Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

(Direct Observation Prosedural Skill )

Nama Mahasiswa : Peni Raswati, S. Kep

NIM : 11194561911008
Tanggal : Kamis 1 Juli 2021
Ruang : ICU RS Idaman Banjarbaru

1. Identitas Pasien
Ny. N
Tanggal Lahir: 8 Juli 1965
Nomor rekam medik: 48 xx xx
2. Diagnosa Medis
Tumor otak
3. Tindakan Keperawatan
Pemebrian terapi O2
4. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Gangguan neuromuskular
5. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS : pasien mengeluh sesak nafas
DO :
 Pasien tampak sesak dan menggunakan otot bantu pernafasan
 Tampak ada pernafasan cuping hidung
 TTV
Tekanan Darah : 140/84 mmHg Heart Rate : 107 x/m
Temperature : 36,7 c Respirasi : 34 x/m
Spo2 : 89%
6. Prinsip tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan

1. Tahap pra tindakan


a. Persiapan alat
1) Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter, humidifier.
2) Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana / sungkup muka dengan
kantong udara/sungkup muka dengan parsial rebreathing.
b. Persiapan pasien
1) Posisikan pasien supinasi
2. Tahap tindakan
a. Kateter nasal / Kanul nasal:
1) Cuci tangan
2) Isi tabung humufider dengan water for irigation batas yang tertera.
3) Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen/sentral oksigen.
4) Cek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar pangatur konsentrasi O 2 dan
amati ada tidaknya gelembung udara dalam tabung flow meter.
5) Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow meter.
6) Alirkan oksigen ke: Kanul nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
7) Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan
panggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
8) Pasang alat kateter nasal / kanul nasal pada pasien.
9) Cuci tangan.
10) Rapikan peralatan kembali.
11) Dokumentasikan pada status pasien.
3. Tahap pasca tindakan
a. Evaluasi pasien
1) Kaji respon pasien setelah dilakukannya terapi oksigen
2) Kaji TTV pasien dan airway pasien.
b. Evaluasi tindakan
1) Pasien tampak rileks
2) Terpasang nasal kanul oksigen sesuai indikasi
3) Pasien menggunakan otot bantu pernapasan
4) Frekuensi pernapasan

7. Tujuan tindakan

 Memberikan O2 untuk memenuhi kebutuhan O2 pasien

 Mempertahankan kebutuhan metabolisme tubuh pasien

 Mempertahankan napas pasien

8. Bahaya Yang Dapat Terjadi


 Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan
aliran yang tepat pada pasien dengan retensi CO2 dapat menekan
ventilasi.
 Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi
tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur
jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan akibatnya
proses difusi di paru akan terganggu.

9. Analisa sentisis DOPS

Tumor otak

Masa dalam otak

Penekanan jaringan otak terhadap


sirkulasi darah & O2

Penurunan suplay O2 ke jaringan otak akibat


obstruksi sirkulasi otak

Hipoksia cerebral

Sianosis

Pola nafas tidak efektif

Pemberian terapi O2

11. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan


a. Terpasang nasal kanul oksigen 5 lpm
b. Spo2 meningkat dari 89%-95%
c. Pola napas pasien membaik
d. Respirasi pasien membaik
e. Sianosis berkurang

Banjarmasin, Juli 2021


Ners Muda,
Peni Raswati, S. Kep

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(………………………………) (………………………………)

Anda mungkin juga menyukai