adalah probabilitas suatu hasil/outcome yang
berbeda dengan yang diharapkan (Herman Darmawi).
 Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events)
yang dapat menimbulkan kerugian bank.
Tingkatan Ketidakpastian
TINGKAT KARAKTERISTIK CONTOH
KETIDAKPASTIAN
Tidak Ada (pasti) Hasil bisa diprediksi Hukum Alam
dengan pasti
Ketidak-pastian Hasil bisa diidentifikasi Permainan Dadu, Kartu
Obyektif dan probabilitas diketahui

Ketida-pastian Hasil bisa diidentifikasi Kebakaran,


Subyektif tapi probabilitas tidak Kecelakaan Mobil,
diketahui Investasi

Sangat Tidak Pasti Hasil tidak bisa Eksplorasi Angkasa


diidentifikasi dan
probabilitas tidak diketahui
Macam-Macam Risiko
Risiko dapat dibedakan dengan berbagai cara, antara lain:
a. Berdasarkan Sifat
1. Risiko Spekulatif: risiko yang sengaja di adakan agar meraih keuntungan
2. Risiko Murni: timbulnya tidak di sengaja, dan apabila timbul akan membuat
kerugian
3. Risiko Fundamental: risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain
4. Risiko Khusus: risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya
mudah diketahui penyebabnya.
5. Risiko Dinamis: risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamis)
masyarakat.

b. Berdasarkan Bias atau Tidaknya di Lihat


1. Risiko yang dapat di alihkan risiko yang dapat di tanggungkan sebagai objek
2. Risiko yang tidak dapat di alihkan: semua risiko spekulasi yang tidak bisa di
pertanggungkan sebagai objek

c. Berdasarkan Asal Timbulnya


1. Risiko Internal: risiko yang timbuldari dalam perusahaan
2. Risiko Eksternal: risiko yang tibul dari luar lingkungan perusahaan
Upaya Penanggulangan Risiko
Beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk
meminimukan risiko kerugian, antara lain:
1. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
kerugian.
2. Melakukan retensi risiko
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain
Manajemen Risiko
Apakah Manajemen Risiko itu?

 Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah


pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi
oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat.

 Jadi, manajemen risiko mencakup kegiatan


merencanakan, mengorganisir, menyusun,
memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk
mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Manajemen Risiko
Dengan demikian, program manajemen risiko mencakup
tugas-tugas:
• Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi,
• Mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut,
• Mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi
risiko,
• Selanjutnya menyusun strategi untuk memperkecil
ataupun mengendalikan risiko,
• Mengoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko,
• Serta mengevaluasi program penanggulangan risiko
yang telah dibuat.
Manajemen Risiko
Jadi, seorang manajer risiko pada hakekatnya harus
menjawab pertanyaan:
• Risiko apa saja yang dihadapi perusahaan?
• Bagaimana dampak risiko-risiko tersebut terhadap
bisnis perusahaan?
• Risiko mana yang dapat dihindari, yang dapat ditangani
sendiri dan yang mana yang harus dipindahkan kepada
perusahaan asuransi?
• Metode mana yang paling cocok dan efisien untuk
menghadapinya serta bagaimana hasil pelaksanaan
strategi penanggulangan risiko yang telah
direncanakan?
Manfaat Manajemen Risiko
Allining Risk Appetite and strategy
• Improved
Linking growth, risk and return R&L
Risk Management

Improving risk exposure • Balance Sheet


• Stakeholder
Reducing operational surprises and
Value
losses
• Reputation
Managing risk • Human
Exploiting opportunities Resources
• Governance
Rationalizing resources
Manfaat Manajemen Risiko
• Aligning Risk Appetite and strategy
• Linking growth, risk and return
• Improving risk exposure
• Reducing operational surprises and
losses
• Managing risk
• Exploiting opportunities
• Rationalizing resources

11
Pentingnya Mempelajari Manajemen Risiko
Bagaimana pentingnya bagi orang mempelajari manajemen risiko dapat dilihat dari dua segi,
yaitu:
1. Seseorang sebagai anggota organisasi/perusahaan, terutama seorang manajer akan
dapat mengetahui cara-cara/metode yang tepat untuk menghindari atau mengurangi
besarnya kerugian yang diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian terjadinya
suatu peristiwa yang merugikan (“peril”).
2. Seseorang sebagai pribadi:
a. Dapat menjadi seorang manajer risiko yang professional dalam jangka waktu yang
relatif lebih cepat daripada yang belum pernah mempelajarinya.
b. Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi manajer risiko dari perusahaan
dimana yang bersangkutan menjadi anggota.
c. Dapat menjadi konsultan manajer risiko, agen asuransi, pedagang perantara,
penasehat penanaman modal, konsultan perusahaan yang tidak mempunyai manajer
risiko, dan sebagainya.
d. Dapat menjadi manajer risiko yang professional dari perusahaan asuransi, sehingga
akan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program asuransi yang
disusun dengan tepat.
e. Dapat lebih berhati-hati dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari.
Sumbangan Manajemen Risiko Bagi
Perusahaan, Keluarga Dan Masyarakat
Sumbangan Bagi Perusahaan

 Evaluasi dari Program Manajemen Risiko memberikan gambaran mengenai


keberhasilan dan kegagalan operasi perusahaan.
 Upaya Peningkatan Keuntungan Perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena
adanya pengurangan biaya melalui upaya pencegahan, pengurangan
kerugian dengan memindahkan kemungkinan kerugian kepada pihak lain
dengan biaya yang rendah dan sebagainya.
 Program Manajemen Risiko yang berhasil juga menyumbangkan secara
tidak langsung kepada pencapaian keuntungan perusahaan.
 Ketenangan hati yang dihasilkan oleh cara pengelolaan risiko murni yang
baik, berdampak pada kesehatan mental dan fisik pimpinan, pengurus
maupun pemilik perusahaan.
 Keberhasilan mengelola risiko murni juga dapat membantu kepentingan
pihak lain seperti karyawan perusahaan serta dapat mewujudkan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat
Sumbangan Manajemen Risiko Bagi
Perusahaan, Keluarga Dan Masyarakat
Sumbangan Bagi Keluarga

Pengetahuan dan kemampuan seseorang mengelola risiko yang


dihadapi akan sangat bermanfaat bagi keluarganya, karena :
 Mampu melindungi keluarganya dari kerugian-kerugian yang parah
akibat peristiwa yang merugikan.
 Memacu keinginan dalam berinvestasi.
 Meringankan keluarganya dari tekanan mental dan fisik akibata
adanya ketidak pastian/risiko.
 Memperoleh kepuasan dari upaya membantu orang lain dalam
upaya penanggulangan risiko, sehingga ia lebih dihargai di
masyarakat.
Sumbangan Manajemen Risiko Bagi
Perusahaan, Keluarga Dan Masyarakat
Sumbangan Bagi Masyarakat

 Penanggulangan yang baik terhadap kemungkinan


terjadinya pemogokan buruh akan menghindarkan
masyarakat di sekitar perusahaan dari huru hara akibat
dari pemogokan.
 Pengelolaan limbah yang baik untuk pencemaran
lingkungan akan berdampak pada ketentraman
masyarakat di sekitar perusahaan.
Nilai Ekonomis Penanggulangan Risiko
Hasil upaya penanggulangan risiko pada hakekatnya akan
mengurangi bahkan dapat menghilangkan kerugian-
kerugian yang bersifat ekonomis dari suatu risiko, sehingga
upaya penanggulangan risiko mempunyai nilai ekonomis
yang tidak kecil. Nilai-nilai ekonomis tersebut meliputi:
1. Penghindaran/pengurangan nilai dari kerugian dari
terjadinya peristiwa yang merugikan, yang tidak
diharapkan atau tidak dapat dipastikan terjadinya, yaitu
seimbang dengan nilai kerugiannya, misalnya : nilai
kerugian harta karena kebakaran, kecelakaan dan
sebagainya.
Nilai Ekonomis Penanggulangan Risiko
2. Penghindaran terhadap kerugian secara ekonomis yang diakibatkan oleh
adanya ketidakpastian itu sendiri, yang mencakup:
a. Adanya ketidakpastian dapat menimbulkan ketegangan mental maupun
fisik bagi orang yang bersangkutan, karena adanya ketakutan dan
kekhawatiran akan terjadinya peristiwa yang merugikan. Bila hal itu penting
dan berlangsung secara terus-menerus/ dalam waktu lama, akan berakibat
terjadinya penurunan kesehatan (stress), sehingga yang bersangkutan perlu
berobat (membutuhkan biaya). Ini adalah nilai ekonomis yang bersifat
individual / mikro.
b. Semua orang tentu berusaha untuk mengamankan diri serta harta bendanya
terhadap risiko, termasuk sumber-sumber dana dan daya yang dimilikinya.
Hal itu tentu akan mengurangi kemauan dan potensi anggota masyarakat
untuk mengadakan investasi, yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya
inefisiensi dalam kehidupan ekonomi secara menyeluruh (makro).
Beberapa Istilah Penting
• Peril:
Adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan
kerugian
– Misalnya: kebakaran, pencurian, kecelakaan dsb.
• Hazard :
Adalah kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya
kerugian atau kerusakan
– Contoh : Jalan licin, tikungan tajam adalah keadaan dan kondisi
jalan yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan di
tempat tersebut.

18
Beberapa Istilah Penting
Ada beberapa type hazard antara lain:
• Physical Hazard:
adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan
terjadinya peril yang bersumber dari karakteristik physik dari
obyek.
Kondisi ini biasanya dicoba diatasi dengan tindakan preventif
untuk memperkecil kemungkinannya. Misalnya jalan licin,
tikungan tajam, yang memperbesar kemungkinan kecelakaan
dicoba diatasi dengan memasang rambu-rambu lalu-lintas di
tempat tersebut.

19
Beberapa Istilah Penting
• Moral hazard:
– Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar
kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber dari karakter
pribadi yang bersangkutan, misalnya pelupa; atau
– Bersumber dari perasaan hati orang yang bersangkutan, yang
biasanya karena pengarus keadaan tertentu.
Contoh: orang yang telah menasuransikan diri dan mobilnya,
maka merasa aman sehingga ia sembrono (lengah) dalam
mengendarai mobilnya. Hal ini memperbesar kemungkinan
terjadinya kecelakaan.

20
Beberapa Istilah Penting
• Exposure:
Adalah sumber-sumber risiko yang kemungkinan
besar disebabkan oleh peristiwa yang sudah
terjadi, atau pengulangan kejadian yang sama.
• Probability:
Adalah kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan
terjadi.

21
Beberapa Istilah Penting
• Risk Control:
– Adalah tindakan yang dirancang untuk
mengurangi risiko, seperti perubahan prosedur,
perbaikan fasilitas, supervisi ekstra dan
sebagainya.
• Gambling:
– Adalah pengambilan keputusan risiko tanpa
assessment yang rasional atau prudent atau
keterlibatan manajemen risiko.

22
Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian risiko dari perspektif bisnis?
Berikan contohnya!
2. Jelaskan manfaat manajemen risiko bagi pihak
manajemen perusahaan. Serta jelaskan juga
dampak negatif jika manajemen risiko tidak
diterapkan di suatu perusahaan!
3. Menurut anda mengapa dalam menyelesaikan
dan meminimalisasi risiko berbagai pihak harus
saling bekerja sama, dan apa risikonya jika
mereka tidak mau saling bekerjasama?
Latihan Soal
1. Risiko yang sengaja di adakan agar meraih
keuntungan, disebut:
a. Risiko Spekulatif
b. Risiko Murni
c. Risiko Dinamis
d. Risiko Khusus
e. Risiko Fundamental
Latihan Soal
2. Berikut ini yang tidak termasuk cara yang
dilakukan perusahaan untuk meminimukan risiko
kerugian, adalah :
a. Melakukan retensi
b. Melakukan pencegahan dan pengurangan risiko
c. Melakukan pengendalian risiko
d. Mengalihkan risiko
e. Menyusun strategi
Latihan Soal
3. Pelaksanaan fungsi - fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi
oleh perusahaan, keluarga dan masyarakat, disebut :
a. Manajemen Risiko
b. Identifikasi Risiko
c. Retensi Risiko
d. Pengalihan Risiko
e. Nilai Ekonomis
Latihan Soal
4. Kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya
kerugian atau kerusakan, disebut:
a. Peril
b. Hazard
c. Exposure
d. Probability
e. Hedging
Latihan Soal
5. Sumber-sumber risiko yang kemungkinan besar
disebabkan oleh peristiwa yang sudah terjadi, atau
pengulangan kejadian yang sama, disebut:
a. Peril
b. Hazard
c. Exposure
d. Probability
e. Hedging
PERTEMUAN 2

Tujuan dan Fungsi


Manajemen Risiko
Manajemen Risiko dan Asuransi
 Konsep manajemen risiko tidak boleh dicampuradukkan
dengan konsep asuransi, karena keduanya mempunyai
ruang lingkup/cakupan yang berbeda, meskipun
mempunyai sasarn yang sama.
 Asuransi adalah merupakan bagian dari manjemen risiko,
karena asuransi merupakan salah satu cara
penanggulangan risiko, sebagai hasil perumusan strategi
penanggulangan risiko dari manajemen risiko.
 Persamaan keduanya merupakan kegiatan manajemen,
yang berkaitan dengan upaya penanggulangan risiko
murni yang dihadapi oleh perusahaan.
Manajemen Risiko dan Asuransi
Perbedaan keduanya dapat dilihat sebagai berikut:

Manajemen Risiko Asuransi

1. Lebih menekankan kegiatannya pada 1. Merupakan salah satu cara


menemukan dan menganalisa risiko menanggulangi risiko murni tertentu
murni
2. Tugasnya hanya memberikan penilaian 2. Tugasnya menangani seluruh proses
belaka terhadap semua teknik pengalihan risiko
penanggulangan risiko (termasuk
asuransi)
3. Pelaksanaan programnya menghendaki 3. Melibatkan jumlah orang dan kegiatan-
adanya kerjasama dengan sejumlah kegiatan yang lebih kecil.
individu dan bagian-bagian dari
perusahaan
4. Keputusan manajemen risiko 4. Keputusan di bidang asuransi
mempunyai pengaruh yang lebih besar mempunyai pengaruh yang lebih
terhadap operasi perusahaan terbatas
Tujuan dan Fungsi Manajemen Risiko
Tujuan Manajemen Risiko
1. Tujuan sebelum terjadinya risiko :
a. Hal-hal yang bersifat ekonomis.
b. Hal-hal yang bersifat non ekonomis.
c. Untuk memenuhi kewajiban pihak ketiga/ diluar perusahaan.
2. Tujuan sesudah terjadinya peril :
a. Menyelamatkan operasi perusahaan.
b. Upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut.
c. Usaha agar pendapatan perusahaan tetap mengalir.
d. Upaya agar pertumbuhan usaha bagi perusahaan yang
sedang melakukan pengembangan usaha tetap berlanjutnya.
e.Tanggung jawab sosial perusahaan.
Fungsi Pokok Manajemen Risiko
Fungsi Pokok Manajemen Risiko:
1. Menemukan kerugian potensial
2. Mengevaluasi kerugian potensial
a. Besarnya frekuensi
b. Besarnya kegawatan
3. Memiliki teknik / cara menanggulangi kerugian.
Dalam memilih cara penaggulangan risiko secara garis besar dapat
disusun suatu matriks sebagai berikut:
No Frekuensi Kegawatan Penanggulangan
Kerugian Kerugian
1. Rendah rendah Retensi/Pengendalian
2. Tinggi Rendah Retensi/Asuransi/Pengendalian
3. Rendah Tinggi Asuransi/Pengendalian
4. Tinggi Tinggi Menghindari
Proses Pengelolaan Risiko
Proses pengelolaan risiko termasuk beberapa tahap:

 Identifikasi Risiko. Proyek, produk, bisnis yang


memungkinkan diidentifikasi risikonya.
 Analisis Risiko. Dikaji kemungkinan dan konsekuensi dari
risiko.
 Perencanaan Risiko. Rencana yang menyatakan risiko
baik untuk menghindarinya maupun untuk meminimisasi
dampaknya pada proyek yang akan digambarkan.
 Monitoring Risiko. Risiko secara terus menerus dikaji dan
direncanakan untuk meringankan risiko dan dirubah
melalui tersedianya informasi mengenai risikonya.
Identifikasi Analisis Perencanaan Monitoring
Resiko Resiko Resiko Resiko

Menghindari
Daftar dari Daftar dari
Resiko dan Pengkajian
Resiko prioritas
Rencana Resiko
Potensial Resiko
Contingency

Gambar 1. Proses Pengelolaan Resiko


Strategi Risiko
Strategi tersebut dapat dijabarkan ke dalam 3 kategori, yaitu:

 Strategi Menghindari. Mengikuti strategi ini berarti bahwa


probabilitasnya untuk timbulnya risiko akan berkurang. Contoh:
strategi menghindari risiko adaah strategi yang berhubungan
dengan komponen rusak
 Strategi Meminimisasi. Mengikuti strategi ini berarti bahwa dampak
dari risiko akan berkurang. Contoh: strategi minimisasi adalah staff
yang sakit.
 Rencana Contingency. Mengikuti strategi ini berarti anda bersiap
untuk yang terburuk dan tersedia strategi untuk menghadapinya.
Contoh: strategi contingency adalah strategi untuk masalah
keuangan organisasi.
Metode Pengolahan Risiko
1. Asuransi
Asuransi/retensi risiko digunakan untuk risiko-risiko yang
rendah tingkatannya dan apabila terjadi tidak
berpengaruh terhadap keuangan perusahaan dan dapat
diabaikan.

2. Dipindahkan
Untuk resiko murni atau statis dipindahkan keperusahaan
asuransi sedangkan risiko dinamis/ spekulatif dipindahkan
kepada masyarakat, konsumen ataupun lembaga non
asuransi.
Metode Pengolahan Risiko
3. Dikombinasikan
Mencari cara-cara yang paling baik, paling tepat dan paling
ekonomis. Misal melalui diversifikasi produk.

4. Pencegahan Kerugian
Penekanan pada usaha preventif untuk meminimumkan
terjadinya risiko.

5. Menghindari
Mengembangkan pengetahuan dan penelitian.
Kedudukan Manajemen Risiko
Di negara maju kedudukan manajemen risiko
setingkat dengan “manajer tingkat menengah“ dimana
tugasnya secara umum mencakup:
• Mengidentifikasikan dan mengukur kerugian dari
exposure
• Menyelesaikan klaim-klaim asuransi
• Merencanakan dan mengelola jaminan tenaga kerja
• Serta ikut mengontrol kerugian dan keselamatan
kerja
Kerjasama Dengan Departemen Lain
Didalam melaksanakan penanggulangan risiko, manajer risiko perlu
bekerja sama secara harmonis dengan departemen lain, diantaranya :

a. Bagian Akuntansi
Terutama yang berkaitan dengan upaya mengurangi penggelapan dan
pencurian oleh karyawan atau pihak lain.

b. Bagian Keuangan
Terutama berkaitan dengan upaya mendapatkan informasi tentang
kerugian, ganguan terhadap cash flow, dsb

c. Bagian Pemasaran
Berkaitan dengan tanggung gugat, artinya risiko adanya tuntutan dari
pihak luar/pelanggan karean perusaahaan melakukan sesuatu yang
tidak memuaskan.
Kerjasama Dengan Departemen Lain
d. Bagian Produksi
Mencakup upaya pencegahan produk-produk cacat,
pencegahan pemborosan, pencegahan kecelakaan kerja.

e. Bagian Engineering dan Maintenance


Mencegah, mengurangi frekuensi maupun kegawatan dari
suatu kerugian/peril.

f. Bagian Personalia
Bertanggung jawab atas penanggulangan risiko yang
berkaitan dengan diri karyawan serta pengelolaan jaminan
tenaga kerja.
Latihan Soal
1. Jelaskan persamaan dan perbedaan dari
manajemen risiko dengan asuransi!
2. Jelaskan bagaimana suatu risiko dikelola!
Berikan contohnya!
3. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana
alternatif menghindari risiko!
Latihan Soal
1. Berikut ini manakah yang bukan merupakan tujuan dan
fungsi manajemen risiko setelah terjadinya peril :
a. Menyelamatkan operasi perusahaan
b. Upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut
c. Usaha agar pendapatan perusahaan tetap mengalir
d. Untuk memenuhi kewajiban pihak ketiga
e. Tanggung jawab sosial perusahaan
Latihan Soal
2. Penekanan pada usaha preventif untuk
meminimumkan terjadinya risiko merupakan
metode:
a. Pengolahan Risiko
b. Pengidentifikasian Risiko
c. Pengukuran Risiko
d. Pencegahan Risiko
e. Pembiayaan Risiko
Latihan Soal
3. Penanggulangan risiko berkaitan dengan upaya
mengurangi penggelapan dan pencurian oleh
karyawan atau pihak lain, adalah kerjasama
manjemen risiko dengan departemen :
a. Keuangan
b. Akuntansi
c. Produksi
d. Maintenance
e. Engineering
Latihan Soal
4. Mencakup upaya pencegahan produk-produk cacat,
pencegahan pemborosan, pencegahan kecelakaan kerja
adalah kerjasama manajemen risiko dengan departemen:
a. Keuangan
b. Akuntansi
c. Produksi
d. Maintenance
e. Engineering
Latihan Soal
5. Berkaitan dengan upaya mendapatkan informasi tentang
kerugian, ganguan terhadap cash flow, dsb adalah
kerjasama manajemen risiko dengan departemen:
a. Keuangan
b. Akuntansi
c. Produksi
d. Maintenance
e. Engineering
PERTEMUAN 3

Kerangka Kerja
Enterprise Risk
Management (ERM)
Konsep Enterprise Risk Management
Enterprise Risk Management (ERM) didefinisikan
sebagai kompetensi risiko di dalam perusahaan
atau organisasi.
ERM adalah kemampuan organisasi untuk
memahami dan mengendalikan tingkat risiko yang
diambil dalam mengelola strategi bisnis, ditambah
dengan akuntabilitas atas risiko yang diambil.
Manfaat utama ERM adalah menambah perspektif
dan fokus pada manajemen risiko di seluruh lini
perusahaan.
Konsep Enterprise Risk Management
Konsep Enterprise Risk Management (ERM) telah
ada selama beberapa tahun. ERM memperoleh
keunggulan signifikan sebagai komponen yang
lengkap dari keseluruhan strategi bisnis sebuah
organisasi atau perusahaan.
RMA ERM Council mulai berupaya untuk
menciptakan panduan praktis untuk menerapkan
kerangka manajemen risiko perusahaan yang kuat
yang akan membantu institusi (dari berbagai
ukuran) mengelola risiko mereka secara holistik.
Konsep Enterprise Risk Management
 RMA ERM Council mendefinisikan ERM sebagai
“kemampuan manajemen untuk mengelola semua
risiko bisnis dalam upaya memperoleh atau mencapai
tujuan”.
 Dengan menjadikan hal tersebut sebagai panduan,
dewan mengadopsi sebuah strategi yang akan
membantu manajemen dan dewan direksi menjawab
pertanyaan bisnis yang relevan mengenai risiko yang
akan dihadapi perusahaan. Strategi bisnis dan
cakupan risiko, tata kelola dan kebijakan, data dan
infrastruktur risiko, pengukuran dan evaluasi,
pengendalian lingkungan, respon, risk appetite,
dan stress testing.
Kerangka Kerja ERM
COSO ERM Framework seperti yang terdapat dalam Executive
Summary September 2004, membagi objectives atau tujuannya
menjadi 4 kategori besar, yaitu:
• Strategic  tujuan yang ditetapkan pada tingkat manajemen
atas, disatukan dan dibuat untuk mendukung misi dari
perusahaan.
• Operations  penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien
• Reporting  pelaporan yang dapat dipercaya.
• Compliance  patuh dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Kerangka Kerja ERM
Selain dari membaginya menjadi 4 kategori umum secara tujuannya, ERM juga
terbagi menjadi delapan komponen yang satu di antaranya saling berhubungan.
Komponen-komponen tersebut berasal dari bagaimana cara manajemen mengelola
perusahaan dan menggabungkannya ke dalam proses. Komponen-komponen
tersebut adalah :
• Internal Environment
Komponen ini memperlihatkan penekanan dari organisasi dan penetapan dasar
terhadap bagaimana risiko dipandang dan ditetapkan oleh entitas, termasuk di
dalamnya filosofi pengelolaa risiko dan batas risiko, integrity dan nilai-nilai etika
dan lingkungan di mana mereka beroperasi.
• Objective Setting
Tujuan harus telah ditetapkan sebelum manajemen dapat mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang terjadi, yang dapat mempengaruhi pencapaian. ERM
memastikan bahwa manajemen telah berada pada proses yang tepat ketika
menetapkan tujuan dan memilih hal-hal yang dapat mendukung tujuan dan
menyatukannya dengan misi dari entitas dan mereka konsisten terhadap batas
risiko yang telah ditetapkan.
Kerangka Kerja ERM
• Event Identification
Kejadian internal dan eksternal yang berdampak terhadap pencapaian
tujuan dari entitas harus diidentifikasi, harus dibedakan antara risiko dan
kesempatan. Kesempatan merpakan jalur kembali kepada strategi
manajemen atau proses penetapan tujuan.
• Risk Assessment
Risiko dianalisa dengan mempertimbangkan kemungkinan dan dampak
sebagai dasar untuk menetapkan bagaimana hal tersebut dapat dikelola.
Risiko juga dinilai atas dasar melekatnya dan hal yang ditinggalkannya.
• Risk Response
Manajemen menyeleksi respon dari risiko, menghindari, menerima,
mengurangi atau membagi risiko, menetapkan tindakan-tindakan untuk
menyelaraskan risiko dengan toleransi risiko dari entitas dan batas risiko.
Kerangka Kerja ERM
• Control Activities
Peraturan dan prosedur yang ada diberlakukan dan diimplementasikan
untuk menolong memastikan respon dari risiko berjalan secara efektif.
• Information and Communication
Informasi yang relevan diidentifikasikan, ditangkap dan dikomunikasikan
secara formal dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sehingga
membuat orang dapat mengetahui tanggung jawab mereka. Komunikasi
yang efektif juga harus berlangsung dalam pengertian yang luas,
mengalir ke bawah, menyeluruh dan ke atas entitas.
• Monitoring
Keseluruhan dari ERM dimonitor dan dimodifikasi sifitas manjemen,
sesuai dengan kebutuhan. Memonitor hal tersebut diselesaikan melalui
aktifitas manajemen, evaluasi yang berbeda atau keduanya sekaligus.
Kerangka Kerja ERM
Hubungan Antara Tujuan Dengan Komponen
Keempat tujuan, yaitu strategic, operations, reporting dan compliance,
dipresentasikan oleh kolom vertical. Sedangkan ke delapan komponen di
ilustrasikan oleh jalur horizontal, seperti pada gambar berikut ini:

Gambar. Hubungan Antara Tujuan, Komponen dan Entitas dalam ERM


Sumber : Executive Summary COSO
Elemen Manajemen Risiko Organisasi
1. Prasarana Manajemen Risiko
Dalam pelaksanaan Manajemen risiko hal utama yang
harus dilakukan adalah mempersiapakan segala
prasarana, yaitu prasarana lunak dan keras.
a. Prasarana Lunak
Ada beberapa isu yang berkaiatan dengan penyiapan
prasarana lunak untuk manajemen risiko yaitu:
- Mengembangkan budaya sadar risiko untuk anggota
organisasi
- Dukungan Manajemen
Elemen Manajemen Risiko Organisasi
b. Prasarana Keras
Prasarana keras meliputi peralatan fisik seperti: Gedung
perkantoran, Komputer, dan sarana sarana fisik lainnya
yang mendukung proses manajemen risiko.

2. Proses Manajemen Risiko.


Proses manajemen risiko sering diterjemahkan kedalam
tiga langkah yaitu:
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Pengendalian
Tantangan dan Solusi ERM
Tantangan dalam Penerapan ERM
Adapun tantangan–tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam menerapkan sistem ERM didalam
perusahaannya sebagai berikut :
 Kurangnya minat dari direksi, pejabat senior dan para
pejabat bisnis.
 Gagal dalam memamerkan “Quick Wins”
 Kurangnya SDM, pengelolaan administrasi intern serta
data yang kualitatif.
 Pengukuran dan pelaporan risiko tidak efektif dan
konsisten
 Kendala Biaya
Tantangan dan Solusi ERM
Solusi Penerapan ERM
 SDM yang professional dengan jumlah yang memadai.
 Melakukan pengembangan ERM dan merencanakan
penerapannya.
 Meyakinkan direksi untuk mendapatkan dukungan dengan
menggunakan creasi yang bernilai mengidentifikasikan “Quick
Wins”
 Memelihara semangat para Tim dalam menerapkan ERM dalam
jangka waktu yang sangat lama.

Quick Wins
 Quick Win diartikan sebagai langkah inisiatif yang mudah dan
cepat dicapai untuk mengawali pelaksanaan suatu program
dalam reformasi birokrasi. Quick Wins dipilih dari salah satu
atau kombinasi beberapa area perubahan yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masing-masing instansi, khususnya
pada program peningkatan kualitas pelayanan publik.
Peran Audit Internal Dalam ERM
 Peran inti audit internal yang berkaitan dengan ERM adalah
untuk memberikan layanan pemastian yang objektif bagi
Dewan mengenai efektivitas kegiatan ERM organisasi.
Pemastian ini membantu meyakinkan bahwa risiko bisnis
kunci telah dikelola dengan tepat, dan bahwa sistem
pengendalian internal telah berjalan secara efektif.
 Peran auditor internal bervariasi dalam proses ERM
bergantung pada kematangan proses ERM dalam
organisasi. Sebelum auditor internal melaksanakan apapun
peran yang terkait dengan ERM, harus dipastikan terlebih
dahulu bahwa seluruh organisasi sepenuhnya memahami
bahwa tanggung jawab manajemen risiko terutama berada
pada manajemen.
Peran Audit Internal Dalam ERM
Peran inti audit internal dalam ERM adalah kegiatan yang
berhubungan dengan layanan pemastian yang meliputi:
• Memberikan keyakinan pada desain dan efektivitas
proses manajemen risiko.
• Memberikan keyakinan bahwa risiko dievaluasi dengan
benar.
• Mengevaluasi proses manajemen risiko.
• Mengevaluasi pelaporan mengenai status dari risiko-
risiko kunci dan pengendaliannya.
• Meninjau pengelolaan risiko-risiko kunci, termasuk
efektivitas dari pengendalian dan respons lain terhadap
risiko-risiko tersebut.
Peran Audit Internal Dalam ERM
Peran tambahan lain yang boleh dilaksanakan dalam
layanan konsultasi dengan dibarengi pengamanan
independensi dan objektivitas yang cukup, antara lain:
• Memulai pembentukan ERM dalam organisasi.
• Mengembangkan strategi manajemen risiko bagi
persetujuan Dewan.
• Memfasilitasi identifikasi dan evaluasi risiko.
• Pelatihan manajemen tentang merespons risiko.
• Mengoordinasikan kegiatan ERM.
• Mengonsolidasi laporan mengenai risiko.
• Memelihara dan mengembangkan kerangka ERM.
Peran Audit Internal Dalam ERM
Peran dalam ERM yang TIDAK boleh dilakukan auditor
internal adalah:
• Mengatur minat risiko (risk appetite).
• Menerapkan proses manajemen risiko.
• Menjamin manajemen risiko
• Membuat keputusan pada respons risiko.
• Menerapkan respons dan manajemen risiko atas nama
manajemen.
• Akuntabilitas manajemen risiko.
Latihan Soal
1. Jelaskan bagaimana cara meningkatkan
kesadaran risiko! Berikan contohnya!
2. Jelaskan prasarana apa saja yang
diperlukan untuk mendukung kesuksesan
manajemen risiko!
3. Apa manfaat melakukan implementasi
ERM? Berikan contohnya!
Latihan Soal
1. Kemampuan organisasi untuk memahami dan
mengendalikan tingkat risiko yang diambil dalam
mengelola strategi bisnis, ditambah dengan
akuntabilitas atas risiko yang diambil, disebut :
a. Strategi Bisnis
b. Enterprise Risk Management
c. Credit Risk Management
d. Internal Audit
e. Eksternal Audit
Latihan Soal
2. Berikut ini yang bukan merupakan objectives atau
tujuan COSO ERM Framework adalah:
a. Startegic
b. Operations
c. Reporting
d. Complince
e. Opportunity
Latihan Soal
3. Peraturan dan prosedur yang ada diberlakukan dan
diimplementasikan untuk menolong memastikan respon
dari risiko berjalan secara efektif, disebut:
a. Risk Response
b. Risk Assesment
c. Control Activities
d. Monitoring
e. Event Identification
Latihan Soal
4. Risiko dianalisa dengan mempertimbangkan kemungkinan
dan dampak sebagai dasar untuk menetapkan bagaimana
hal tersebut dapat dikelola, disebut:
a. Risk Response
b. Risk Assesment
c. Control Activities
d. Monitoring
e. Event Identification
Latihan Soal
5. Langkah inisiatif yang mudah dan cepat dicapai untuk
mengawali pelaksanaan suatu program dalam reformasi
birokrasi, disebut
a. Quick Win
b. Quick Respon
c. Fast Moving
d. Birocration
e. Start Up
PERTEMUAN 4

Identifikasi dan
Penilaian Risiko
Prinsip-Prinsip Pengidentifikasian Risiko
 Pengidentifikasian resiko adalah suatu proses dengan
mana suatu perusahaan secara sistematis dan terus
menerus mengidentifikasi property, liability dan
personnel exposures sebelum terjadinya peril. Jadi yang
diidentifikasi adalah peril yang dapat menimpa harta
milik dan personil perusahaan serta kewajiban yang
menimbulkan kerugian.
 Kegiatan pengidentifikasian adalah hal yang sangat
penting bagi seorang Manajer Risiko. Sebab seorang
Manajer Risiko yang tidak mengidentifikasi semua
kerugian potensiil tidak akan dapat menyusun strategi
yang lengkap untuk menanggulangi semua kerugian
potensiil tersebut.
Prinsip-Prinsip Pengidentifikasian Risiko

Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan sebagai


bahan untuk pembuatan daftar kerugian potensiil antara
lain:
a. Data-data dari perusahaan-perusahaan asuransi
b. Informasi dari Badan Penerbitan Asuransi
c. Informasi dari Asosiasi Manajemen Amerika (AMA)
d. Informasi dari ikatan Manajer Risiko dan Asuransi
e. Informasi/Rilase dari Kepolisian
Pengertian Daftar Kerugian Potensil
Kegiatan mengidentifikasi risiko akan menghasilkan suatu daftar
mengenai kerugian potensiil, baik yang mungkin menimpa
bisnisnya maupun bisnis apapun. Daftar ini disebut “daftar
kerugian potensiil” atau “check list”. Jadi dari daftar tersebut
dapat diketahui kerugian apa saja dan bagaimana terjadinya yang
mungkin dapat menimpa bisnisnya, sehingga dapat dipakai
sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan pengendalian
risiko. Dari keseluruhan kerugian yang mungkin menimpa suatu
bisnis pada pokoknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok, yaitu :
 Kerugian atas harta (property losses)
 Kerugian berupa kewajiban kepada pihak ketiga (liability
losses
 Kerugian personil (personal losses)
Manfaat Daftar Kerugian Potensiil
Daftar kerugian potensiil bagi suatu perusahaan pada
hakekatnya merupakan:
 Daftar yang dapat menunjang pencapaian berbagi
tujuan, yang berkaitan dengan pengelolaan bisnis
pada umumnya. Jadi tidak hanya untuk kepentingan
manajemen risiko saja.
 Suatu cara yang sistematis guna mengumpulkan
informasi mengenai perusahaan-perusahaan lain
yang mungkin ada kaitannya dengan aktivitas
bisnisnya.
 Jadi daftar kerugian potensiil sangat bermanfaat
bagi kegiatan pengelolaan bisnis secara
keseluruhan, tidak hanya di bidang penanggulangan
risiko saja.
Manfaat Daftar Kerugian Potensiil
Sedang manfaat daftar kerugian potensiil bagi Manajer
Risiko antara lain:
 Mangingatkan Manajer Risiko tentang kerugian-kerugian
yang dapat menimpa bisnisnya.
 Sebagai tempat mengumpulkan informasi yang akan
menggambarkan dengan cara apa dan bagaimana
bisnis-bisnis khusus yang dapat dimanfaatkan untuk
menanggulangi risiko potensiil yang dihadapi bisnisnya.
 Sebagai bahan pembanding dalam mereview dan
mengevaluasi program penanggulangan risiko yang
telah dibuat, yang dapat mencakup premi yang sudah
dibayar. Pengamanan-pengamanan yang telah
dilakukan kerugian-kerugian yang timbul dan
sebagainya.
Klasifikasi Kerugian Potensiil
Seluruh kerugian potensiil yang dapat menimpa setiap
bisnis pada pokoknya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Kerugian atas harta kekayaan (property exposures),
meliputi:
 Kerugian yang langsung dapat dihubungkan dengan
biaya penggantian atau perbaikan terhadap harta
yang terkena peril (gedung yang terbakar, peralatan
yang dicuri). Jenis kerugian ini disebut “kerugian
langsung”.
Klasifikasi Kerugian Potensiil
Seluruh kerugian potensiil yang dapat menimpa setiap
bisnis pada pokoknya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Kerugian atas harta kekayaan (property exposures),
meliputi:
 Kerugian yang langsung dapat dihubungkan dengan
biaya penggantian atau perbaikan terhadap harta
yang terkena peril (gedung yang terbakar, peralatan
yang dicuri). Jenis kerugian ini disebut “kerugian
langsung”.
Klasifikasi Kerugian Potensiil
 Kerugian yang tidak dapat secara langsung dihubungkan
dengan periil yang terjadi, yaitu kerugian yang diakibatkan
oleh rusaknya barang yang terkena peril. Jenis kerugian ini
disebut “kerugian tidak langsung”.
Contoh: rusaknya bahan-bahan yang disimpan dalam lemari
pendingin (cold storage). Karena tidak berfungsinya alat
pendingin akibat gardu listriknya rusak disambar petir.
Upah yang harus tetap dibayar, pada saat perusahaan tidak
berproduksi, karena ada alat-alat produksinya yang terkena
peril.
 Kerugian atas pendapatan, misalnya sebagai akibat tidak
berfungsinya alat produksi. Karena terkena peril.
Contoh: batalnya kontrak penjualan,karena perusahaan tidak
berproduksi untuk sementara waktu, sebab alat produksinya
mengalami rusak berat.
Klasifikasi Kerugian Potensiil
b. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain (liability
losses/exposures):
Adalah kerugian yang berupa kewajiban kepada pihak lain
yang merasa dirugikan, akibat kesalahan dari bisnisnya.

Contoh: Ganti rugi yang harus diberikan oleh perusahaan


angkutan umum kepada penumpang yang cedera akibat
kecelakaan, yang ada oleh kesalahan pengemudinya.
Klasifikasi Kerugian Potensiil
c. Kerugian personil (personnel losses/ exposures):
Kerugian akibat peril yang menimpa personil atau orang-
orang yang menjadi anggota dari karyawan perusahaan
(termasuk keluarganya)

Contoh:
- Kematian, ketidakmampuan karena cacat,
ketidakmampuan karena usia tua dari karyawan atau
pemilik perusahaan.
- Kerugian yang menimpa keluarga karyawan akibat
kematian, ketidakmampuan dan pengangguran.
.
Metode Pengidentifikasian Risiko
Dalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain:
 Menggunakan daftar pertanyaan (questionair) untuk
menganalisa risiko yang dari jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk-
petunjuk tentang dinamika informasi khusus, yang dapat dirancang
secara sistematis tentang risiko yang menyangkut kekayaan
maupun operasi perusahaan.

 Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisa


neraca, laporan pengoperasian dan catatan-catatan pendukung
lainnya, akan dapat diketahui/diidentifikasi semua harta kekayaan,
hutang piutang dan sebagainya. Sehingga dengan merangkaikan
laporan-laporan tersebut dan berdasarkan ramalan-ramalan
anggaran keuangan akan dapat menentukan penanggulangan
risiko di masa mendatang.
Metode Pengidentifikasian Risiko
 Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai
menjadi barang jadiakan dapat diketahui risiko-risiko yang dihadapi
pada masing-masing tahap dari aliran tersebut.
Contoh: Flow-chart mulai dari: supplier  gudang bahan  fabrikasi/
proses produksi  gudang barang jadi  penyalur  konsumen.
Dari flow-chart tersebut akan dapat diidentifikasi kemungkinan
kerugian pada masing-masing tahap. Misalnya pada tahap supplier:
risiko kenaikan harga, waktu penyerahan, volume dan sebagainya.

Kerugian potensiil yang dapat terjadi antara lain :


 Kerugian berupa harta kekayaan: barang rusak, barang hilang di
gudang, barang rusak karena kesalahan proses dan sebagainya.
 Kerugian yang menyangkut liability: tuntutan konsumen, karena
barang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan seterusnya.
 Kerugian personil : kecelakaan kerja yang terjadi dalam pabrik pada
saat karyawan bekerja dan sebagainya.
Metode Pengidentifikasian Risiko
 Dengan inspeksi langsung di tempat, artinya dengan mengadakan
pemeriksaan secara langsung di tempat dimana dilakukan
operasi/aktivitas perusahaan. Sehingga dari pemeriksaan/pengamatan
itu Manajer Risiko akan dapat belajar banyak mengenai kenyataan-
kenyataan di lapangan, yang akan sangat bermanfaat bagi upaya
penanggulangan risiko.

 Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian-bagian dalam


perusahaan.
Adapun cara-cara yang dapat ditempuh :
 Dengan mengadakan kunjungan ke departemen/bagian-bagian akan
dapat meraih / memupuk saling pengertian antara kedua belah pihak
dan akan dapat memberikan pemahaman yang lengkap tentang
aktivitas mereka dan kerugian-kerugian potensiil yang dihadapi bagian
mereka.
 Dengan menerima, mengevaluasi, memonitor dan menanggapi
laporan-laporan dari departemen/ bagian-bagian akan dapat
meningkatkan pemahaman tentang aktivitas dan risiko yang mereka
hadapi.
Metode Pengidentifikasian Risiko
 Mengadakan interaksi dengan pihak luar: artinya
mengadakan hubungan dengan perseorangan ataupun
perusahaan-perusahaan lain, terutama pihak-pihak yang dapat
membantu perusahaan dalam penanggulangan risiko, seperti :
akuntan, penasehat hukum, konsultan manajemen, perusahaan
asuransi dan sebagainya. Dimana mereka itu akan dapat
banyak membantu dalam mengembangkan identifikasi tehadap
kerugian-kerugian potensiil.

 Melakukan analisa terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat


dengan pihak lain. Dari analisa tersebut akan dapat diketahui
kemungkinan adanya risiko dari kontrak tersebut; misalnya:
rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya, denda
keterlambatan memenuhi kewajiban dan sebagainya.
Metode Pengidentifikasian Risiko
 Membuat dan menganalisa catatan / statistik mengenai
bermacam-macam kerugian yang telah pernah diderita.
Dari catatan-catatan itu akan dapat diperhitungkan
kemungkinan terulangnya suatu jenis risiko tertentu. Di
samping itu dari catatan tersebut akan dapat diketahui:
penyebab, lokasi, jumlah dan variabel-variabel risiko
lainnya, yang perlu diperhitungkan dalam upaya
penanggulangan risiko.

 Mengadakan analisa lingkungan, yang sangat diperlukan


untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi timbulnya
risiko potensiil, seperti: konsumen, supplier, penyalur,
pesaing dan penguasa (pembuat peraturan / perundang-
undangan).
Metode Pengidentifikasian Risiko
 Untuk melakukan pekerjaan itu semua seorang Manajer
Risiko dapat melakukan sendiri, menugaskan anak
buahnya atau menggunakan jasa pihak ketiga, seperti:
konsultan manajemen, broker asuransi, perusahaan-
perusahaan asuransi dan sebagainya.

 Penggunaan jasa dari pihak ketiga disamping ada


kelemahannya, juga ada untungnya, karena: umumnya
pihakketiga itu sudah profesional di bidangnya, sehingga
hasilnya akan lebih lengkap dan lebih obyektif. Sedang
kelemahannya antara lain: biayanya tidak murah, sedang
bila menggunakan jasa broker/perusahaan asuransi:
identifikasinya akan lebih diarahkan pada risiko potensiil
yang dapat dialihkan, terutama yang sesuai dengan
bidangnya.
Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud kerugian
potensiil! Berikan contohnya!
2. Jelaskan manfaat daftar kerugian potensiil bagi
perusahaan!
3. Jelaskan teknik-teknik untuk mengidentifikasi
risiko!
Latihan Soal
1. Berikut ini yang bukan merupakan sumber-sumber
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan daftar kerugian potensiil, adalah:
a. Data-data dari Perusahaan-Perusahaan Asuransi
b. Informasi dari Badan Penerbitan Asuransi
c. Informasi dari Asosiasi Manajemen Amerika (AMA)
d. Informasi dari Ikatan Manajer Risiko dan Asuransi
e. Informasi dari Investor
Latihan Soal
2. Kerugian yang dapat dihubungkan dengan biaya
penggantian atau perbaikan terhadap harta yang
terkena periil, disebut:
a. Kerugian Langsung
b. Kerugian Tidak Langsung
c. Kerugian Pendapatan
d. Kerugian Personil
e. Kerugian Kewajiban
Latihan Soal
3. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain, disebut:
a. Personnel Losses/ Exposures
b. Liability Losses/ Exposure
c. Property Exposures
d. Investment Exposures
e. Capital Exposures
Latihan Soal
4. Batalnya kontrak penjualan, karena perusahaan tidak
berproduksi untuk sementara waktu, sebab alat produksinya
mengalami rusak berat, disebut:
a. Kerugian Pendapatan
b. Kerugian Kewajiban
c. Kerugian Langsung
d. Kerugian Tidak langsung
e. Kerugian Personil
Latihan Soal
5. Mengadakan hubungan dengan perseorangan ataupun
perusahaan-perusahaan lain, disebut:
a. Inspeksi Langsung
b. Analisa kontrak
c. Analsa Statistik
d. Interaksi Dengan Pihak Luar
e. Analisa Lingkungan
PERTEMUAN 5

Prinsip-Prinsip
Pengukuran Risiko
PENGUKURAN RISIKO
Manfaat Pengukuran Risiko
1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang
dihadapi.
2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh
Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi
cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam
penggunaan sarana penanggulangan risiko.

Dimensi Yang Diukur


1. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya
suatu kerugian selama suatu periode tertentu.
2. Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugian-
kerugian tersebut. Artinya untuk mengetahui sampai seberapa
besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi
perusahaan, terutama kondisi finansialnya.
Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut
paling tidak dapat diketahui:
1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode
anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke
waktu.
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut,
terutama kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi
tidak hanya nilai rupiahnya saja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi


pengukuran tersebut, antara lain:
1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari
suatu kerugian potensial lebih penting dari pada
frekuensinya.
2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial
seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua
tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan
pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus
memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang
tidak terkena peril.
4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial
perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara
lainakibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-
kerugian tidak langsung.
5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula
diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai
rupiahnya
PENGUKURAN FREKUENSI RISIKO

Berdasarkan Dimensi Manajer Risiko harus


Frekuensinya ada empat memperhatikan
kategori kerugian:
PENGUKURAN KEGAWATAN RISIKO
Untuk mengetahui berapa besarnya nilai kerugian, yang
selanjutnya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi
perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

Manajer Risiko harus


1. Normal loss expectancy
memperhatikan
2. Probable maximum loss
3. Maximum foreseeable
loss
4. Maximum possible loss.
Contoh :
Dari catatan kepolisian diketahui bahwa jumah kecelakaan kendaraan
bermotor di tasikmalaya selama tahun 2014 sebanyak 1.000 kali. Dari
jumlah tersebut sebanyak 100 merupakan kecelakaan mobil pribadi
dan 900 mobil penumpang umum. (Untuk mobil pribadi diberi bobot 2,
sedangkan untuk mobil penumpang umum diberi bobot 1.

• Probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah:


Asumsi dalam Probabilitas
1. Bahwa kejadian atau event tersebut akan terjadi
2. Bahwa kejadian-kejadian tersebut adalah mutually exclusive,
artinya dua peristiwa tidak akan terjadi secara bersamaan.
3. Bahwa pemberian bobot pada masing-masing peristiwa
dalam set adalah positif, sebab besarnya probabilitas akan
berkisar antara 1 dan 0, di mana peristiwa yang pasti terjadi
probabilitasnya 1, sedangkan peristiwa yang pasti tidak
terjadi probabilitasnya 0.

Aksioma Definisi Probabilitas


1. Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang besarnya terletak
antara 0 dan 1, yang diberikan pada masing-masing peristiwa.
0 ≤ P (A) ≤ 1
2. Jumlah hasil penambahan dari keseluruhan probabilitas dari
peristiwa-peristiwa yang mutually exclusive dalam sample
space adalah 1.

3. Probabilitas suatu peristiwa yang terdiri dari sekelompok


peristiwa yang mutually exclusive dalam suatu set (sample
space) merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing
probabilitas yang terpisah.

Sifat Probabilitas

Probabilitas adalah aproksimasi. Jarang sekali terjadi atau


bahkan tidak mungkin dapat diketahui besarnya probabilitas
secara mutlak (pasti sama dengan kenyataan).
Peristiwa Independen dan Acak/Random

Peristiwa yang Berulang


Nilai Harapan (Expected Value)

Expected Value dari suatu peristiwa dapat ditentukan dengan


membuat tabel (tabel binomial) untuk hasil-hasil yang mungkin
diperoleh dari menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan
probabilitasnya. Dengan menjumlahkan hasil dari masing-masing
peristiwa tersebut akan diperoleh expected value.

Contoh:
Diketahui: Dari 100 buah rumah kemungkinan terbakarnya satu
rumah adalah 37% dan rata-rata kerugian untuk setiap
kebakaran adalah Rp100.000.000, maka expected value
kerugiannya Rp37.000.000 (37% x Rp100.000.000).
Contoh:
Keuntungan yang diharapkan Rp10.000.000, Probabilitas
mendapatkan keuntungan tersebut 80%.
Expected value:
Probabilitas Hasil Expected Value
80% Rp10.000.000 Rp8.000.000
20% Rp10.000.000 Rp2.000.000
100% Rp6.000.000

Untuk mengamankan terhadap risiko yang dihadapi dapat


dialihkan kepada pihak lain yang mau menerima (perusahaan
asuransi)
Penafsiran Tentang Probabilitas

11. Peristiwa yang saling pilah (mutually exclusive event)

Dua peristiwa dikatakan saling pilah apabila terjadinya peristiwa yang


satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. Menurut aturan
probabilitas terjadinya salah satu peristiwa adalah jumlah probabilitas
masing-masing peristiwa. Bila peritiwanya A dan B, maka probabilitas
terjadinya peristiwa A atau B dapat dinyatakan sebagai berikut:

p(A atau B) = p(A) + p(B)

Contoh:
Probabilitas terjadinya kerugian peristiwa A sebesar Rp1.000.000
adalah 1/10 dan kerugian peristiwa B sebesar Rp2.500.000 adalah
1/20, maka probabilitas akan terjadinya kerugian Rp1000.000 atau
Rp2.500.000 adalah:
1/10 + 1/20 = 3/20
2. Compound events
Compound events adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa
terpisah selama jangka yang sama. Metode untuk
menentukan probabilitas suatu compound events tergantung
pada sifat peristiwa yang terpisah apakah peristiwa bebas
atau peristiwa bersyarat.

a. Compound events yang bebas (independent)


Dua peristiwa adalah bebas terhadap satu sama lain, jika
terjadinya salah satu tidak ada hubungannya dengan
peristiwa yang lain. Probabilitas terjadinya peristiwa itu
serentak (dalam waktu yang sama) adalah sama dengan
hasil perkalian probabilitas masing-masing peristiwa.
Contoh:
Perusahaan X mempunyai dua gudang A dan B, di mana
gudang A terletak di Surabaya dan gudang B terletak di
Semarang. Probabilitas terbakarnya gudang A tidak
mempengaruhi/dipengaruhi oleh terbakarnya gudang B. Bila
probabilitas terbakarnya gedung A adalah 1/20 dan probabilitas
terbakarnya gedung B adalah 1/40, maka probailitas
terbakarnya gedung A dan B adalah:
(1/20) x (1/40) = 1/800

Aturan tentang compound probability dapat digabungkan


dengan aturan tentang mutually exclusive probability dalam
rangka menghitung probabilitas dari semua kemungkinan, yaitu
sebagai berikut:
1. Kemungkinan I:
Terbakarnya gudang A dan tidak terbakarnya gudang B:
(1/20) x (1 – 1/40) = 39/800
2. Kemungkinan II:
Tidak terbakarnya gudang Adan terbakarnya gudang B:
(1 – 1/20) x (1/40) = 19/800
3. Kemungkinan III:
Tidak terbakarnya gudang A dan gudang B:
(1 – 1/20) x (1 – 1/40) = 741/800
4. Kemungkinan IV:
Terbakarnya gudang A dan B:
(1/20) x (1/40) = 1/800
Jumlah probabilitas keempat kemungkinan=1
b. Compound events bersyarat (Conditional compound events)
Compound events bersyarat adalah dua peristiwa atau lebih di
mana terjadinya peristiwa yang satu akan mempengaruhi
terjadinya peristiwa yang lain. Probabilitas Compound events
bersyarat dapat dihitung dengan rumus:

p(A dan B) = p(A) x p(B/A) atau p(B dan A) = p(B) x p(A/B)

dimana p(A dan B) notasi untuk probabilitas bersyarat yang


terjadinya peristiwa B sesudah terjadinya peristiwa A, sedangkan
p(B dan A) bila sebaliknya.
3. Peristiwa yang Inklusif

Peristiwa yang inklusif adalah dua peristiwa atau lebih yang tidak
mempunyai hubungan saling pilah di mana ingin diketahui
probabilitas terjadinya paling sedikit satu peristiwa di antara dua
atau lebih peristiwa tersebut.
p(A atau B) = p(A) + p(B) – p(A dan B)
Latihan Soal
1. Jelaskan dimensi apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran risiko!
2. Jelaskan manfaat pengukuran kegawatan
risiko! Berikan contohnya!
3. Jelaskan apa yang dimaksud sifat
probabilitas dalam pengukuran risiko!
Latihan Soal
1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko
yang dihadapi adalah manfaat dari:
a. Identifikasi Risiko
b. Klasifikasi Risiko
c. Pengukuran Risiko
d. Manajemen Risiko
e. Manfaat Risiko
Latihan Soal
2. Berikut ini yang tidak termasuk kategaori dimensi
frekuensi, adalah:
a. Almost Nil
b. Sample Space
c. Definite
d. Slight
e. Moderate
Latihan Soal
3. Terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak
terjadinya peristiwa yang lain, disebut:
a. Mutually Exclusive Events
b. Compound Events
c. Expected Value
d. Probability
e. Event Identification
Latihan Soal
4. Terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama jangka
yang sama, disebut:
a. Mutually Exclusive Events
b. Compound Events
c. Expected Value
d. Probability
e. Event Identification
Latihan Soal
5. Suatu set dari kejadian tertentu yang diamati, disebut:
a. Binomial
b. Uncertinty
c. Probability
d. Events
e. Sample Space
PERTEMUAN 6

Pengendalian risiko
PENGENDALIAN RISIKO
Pengendalian Risiko :
Sesudah manajer risiko mengidentifikasikan dan mengukur
resiko yang dihadapi perusahaannya, maka ia harus
memutuskan bagaimana menangani resiko tersebut. Dengan
kata lain, pengendalian resiko (risk control) adalah suatu
tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

Pengendalian Risiko, dijalankan dengan metode berikut :


1. Menghindari risiko
2. Mengendalikan risiko
3. Pemisahan
4. Kombinasi atau pooling
5. Pemindahan risiko
PENGENDALIAN RISIKO
Masing-masing peralatan itu dapat dan biasanya
sebaiknya dipergunakan dalam kombinasi dengan
satu atau lebih peralatan tersebut. Jika exposure
tidak dihilangkan, maka tidak ada alternatif lain
selain dari mempergunakan tekhnik financing.
Dalam membahas masing-masing tekhnik
perhatian akan dicurahkan pada karakteristik
dasarnya, pertimbangan yang mempengaruhi
penggunaannya, dan pengamatan-pengamatan
atas bagaimana mengimplementasikannya serta
bagaimana mengevaluasi hasilnya.
MENGHINDARI RISIKO
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni
adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari
exposure terhadap risiko dengan jalan :
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan
kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur
diterima, atau segera menghentikan kegiatan
begitu kemudian diketahui mengandung risiko.
Jadi menghindari risiko berarti menghilangkan
risiko itu.
.
MENGHINDARI RISIKO
Karakteristik Dasarnya
Beberapa karakteristik penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :
a. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas
risiko yang dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan
menghindarinya, misalnya kalau ingin menghindari semua risiko
tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
b. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab
pemilikan suatu harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau
bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan hilang, jika
dilaksanakan pengendalian risiko.
c. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar
kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari
risiko pengangkutan dengan kapal dan menukarnya dengan
pengankutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan dengan
pengangkutan darat.

MENGHINDARI RISIKO
Implementasi dan Evaluasi hasilnya
 Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran
risiko, maka harus diadakan penetapan semua harta,
personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko yang
ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak
manajemen puncak, maka manajer risiko seharusnya
menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang harus
diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.
Misalnya, jika objektif adalah untuk menghindarkan risiko
sehubungan dengan angkutan kapal, maka semua
depratemen diinstruksikan untuk menggunakan
angkutan lain seperti angkutan kereta api atau truk.
MENGHINDARI RISIKO
 Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak
ada terjadi kerugian yang disebabkan risiko
yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya
metode itu tidak diimplementasikan
sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-
larangan yang telah diinstruksikan itu ternyata
dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.
PENGENDALIAN KERUGIAN
Pengendalian kerugian dijalankan dengan :
1. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.
2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi.
Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam
berbagai cara :
- Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan
pengurangan kerugian.
- Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.
3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan
dikontrol.
4. Menurut timing-nya.
PENGENDALIAN KERUGIAN
Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya
Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut
pendekatan yang dilakukan :
1. Pendekatan engineering
2. Pendekatan hubungan kemanusiaan (human relations)

Dalam beberapa keadaan kedua pendekatan dilakasanakan secara simultan.


• Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat
fisikal dan mekanikal misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi
syarat, pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi
bangunan dan bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.
• Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang
berasal dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya,
sengaja tidak memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor
psikologis. Kedua pendekatan ini dalam prakteknya dijalankan secara
simultan.
.
PENGENDALIAN KERUGIAN
Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut
lokasi daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan.
Dr. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan
kerugian dari kecelakaan lalu-lintas tergantung atas kondisi-
kondisi dalam :
1. Orang yang mempergunakan jalan
2. Kendaraan
3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor
seperti desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan
praturan. Konsep Haddon ini dapat diperluas pemakaiannya
untuk bentuk kerugian lain, misalnya :
PENGENDALIAN KERUGIAN
Kerugian Lokasi

Kerusakan kebakaran Orang yang menggunakan


terhadap bangunan bangunan itu, dan masyarakat
di sekitarnya.

Tanggung gugat produk Pemakai produk, pembuat


produk-produk itu dan
lingkungan hukum.
PENGENDALIAN KERUGIAN
Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :
1. Sebelum kecelakaan.
2. Selama kecelakaan terjadi.
3. Sesudah kecelakaan itu.

Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk


membedakan antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan
kerugian (berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan sebelum
kejadian.

Klasifikasi yang kedua berdasarkan timing juga mengenalkan :


1. Phase perencanaan.
2. Phase pengamanan – perawatan.
3. Phase darurat.
PEMISAHAN
• Yang dimaksud dengan pemisahan disini ialah menyebabkan
harta yang menghadapi risiko yang sama, menggantikan
penempatan dalam satu lokasi.

• Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan


pemisahan dilakukan dengan menempatkannya dalam
beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang
persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan
dalam dua atau lebih. Maksud pemisahan ini adalah
mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa. Dengan
menambah banyaknya independent exposure unit maka
probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki
kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang
akan dialami.
KOMBINASI ATAU POOLING
• Kombinasi atau Pooling menambah banyaknya
exposure unit dalam batas kendali perusahaan yang
bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan
dialami lebih dapat diramalkan, jadi risiko dikurangi.

• Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko


adalah dengan perkembangan internal. Misalnya,
perusahaan angkutan memperbanyak jumlah truknya;
satu perusahaan merger dengan perusahaan lain;
perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni
dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar orang
atau perusahaan.
PEMINDAHAN RISIKO
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :

1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat


dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan
tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.

Contoh :
Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan
sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan
dengan pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada
perusahaan yang menyerahkan sebagian kegiatan
perusahaan kepada kontraktor, dengan tujuan untuk
memindahkan segala risiko yang berhubungan dengan
pekerjaan itu.
PEMINDAHAN RISIKO
2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.

Contoh :
Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin sanggup
mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab kerusakan
gedung karena kealpaan si penghuni.

Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari


tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.

Ada beberapa pengendalian risiko yang tidak menghapuskan exposure


itu, tetapi hanya membatasinya. Misalnya, exposure itu hanya
membatasi jumlah rupiah tanggung jawabnya, bukan
menghilangkannya.
.
PEMINDAHAN RISIKO
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss
exposure untuk transferee. Pembatalan perjanjian itu
oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga
dalam risk control transfer.

Dengan pembatalan itu, transferee tidak bertanggung


jawab secara hukum untuk kerugian yang semula ia
setujui, untuk dibayar.
ANALISIS KERUGIAN
Supervisor Lini :
1. Menilai kinerja pada manajer lini.
2. Mengevaluasi operasi perusahaan, sehingga dapat menetapkan operasi
mana yang perlu dibetulkan.
3. Mengidentifikasi hazard yang berkaitan dengan peril.
4. Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi
manajer dan karyawan agar menaruh perhatian besar terjadap
pengendalian kerugian.

Data Statistik :
1. Perbandingan antara pengalaman perusahaan sendiri dengan perusahaan
lain atau perusahaan secara umum.
2. Pengetahuan tentang karakteristik setiap peril, sifat peril, sifat dan luasnya
kerugian bulan-hari-jam terjadinya peril, karyawan/supervisor yang
tersangkut, hazard atau peristiwa yang melatar belakngi peril.
ANALISIS HAZARD
Hazard yang telah mengakibatkan terjadinya peril, hazard yang mungkin akan
muncul, hazard dari pengalaman perusahaan lain atau pengalaman dari
perusahaan asuransi.
• Checklist
• Fault tree analysis

Menentukan Kelayakan Ekonomis :


• Kerugian yang timbul karena peril
• Biaya pengendalian risiko

Pemisahan Kombinasi atau Pooling Pemindahan Risiko


• Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada
pihak lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau
kontrak.
• Risikonya sendiri yang dipindahkan.
Latihan Soal
1. Jelaskan bagaimana suatu perusahaan
mungkin mempergunakan instrumen
penghindaran risiko! Berikan contohnya!
2. Jelaskan perbedaan antara program
pencegahan kerugian dan program
pengurangan kerugian!
3. Jelaskan dan uraikan perbandingan
antara pemisahan dan kombinasi!
Latihan Soal
1. Pendekatan yang menekankan kepada sebab-sebab
yang bersifat fisikal dan mekanikal, disebut :
a. Engineering
b. Human Relation
c. Production
d. Insurance
e. Mechanical
Latihan Soal
2. Pedekatan yang menekankan pada sebab-sebab
kecelakaan yang berasal dari faktor manusia, disebut :
a. Engineering
b. Human Relation
c. Production
d. Insurance
e. Mechanical
Latihan Soal
3. Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya
adalah bentuk :
a. Analisis hazard
b. Exposure
c. Pemisahan
d. Pooling
e. Pemindahan Risiko
Latihan Soal
4. Perusahaan angkutan memperbanyak jumlah truknya
adalah bentuk :
a. Analisis hazard
b. Exposure
c. Pemisahan
d. Pooling
e. Pemindahan Risiko
Latihan Soal
5. Menempatkan barang persediaan tidak dalam satu
gudang saja, adalah bentuk :
a. Analisis hazard
b. Exposure
c. Pemisahan
d. Pooling
e. Pemindahan Risiko
PERTEMUAN 9

Risiko Kesehatan,
Kecelakaan Kendaraan
dan Kecelakaan Kerja
Bab ini membicarakan pure risk lainnya,
yaitu risiko kesehatan, kecelakaan mobil,
dan kecelakaan kerja.
Tujuan pemaparan dalam bab ini adalah
mengingatkan bahwa masih banyak
risiko murni lainnya yang belum
dibicarakan.

Manajemen Risiko 2
RISIKO KESEHATAN

PENYEBAB UTAMA: PENDUDUK YANG


SEMAKIN TUA (KEMATIAN YANG TERTUNDA)
Pada tahun 2025, diperkirakan ada sekitar
830 juta penduduk dinia dengan usia lebih
besar atau sama dengan 65 tahun.
Persentase penduduk tua tersebut lebih besar
di Negara maju, tetapi jumlah dalam angka
absolute lebih banyak di Negara berkembang

Manajemen Risiko 3
Tabel 1. Jumlah Penduduk Tua di Dunia
Negara 2002 Penduduk Usia>=65 2002-2025
tahun (000)
Usia Pengharapan
Hidup

Pria Wanita 2002 2005 % kenaikan


penduduk tua

Amerika Utara
Kanada 76 83 4.100 7.893 93
Meksiko 69 75 4.660 11.447 146
Amerika Serikat 74 80 35.551 63.524 79
Amerika Selatan
Argentina 71 79 3.977 6.310 59
Brasil 67 75 9.967 24.054 141
Kolombia 67 75 1.986 5.259 165
Peru 68 73 1.366 3.174 132
Venezuela 71 77 1.170 3.162 170
Manajemen Risiko 4
Terlihat bahwa penduduk tua terbanyak pada tahun
2025 ada di Cina dan India, yang mencapai sekitar 206
juta dan 106 juta orang, berturut- turut. Kenaikan
penduduk dari tahun 2002-2025 bisa mencapai 170%
(Venezuela), dan sekitar 11- 705 untuk negara-negara
maju. Saat ini di Italia, Yunani, dan Swedia, 17% dari
penduduk berusia di atas 65 tahun. Di Amerika Serikat,
persentase tersebut mencapai 12%. Pada tahun 2035,
Negara dengan persentase penduduk tua (usia 65
tahun atau lebih) adalah Jepang (28%), Italia (24.7%),
dan Jerman (24,6%). Pada tahun tersebut, penduduk
tua dunia diperkirakan akan mencapai 830 juta,
kebanyak hidup di Negara berkembang.

Manajemen Risiko 5
Penyebab trend semakin banyaknya penduduk
tua adalah menurunnya tingkat kelahiran pada 25
tahun terakhir, dan penurunan tingkat kematian,
baik di Negara berkembang dan Negara maju. Di
Negara berkembang, penyakit utama yang
menyebabkan kematian biasanya penyekit
infeksi, sedangkan di Negara maju biasanya
artery disease dan stroke. Sebagai contoh, di
Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, kematian
karena penyakit jantung menurun sekitar 50%
selama 25 tahun terakhir.

Manajemen Risiko 6
Tabel 2. Penyakit Penyebab Kematian Terbesar
Penyakit Jumlah Korban
Heart Disease (penyakit jantung) 696.447
Malignant Neoplasms (kanker) 557.197
Cerebrovascular disease 162.555
Chronic Low. Respiratory Disease 124.777
Kecelakaan Tidak Sengaja 105.796
Diabetes Mellitus 73.248
Influensa dan Pneumonia 65.418

Alzheimer 58.866
Nephritis 40.801
Septicemia 33.560

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Mortality
Manajemen Risiko 7
MORBIDITY RATE
Morbidity rate merupakan banyaknya
penduduk (jumlah kasus) yang
menderita sakit tertentu. Morbidity
berasal dari bahasa latin morbidus,
yang artinya adalah sakit, atau tidak
sehat. Morbidity rate bisa dibandingkan
dengan mortality rate. Sama seperti
mortality rate, morbidity rate dihitung
berdasarkan data historis.
Manajemen Risiko 8
Syphilis Syphilis (Primary
Gender Gonorrhea Chlamydia
All Stages and Secondary)
Male 257 49% 80 53% 3,220 45% 3,617 23%
Female 269 51% 71 47% 3,846 54% 11,928 76%
Unknown 0 0% 0 0% 11 <1% 39 <1%
Total 100% 100% 100% 100%
Syphilis All Syphilis (Primary
Race Gonorrhea Chlamydia
Stages and Secondary)
White 108 20% 20 13% 1,450 20% 5,579 36%
Black 340 65% 127 84% 4,402 62% 6,412 41%
Amer Ind 0 0% 0 0% 10 <1% 15 <1%
Asian 1 <1% 0 0% 15 <1% 62 <1%
Other 34 7% 3 2% 175 3% 528 3%
Unknown 43 8% 1 <1% 1,025 14% 2,988 19%
Total 100% 100% 100% 100%

Manajemen Risiko 9
Tabel 4. Kematian Karena Kanker Paru-Paru 2002
A. Total Penduduk
Usia Total Pria Wanita
Semua Umur 54,9 73,2 41,6
<1 ** ** **
1-14 ** ** **
15-24 0,1 ** **
25-34 0,4 0,4 0,4
35-44 6,0 6,2 5,8
45-54 30,3 36,6 24,3
55-64 115,3 144,0 88,8
65-74 275,0 355,9 207,7
75-84 377,6 527,9 277,8
85+ 297,2 482,2 217,0

Manajemen Risiko 10
RISIKO KECELAKAAN KENDARAAN
Kendaraan (mobil dan lainnya) mulai popular awal
abad 20. Kendaraan tersebut menyediakan jasa
transportasi yang sangat memudahkan kehidupan.
Tetapi kehadiran kendaraan tersebut juga
menghadirkan sisi negatif, antara lain adalah risiko
kecelakaan yang ditimbulkan. Bagian ini membahas
risiko kecelakaan kendaraan. Kecelakaan kendaraan
praktis terjadi sejak kendaraan diciptakan. Menurut
perkiraan WHO (World Health Organization),
kecelakaan lalu lintas menyebabkan lebih dari satu
juta orang tewas, dan 50 juta orang terluka.
Penyebab utama kecelakaan adalah pengemudi
mabuk atau dalam pengaruh obat, tidak perhatian,
terlalu lelah, bahaya di jalan (seperti salju, lubang,
hewan, dan pengemudi teledor).
Manajemen Risiko 11
BEBERAPA STATISTIK
KECELAKAAN KENDARAAN
Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat daalam
kecelakaan mobil selama lima tahun sebelumnya
Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada
tahun 2002 yang disebabkan oleh alcohol
Lebih dari setengah kematian yang dilaporlkan, 59%
diantaranya tidak memakai sabuk pengaman
Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover
crashes) mencapai 82%

Manajemen Risiko 12
Tabel 5. Distribusi Kecelakaan Berdasarkan Kategori Usia di AS (1998)

Jumlah Persentase
Umur Kecelakaan (%)
<5 427 1.74
5-9 432 1.76
10-15 799 3.26
16-20 3,447 14.05
21-24 2,245 9.15
25-34 4,034 16.45
35-44 3,993 16.28
45-54 2,885 11.76
55-64 1,863 7.60
65-74 1,746 7.12
>74 2,411 9.83
Tidak
diketahui 244 0.99
Total 24,526 100.00

Manajemen Risiko 13
Tabel 7. Kecelakaan Kendaraan Berdasarkan Kategori Usia
Persen Persentase
tase Kecelakaan
Pendu berdasarkan Angka
duk Jumlah Kecelakaan
Jumlah Persentase Jumlah (4) Penduduk
Kecelakaan Kecelakaan Penduduk (5)={(1)/(3)}x (5)={(2)/(4)}
Umur (1) (2) (3) 100% x100%

<5 427 1.74 19,175,798 6.81 0.0022 25.55


5-9 432 1.76 20,549,505 7.30 0.0021 24.12
10-15 799 3.26 20,528,072 7.29 0.0039 44.66
16-20 3,447 14.05 20,219,890 7.18 0.0170 195.61
21-24 2,245 9.15 18,964,001 6.74 0.0118 135.84
25-34 4,034 16.45 39,891,724 14.18 0.0101 116.03
35-44 3,993 16.28 45,148,527 16.04 0.0088 101.48
45-54 2,885 11.76 37,677,952 13.39 0.0077 87.86
55-64 1,863 7.60 24,274,684 8.63 0.0077 88.06
65-74 1,746 7.12 18,390,986 6.54 0.0095 108.94
>74 2,411 9.83 16,600,767 5.90 0.0145 166.65
Manajemen Risiko 14
PENYEBAB KECELAKAAN

1. Faktor Manusia: Pengemudi seringkali


melakukan perbuatan yang bisa
mendorong kecelakaan. Kebanyakan
kecelakaan kendaraan sebenarnya bisa
dihindari, jika orang lebih berhati-hati.
Berikut ini menyajikan persentase
aktivitas yang menyebabkan kecelakaan
kendaraan.
Manajemen Risiko 15
Tabel 5. Penyebab Kecelakaan Kendaraan

Aktivitas Persentase

Berbicara dengan penumpang lain 81%

Memainkan radio atau CD 66%

Makan atau Minum 49%

Menggunakan telepon selular 25%

Sumber: http://www.car-accidents.net/car-accident-stats.html

Manajemen Risiko 16
PENYEBAB KECELAKAAN
2. Faktor Teknis: Faktor teknis diakibatkan karena
kelemahan mobil atau kendaraan yang bisa
menyebabkan atau mendorong kecelakaan. Sebagai
contoh, ban yang kehilangan gesekan ketika terjadi
pengereman mendekati setengah gravitasi, bisa
menyebabkan mobil tidak berhenti pada saatnya.
Sistem api yang kurang aman bisa meningkatkan
risiko kebakaran atau kecelakaan mobil. Dari tahun
ke tahun, fasilitas pengamanan kendaraan cenderung
semakin membaik, meskipun angka kematian karena
kecelakaan kendaraan masih dirasakan tinggi.

Manajemen Risiko 17
KECELAKAAN KERJA
Pekerja menghadapi risiko kecelakaan kerja
BEBERAPA STATISTIK: Diperkirakan ada sekitar 1,6 juta
cedera karena kerja setiap tahunnya, dan 2,2 juta kasus
gangguan kesehatan karena kerja. Sekitar 30 juta hari
kerja hilang setiap tahunnya karena kecelakaan, cedera,
atau gangguan kesehatan. Diperkirakan kerugian karena
gangguan kesehatan karena kerja, dan kecelakaan kerja,
mencapai £6.5 milyar setiap tahunnya. Sebanyaka 226
karyawan meninggal karena kecelakaan kerja pada tahun
2002/03. Tingkat kecelakaan dan kematian kerja untuk
perusahaan kecil (kurang dari 50 karyawan) dua kali besar
dibandingkan dengan tingkat yang sama pada perusahaan
besar (lebih dari 1000 karyawan). Kecelakaan kerja karena
terpeleset atau terantuk benda merupakan penyebab
kecelakaan kerja paling sering.
Manajemen Risiko 18
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
Sekitar 60% kecelakaan kerja yang
menyebabkan kematian terjadi pada
konstruksi, transportasi, pergudangan,
pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Penyebab kematian kerja paling umum
adalah karena jatuh dari ketinggian, ditabrak
oleh kendaraan yang bergerak, dan ditabrak
oleh obyek yang bergerak atau jatuh.
Diperkirakan sekitar 20 orang terbunuh dan
250 cedera serius setiap minggunya berkaitan
dengan kendaraan (menjalankan kendaraan,
menggunakan jalan untuk kerja).
Manajemen Risiko 19
Bagaimana dengan kecelakaan kerja di Indonesia?
Berikut beberapa informasi mengenai kecelakaan
kerja di Indonesia.[1] Pada tahun 2005, terjadi
95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114
pekerja mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat
sebagian dan 66 pekerja cacat total, dan 1.736
meninggal. Meskipun tren kecelakaan kerja
mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tetapi
angka tersebut dirasakan masih cukup tinggi.

[1] http://www.pikiran-
rakyat.co.id/cetak/2006/012006/13/0603.htm

Manajemen Risiko 20
Latihan Soal

1. Jelaskan kenapa bertambahanya usia


pengharapan hidup menambah biaya
kesehatan masyarakat?
2. Jelaskan arti dan fungsi morbidity
rate!Berikan contohnya!
3. Jelaskan karakteristik risiko kecelakaan
kerja!
Latihan Soal
1. Suatu peristiwa yang tidak disengaja seperti kejadian
yang tidak diharapkan dan tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan kerusakan peralatan, material bahkan
kerusakan pada pekerja disebut:
a. Kerugian Kerja
b. Fatal Kerja
c. Kerusakan Kerja
d. Kecelakaan Kerja
e. Kesalahan Kerja
Latihan Soal
2. Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan
kerja yang aman bebas dari kecelakaan disebut:
a. Kesehatan Kerja
b. Keselamatan Kerja
c. Kesehatan dan kecelakaan Kerja
d. Keamanan dan Kesehatan Kerja
e. Keamanan Kerja
Latihan Soal
3. Banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang menderita sakit
tertentu disebut :
a. Morbidity Rate
b. Mortality Rate
c. Heartache
d. Sickness Case
e. Inhealth
Latihan Soal
4. Melakukan perbuatan yang bisa mendorong kecelakaan,
termasuk dalam faktor :
a. Manusia
b. Teknis
c. Alam
d. Mesin
e. Risiko
Latihan Soal
5. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan dari keselamatan
kerja adalah :
a. Menjamin tenaga kerja aman
b. Meningkatkan produktifitas kerja
c. Melindungi tenaga kerja
d. Menjamin setiap produksi digunakan secara aman
e. Meningkatkan loyalitas
PERTEMUAN 10

Risiko Perubahan
Tingkat Bunga
KARAKTERISTIK RISIKO
PERUBAHAN TINGKAT BUNGA
Perubahan tingkat bunga dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami dua risiko :

1. Risiko perubahan pendapatan : pendapatan


bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah,
yaitu berkurang dari yang diharapkan.

2. Risiko perubahan nilai pasar : nilai pasar berubah


karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah
menjadi lebih kecil (turun nilainya).
 Risiko Perubahan Pendapatan
a. Risiko Penginvestasian Kembali
Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 1 tahun Obligasi jk. waktu 2 tahun
Bunga 12%/tahun Bunga 10%/tahun

(1) Investasi 12% (2) Re-investasi (?)


(1) Pendanaan 10% (2) Pendanaan 10%

Keterangan :
 Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
 Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
 Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan
tahun pertama
 Bila bunga 8%, rugi 2%
b. Risiko Pendanaan Kembali
Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 2 tahun Obligasi jk. waktu 1 tahun
Bunga 12%/tahun Bunga 10%/tahun

(1) Investasi 12% (2) Investasi 12%


(1) Pendanaan 10% (2) Pendanaan (?)

Keterangan :
 Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
 Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
 Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh
keuntungan 2%
 Jika bunga 14% rugi 2%
 Risiko Perubahan Harga Pasar
Perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan
perubahan nilai pasar aset dan atau kewajiban
yang dipegang perusahaan

Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 10 tahun Obligasi jk. waktu 2 tahun
Nilai nominal Rp 1.000.000,- Nilai nominal Rp 1.000.000,-
Kupon bunga 10% Kupon bunga 10%
Nilai Pasar Rp 1.000.000,- Nilai Pasar Rp 1.000.000,-
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai
obligasi yang menjadi asset dan obligasi kewajiban
adalah :

100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑒𝑡 = + ⋯ + = 1.000.000
(1 + 0,1)1 1 + 0,1 10

100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 = +⋯+ = 1.000.000
(1 + 0,1)1 1 + 0,1 2

Bila tingkat bunga naik menjadi 12 persen?


100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑒𝑡 = + ⋯ + = 886.996
(1 + 0,12)1 1 + 0,12 10

100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 = +⋯+ = 966.199
(1 + 0,12)1 1 + 0,12 2

Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 10 tahun Obligasi jk. waktu 2 tahun
Nilai nominal Rp 1.000.000,- Nilai nominal Rp 1.000.000,-
Kupon bunga 10% Kupon bunga 10%
Nilai Pasar Rp 886.996,- Nilai Pasar Rp 966.199,-
Risiko perubahan tingkat bunga!

• Jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, risiko tersebut


bisa mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi
perusahaan (khususnya bank). Risiko perubahan tingkat
bunga bisa mengakibatkan ketidakpastian pendapatan bunga
dan ketidakpastian harga pasar. Ketidakpastian pendapatan
bunga terjadi karena bunga investasi (pendapatan) atau
bunga pendanaan (biaya) bisa berubah dengan arah yang
tidak diharapkan, sehingga mengakibatkan kerugian.
Ketidakpastian harga pasar terjadi karena perubahan bunga
bisa mengakibatkan perubahan harga pasar, khususnya
penurunan harga pasar (kerugian).
• Nilai pasar obligasi jangka panjang lebih sensitif terhadap
perubahan tingkat bunga dibandingkan dengan nilai obligasi
jangka pendek
• Ada beberapa metode untuk mengukur risiko
perubahan tingkat bunga, yaitu:

1. Metode Penilaian Kembali


2. Metode Jangka Waktu
3. Metode Durasi
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA: METODE PENILAIAN KEMBALI
(REPRICING MODEL)

 Periode Harian

Repricing Model mencoba mengukur risiko


perubahan tingkat bunga dengan menggunakan
pendekatan pendapatan. Model tersebut ingin
melihat bagaimana pengaruh perubahan tingkat
bungaterhadap pendapatan yang diperoleh suatu
organisasi.
ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 10 M Deposito 2 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M Modal Rp 5 M
Mengambang
Pinjaman bunga tetap jangka Rp 10 M
waktu 10 Tahun
Rp 41 M Rp 41 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
• Langkah 1: Identifikasi dan mengelompokkan
aset dan kewajiban yang sensitif terhadap
perubahan tingkat bunga.

• Langkah 2 : GAP Analsys  Menghitung GAP


antara aset dan kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga dan
menghitung perubahan pendapatan.
ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 10 M Deposito 2 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M Modal Rp 5 M
Mengambang
Pinjaman bunga tetap jangka Rp 10 M
waktu 10 Tahun
Rp 41 M Rp 41 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
Gap antara RSA dengan RSL bisa dihitung sebagai berikut :

GAP = (Rp 2 miliar) – (Rp 3 miliar ) = - Rp 1 miliar

Misalkan tingkat bunga meningkat sebesar 1% (misal dari 10%


menjadi 11%), maka pendapatan bank tersebut berubah sebesar:

Perubahan Pendapatan = (GAP x ( Δ Bunga)


= - Rp 1 miliar x 0,01 = -Rp 10 juta

Dengan kata lain bank tersebut mengalami kerugian sebesar


Rp 10 juta jika tingkat bunga sebesar 1% .
 Periode Lebih Dari Satu Hari
Misal 1 tahun
ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 10 M Deposito 2 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M Modal Rp 5 M
Mengambang
Pinjaman bunga tetap jangka Rp 10 M
waktu 10 Tahun
Rp 41 M Rp 41 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
Langkah berikutnya adalah mengidintifikasi kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga untuk periode 1 tahun :

ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 2 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M
Mengambang
Rp 23 M Rp 26 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
 Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini,
Karena itu sejumlah Rp 2M akan dinilai ulang jika tingkat bunga
berubah. Untuk obligasi dengan tingkat bunga mengambang,karena
tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan, maka obligasi
tersebut akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan
bunga tetap dengan jangka waktu 10 tahun tidak masuk dalam
perhitungan, karena tingkat bunga tersebut tetap selama 10 tahun,
tidak akan berubah meskipun tingkat bunga berubah – ubah. Dari
perhitungan diatas, nampak bahwa bank tersebut mempunyai asset
yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode
satu tahun (RSA) sebesar Rp 23 M.
 Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai
kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama
periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp 26 M
 Gap Sebagai Indikator Risiko Tingkat Bunga

Kumulatif GAP = RSA – RSL


= Rp 23 M – Rp 26 M = - Rp 3 M

Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena


gap negatif. Pada contoh diatas, gap ratio adalah :

GAP Ratio = KGAP / Total aset


= - Rp 3 M / Rp 41 M = - 0,073 atau - 7,3%
Gap ratio bermanfaat karena memberikan informasi besarnya gap
relatif terhadap total asset. Sebagai contoh, misal ada dua bank
dengan inormasi gap berikut ini :
Bank A Bank B
GAP -Rp 10 M -Rp 20 M
Total Aset Rp 100 M Rp 500 M
Gap Ratio -10% -4%

GAP Bank A lebih kecil dari bank B, sehingga eksposure Bank A


terhadap resiko nampak lebih kecil dari Bank B, Tapi jika dibanding
total aset terlihat Gap ratio B lebih kecil dibanding A. Jika suatu
perusahaan / bank ingin menghilangkan eksposur terhadap resiko
perubahan tingkat bunga, maka bank tersebut bisa membuat neraca
dengan gap sama dengan nol. Otomatis juga akan kehilangan
kesempatan memperoleh perbedaan bunga. Untuk itu bank
menetapkan gap tertentu.
GAP Ratio sebesar plus/minus 15% biasa dilakukan oleh bank.
 Perubahan Tingkat Bunga Yang Berbeda Untuk Aset
dan Kewajiban

∆𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = ∆𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 − ∆𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Kembali ke contoh di atas, di mana Bank mempunyai RSA sebesar Rp 23 M,


dan mempunyai RSL sebesar Rp 26 M, atau gap sebesar – Rp 3 M. Misalkan
tingkat bunga untuk asset berubah 2% sementara tingkat bunga untuk
kewajiban berubah 1%.
Maka perubahan pendapatan :

ΔPendapatan bersih = (Rp 23 M)(0,02) – (Rp 26 M)(0,01)


= Rp 460 juta – Rp 260 juta
= Rp 200 juta

Terlihat bahwa bank justru memperoleh keuntungan karena pendapatan bunga


meningkat lebih besar dibandingkan dengan biaya bunga.
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA:
METODE JANGKA WAKTU ( MATURITY MODEL )

 Perhitungan Gap Jangka Waktu

Contoh metode Jangka waktu mengukur perubahan harga pasar


suatu aset akibat perubahan tingkat bunga.

Suatu bank mempunyai neraca sebagai berikut:

Aktiva Pasiva

Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangka
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% waktu 2 tahun, nilai nominal = Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Modal saham Rp 2 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15%

Total Aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta


Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar
akan sama dengan nilai nominal dengan situasi ini. Bank tersebut
mempunyai aktiva dan pasiva sebesar 20juta. Misalkan tingkat bunga
yang berlaku meningkat menjadi 17% maka nilai obligasi tersebut
menjadi :
Neraca yang baru sesudah perubahan tingkat bunga :

Aktiva Pasiva

Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek,


Nilai nominal Rp 10 juta, bunga 15%
kupon bunga= 15% Rp 9.068.279 jangka waktu 2 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nilai nominal = Rp 18juta
Nilai nominal Rp 10 juta, Rp 17.429.323
kupon bunga= 15% Rp 8.874.447
Modal saham Rp 2 juta Rp 513.403

Total Aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726

Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara


aset dengan kewajiban (maturity mismatch). Ketidaksesuaian jangka
waktu tersebut memunculkan ekposur terhadap resiko perubahan tingkat
bung. Semakin besar ketidaksesuain tersebut semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi bank tersebut.
 Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung
sebagai rata-rata tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban
individual dengan membobot adalah nilai pasar dari masing-masing
aset.

 Gap jangka waktu bisa dihitung :


Gap jangka waktu = MA (maturity of Aset) – ML (Maturity of Liability)

 Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin
besar risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi.
 Imunisasi Dengan Metode Jangka Waktu
Jika bank ingin melakukan imunisasi melalui metode jangka waktu
agar perubahan tingkat bunga tidak mengakibatkan kerugian maka
bank bisa menyamakan jangka waktu aset dan jangka waktu
kewajiban :

MA = ML atau MA – ML = 0

Jika bank menyamakan sumberdana dengan aset maka neracanya


Aktiva Pasiva

Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangka
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% waktu 15 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nilai nominal = Rp 18 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% Modal saham Rp 2 juta

Total Aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta


Misal tingkat bunga meningkat menjadi 17% nilai aset dan kewajiban yang baru
Aktiva Pasiva

Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek,


Nilai nominal Rp 10 juta, bunga 15%
kupon bunga= 15% Rp 9.068.279 jangka waktu 2 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nilai nominal = Rp 18juta
Nilai nominal Rp 10 juta, Rp 16.083.293
kupon bunga= 15% Rp 8.874.447
Modal saham Rp 1.859.433

Total Aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726

Bank bisa menekan risiko perubahan tingkat bunga dengan menyamakan


jangka waktu aset dengan jangka waktu kewajiban tetapi bank tidak bisa
sepenuhnya mengimunisasi risiko perubahan tingkat bunga. Hal ini
merupakan kelemahan dari metode jangka waktu (maturity model)
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA: METODE DURASI

Kelemahan Metode Jangka Waktu


 Imunisasi dengan menyamakan jangka waktu aset dengan jangka
waktu kewajiban tidak bisa sepenuhnya melindungi modal saham
misal:
Obligasi Perincian

A Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon


bunga= 10%, dibayarkan setiap semester

B Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon


bunga= 10%, dibayarkan setiap tahun

 Metode durasi memperbaiki metode jangka waktu karena metode


durasi memperhitungkan timing dari setiap aliran kas
Perhitungan Durasi
 Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang
jangka waktu aliran kas dengan pembobot porposi
present value dari setiap aliran kas tersebut.
 Misal tingkat bunga yang berlaku adalah 10% durasi
untuk kedua obligasi bisa dihitung:
Waktu Obligasi A PVIF (5%) PV Kas Rata-rata tertimbang
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) Jangka waktu (5)
½ 50.000 0,952381 47.619 0,0238
1 1.050.000 0,907029 952.381 0,9524
1.000.000 0,9762
Catatan: 5% adalah 10% dibagi dua, karena dibayarkan tiap semester

Waktu Obligasi B PVIF (10%) PV Kas Rata-Rata tertimbang


Jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)
1 1.100.000 0,909091 1.000.000 1
1.000.000 1

Durasi Obligasi A
{[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)}
= 0,9762 tahun

Durasi Obligasi B
{[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun
Karateristik Durasi
 Durasi akan meningkat jika jangka waktu aset semakin panjang,
menurun jika yield meningkat dan menurun jika kupon bunga
meningkat
 Misalkan ada obligasi dengan karateristik yang sama persis,
kecuali jangka waktunya lebih panjang yaitu tahun 2 tahun

Tahun Aliran Kas PVIF (5%) Present Proporsi PV Rata-rata


Value Aliran Kas Aliran Kas tertimbang
jangka waktu

(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)


0,5 50.000 0,952381 47.619,05 0,047619 0,02381
1 50.000 0,907029 45.351,47 0,045351 0,045351
1,5 50.000 0,863838 43.191,88 0,043192 0,064788
2 1.050.000 0,822702 863.9837,6 0,863838 1,727675
1.000.000 1,861624
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
yield (tingkat bunga yang berlaku) meningkat menjadi 12%
Tahun Aliran Kas PVIF (6%) Present Proporsi PV Rata-rata
Value Aliran Aliran Kas tertimbang
Kas jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 50.000 0,943396 47.169,81 0,048051 0,0240
1 1.050.00 0,889996 93.4490,3 0,952949 0,9519
981.666,1 1 0,9759

Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
kupon binganya lebih tinggi, misal 15%
Tahun Aliran Kas PVIF (5%) Present Proporsi PV Rata-rata
Value Aliran Aliran Kas tertimbang
Kas jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 75.000 0,952381 71.428,57 0,068256 0,0341
1 1.075.000 0,907029 975.056,7 0,931744 0,9318
1,046485 0,9659
Interpretasi Ekonomi Durasi

 Hubungan antara durasi dengan perubahan harga bisa:

dP/P = - D ( dR/(1+R)

 Term D/(1+R) bisa diringkas dan ditulis menjadi MD ( Modified


Duration ), sehingga:

dP/P = - MD . dR

 Perubahan bunga mempunyai bentuk nonlinier, sedangkan durasi


mengasumsikan perubahan yang bersifat linier. Penyesuaian
konvektivitas bisa digunakan untuk meningkatkan akurasi metode
durasi.
Imunisasi Dengan Metode Durasi

a. Ketidaksesuaian Durasi Aset dengan Kewajiban ( Duration Mismatch )

Jika suatu bank mempunyai durasi yang berbeda antara aset dengan kewajiban, maka
bank tersebut menghadapi risiko perubahan tingkat bunga. Semakin besar perbedaan
tersebut (nilai absolut), maka semakin besar risiko yang dihadapi bank tersebut. Misal :
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nominal minimal Rp 10 juta Jangka waktu 2 tahun
Kupon bunga 15% Nilai nominal Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp 10 juta
Kupon bunga 15% Modal saham Rp 2 juta
Total aset Rp 20 juta Total pasiva Rp 20 juta
Jika perusahaan mempunyai bebrap aset atau kewajiban, durasi portofolio
aset/kewajiban bisa dihitung seperti
DA = wl Al + ......... + wn An
DL = wl Ll + .......... + wn Ln
Gap yang positif menunjukan bahwa jika tingkat bunga naik, bank akan mengalami
kerugian, sebaliknya jika gap menunjukkan angka negatif, kenaikan tingkat bunga akan
menguntungkan bank. Semakin tinggi gap durasi, semakin tinggi risiko perubahan tingkat
bunga yang dihadapi perusahaan.
c. Imunisasi Modal Saham

Bank bisa melakukan imunisasi dengan cara menyamakan durasi aset


dengan durasi kewajiban

ΔE = - ( DA – DL.k ) x A x (ΔR/(1+R)

Nilai pasar zeroes:


Nilai nominal/(1+r)t

d. Imunisasi Rasio Modal

Jika bank ingin mengimunisasi rasio modal, maka bank akan membuat
durasi aset sama dengan durasi kewajiban

DA = DL

Nilai modal saham = nilai aset – nilai kewajiban


Latihan Soal
1. Jelaskan pengaruh perubahan tingkat
bunga terhadap perusahaan!
2. Jelaskan perbedaan antara repricing
model dengan maturity/duration model!
3. Jelaskan definisi duration dan kelebihan
duration dibandingkan maturity model!
Latihan Soal
1. Pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya)
berubah, yaitu berkurang dari yang diharapkan disebut:
a. Risiko Investasi
b. Risiko Perubahan Nilai Pasar
c. Risiko Perubahan Pendapatan
d. Risiko Struktur Modal
e. Risiko Perubahan Modal
Latihan Soal
2. Nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,
yaitu berubah menjadi lebih kecil (turun nilainya)
disebut:
a. Risiko Investasi
b. Risiko Perubahan Nilai Pasar
c. Risiko Perubahan Pendapatan
d. Risiko Struktur Modal
e. Risiko Perubahan Modal
Latihan Soal
3. Metode mencoba mengukur risiko perubahan tingkat bunga
dengan menggunakan pendekatan pendapatan adalah:
a. Metode Penilaian Kembali
b. Metode Jangka Waktu
c. Metode Durasi
d. Metode Tingkat Bunga
e. Metode Tingkat Pendapatan
Latihan Soal
4. Imunisasi dengan menyamakan jangka waktu aset dengan
jangka waktu kewajiban tidak bisa sepenuhnya melindungi
modal saham merupakan kelemahan metode:
a. Metode Penilaian Kembali
b. Metode Tingkat Pendapatan
c. Metode Durasi
d. Metode Tingkat Bunga
e. Metode Jangka Waktu
Latihan Soal

5. Metode yang memperhitungkan timing dari setiap aliran


kas adalah:
a. Metode Penilaian Kembali
b. Metode Tingkat Pendapatan
c. Metode Tingkat Bunga
d. Metode Durasi
e. Metode Jangka Waktu
PERTEMUAN 11

Risiko pasar dan


risiko kredit
PENGERTIAN RISIKO PASAR

 Risiko Pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan


rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain
risiko berupa perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar,
termasuk risiko perubahan harga opsi.

 Risiko Pasar terdiri : Risiko Spesifik dan Risiko Pasar Umum

 Risiko Spesifik adalah risiko yang timbul akibat pergerakan atas


surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
terkait dengan surat berharga atau penerbitnya.

 Risiko Pasar Umum adalah risiko yang timbul akibat pergerakan


harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen
keuangan.
RISIKO PASAR

AKIBAT FAKTOR
RISIKO SPESIFIK RISIKO KREDIT
(SPECIFIC RISK) PENERBIT
(ISSUER SEKURITAS)

RIRISIKO PASAR

AKIBAT PERUBAHAN
RIRISIKO PASAR UMUM VARIABEL PASAR
(GENERAL MARKET RISK)
RISIKO PASAR

• Risiko Pasar Umum ada 4 kategori :

RIRISIKO PASAR

RIRISIKO RISIKO RISIKO RISIKO


SUKU BUNGA NILAI TUKAR EKUITAS KOMODITAS

• Risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko komoditas berasal
dari posisi trading book dan posisi banking book, sedangkan risiko
ekuitas berasal dari posisi trading book.
RISIKO PASAR
• Risiko Suku Bunga: risiko akibat perubahan harga instrumen
keuangan dari posisi trading book atau akibat perubahan nilai
ekonomis dari posisi banking book yang disebabkan oleh
perubahan suku bunga.

• Risiko Nilai Tukar: risiko akibat perubahan nilai posisi trading book
dan banking book yang disebabkan perubahan nilai tukar valuta
asing atau perubahan harga emas.

• Risiko Komoditas: risiko akibat perubahan harga instrumen


keuangan dari posisi trading book dan banking book yang
disebabkan perubahan harga komoditas.

• Risiko Ekuitas: risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan


dari posisi trading book disebabkan perubahan harga saham.
SUMBER RISIKO PASAR

• Beberapa sumber risiko pasar :


1. Strategi dan kebijakan bisnis perusahaan
2. Kerugian potensial risiko suku bunga dalam banking book
3. Volume dan komposisi portofolio

1. Strategi dan kebijakan bisnis perusahaan


Strategi Trading :
Beberapa faktor yang memengaruhi stategi trading, yaitu :
a. Karakteristik trading perusahaan
b. Posisi pasar perusahaan dalam industri
c. Kompleksitas produk
d. Karaktersitik nasabah
SUMBER RISIKO PASAR

Strategi Bisnis terkait suku bunga pada banking book :


Beberapa indikator yang digunakan, yaitu karakteristik aktivitas
bisnis yang berdampak pada risiko suku bunga pada banking
book dan karakteristik nasabah utama, posisi pasar dalam industri,
dan karakteristik nasabah.

2. Kerugian potential risiko suku bunga dalam banking book.


Dua parameter yang digunakan, yaitu :
a. Eksposur interest rate in banking book (IRRBB) berdasarkan
gap report (perspektif pendapatan dan perspektif nilai
ekonomis).
b. unrealized loss surat berharga dibandingkan dengan modal.
SUMBER RISIKO PASAR
3. Volume dan komposisi portofolio.

Parameter yang digunakan :

1. Rasio : aset trading, derivative, dan fair value option dengan


total aset

2. Rasio : kewajiban trading, derivative, dan fair value option


dengan total kewajiban

3. Rasio : total structured product dengan total aset

4. Rasio : potensi keuntungan/kerugian dari aset trading,


derivative, dan fair value option dengan pendapatan
operasional
SUMBER RISIKO PASAR

3. Volume Dan Komposisi Portofolio.

Parameter yang digunakan :

5. Rasio : total derivative dengan total aset

6. Rasio : posisi devisa neto dengan total modal

7. Rasio : ekuitas kategori available for sale dengan total modal

8. Rasio : aset keuangan sisa jatuh tempo di atas satu tahun


dengan kewajiban keuangan sisa jatuh tempo di atas satu
tahun
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

• Mencakup, yaitu :
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan
direksi.
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
dan pengendalian risiko, serta sistem
informasi manajemen risiko pasar.
4. Sistem pengendalian intern
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi

a. Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi


Kebijakan dan prosedur mengenai manajemen risiko mencakup
aktivitas harian, jangka menengah, jangka panjang. Kebijakan dan
proedur manajemen risiko untuk posisi banking book.
b. Sumber Daya Manusia
Kualitas manusia pelaksana terkait risiko pasar harus memahami
filosofi pengambilan risiko dan faktor-faktor yang memengaruhi
risiko pasar.
c. Organisasi Manajemen Risiko Pasar
Dalam rangka melengkapi komite manajemen risiko, terkait
pengelolaan risiko pasar, perusahaan dapat memiliki komite
manajemen aset dan kewajiban atau asset and liabilities
management committee (ALCO).
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

2. Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit

Beberapa hal yang perlu ditambahkan, yaitu : (1) strategi manajemen


risiko, (2) tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, (3)
kebijkan dan prosedur, serta (4) limit.

Kebijakan dan prosedur harus memuat :


a. Kriteria instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai trading book
dan banking book serta mekanisme untuk memastikan bahwa
tersebut diterapkan secara konsisten.
b. Tujuan memiliki posisi trading book dan banking book.
c. Kebijakan pengelolaan portofolio trading book dan banking book.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR
d. Penetapan metodologi valuasi terhadap instrumen keuangan dalam
trading book menggunakan nilai wajar secara harian berdasarkan
harga pasar atau model/teknik penilaian.
e. Metode pengukuran risiko pasar yang digunakan perusahaan.
f. Penetapan pihak independen untuk melakukan pengujian dan
validasi model pengukuran risiko dan model penetapan harga secara
berkala.
g. Mekanisme penetapan dan pendokumentasian setiap strategi
perdagangan atas posisi trading book.

Penetapan limit ditetapkan secara berjenjang atas setiap level organisasi


perusahaan, misalnya limit secara keseluruhan, limit portofolio, dan limit
leader. Perusahaan dapat menetapkan limit sebagai trigger internal untuk
antisipasi pencapaian maksimum limit, seperti menetapkan limit internal
posisi devisa neto (PDN) untuk mencegah terjadinya pelampauan batasan
yang ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian


risiko, serta sistem informasi manajemen risiko pasar.

a. Identifikasi Risiko Pasar


Perusahaan harus memiliki proses identifikasi risiko yang
disesuaikan dengan risiko pasar yang melekat pada aktivitas bisnis
perusahaan meliputi nilai tukar, ekuitas, dan komoditas.

b. Pengukuran risiko pasar


Sistem pengukuran risiko pasar harus :
1. Menyediakan informasi mengenai posisi outstanding dan
potensi keuntungan atau kerugian secara harian, termasuk
informasi mengenai posisi setiap nasabah
2. Mencakup seluruh eksposur risiko pasar, baik saat ini maupun
potensi masa depan, dan mampu melakukan market to market.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

Sistem pengukuran risiko pasar harus :


1. Dapat mengakomodasi peningkatan volume eksposur,
perubahan teknik, penilaian nilai wajar, perubahan metodologi,
dan produk baru.
2. Memperhitungan eksposur risiko pasar.
3. Memiliki asumsi dan parameter yang terdokumentasi dan
dievaluasi secara berkala.
4. Didukung oleh sistem pengumpulan data yang memadai.
5. Dilengkapi dengan analisis skenario dan stress testing.
6. Terintegrasi dengan proses manajemen risiko secara rutin,
baik dari aspek pengambilan keputusan, struktur governance,
maupun proses alokasi modal internal.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

c. Pemantauan Risiko Pasar


Perusahaan harus melakukan pemantauan terhadap kepatuhan limit
secara harian dan tindak lanjut untuk mengatasi apabila terjadi
pelampuan. Hal tersebut selanjutnya dilaporkan secara harian
kepada pihak yang berkepentingan sebagaimana diatur dalam
kebijakan internal perusahaan.

d. Pengendalian Risiko Pasar


Tanggung jawab unit pelaksana dalam rangka pengendalian risiko
pasar antara lain meliputi :
1. Rekonsiliasi posisi yang dikelola dan dicatat dalam sistem
informasi manajemen.
2. Pengendalian terhadap akurasi laba dan rugi dan kepatuhan pada
ketentuan, termasuk standar akuntasi yang berlaku.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

e. Pengendalian Risiko Suku Bunga


Salah satu teknik pengendalian risiko suku bunga adalah
menentukan ekspektasi perubahan suku bunga dalam periode yang
ditentukan, menganalisis kesenjangan pada struktur laporan posisi
keuangan dan laba rugi perusahaan serta hedging.

f. Sistem informasi Manajemen Risiko Pasar


Sistem informasi manajemen risiko harus memfasilitasi stress
testing, untuk mengidentifikasi risiko secara cepat sehingga segera
melakukan tindakan perbaikan.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PASAR

4. Sistem Pengendalian Intern


Pertama, perusahaan harus memiliki sistem pengendalian intern
yang memadai.

Kedua, penerapan prinsip pemisahan fungsi harus memadai dan


dilaksanakan secara konsisten.

Ketiga, perusahaan harus memiliki fungsi/unit yang melakukan


valuasi poisis trading dan fungsi/unit yang melakukan validasi
terhadap model pengukuran risiko pasar.

Keempat, fungsi atau unit yang melakukan valuasi harus


independen terhadap fungsi atau unit pengambil risiko.
RISIKO KREDIT
• Risiko kredit terjadi jika counterparty (pihak lain dalam
bisnis kita) tidak bisa memenuhi kewajibannya
(wanprestasi)
• Risiko kredit banyak muncul karena peristiwa gagal
bayar yang dialami oleh perusahaan-perusahaan.
• Pada saat krisis ekonomi, tingkat bunga yang tinggi,
pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan
persoalan risiko kredit yang lebih serius.
• Untuk mengantisipasi risiko kredit maka perlu
diketahuiu teknik-teknik pengukuran risiko secara
kualitatif maupun kuantitatif.
PENILAIAN KUALITATIF
• Dalam dunia perbankan analisis kredit
sering menggunakan kerangka 3R dan
5C. Kerangka tersebut menganalisis
kemampuan melunasi kewajiban dari
calon nasabah bank.
• Kerangka analisis kredit 3R dan 5C
digunakan untuk menganalisis risiko kredit
yang dihadapi perusahaan.
KERANGKA ANALISIS KREDIT
• Kerangka 3R
1. Return
2. Repayment Capacity
3. Risk Bearing Ability

• Kerangka 5C
1. Character
2. Capacity
3. Capital
4. Collateral
5. Condition of Economic
PENILAIAN KUANTITATIF
• Perusahaan atau bahkan negara yang akan
mengeluarkan surat hutang jangka panjang atau
jangka pendek biasanya akan dirating oleh
perusahaan pe-rating (di Indonesia: PT. Pefindo,
USA: Standard and Poor’s).
• Rating tersebut menunujukkan tingkat risiko
perusahaan. Melalui rating tersebut maka calon
investor diharapkan memiliki gambaran mengenai
risiko perusahaan yang menerbitkan surat hutang
tersebut. Risikonya investor tidak akan percaya
pada perusahaan yang tidak memiliki rating.
Tabel Klasifikasi Rating
Rating Keterangan
AAA Instrumen hutang dengan risiko sangat rendah, tingkat pengembalian sangat baik (excellent),
perubahan pada kondisi keuangan, atau ekonomi tidak akan berpengaruh secara signifikan
terhadap risiko investasi.
AA Instrumen hutang dengan risiko sangat rendah. Tingkat pengembalian yang sangat baik;
perubahan pada kondisi keuangan, bisnis, atau ekonomi barangkali akan berpengaruh terhadap
risiko investasi, tetapi tidak terlalu besar.
A Pengembalian hutang dengan risiko rendah. Tingkat pengembalian yang baik; meskipunb
perubahan pada kondisi keuangan, bisnis, atau ekonomi akan meningkatkan risiko investasi.

BBB Tingkat pengembalian yang memadai. Perubahan pada kondisi keuangan, bisnis, atau ekonomi
mempunyai kemungkinan besar meningkatkan risiko investasi dibandingkan dengan kategori yang
lebih tinggi
BB Investasi. Perusahaan mempunyai kemampuan membayar bunga dan pokok pinjaman tetapi
keumngkinan tersebut rawan terhadap perubahan kondisi ekonomi, bisnis, dan keuangan.

B Mengandung Risiko investasi, Tk. Pengembalian tidak terlindungi secara memadai terhadap
kondisi ekonomi, bisnis, dan keuangan
C Instrumen keuangan bersifat spekulatif , kemungkinan besar bangkrut.

D Instrumen keuangan sedang bangkrut


MODEL ANALISIS KUANTITATIF

• Model Skoring Kredit


• RAROC (Risk Adjusted Return On Capital)
• Mortality Rate
• Term Structure
• Teori Opsi
Model Skoring Kredit
• Model Diskriminan
Analisis ini untuk melihat apakah perusahaan
memiliki kategori gagal bayar atau tidak gagal
bayar.

• Model Probabilitas Linear


Analisis ini menentukan angka yang
mencerminkan seberapa besar risiko gagal
bayar suatu perusahaan.
a. Model Diskriminan

• Untuk melakukan analisis diskriminan maka


diperlukan informasi keuangan seperti rasio
likuiditas, profitabilitas yang digunakan untuk
memprediksi perusahaan masuk kategori gagal
bayar atau tidak.
• Tahap pertama analisis adalah mengestimasi
persamaan diskriminan yaitu dengan menggunakan
variabel dependen sebagai variabel gagal bayar
atau tidak, dan menggunakan rasio keungan
sebagai variabel indipenden.
Contoh Analisis Diskriminan

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3 X3 + 0,6X4 + 1,0X5


untuk perusahaan publik (pemerintah)

X1 = Rasio Modal Kerja/Total Asset


X2 = Rasio Laba ditahan/Total Asset
X3 = Rasio EBIT/Total Asset
X4 = Rasio nilai pasar saham/Nilai buku saham
X5 = Rasio penjualan/Total Asset
• Setelah fungsi diskriminan diestimasi maka tahap
berikutnya adalah menggunakan fungsi untuk
memprediksi kegagalan bayar. Model tadi digunakan
untuk perusahaan publik sedangkan untuk perusahaan
non publik dibuat model baru :

Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5

X4 = Rasio nilai buku saham preferen + biasa/ nilai buku


total hutang
• Cut-off atau batas untuk pengambilan kesimpulan dapat dilihat :

Model Pasar Model Nilai buku


Batas tidak bangkrut >2,99 >2,90
Batas Bangkrut 1,81 1,20
Wilayah abu-abu 1,81-2,99 1,20-2,90

• Misal ada dua perusahaan dengan data rasio keungan :

Perusahaan Perusahaan
A B
Rasio Modal Kerja/Total Asset 0,25 0,005
Rasio Laba ditahan/Total Asset 0,1 0,01
Rasio EBIT/Total Asset 0,1 -0,2
Rasio nilai pasar saham/Nilai buku saham 2 1,2
Rasio penjualan/Total Asset 2 1,25
ZA  1,2(0,25)  1,4(0,1)  3,3(0,1)  0,6(2)  1,0(2)  3,97

Karena menggunakan informasi harga saham maka digunakan


model yang pertama. Dari hasil perhitungan diatas diprediksi bahwa
perusahaan A tidak bangkrut.

Bagaimana dengan perusahaan B ?


b. Model Probabilitas Linear
• Misal dari menghitung probabilitas liear menghasilkan persamaan berikut :
Z = 0,2 + 1,3X1 + 0,5X2
X1 = Rasio modal kerja/ total asset
X2 = Rasio EBIT/ total asset
Misal kita akan menghitung potensi gagal bayar tiga perusahaan (dalam
milyar rupiah) :

A B C
Total asset 100 50 100
Modal Kerja 40 5 50
EBIT 40 -2,5 40
X1
X2

Perusahaan mana yang meiliki peluang berisiko lebih tinggi ?


RAROC (Risk Adjusted On Capital)
• RAROC adalah membandingkan tingkat keuntungan
dengan modal yang berisiko (modal yang akan terkena
dampak jika debitur mengalami gagal bayar)

• Argumen RAROC adalah jika terjadi kerugian maka


akan dibebankan pada modal sehingga perusahaan
akan menghapuskan sebagian modalnya sebagai akibat
kerugian tersebut.

Pendapatan dari pinjaman pertahun


RAROC x100%
Modal yang berisiko (Capital at Risk)
Ilustrasi
• Suatu bank sedang mengevaluasi portfolio kredit $ 1 miliar. Bunga 9%
pertahun. Modal ekonomi untuk kredit diperkirakan 7,5% dari nominal
pinjaman. Misalkan dana untuk pinjaman itu diperoleh dari deposito
berjangka dengan tk bunga 6%. Dana tersebut ditambahkan sebagi
modal yang diinvestasikan pada obligasi pemerintah dengan tk. Bunga
6,5% ($4,9juta). Bank mengeluarkan biaya operasional $ 15 juta
pertahun dan kprediksi kerugian 1% pertahun. Hitunglah RAROC!

90  4,9 - 60 - 15 - 10
RAROC  x100%  13,2%
75
• Angka tersebut dibandingkan dengan keuntungan minimal (9%), maka
bisa disimpulkan bahwa perusahaan tidak menghadapi risiko kerugian.
Mortality Rate
• Mortality rate menghitung persentase
kebangkrutan untuk setiap rating perusahaan
untuk setiap kelas tertentu.
• Untuk rating perusahaan yang lebih rendah
maka kemungkinan default akan meningkat
karena risiko marjinal yang dihadapi akan
diakumulasikan untuk setiap tahunnya.
• Semakin rendah rating obligasi maka default
obligasi akan semakin tinggi.
Term Structure
• Term Structure atau yield curve atau kurva hasil
menunjukkan hubungan antara jangka waktu
dengan yield obligasi.
• Kurva term structure biasanya memiliki slope
positif.
• Semakin bertambahnya jangka waktu biasanya
perusahaan menetapkan tingkat bunga lebih
tinggi karena mengandung risiko lebih tinggi
Ilustrasi Term Structure
Obligasi
Perusahaan
20%
12%
Obligasi
10% Pemerintah

9%

Tahun 1 Tahun 2
Teori Opsi
• Opsi Call adalah hak untuk membeli asset
dengan harga tertentu pada periode tertentu.
• Opsi Put adalah hak untuk menjual asset
dengan harga tertentu pada periode tertentu.
• Teori opsi digunakan untuk menganalisis risiko
kredit dimana pemegang saham buisa
digambarkan sebagai pihak yang membeli opsi
call. Pemberi hutang bisa digambarkan sebagai
pihak opsi put.
ILustrasi
• Misal kreditur memberi pinjaman kepada
perusahaan dengan nilai Rp 100 juta. Jika nilai
perusahaan diatas 100 juta (misal Rp 250 juta),
maka pemegang saham berhak atas sisa nilai
perusahaan Rp. 150 juta. Pemegang saham harus
membayar hutangnya terlebuih dahulu sebesar Rp
100 juta.
• Jika nilai perusahaan dibawah Rp 100 juta maka
pemegang saham akan kehilangan kekayaannya,
karena kekayaannya diambil alih oleh kreditur. Dalm
kondisi ini adalah posisi pembeli opsi call.
Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
risiko komoditas! Berikan contohnya!
2. Jelaskan manfaat penerapan manajemen
risiko pasar pada perusahaan !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
penilaian kualitatif dan kuantitatif pada
risiko kredit !
Latihan Soal
1. Risiko yang timbul akibat pergerakan atas surat
berharga individual yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang terkait dengan surat berharga atau penerbitnya
disebut:
a. Risiko Spesifik
b. Risiko Pasar
c. Risiko Ekuitas
d. Risiko Nilai Tukar
e. Risiko Kredit
Latihan Soal
2. Risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan
dari posisi trading book disebabkan perubahan harga
saham, disebut:
a. Risiko Spesifik
b. Risiko Pasar
c. Risiko Ekuitas
d. Risiko Nilai Tukar
e. Risiko Kredit
Latihan Soal
3. Analisis untuk melihat apakah perusahaan memiliki
kategori gagal bayar atau tidak gagal bayar adalah :
a. Mortality Rate
b. Metode Probabilitas
c. Metode Diskriminan
d. Term Structure
e. Teori Opsi
Latihan Soal
4. Kurva hasil yang menunjukkan hubungan antara jangka
waktu dengan yield obligasi disebut:
a. Term Structure
b. Demand Curve
c. Supply Curve
d. Income Curve
e. Teori Opsi
Latihan Soal
5. Hak untuk membeli asset dengan harga tertentu pada
periode tertentu, disebut:
a. Eksekutor
b. Probailitas
c. Price Taker
d. Opsi Put
e. Opsi Call
PERTEMUAN 12

Risiko OPERASIONAL
Pada akhir November 2001, seorang karyawan
UBS Warburg, bank dari Swiss, melakukan
kesalahan dalam perdagangan saham di Tokyo.
Trader tersebut memasukkan order menjual
saham Dentsu sebanyak 610.000 lembar dengan
harga 16 yen perlembar saham, meskipun sistem
computer sudah menanyakan ulang order
tersebut. Padahal seharusnya dia menjual 16
lembar saham Dentsu dengan harga 610.000
yen. Dengan kata lain, dia menjual terlalu murah.
Sebagai akibatnya, UBS Warburg mengalami
kerugian sebesar 50 juta dollar Amerika Serikat.
Risiko operasional relative belum banyak dipelajari
karateristiknya, meskipun sebenarnya risiko
operasional merupakan risiko yang paling’tua’.
Dikatakan paling tua, karena praktis manajer
berhadapan dengan masalah operasional sejak
kegiatan perusahaan/organisasi dimulai (bahkan
sebelum dimulai). Masalah operasional tersebut
mencakup misal, memasang peralatan, menyusun
sistem gaji, mengawasi karyawan, mengawasi
kegiatan produksi, dsb.Tetapi karakteristik risiko
operasional belum dipelajari semaju risiko lainnya,
sehingga pengukuran risiko operasional juga
belum sebaik atau semaju risiko lainnya.
DEFINISI RISIKO OPERASIONAL

• Basel II (lembaga yang mengatur


perbankan internasional) mendefinisikan
risiko operasional sebagai risiko yang
timbul karena kegagalan dari proses
internal, manusia, sistem, atau dari
kejadian eksternal.
Kegagalan Proses Internal
Risiko kegagalan proses internal merupakan risiko
yang berkaitan dengan kegagalan proses atau
prosedur internal organisasi. Contoh:
Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya
dokumentasi, atau dokumentasi yang salah
Kesalahan transaksi (lihat ilustrasi kesalahan
trading pada UBS Warburg dimuka)
Pengawasan yang kurang memadai (lihat diskusi
mengenai Baring Bank di bawah ini)
Pelaporan yang kurang memadai sehingga
kepatuhan terhadap peraturan internal dan
eksternal tidak terpenuhi.
Risiko Kegagalan Mengelola
Manusia (Karyawan)
Beberapa contoh risiko operasional yang berkaitan atau
bersumber dari manusia adalah:
Kecelakaan kerja, khususnya kecelakaan kerja karena
kecerobohan atau kurang pengalaman dari karyawan.
Terlalu tergantung pada karyawan kunci tertentu,
sehingga jika karyawan tersebut meninggal atau
berpindah kerja, perusahaan menghadapi masalah.
Integritas karyawan yang kurang, sehingga karyawan
tersebut bisa menggelapkan uang perusahaan, atau
melakukan aktivitas yang berada di luar wilayah
otoritasnya.
Risiko manusia tersebut mengharuskan perusahaan
untuk mempunyai karyawan yang mempunyai kualifikasi,
pengalaman, dan integritas yang diperlukan
RISIKO SISTEM
Beberapa sistem yang muncul berkaitan dengan
sistem adalah:
Kerusakan data Kesalahan
Pemrograman
Sistem keamanan yang kurang baik (misal, bisa dimasuki
oleh hacker)
Penggunaan tekonologi yang belum teruji
Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan
bisnis. Sebagai contoh, pada waktu The Long Term
Capital mengalami kehancuran karena mempunyai posisi
yang sangat besar pada Rubel Rusia, model matematis
mereka memprediksi probabilitas kejadian semacam itu
adalah 0,000001. Tetapi kejadian tersebut tetap terjadi,
sehingga mengejutkan mereka.
RISIKO EKSTERNAL

Risiko eksternal berkaitan dengan kejadian yang


bersumber dari luar organisasi, dan di luar
pengendalian organisasi. Kejadian semacam itu
biasanya jarang terjadi, tetapi mempunyai dampak
yang cukup besar (frekuensi rendah/severity
tinggi). Beberapa contoh risiko eksternal adalah
perampokan, serangan teroris, bencana alam.
PENGUKURAN RISIKO
OPERASIONAL

Menggunakan dua dimensi yaitu:

Frekuensi atau Probabilitas terjadinya


risiko
Tingkat keseriusan kerugian atau
Impact dari risiko tersebut.
Bagan 1. Matriks Severity dan Frekuensi untuk Risiko Gagal Bayar dan Kesalahan
Pemrosesan

Severity
C Gagal Bayar
Debitur Besar

A
Kesalahan
Pemrosesa

B Rate Risk

Frequency
Bagan 2. Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan Matriks
Severity/Frekuensi
Bagan 3. Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan Matriks
Frekuensi/Severity

TING
GI Wilay ah 1

Wilayah 2
SEVERIT
Y

Wil ayah 3
RENDA

Wila yah 4
H

R EN D AH TIN G G I

FREK UENSI
Strategi Untuk Menghadapi Risiko
Untuk Wilayah-wilayah Tersebut

Wilayah 1. Severity Tinggi dan Frekuensi Tinggi: Immediate


Action
Untuk wilayah ini, perusahaan harus melakukan penanganan
yang agresif dan segera (immediate action)
Wilayah 2. Severity Tinggi dan Frekuensi agak Tinggi:
Immediate Attention. Untuk wilayah ini, perusahaan harus
segera mengawasi risiko ini (immediate attention)
Wilayah 3. Severity agak Tinggi dan Frekuensi agak Tinggi:
Periodic attention. Untuk wilayah ini, perusahaan bisa
melakukan pengawasan secara berkala (periodic attention)
Wilayah 4. Severity Rendah dan Frekuensi Rendah: Annual
evaluation. Untuk wilayah ini, perusahaan bisa lebih longgar,
yaitu melakukan pengawasan dengan jangka waktu panjang,
misal tahunan.
MENGHITUNG KERUGIAN YANG
DIHARAPKAN

• Kerugian Yang Diharapkan =


• Frekuensi (probabilitas) x severity
(besarnya kerugian)

• Misalkan kita mengumpulkan data


histories untuk melihat kecelakaan kerja.
Berikut ini data bulanan selama 12
bulan.
Tabel 1. Data histories Frekuensi dan Nilai Kerugian

Nilai Kerugian
Frekuensi (Rp)
Januari 4 12.000.000 Berapa
Februari 6 11.000.000 kerugian
Maret 5 12.000.000
April 4 11.000.000 yang
Mei 6 15.000.000 diharapkan
Juni 7 14.000.000
Juli 5 13.000.000 dari
Agustus 6 12.000.000 kecelakaan
September 4 13.000.000
Oktober 5 12.000.000 kerja bulan
November 6 14.000.000 mendatang?
Desember 5 13.000.000
Jumlah 63 152.000.000
Rata-rata 5.25 12.666.667
Nilai kerugian
perkecelakaan 2.412.698
Nilai kerugian yang diharapkan =
(frekuensi) x (severity)
= 5,25 x Rp2,4 juta = Rp12,6 juta

Dalam beberapa situasi kita ingin tahu lebih


banyak informasi. Misal, kita ingin tahu
distribusinya bagaimana, kalau memakai
asuransi bagaimana nilai kerugian yang
diharapkan dan distribusinya. Kita bisa
menggunakan simulasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Pendekatan Analitis Untuk Menghitung
Kerugian Yang diharapkan

Bagan 4. Kurvanormal

95%

5%

???
Nilai kerugian pada batas 5% bisa
dihitung sebagai berikut ini.
Nilai kerugian = 10 juta – 1,65 (10juta) =
– Rp6,5 juta.
Kelemahan dari metode tersebut adalah
asumsi distribusi normal sesuai dengan
kenyataan. Dalam kenyataannya
distribusi kerugian tidak selalu normal.
Biasanya kerugian mempunyai distribusi
lognormal
Pendekatan Simulasi

Kerugian yang diharapkan adalah hasil


perkalian antara probabilitas (frekuensi)
dengan severity.
Kita bisa melakukan simulasi dengan
menggunakan kerangka tersebut.
Misalkan setelah kita mengevaluasi frekuensi
munculnya kejadian yang merugikan, kita
menyimpulkan bahwa distribusi Poisson bisa
menjelaskan frekuensi munculnya kejadian
yang merugikan, dengan nilai yang diharapkan
adalah 5 kali terjadinya peristiwa tersebut
setiap bulannya.
Periode yang kita evaluasi adalah bulanan
(dengan demikian rata-rata ada 5 kali kerugian
setiap bulannya). Kita juga melakukan evaluasi
untuk severity kerugian, dan menyimpulkan
bahwa distribusi normal bisa menjelaskan
severity kerugian di masa lalu. Misalkan
kerugian rata-rata per-peristiwa kerugian adalah
Rp15 juta dengan standar deviasi Rp2 juta.
Biasanya distribusi lognormal yang biasa
digunakan untuk menggambarkan severity
kerugian
Frekuensi Probabilitas Probabilitas Kumulatif Angka Untuk Simulasi
0
Tabel 2. Probabilitas 0.0067
Distribusi 0.0067
Poisson (mean=5) 0
1 0.0337 0.0404 1-4
2 0.0842 0.1246 5-12
3 0.1404 0.265 13-27
4 0.1755 0.4405 28-44
5 0.1755 0.616 45-62
6 0.1462 0.7622 62-76
7 0.1044 0.8666 77-86
8 0.0653 0.9319 87-93
9 0.0363 0.9682 94-96
10 0.0181 0.9863 96-97
11 0.0082 0.9945 97
12 0.0034 0.9979 98
13 0.0013 0.9992 99
14 0.0005 0.9997 -
15 0.0002 0.9999 -
0.9999

Catatan: untuk frekuensi 14 dan 15, probabilitas dianggap nol, sehingga tidak
ada angka di kolom (4) untuk frekuensi tersebut.
Langkah-Langkah Simulasi
Menghasilkan angka random untuk frekuensi
munculnya kerugian dengan menggunakan
distribusi Poisson dengan nilai yang diharapkan
adalah 5 (lihat tabel 2 dimuka).
Menghasilkan angka random untuk severity
kerugian dengan menggunakan distribusi
normal.
Mengalikan frekuensi dengan severity untuk
menghasilkan total kerugian yang diharapkan
pada periode tertentu (bulanan dalam hal ini).
Mengulangi langkah 1 sampai dengan 3
beberapa kali (misal 100 kali, atau 1.000
Tabel 4. Perhitungan Kerugian Yang Diharapkan dari Simulasi

Angka
Angka Random
random Frekuensi (probabiltas Kerugian
Probabilitas Yang normal Yang
Poisson Berkaitan kumulatif) Diharapkan
Nilai Z Severity
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
24 3 8693 1.12 17.24 51.72
34 4 6259 0.32 15.64 62.56
30 4 7768 0.76 16.52 66.08
98 12 305 -1.86 11.28 135.36
29 4 4289 -0.18 14.64 58.56
71 6 5813 0.21 15.42 92.52
3 1 8587 1.07 17.14 17.14
40 4 5495
Rata-rata = 0.1265.18 15.24 60.96
20 3 3769 deviasi = -0.31
Standar 31.12485 14.38 43.14
36 4 6822 0.47 15.94 63.76
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kerugian Total
Nilai Kerugian (Rp Juta) Frekuensi Kerugian Total
10-20 1
21-30 0
31-40 0
41-50 1
51-60 3
61-70 3
71-80 0
81-90 0
91-100 1
101-110 0
111-120 0
121-130 0
131-140 1
PERUBAHAN KARAKTERISTIK
RISIKO OPERASIONAL
Risiko operasional dan risiko lainnya bisa berubah
karakteristiknya dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, di jaman
dulu, pencatatan transaksi dilakukan secara manual (misal
karyawan menuliskan harga dan jumlah unit yang
diperdagangkan di kertas).
Cara manual semacam itu sekarang sudah banyak diganti
dengan pencatatan terkomputerisasi.
Pencatatan semacam itu akan menghilangkan kesalahan
pencatatan karena kecapaian, karena sistem computer tidak
akan mengalami kelelahan. Frekuensi kesalahan dengan
demikian bisa diturunkan. Tetapi muncul jenis risiko yang baru.
Jika terjadi kegagalan atau kelemahan pada sistem computer
tersebut, maka kerugian yang muncul akan sangat besar.
Bagan 6. Perubahan Karakteristik Risiko
Operasional

Signifikansi Tinggi Signifikansi Tinggi


Frekuensi Rendah Frekuensi Tinggi

Signifikansi Signifikansi
Rendah Frekuensi Rendah Frekuensi
Rendah Tinggi
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan
perubahan karakteristik semacam itu
adalah:
Globalisasi,
Otomatisasi,
Terlalu mengandalkan teknologi,
Outsourcing
Perubahan budaya masyarakat
EVALUASI DIRI UNTUK MENGUKUR
RISIKO OPERASIONAL

Evaluasi diri (self-assesment) bisa dilakukan


oleh anggota organisasi untuk melihat
seberapa besar risiko operasional yang
dihadapi oleh organisasi.
Misal, liha self-assesment yang dilakukan
oleh Chase Manhattan, untuk mengukur
besarnya risiko operasional, dengan
menggunakan kerangka kuesioner dari
COSO (setelah dimodifikasi).
Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian risiko operasional,
beri ilustrasi!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
risiko eksternal!
3. Jelaskan apa yang dimaksud perubahan
karakteristik risiko operasional! Berikan
contohnya!
Latihan Soal
1. Risiko yang timbul karena kegagalan dari proses
internal, manusia, sistem, atau dari kejadian eksternal
disebur:
a. Risiko Eksternal
b. Risiko Sistem
c. Risiko Internal
d. Risiko Operasional
e. Risiko Organisasi
Latihan Soal
2. Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya
dokumentasi, atau dokumentasi yang salah termasuk
dalam kegagalan proses:
a. Prosedur
b. Otomatisasi
c. Organisasi
d. Eksternal
e. Internal
Latihan Soal
3. Berikut ini yang tidak teramasuk risiko sistem yang
muncul adalah :
a. Pemrograman
b. Kerusakan Data
c. Pendistribusiaan produk
d. Penggunaan teknologi yang belum teruji
e. Sistem keamanan yang kurang baik
Latihan Soal
4. Mengevaluasi frekuensi munculnya kejadian yang
merugikan adalah :
a. Pendekatan Sistem
b. Pendekatan Simulasi
c. Pendekatan Analitis
d. Pendekatan Probailitas
e. Pendekatan Risiko
Latihan Soal
5. Berikut ini yang bukan merupaka faktor yang bisa
menyebabkan perubahan karakteristik risiko operasional
adalah:
a. Financial
b. Otomatisasi
c. Globalisasi
d. Outsourcing
e. Budaya Masyarakat
PERTEMUAN 13

RISIKO SPEKULATIF
LAINNYA
Risiko Perubahan Kurs
Kurs adalah nilai suatu mata uang relative terhadap mata
uang lainnya. Sebagai contoh, kurs Rp/$ barangkali
dituliskan sebagai berikut ini: Rp10.000/$. Kurs tersebut
mempunyai arti bahwa satu dolar Amerika Serikat nilainya
sama dengan 10,000 Rupiah.
Mata Uang Menguat Mata Uang Melemah

Sistem Kurs Bebas Apresiasi Depresiasi

Sistem Kurs Tetap Revaluasi Devaluasi

Indonesia pernah mengalami dua sistem kurs yang


berbeda: (1) Ditetapkan oleh Pemerintah, dan (2)
Mengambang
Tabel 1. Apresiasi dan Depresiasi Rupiah terhadap $

Rupiah Melemah Terhadap $ Rupiah Menguat Terhadap $

Kurs Awal Tahun Rp10.000/$ Rp10.000/$

Kurs Akhir Tahun Rp12.000/$ Rp8.000/$

Berapa persen (12.000 – 10.000)/(10.000) x (8.000 – 10.000)/(10.000) x 100%


pelemahan/penguatan 100% = -20%
$ terhadap Rp = 20%

Berapa persen (10.000 – 12.000)/12.000 x 100% (10.000 – 8.000) / 8.000 x 100%


pelemahan/penguatan = -16,67% = 25%
Rp terhadap $
Faktor Penyebab Perubahan Kurs
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Kurs,
antara lain:
 Perbedaan Inflasi
 Perbedaan Tingkat Bunga
 Independensi Bank Sentral
 Pertumbuhan Ekonomi
 Ekspektasi Terhadap Nilai Mata Uang di Masa
Mendatang
Tabel 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs

Faktor Pengaruh Terhadap Kurs

Inflasi tinggi Depresiasi


Tingkat bunga nominal tinggi Depresiasi
Tingkat bunga riil tinggi Apresiasi
Pertumbuhan ekonomi tinggi Apresiasi
Independensi bank sentral tinggi Apresiasi
Ekspektasi positif (negatif) Apresiasi (depresiasi)
Eksposur Terhadap Perubahan Kurs

Literatur keuangan internasional membagi


tiga jenis eksposur yang dihadapi oleh
perusahaan berkaitan dengan perubahan
kurs, yaitu:
• Eksposur Transaksi
• Eksposur Akuntansi
• Eksposur Operasi
Bagan1. EksposurTerhadap PerubahanKurs

Eksposur akuntansi Eksposur operasi

Perubahan kurs terjadi

Eksposur transaksi
Kontrak ditandatangani kontrak diselesaikan

Manajemen Risiko 7
Eksposur Transaksi

 Eksposur transaksi adalah eksposur yang terjadi


karena perusahaan memasuki kontrak tertentu, yang
kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang
rentan terhadap perubahan kurs. Sebagai contoh,
misalkan importer Indonesia membeli barang dari
Amerika Serikat senilai $1 juta. Pembayaran dilakukan
tiga bulan mendatang. Kewajiban melunasi hutang
dagang tersebut senilai $1 juta rentan terhadap
perubahan kurs di masa mendatang.
Bagan 2. Posisi Spot Importir : Short $

Posisi spot importer yaitu short $


(membutuhkan $)

Rp/$

9
 Misalkan seorang eksportir Indonesia
menjual barang ke Amerika Serikat, dan
akan menerima $1 juta tiga bulan
mendatang. Posisi spot yang dihadapi
oleh eksportir tersebut akan terlihat
seperti berikut ini.
 Dengan diagram yang serupa dengan
sebelumnya, gambarkan posisi spot
eksportir tersebut
Bagan 3. Posisi Spot Eksportir: Long $

Posisi spot eksportir yaitu long $


(mempunyai $)

Rp/$

11
Eksposur Akuntansi

 Eksposur akuntansi terjadi karena laporan keuangan


dengan mata uang tertentu, kemudian dikonversikan ke
laporan keuangan dengan mata uang lain, rentan
(terekspos) terhadap perubahan kurs. Perubahan kurs
bisa menyebabkan proses konversi semacam itu
menghasilkan keuntungan atau kerugian.
 Sebagai ilustrasi, misalkan suatu perusahaan
multinasional Amerika Serikat, memiliki anak
perusahaan di Indonesia. Misalkan neraca anak
perusahaan tersebut pada awal tahun terlihat berikut ini
(lihat kolom 2).
Tabel 3. Eksposur Akuntansi

Dalam Rp Awal tahun ($) Akhir tahun ($)


Kurs= Rp5.000/$ Kurs= Rp10.000/$

Kas 1.000.000 200 100


Piutang Dagang 2.000.000 400 200
Persediaan 2.000.000 400 200
Aktiva Tetap 5.000.000 1.000 500

Total Aset 10.000.000 2.000 1.000

Hutang Dagang 2.000.000 400 200


Hutang Jangka Panjang 2.000.000 400 200
Modal Saham 6.000.000 1.200 600

Total Pasiva 10.000.000 2.000 1.000


 Kolom (4) menyajikan hasil konversi dengan
menggunakan kurs yang baru yaitu Rp10.000/$.
Terlihat total aset turun menjadi $1.000, modal
saham turun nilainya menjadi $600. Penurunan
modal saham tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan mengalami kerugian, yang
menyebabkan modal sahamnya berkurang nilainya.
Perhatikan bahwa kerugian tersebut bukan
dikarenakan perubahan nilai ekonomis perusahaan,
tetapi semata-mata karena perubahan kurs. Nilai
ekonomis perusahaan sama antara awal tahun
dengan akhir tahun.
Eksposur Operasi

 Eksposur operasi adalah operasi perusahaan yang


rentan (terekspos) terhadap perubahan kurs.
Sebagai ilustrasi, misalkan produsen mobil Jepang
Toyota menjual mobilnya ke Amerika Serikat. Jika
yen menguat terhadap dolar AS, maka harga mobil
Toyota di Amerika Serikat akan menjadi lebih mahal
dibandingkan dengan sebelumnya. Akibatnya daya
saing mobil Toyota di Amerika Serikat menjadi turun.
Harga Toyota Harga Toyota ($) Harga Toyota (S)
(dalam yen) Kurs adalah Y100/$ Kurs adalah Y50/$

Yen 1.000 $ 10 $ 20

 Terlihat harga mobil Toyota (dalam $) menjadi lebih mahal


dibandingkan sebelumnya, hanya karena perubahan kurs. Harga
mobil dalam yen masih tetap sama.

 Karena harga mobil Toyota di Amerika Serikat semakin mahal, akibat


selanjutnya adalah penjualan Toyota di AS berkurang, yang
mengakibatkan kas masuk Toyota dari penjualan di Amerika Serikat
berkurang. Di sisi lain, Toyota harus membayar input, tenaga kerja di
Jepang. Jika pemasukan terganggu, maka operasi Toyota bisa
terganggu karena pemasukan menjadi lebih sedikit, padahal
pengeluaran tetap sama. Toyota dalam contoh di atas dikatakan
mempunyai eksposur operasi, karena operasi Toyota rentan terhadap
perubahan kurs.
Eksposur Ekonomi

 Eksposur operasi digabung dengan eksposur transaksi


menjadi eksposur ekonomi.
Eksposur Ekonomi = Eksposur operasi + Eksposur
transaksi
 Eksposur ekonomi adalah nilai perusahaan yang rentan
terhadap perubahan kurs. Sebagai ilustrasi, kembali ke
contoh Toyota, karena penjualan Toyota berkurang,
akibatnya adalah menurunnya aliran kas untuk Toyota.
Karena aliran kas berkurang, nilai atau harga saham
Toyota bisa turun. Dengan demikian harga saham
Toyota terekspos (rentan) terhadap perubahan kurs.
Risiko Teknologi

 Teknologi di satu sisi mempunyai manfaat, di sisi lain


memunculkan risiko baru. Perusahaan yang
menggunakan teknologi yang tepat bisa mendorong
bisnis perusahaan (meningkatkan penjualan dan
menurunkan biaya). Tetapi penggunaan teknologi yang
tidak tepat bisa merugikan perusahaan dengan
signifikan. Dalam kasus yang lebih ekstrim, teknologi
baru bisa menghancurkan perusahaan yang tidak
menguasai teknologi baru tersebut.
 Sayangnya risiko yang berkaitan dengan tekonologi
relative lebih sulit dipahami karakteristiknya, lebih sulit
dikuantifisir, dan lebih sulit diantisipasi, meskipun risiko
teknologi tersebut merupakan sesuatu yang riil.
Bagan 4. Kurva Biaya Rata-Rata Perusahaan Dengan Teknologi

Biaya rata-rata (Average Cost)

AC1=TEKNOLOGI RENDAH
AC2=TEKNOLOGI TINGGI

AC1

AC2
OUTPUT

19
Bagan 5. Biaya Total Perusahaan Dengan Teknologi Intensif versus Teknologi Ringan

TC1
Biaya (Rp)
TC2

FC2

FC1

Output
Q*
 Perusahaan yang melakukan investasi yang signifikan di
bidang teknologi. Perusahaan tersebut ditandai dengan
TC2 (total cost atau biaya total). Karena perusahaan
melakukan investasi yang signifikan di bidang teknologi,
kemudian di kapitalisasi, maka depresiasi yang
dibebankan menjadi tinggi. Dengan kata lain biaya tetap
perusahaan tersebut cukup tinggi (FC2).Tetapi biaya
variabel perusahaan tersebut lebih rendah. Karena itu
slope dari TC2 cenderung lebih datar.
 Perusahaan yang investasi di bidang teknologinya lebih
sedikit akan menggunakan mesin yang lebih sedikit.
Karena itu depresiasinya lebih sedikit, dan biaya tetapnya
lebih kecil, seperti yang ditunjukkan oleh FC1. Tetapi biaya
variabelnya lebih besar, sehingga slope dari TC1 lebih
besar dibandingkan dengan slope dari TC2
Ilustrasi Risiko Teknologi
IBM pada tahun 1970-an merupakan perusahaan yang
terkemuka dengan produk andalannya yaitu computer
mainframe. Pangsa pasar computer mainframe mencapai
lebih dari 90%. Pada tahun 1980-an, computer PC mulai
populer. IBM termasuk salah satu perusahaan yang
mempopulerkan PC. Tetapi PC tersebut tidak pernah
dianggapsebagai produk serius. Ketika PC semakin baik,
semakin andal, banyak perusahaan yang beralih dari
mainframe ke PC, karena biayanya yang lebih murah. IBM
terlambat mengantisipasi sehingga penjualan mainframe
jatuh. IBM berada dalam krisis besar. Untungnya Direktur
baru berhasil melakukan perubahan sehingga IBM bisa
bertahan sampai sekarang.
Pada tahun 1990-an, floppy disk sempat mendapat persaingan dari
produk baru yaitu Zip-drive (buatan Iomega). Zip-drive mirip dengan disk
drive, bedanya Zip-drive lebih tebal, dan mempunyai kapasitas lebih
besar. Secara ekonomis Zip-drive tersebut lebih baik dibandingkan
dengan disk-drive. Karena itu beberapa PC mulai memasang Zip-drive
tersebut bersamaan dengan floppy disk-drive. Nampaknya Zip-drive akan
menjadi standar baru menggantikan floppy-drive. Tetapi karena sesuatu
hal, Zip-drive tidak pernah berkembang pesat apalagi menggantikan
floppy-drive. Beberapa analis menganggap kesalahan ada pada
perusahaan karena tidak bisa memanfaatkan momentum dengan cepat.
Tetapi sumber penghalang lain adalah munculnya teknologi penyimpanan
data yang lebih baik, seperti CD recordable dan writeable, yang lebih
murah dan mempunyai kapasitas yang jauh lebih banyak. Flash disk juga
mulai populer dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan
floppy-disk atau CD. Zip-drive gagal menjadi standar dalam PC karena
munculnya teknologi baru yang lebih baik.
RISIKO LAINNYA

Disamping risiko perubahan kurs dan risiko


teknologi, masih banyak risiko spekulatif lainnya
yang dihadapi oleh perusahaan, seperti:

 Risiko Likuiditas
 Risiko Politik (Sovereign Risk)
Risiko Likuiditas
 Risiko likuiditas terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan
membayar kewajiban jangka pendek.
 Jika risiko likuditas tidak ditangani dengan baik, risiko tersebut
bisa meningkat menjadi risiko solvabilitas atau solvency risk,
yang bisa mengakibatkan kebangkrutan perusahaan.
 Sebagai contoh, misalkan perusahaan tidak bisa melunasi hutang
dagangnya  risiko likuiditas. Kreditor meminta untuk merubah
hutang dagang menjadi hutang wesel. Sekarang hutang wesel
mempunyai kekuatan hukum, karena perusahaan secara tertulis
berjanji untuk melunasi hutang wesel pada tanggal tertentu di
masa mendatang. Jika perusahaan gagal melunasi hutang
wesel, bukannya tidak mungkin kreditor tersebut meminta
pengadilan untuk membangkrutkan perusahaan  risiko
solvency.
Pengukuran Risiko Likuditas

Perusahaan biasa bisa menggunakan rasio likuiditas seperti


rasio lancar dan acid ratio untuk mengukur risiko likuditas
tersebut, seperti berikut ini.

Rasio lancar = ( Aktiva Lancar / Hutang Lancar)


Acid ratio = ( Aktiva Lancar – Persediaan ) / Hutang Lancar

Anggaran kas atau peramalan kas untuk melihat potensi risiko


likuiditas.
Risiko Likuiditas Perbankan

Bank sektor yang paling rentan terhadap risiko


likuiditas karena struktur modalnya (sebagian
besar adalah dana pihak ketiga)
Sumber risiko likuditas perbankan:
(1) sisi aktiva
(2) sisi pasiva
 Sisi Aset: Jika bank memberikan jaminan atau komitmen untuk memberikan
hutang sejumlah tertentu di masa mendatang (misal tiga bulan). Misalkan
tiga bulan mendatang calon debitur datang ke bank untuk memanfaatkan
janji bank tersebut, maka bank harus bisa menyediakan sejumlah uang yang
telah dijanjikan. Jika bank gagal memberikan sejumlah uang tersebut, maka
bank menghadapi risiko likuditas.

 Sisi Pasiva: Sumber dana bank sebagian besar berasal dari dana pihak
ketiga dalam bentuk tabungan dan deposito yang sangat likuid. Jika
penarikan dana oleh masyarakat terjadi lebih besar dari yang diperkirakan,
maka bank tersebut bisa menghadapi krisis likuiditas. Jika krisis tersebut
tidak ditangani, perusahaan bisa terancam kelangsungannya. Misalkan
masyarakat menjadi panic karena tidak bisa mengambil tabungannya, atau
muncul rumor tertentu yang tidak baik, masyarakat bisa mengalami krisis
kepercayaan terhadap bank tersebut. Sebagai akibatnya, masyarakat akan
menarik dananya secara bersamaan dari bank tersebut. Bank bisa jatuh
karena sumberdana menghilang, ditarik masyarakat secara bersamaan.
Risiko Politik (Soverign Risk)

 Jika perusahaan merupakan perusahaan


multinasional yang beroperasi di banyak
Negara, maka perusahaan tersebut akan
menghadapi risiko politik. Risiko politik bisa
didefinisikan sebagai kejadian di Negara tujuan
investasi (host) yang bisa menggangu aliran
kas perusahaan multinasional.

 Risiko politik merupakan garis kontinum dari


yang paling ringan sampai ke yang paling
berat.
Bagan 6. Risiko Politik

Paling Ringan Paling Berat

Perubahan Peraturan Kerusuhan Sosial Pengambilalihan

Salah satu indikator untuk melihat risiko politik di suatu Negara adalah
risiko Negara (country risk). Beberapa lembaga menerbitkan risiko
Negara-negara di dunia, mulai dari Negara dengan risiko rendah,
tinggi, sampai terlarang. Perusahaan multinasional akan
memperhatikan risiko Negara jika mereka memutuskan untuk
melakukan investasi di Negara tersebut.
Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
eksposur akuntansi!
2. Jelaskan kenapa perusahaan dengan
teknologi tinggi lebih efisien! Berikan
contoh!
3. Jelskan apa yang dimaksud dengan
deprisiasi! Berikan contoh!
Latihan Soal
1. Nilai suatu mata uang relative terhadap mata uang
lainnya, disebut :
a. Kurs
b. Bursa Efek
c. Inflasi
d. Depresiasi
e. Devaluasi
Latihan Soal
2. Eksposur yang terjadi karena perusahaan memasuki
kontrak tertentu adalah:
a. Eksposur Risiko
b. Eksposur Ekonomi
c. Eksposur Transaksi
d. Eksposur Akuntansi
e. Eksposur Politik
Latihan Soal
3. Nilai perusahaan yang rentan terhadap perubahan
kurs, disebut:
a. Eksposur Risiko
b. Eksposur Ekonomi
c. Eksposur Transaksi
d. Eksposur Akuntansi
e. Eksposur Politik
Latihan Soal
4. Perusahaan mengalami kesulitan membayar kewajiban
jangka pendek, disebut:
a. Risiko Solvabilitas
b. Risiko Rentabilitas
c. Risiko Ekuitas
d. Risiko Likuiditas
e. Risiko Akuntansi
Latihan Soal
5. Sumber dana bank sebagian besar berasal dari dana
pihak ketiga dalam bentuk tabungan dan deposito yang
sangat likuid, disebut:
a. Neraca
b. Aktiva Tetap
c. Aktiva Lancar
d. Sisi Asset
e. Sisi Pasiva
PERTEMUAN 14

PERAN ASURANSI
SEBAGAI PENGALIH Risiko
DEFINISI ASURANSI
 Asuransi merupakan sebuah lembaga
yang didirikan atas dasar untuk
menstabilkan bisnis dari berbagai risiko
yang mungkin terjadi, dengan harapan
pada saat risiko dialihkan ke pihak
asuransi maka perusahaan menjadi lebih
fokus dalam menjalankan usaha. Jaminan
yang diberikan oleh pihak asuransi adalah
pembayaran klaim kepada nasabah.
DEFINISI ASURANSI
 Asuransi menurut KUHD (Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang) Pasal 246 adalah, “Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian,
yang mana seorang penanggung mengikatkan
diri pada tertanggung dengan menerima suatu
premi, untuk memberi penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan di deritanya karena suatu
peristiwa yang tak tentu”.
UNSUR ASURANSI
Unsur-unsur asuransi sebagai berikut:
 Pihak Tertanggung (insured) yang berjanji untuk
membayar uang premi kepada pihak penanggung.
 Pihak Penanggung (insurer) yang berjanji
membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak
tertanggung.
 Suatu Peristiwa (accident) yang tak tentu (tidak
diketahui sebelumnya).
 Kepentingan (interest) yang mungkin akan
mengalami kerugian karena peristiwa yang tak
tentu.
MANFAAT ASURANSI
Manfaat asuransi sebagai berikut:
 Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir
risiko.
 Asuransi sebagai pihak pengganti kerugian.
 Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak
tertanggung yang disebabkan rasa takut dan
kekhawatiran.
 Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan
struktur harga yang optimum.
 Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil.
TUJUAN DAN FUNGSI ASURANSI
Tujuan asuransi secara umum sebagai berikut:
1. Pengalihan risiko
2. Pembayaran ganti rugi
3. Pembayaran santunan
4. Kesejahteraan anggota

Ditinjau dari perusahaan asuransi, tujuan asuransi adalah:


1. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan yang diderita oleh
tertanggun
2. Memberikan dorongan ke arah perkembangan ekonomi yang lebih maju
3. Menghilangkan keragu-raguan bagi usahawan dalam menjalankan usaha
atau pekerjaannya
4. Menjamin penanaman modal investor
5. Memperoleh hasil berupa premi atas imbalan jasa yang diberikan
TUJUAN DAN FUNGSI ASURANSI
Fungsi asuransi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 Fungsi Primer

a. Pengalihan Risiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan
risiko/kerugian (chance of loss) dari tertanggung sebagai
”Original Risk Bearer” kepada penanggung (a risk transfer
mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa
kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa
tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang
pasti merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim
dengan syarat pembayaran premi.
TUJUAN DAN FUNGSI ASURANSI
b. Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang
polis) yang akan dibayarkan kepada mereka yang
mengalami kerugian (evenemen), dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya asuransi yang dibayar
oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian
rupa sehingga dana tersebut berkembang, yang kelak akan
akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang
mungkin akan diderita salah seorang tertanggung. .
TUJUAN DAN FUNGSI ASURANSI
c. Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran
premi yang dilakukan oleh masing-masing tertanggung
adalah seimbang dan wajar sebanding dengan risiko yang
dialihkannya kepada penanggung (equitable premium).
Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of
premium) dikalikan dengan nilai pertanggungan. .
TUJUAN DAN FUNGSI ASURANSI
 Fungsi Sekunder
a. Export terselubung (invisible export) sebagai penjualan
terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata
(intangible product) keluar negeri.
b. Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi)
Adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha,
mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki
manfaat sosial, dan sebagai tabungan.
c. Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings.
d. Sarana pencegah dan pengendalian kerugian.
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
1. Insurable Interest
 Insurable interest (kepentingan yang dapat diasuransikan), yaitu
setiap pihak yang bermaksud mengadakan perjanjian asuransi
harus mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan, artinya
tertanggung harus mempunyai keterlibatan sedemikian rupa,
dengan akibat dari suatu peristiwa yang belum pasti terjadi dan
yang bersangkutan menderita kerugian akibat dari peristiwa itu.
 Insurable interest merupakan hak untuk mengasuransikan, yang
timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan
yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Berdasarkan prinsip
ini, pihak yang bermaksud akan mengasuransikan sesuatu harus
mempunyai kepentingan dengan barang yang akan diasuransikan.
Dan agar kepentingan itu dapat diasuransikan, maka kepentingan
itu harus dapat dinilai dengan uang.
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
2. Utmost Good Faith
 Utmost Good Faith yaitu adanya itikad baik dari kedua
belah pihak. Tertanggung dan penanggung tidak boleh
mengembangkan fakta yang dapat menyebabkan
kerugian bagi pihak lain. Prinsip keterbukaan (utmost
good faith) ini terkandung dalam ketentuan Pasal 251
KUH Dagang yang pada intinyamenyatakan bahwa
penutupan asuransi baru sah apabila penutupannya
didasari iktikad baik.
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
3. Indemnity
 Indemnity yaitu berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung
pada saat setelah mengalami kerugian sebagaimana pada posisi
sebelum menuai kerugian yang disebabkan peristiwa yang tidak
diinginkan seiring dengan ketidakpastian itu sendiri. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa indemnity merupakan prinsip ganti
rugi oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung. Patut
diketahui oleh nasabah bahwa prinsip semacam ini tidak berlaku
bagi produk asuransi jiwa atau asuransi kecelakaan. Karena, pada
dasarnya, prinsip indemnity sama sekali tidak bertalian dengan
penggantian kerugian finansial yang dialami tertanggung. Selain itu,
dalam prinsip indemnity, tertanggung sama sekali tidak dibenarkan
untuk memperoleh pembayaran ganti rugi melebihi kepentingan
tertanggung terhadap objek yang dipertanggungkan.
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
4. Proximate Cause
 Proximate Cause merupakan salah satu prinsip penting dalam
penyelesaian santunan. Dengan menggunakan prinsip ini, maka
suatu peristiwa dapat ditentukan penyebabnya. Penggantian
kerugian oleh perusahaan asuransi hanya akan dibayarkan apabila
peristiwa yang dominan menimbulkan kerugian itu termasuk dalam
jaminan polis asuransi yang bersangkutan

5. Subrogation and Contribution


 Prinsip indemnity atau ganti rugi merupakan suatu konsekuensi
logis atas suatu klaim. Konsekuensi logis tersebut merupakan
prinsip ganti rugi yang terdiri dari subrogation (subrogasi)
dan contribution (kontribusi)
TRANSFER RISIKO
Secara umum ada 2 (dua) bentuk transfer risiko yang dapat dilakukan
oleh perusahaan atau individu, yaitu:
1. Mentransfer risiko ke perusahaan asuransi. Perusahaan
mendaftarkan dirinya ke perusahaan asuransi. Pendaftaran ke
perusahaan asuransi ini dapat dilakukan seperti:
- Asuransi pada benda-benda yang dimiliki oleh perusahaan.
Seperti: Kendaraan, mesin, bangunan, komputer, dll.
- Asuransi jiwa dan kesehatan, mencakup asuransi yang dilakukan
pada setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut.
2. Mentaransfer risiko ke perusahaan non asuransi. Perusahaan
akan memindahkan sejumlah risiko yang akan dialaminya ke
perusahaan lainnya, seperti:
- Perusahaan mentransfer sejumlah pekerjaan kepada pihak lain
- Perusahaan memindahkan sejumlah aset dari bentuk uang ke
bentuk benda seperti tanah, gedung, dll.
RISIKO SEKTOR BISNIS ASURANSI
1. Permasalahan pada saat klaim asuransi terjadi bagi pihak perusahaan
asuransi harus menyediakan dana sesuai dengan kesepakatan
perjanjian.
2. Jika perusahaan asuransi membuka kantor di kawasan yang
berdekatan dengan daerah berpotensi bencana, maka pada saat
terjadi bencana klaim asuransi yang harus dibayarkan bersifat
keseluruhan.
3. Pihak perusahaan akan berusaha menghindari menerima klien yang
mencoba mengasuransikan produk yang memiliki tingkat risiko tinggi.
4. Secara internal bagi perusahaan asuransi risiko yang terjadi
menyangkut ketidakjujuran yang dilakukan oleh para karyawannya.
5. Faktor ketidakjujuran yang dilakukan oleh para audit internal
perusahaan.
6. Risiko keputusan manajemen menyangkut dengan keputusan
pengalokasian dana yang tidak tepat.
SYARAT-SYARAT SUATU RISIKO DAPAT
DIASURANSIKAN

Risiko yang dapat diasuransikan harus memenuhi syarat-syarat


berikut:
1. Kerugian potensiil cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi,
sehingga membuat perusahaan asuransi dapat bekerja
seekonomis mungkin (kelayakan ekonomis).
2. Probabilitas kerugian dpat diperhitungkan.
3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka (expose) terhadap
risiko yang sama.
4. Kerugain yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous).
5. Kerugian tertentu (definite).
6. Bukan risiko catastrophe (bencana besar dan serentak).
PERAN ASURANSI SWASTA DAN PEMERINTAH
DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN RISIKO

 Ruang lingkup penanganan risiko yang dilakukan oleh pihak


swasta masih menanggung risiko yang lebih kecil sedangkan
asuransi milik pemerintah menanggung risiko yang lebih besar.
 pemerintah melalui kekuatan perpajakannya, mungkin juga
mensubsidi program-program masyarakat atau swasta, bahkan
perusahaan asuransi pemerintah lebih suka melakukan operasi
yang lebih stabil yang dimungkinkan apabila penaksiran risiko
merupakan aprosimasi risiko ideal yang bisa ditanggung.
 Salah satu program yang ditawarkan pemerintah dalam bidang
LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) dan bantuan BLBI (Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia) adalah bentuk pengamanan agar
stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat terjaga.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

Persamaan :
 Keduanya merupakan kegiatan manajemen, yang berkaitan dengan upaya
penanggulangan risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan.

Perbedaan :
Manajemen Risiko
 Lebih menekankan kegiatannya pada menemukan dan menganalisa risiko
murni
 Tugas hakekatnya hanya memberikan penilaian belaka terhadap semua
teknik penanggulangan risiko (termasuk asuransi)
 Pelaksanaan programnya menghendaki adanya kerja sama dengan
sejumlah individu dan bagian-bagian dari perusahaan
 Keputusan manajemen risiko mempunyai pengaruh yang lebih besar/luas
terhadap operasi perusahaan
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

Asuransi
 Merupakan salah satu cara menanggulangi risiko murni
tertentu.
 Tugasnya menangani seluruh proses pengalihan risiko.
 Melibatkan jumlah orang dan kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil.
 Keputusan di bidang asuransi mempunyai pengaruh
yang lebih terbatas
Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian asuransi!
2. Prinsip-prinsip dasar asuransi sering kali juga
disebut sebagai doktrin asuransi. Mencakup
apa saja prinsip-prinsip asuransi dan jelaskan!
3. Jelaskan dimana perbedaan penanganan risiko
yang dilakukan oleh swasta dan pemerintah!
Latihan Soal
1. Suatu perjanjian, yang mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima
suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, disebut:
a. Risiko
b. Financing
c. Kontrak
d. Leasing
e. Asuransi
Latihan Soal
2. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian
karena peristiwa yang tak tentu, disebut:
a. Interset
b. Accident
c. Insurer
d. Insured
e. Premi
Latihan Soal
3. Setiap pihak yang bermaksud mengadakan perjanjian
asuransi harus mempunyai kepentingan yang dapat
diasuransikan, disebut:
a. Utmost Good Faith
b. Idemnity
c. Insurable Interest
d. Subrogation
e. Proximate Case
Latihan Soal
4. Adanya itikad baik dari kedua belah pihak, disebut:
a. Utmost Good Faith
b. Idemnity
c. Insurable Interest
d. Subrogation
e. Proximate Case
Latihan Soal
5. Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran
premi yang dilakukan oleh masing-masing tertanggung
adalah seimbang dan wajar sebanding dengan risiko yang
dialihkannya kepada penanggung (equitable premium),
disebut:
a. Pengalih Risiko
b. Premi Seimbang
c. Penghimpun Dana
d. Premi Asuransi
e. Klaim Asuransi
Nama File : Kunci Jawaban_Manajemen Risiko

Kode
Pertemuan Materi Pertemuan Kunci Jawaban
Matakuliah
1 Konsep Dasar Manajemen Risiko AEABC
2 Tujuan dan Fungsi Manajemen Risiko DABCA
3 Kerangka Kerja Enterprise Risk Management (ERM) BECBA
4 Identifikasi dan Penilaian Risiko EABAD
5 Prinsip-Prinsip Pengukuran Risiko CBABE
6 Pengendalian Risiko ABEDC
7 Kuis/Tugas/Latihan
8 UTS
9 Risiko Kesehatan, Kecelakaan Kendaraan dan Kecelakaan Kerja DBAAE
10 Risiko Perubahan Tingkat Bunga CBAED
11 Risiko Pasar dan Risiko Kredit ACCAE
12 Risiko Operasional DECBA
13 Risiko Spekulatif Lainnya ACBDE
14 Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko EACAB
15 Kuis/Tugas/Latihan
16 UAS

Anda mungkin juga menyukai