Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL 2

"Peranan Manajemen Produksi dalam menopang kelangsungan hidup


perusahaan"

DISUSUN OLEH:
Nama: Nurul Azmi (19310299)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KELAS B REGULER PAGI BANJARMASIN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN(UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

BANJARMASIN
BAB I
PEMBAHASAN

A. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk
dapat juga berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa yang di hasilkan,
peran manajemen produksi terasa sangat semakin penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk mengakinatkan pemborosan
dalam bentuk menumpuknya persediaan.

B. Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting yaitu:


1. Adanya orang yang lebih dari satu
2. Adanya tujuan yang ingin dicapai
3. Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut

C. Perkembangan Manajemen Produksi


Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia
menghuni bumi ini. Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di
terapkan sejak jaman kuno. Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang di
perkirakan di tulis tahun 1300 sebelum masehi menunjukan bahwa organisasi
dan administrasi negara telah di terapkan oleh para pelaksana negara pada
zaman kuno.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari
manajemen itu mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing.
Manajemen produksi termasuk ke dalam bidang manajemen yang
mengkhususkan tujuannya. Manajemen produksi berkembang mengikuti
perkembangan konsumsi masyaakat terhadap produk yang di hasilkan.
Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa
faktor yang menunjang yaitu:
1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
2. Revolusi industri
3. Perkembangan alat dan teknologi
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja

D. Proses Produksi
Proses produksi dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:
1. Berdasarkan kelangsungan hidup terbagi kedalam 2 bagian:
a. Proses produksi terus menerus (Continuous production)
b. Proses produksi yang terputus-putus (Intermiten Production)
2. Berdasarkan teknik terbagi kedalam 4 bagian:
a. Proses ekstraktif
b. Proses analitis
c. Proses pengubahan
d. Proses sintesis
3. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
a. Perencanaan sistem produksi.
b. Perencanaan produksi.
c. Perencanaan lokasi produksi.
d. Perencanaan letak fasilitas produksi.
e. Perencanaan lingkungan kerja.
f. Perencanaan standar produksi.
4. Fungsi Dan Sistem Produksi
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah:
a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan
untuk pengolahan masukan (inputs).
b. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian
yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
c. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian
dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu
dasar waktu atau tertentu.
d. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs)
pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
5. Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi
Secara umum, manajemen bisnis global (internasional) meliputi dua
hal yaitu kegiatan produksi dan manajemen bahan baku. Kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan tujuan untuk menekan biaya penciptaan nilai dan
untuk melayani kebutuhan konsumen dengan baik (nilai tambah).
Produksi didefinisikan sebagai kegiatan mengubah barang mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga dapat menambah
nilai guna barang tersebut.Produksi merupakan kegiatan yang mencakup
penciptaan suatu produk. Namun istilah produksi tidak hanya digunakan
dalam penciptaan barang saja tetapi juga digunakan dalam kegiatan jasa.
Manajemen bahan adalah kegiatan mengatur (planing, organazing,
actuating, controlling) penyebaran material fisik melalui rantai nilai. Mulai
dari usaha mendapatkan material tersebut melalui produksi sampai
pendistribusiannya. Fungsi manajemen bahan bagi pihak internal
perusahaan adalah biaya produksi yang lebih rendah dan peningkatan
kualitas produk secara simultan melalui peniadaan produk rusak atau cacat
baik dari rantai supplay dan proses pabrikasi.
Perusahaan yang mengembangkan kontrol kualitasnya dapat
mengurangi biaya penciptaan nilai melalui 3 cara yaitu :
a. Memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam
memproduksi barang sehingga tidak terdapat produk yang kurang
berkualitas dan tidak dapat dijual.
b. Meningkatkan kualitas produk dengan menekan biaya pekerjaan
ulang (rework) dan biaya tambahan (scrap costs).
c. Meminimalkan biaya jaminan dan biaya pekerjaan ulang untuk
mendapatkan kualitas produk yang lebih baik.
Teknik manajemen utama yang digunakan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas produk mereka adalah Total Quality Management
(TQM). Fokus inti TQM adalah pada kebutuhan untuk mengembangkan
kualitas produk dan jasa perusahaan. Menurut Fandy Tjiptono (2000:23)
pengertian TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis yang
berupaya untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Terdapat 10 unsur dari TQM tersebut yaitu:
a. Fokus pada pelanggan
b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
c. Penggunaan pendekatan alamiah
d. Memiliki komitmen jangka panjang
e. Pembentukan tim kerja
f. Penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan
g. Pendidikan dan pelatihan
h. Kebebasan yang terkendali
i. Kesatuan tujuan
j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Selain itu, terdapat beberapa persyaratan dalam TQM, yaitu:
a. Komitmen dari manajemen puncak
b. Adanya stering committee (SC) dari seluruh bagian organisasi
c. Perencanaan dan publikasi
d. Pembentukan infrastruktur yang mendukung penyebarluasan dan
perbaikan berkesinambungan
6. JIT (just in time)
Adalah suatu sistem yang seimbang dimana terdapat sedikit atau
tidak ada barang setengah jadi atau dan barang jadi yang tertunda dan
menganggur. Yaitu dengan mengefisiensikan biaya penyimpanan bahan.
Dengan mendatangkan bahan tersebut tepat pada saat bahan tersebut
dibutuhkan dan bukan sebelumnya.
Produk yang dihasilkan tepat pada waktu dan dalam jumlah yang
diminta atau dibutuhkan oleh konsumen. Apabila terdapat bahan yang
cacat pada bahan yang masuk akan dapat segera dideteksi. Sehingga JIT
dapat meningkatkan kualitas produk dan kerusakan pada bahan dapat
diminimalisir.
Namun, sistem JIT ini memiliki kelemahan, yaitu perusahaan tidak
memiliki persediaan bahan, sehingga akan sulit bagi perusahaan apabila
terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi atau saat terjadi
lonjakan permintaan. Solusinya yaitu perusahaan harus memiliki beberapa
pemasok bahan yang dibutuhkan.
Selain pengurangan biaya dan peningkatan kualitas, ada dua sasaran
yang penting dalam bisnis internasional yaitu:
a. Pabrikasi dan manajemen bahan harus dapat menghimpun
permintaan dari respon lokal. Permintaan lokal meningkat dari
adanya perbedaan nasional dalam cita rasa dan preferensi
infrastruktur, saluran distribusi dan permintaan pemerintah.
Permintaan untuk merespon kebutuhan lokalmenciptakan
penekanan untuk mendesentralisasikan kegiatan produksi ke pasar
nasional atau regional utama tempat perusahaan melakukan bisnis.
b. Pabrikasi dan manajemen bahan harus dapat memberikan respon
yang cepat terhadap perubahan permintaan konsumen. Persaingan
berdasarkan waktu telah menjadi semakin penting. Dengan kata lain,
ketika permintaan konsumen cenderung meningkat dan perubahan
tidak dapat diramalkan, perusahaan yang dapat beradaptasi dengan
cepat terhadap perubahan-perubahan ini akan memperoleh
keuntungan.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya mempelajari manajemen produksi adalah topik-topik yang
dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi dan
pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses pembuatan
keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji
hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang
paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan
yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi.

B. Saran
Di samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya juga harus di
pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang
diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi
akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan
mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau
oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian
produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan
mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah
kerja bagi bagian produksi.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35343194/Manajemen_produksi
https://www.academia.edu/35343194/Manajemen_produksi

Anda mungkin juga menyukai