PENGENDALIAN RISIKO
Kelompok 6:
Annisa Farah Nabila (1813290019)
Celly Afrilaningtyas (1813290024)
i
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh...
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT., karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“PENGENDALIAN RISIKO”. Dan tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah aspek hukum.
WassalamualaikumWarahmatullahWabarakatuh...
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
3
A. Konsep Dasar Pengendalian Risiko
1. Pengertian Pengendalian risiko
Untuk risiko yang tidak dapat dihindari, organisasi perlu melakukan pengendalian
risiko dengan menggunakan dua dimensi, yaitu probabilitas dan severity.Pengendalian
risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian, mengurangi tingkat
keseriusan (severity), atau keduanya.
Dari sisi tinning (waktu), pengendalian risiko dapat dilakukan sebelum, selama, dan
sesudah toko terjadi.Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan training untuk
karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk menghindari kecelakaan
kerja.Karena dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan kerja, aktivitas tersebut
merupakan aktivitas sebelum risiko terjadi.Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada
saat terjadinya risiko. Sebagai contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan
mengembang jika terjadi kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah
risiko terjadi.
4
Lingkungan kendali adalah paying untuk keempat komponen lainnya.Tanpa suatu
lingkungan kendala yang efektif, keempat komponen lainnya tidak mungkin
menghasilkan pengendalian internal yang efektif, dengan mengabaikan mutu mereka.
Dengan adanya definisi pengendalian internal yang lebih luas dari COSO itu, secara
fundamental terdapat titik temu antara pengendalian intern yang selama ini berkembang
dalam sektor swasta, dengan pengendalian manajemen yang terutama berkembang
dalam sektor public. Menurut GAO, apabila pengendalian intern itu merupakan bagian
integral dari system yang digunakan oleh manajemen yang tidak terbatas pada aspek
keuangan saja, pengendalian intern itu memiliki pengertian yang sama dengan
pengendalian manajemen.
Intinya “suatu system pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan
mencapai tujuan dan sasarannya.
5
4. Komponen Sistem Pengendalian Manajemen
Untuk itu, manajemen dan staf harus menciptakan dan memelihara lingkungan
dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif dan dukungan terhadap
pengendalian manajemen dan kesadaran manajemen.Lingkungan pengendalian yang
positif merupakan landasan bagi seluruh standar pengendalian manajemen.Lingkungan
pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan, struktur, dan suasana yang
memengaruhi mutu pengendalian manajemen.
Dalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu melakukan
hal-hal berikut
6
mendokumentasikan pemahamannya dalam bentuk daftar pertanyaan
pengendalian intern, bagan alir, dan/ atau memorandum naratif.
b. Mengidentifikasi salah saji material.
c. Identifikasi pengendalian diperlukan.
d. Melakukan pengujian pengendalian
Pada kedua pendekatan tersebut ada beberapa alat yang dapat dipakai untuk
menanggulangi risiko yang dihadapi. Manajer risiko dalam menggunakan alat-alat
tersebut mengadakan kombinasi dari dua cara atau lebih agar upaya penanggulangan
risiko dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Dalam pendekatan dalam penanganan risiko (risk control) ada beberapa alat/ metode
yang dapat digunakan, antara lain:
1) Menghindarinya,
7
2) Mengendalikan;
3) Memisahkan;
4) Melakukan kombinasi atau pooling;
5) Memindahkan;
2. Menghindari Risiko
a. Cara Mengendalikan Risiko
Salah satu cara mengendalikan risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau
kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan cara berikut;
1) Tidak ada kemungkinan menghindari risiko. Semakin luas risiko yang dihadapi,
semakin besar ketidakmungkinan untuk menghindarinya. Misalnya, jika ingin
menghindari semua risiko tanggung jawab, semua kegiatan perlu dihentikan.
2) Faedah atau laba potensial yang akan diterima dari sebab pemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan,
akan hilang jika melaksanakan pengendalian risiko.
3) Semakin sempit risiko yang dihadapi, semakin besar kemungkinan akan tercipta
risiko yang baru. Misalnya, menghindari risiko pengangkutan dengan kapal dan
menukarnya dengan pengangkutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan
dengan pengangkutan darat.
9
a. Mencegah lahirnya hazard pada kesempatan pertama.
b. Mengurangi jumlah atau besarnya hazard. Contoh: mengurangi kecepatan mobil
untuk menghindari kecelakaan.
c. Mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk atau jika hazard sudah ada
sebelumnya. Contoh: mensterilkan susu sebelum diminum untuk mencegah
infeksi melalui susu.
d. Mengubah kecepatan atau kekuatan keluarnya hazard dari sumbernya. Contoh:
membagi aliran sungai menjadi beberapa sungai untuk mengurangi derasnya
aliran sungai, untuk mencegah terjadinya pengikisan tepian sungai.
e. Memisahkan objek dari sumber yang dapat menghancurkannya. Pemisahan
dalam arti pemisahan tempat ataupun waktu. Contoh: membuat tanggul sungai
untuk menghindari banjir.
f. Memisahkan hazard dari objek yang harus dilindungi dengan suatu sekat
pemisah. Contoh: karyawan harus memakai sarung tangan karet untuk
mencegah tertular dengan bibit penyakit; makanan dibungkus, ke dimasukkan
kedalam kaleng untuk menghindari pencemaran.
g. Mengubah kualitas dasar yang releven dari hazard. Contoh: jalan diberi jalur
pemisah antara jalur yang berlawanan arah untuk mengurangi bahaya tabrakan.
h. Menjadikan objek lebih tahan terhadap hazard yang akan merusaknya. Contoh:
imunisasi untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
i. Melakukan tindakan kontra untuk menahan bertambah parahnya kerusakan.
Contoh: memasang tanggul menahan gelombang untuk mencegah kerusakan
pantai dari abrasi.
j. Menstabilkan, mereparasi, dan merehabilitasi objek yang terkena peril. Contoh:
memperbaiki mesin yang terkena peril untuk mencegah kerusakan produk yang
dihasilkan.
Tindakan pengenalan risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi kondisi yang
direncanakan untuk dikendalikan. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan
keparahan kerugian dari kecelakaan lalu lintas bergantung pada kondisi-kondisi dalam:
Konsep Haddon ini dapat diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain.
10
Table 7.1
Kerugian Lokasi
Kerusakan kebakaran terhadap Orang yang menggunakan bangunan itu
bangunan dan masyarakat disekitarnya.
Tanggung-gugat produk Pemakai produk, pembuat produk-
produk itu, dan lingkungan hokum.
1) fase perencanaan
2) fase pengamanan-perawatan
3) fase darurat
semua perubahan yang mendasar dari operasi, seperti pembelian mesin baru,
penambahan bangunan, dan sebagainya harus didahului dengan perencanaan
pengendalian kerugian. Fase perencanaan dilakukan segala pertimbangan untuk
mengadakan perubahan yang dianggap perlu berdasarkan sudut pencegahan kerugian
atau pengurangi kerugian.
Fase darurat meliputi program-program yang menjadi efektif dalam keadaan darurat,
misalnya pengadaan fasilitas pemadam kebakaran.
11
1) Memperkecil kans/kemungkinan/kesempatan terjadinya kerugian
2) Mengurangi keparahan jika suatu risiko kerugian memang terjadi.
Contoh: kans kerugian karna kebakaran dapat dikurangi dengan konstruksi yang
memakai bahan-bahan tahan api; kans kerugian memperketat pengawasan mutu,
memonitor pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh salesman/bagian iklan,
memilih penyalur dengan hati-hati; kans kecelakaan kerja dapat dikurangi dengan
mengadakan pertemuan-pertemnuan untuk membahas keselamatan kerja,
mengharuskan karyawan memakai perlengkapan keselamatan kerja.
Langkah awal dalam pengendalian risiko adalah melakukan identifikasi dan analisis
terhadap kerugian-kerugian yang telah terjadi dan hazard yang menyebabkan suatu
kerugian atau yang mungkin menyebabkan pada masa mendatang. Agar langkah
tersebut dapat berhasil dengan baik, diperlukan system pelaporan yang komprehensif
dan inspeksi secara berkala.
1) Analisis kerugian
Untuk mendapatkan informasi yang memadai atas kerugian, manajer risiko dapat
membangun jaringan pemberi informasi dan formulir untuk melaporkan kerugian.
Pemberi informasi yang utama adalah para supervisor lini yang bertanggung jawab
terhadap operasi tempat peril itu terjadi. Karena merekalah yang dapat menyediakan
informasi terperinci mengenai peril yang telah terjadi dan dengan mengisi formulir
pelaporan dengan sempurna, mereka akan lebih waspada terhadap apa yang
menyebabkan terjadinya peril dan tentang pentingnya mengendalikan sebab-sebab
tersebut.
12
a) Menilai performance pada manajer lini;
b) Mengevaluasi operasi perusahaan sehingga dapat menetapkan operasi yang
perlu diperbaiki;
c) Mengidentifikasi hazard yang bersangkut paut dengan peril;
d) Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi manajer dan
karyawan agar menaruh perhatian besar terhadap pengendalian kerugian;
Informasi dapat pula diperoleh dari data-data statistic, yang dari data mana dapat
diperoleh:
2) Analisis hazard
Analisis hazard tidak harus dibatasi hanya pada hazard yang telah mengakibatkan
terjadinya peril diperusahaannya, tetapi menyelidiki pula hazard yang mungkin akan
muncul, hazard dari pengalaman perusahaan lain atau pengalaman dari perusahaan
asuransi.
Alat-alat yang dapat digunakan dalam menemukan hazard melalui inspeksi, antara
lain checklist dan fault tree analysis.
Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari sudut manfaat
dan biayanya, artinya upaya yang digunakan harus “economical feasible”.Oleh karna
itu, perlu pula dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut:
Kerugian yang timbul karena peril yang sering diperhitungkan/ dialokasikan lebih
rendah dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini karena adanya kerugian lain yang
13
tersembunyi, yang tidak terlihat secara langsung pada saat terjadinya peril (umumnya
dikategorikan “kerugian tidak langsung”). Kerugian-kerugian tersebut sebagai berikut:
a) Kerugian karena hilangnya waktu kerja dari karyawan yang cedera karena
terjadinya peril.
b) Kerugian karena hilangnya waktu kerja bagi karyawan lain, yang menolong
karyawan yang terkena peril.
c) Kerugian dari waktu yang terpakai supervisor untuk menyiapkan laporan peril
dan melatih karyawan lain untuk mengganti karyawan yang terkena peril.
d) Kerugian yang berkenaan dengan rusaknya mesin, peralatan harta yang lain,
yang tidak langsung diakibatkan oleh peril. Contohnya mesin rusak karena gardu
listrik terkena peril.
e) Kerugian berkenaan dengan pembayaran penuh upah/ gaji karyawan yang telah
pulih dari cederanya, tetapi kemampuannya menurun.
f) Kerugian karna hilangnya waktu produksi, terutama selama rehabilitasi terhadap
mesin/peralatan yang terkena peril.
14
3. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk
pencegahan, misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi
peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara aggregate
berdasarkan departemen dan berdasarkan exposure.
4. Pemisahan
Pemisah di sini adalah menyebabkan harta yang menghadapi risiko yang sama,
menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Misalnya, jika mempunyai banyak truk,
tindakan pemisahan dilakukan dengan menempatkan barang persediaannya dalam
beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang persediaan tidak dalam satu
gudang saja, tetapi dipisahkan dalam dua atau lebih.Maksud pemisahan ini adalah
mengurangi jumlah kerugian untuk satu peristiwa.
Contoh :
- perusahaan transportasi memperbanyak armada truknya agar probabilitas terjadinya
kecelakaan diperkecil.
-Perusahaan asuransi mengombinasikan risiko murni dari banyak tertanggung,
15
D. PEMBIAYAAN RESIKO
2. Noninsurance Transfer
Contoh:
16
D.Bonding,dimana penjamin memberikan jaminan kepada obligee(yang diberi jaminan)
atas pemenuhan kewajiban dari prinsipal(yang dijamin)
Retensi bersifat aktif apabila manajer resiko telah mempertimbangkan metode metode
lain untuk menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak
memindahkan kerugian potensial tersebut ,sehingga jika terjadi peril kerugian nya akan
diperhitungkan sebagai “biaya yang tidak terduga”
3) jika perkiraan expected loss dari manajer risiko lebih rendah daripada perkiraan
perusahaan asuransi
17
1) jika biayanya lebih rendah dibandingkan dengan yang akan dibebankan oleh
perusahaan asuransi
2) jika expected loss-nya lebih rendah daipada yang diperkirakan perusahaan asuransi
3) jika unit yang menhadapi risiko yang sama banyak jumlahnya sehigga risikonya lebih
rendah dan probabilitaas dapat diperhitungkan dengan lebih akurat
4 Tujuan manajemen risiko menerima variasi yang besar dalam kerugian tahunan
Beberapa hal yang menyebabkan penggunaan retensi kurang menarik untuk menagani
risik adalah sebagai berikut.
1) Biaya yang dikeluarkan dengan meretensi lebih besar daripada biaya yang
dibebankan oleh pihak asuransi
3) Exposure unit-nya sedikit ,yang berarti bahwa risiko nya tinggi sehingga perusahaan
yang bersangkutan tidak sanggup meramalkan besarnya kerugian secara memuaskan
18
8. Perarturan perpajakan yang lebih menguntungkan jika di asuransikan (biaya
pemindahan termasuk biaya)
Dalam hal ini perusahaan tidak menyediakan dana khusus untuk meretensi
risiko. Jika terjadi peril,kerugiannya diperhitungkan sebagai biaya,jadi,langsung
mengurangi keuntungan
Membentuk dana cadangan dari bagian laba yang disisihkan sehingga apabila
terjadi peril akan mengurangi besarnya dana cadangan. Cara ii mengandung
kelemahan berikut :
3. Apakah pembentukan dana semacam ini dapat diizinkan oleh pemerintah ditinjau
dari segi perpajakan.
19
Perusahaan membentuk perusahaan asuransi, Yang seluruh nasabah nya atau
sebagian besar berasal dari perusahaan pendiri itu sendiri. Keuntungan cara ini adalah
Captive Insurer dapat melakukan re-asuransi.
20