Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA 

TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN O2 MELALUI NASAL KANUL

Nama klien          : Tn.L


Diagnosa Medis  : Cedera Kepala Ringan (CKR)
No register          : 0022xx

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
cairan atau sekret
Data Subjektif : Tn.L mengatakan sulit untuk batuk
Data Objektif:
a. Hasil Pemeriksaan Fisik Paru-Paru:
Inspeksi Frekuensi napas klien 26 kali/ menit; reguler; napas pendek,
, ada retraksi intercostalis, ada gerakan otot bantu
pernapasan saat klien bernapas, pengembangan paru kurang
maksimal.
Palpasi Ekspansi paru kanan dan kiri sama
Perkusi Terdengar bunyi stridor pada seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler .

b. Saturasi O2 : 90%
c. Tanda-tanda vital dengan TD: 110/80 mmHg, RR: 26 x/menit, HR: 90
x/menit teraba lemah dan T: 36,5°C
2. Dasar Pemikiran
Trauma atau cedera kepala (brain injury) adalah salah satu bentuk
trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan
keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan pekerjaan atau dapat
dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan
perubahan – perubahan fungsi otak (Hudak & Gallo. 2014). Cedera kepala
yang sinonimnya adalah trauma kapitis = head injury = trauma kranioserebral
= traumatic brain injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik
secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi
neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat
temporer maupun permanen (Elisabeth, 2009).

3. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemberian O2 4 L/menit melalui nasal kanul (Normal pemberiannya: 2-6
L/menit)

4. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 10 L/menit:
1) Persiapan alat
a) Alat non rebreathing mask
b) Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan tindakan
c) Pasangkan alat non rebreathing mask ke saluran humidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
e) Pasangkan alat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan
mulut klien
f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan
klien.

5. Analisa tindakan keperawatan


Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen
yang adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan
O2. Dengan mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan
masalah gangguan pemenuhan oksigen di paru dapat teratasi. Faktor yang
menentukan oksigenasi jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi
gas (oksigen) pada membran alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa
oleh hemoglobin, dan curah jantung (Irawan, 2010).
Pada klien dengan CKR terjadi penurunan kesadaran sehingga fungsi
pernafasan dan beberapa saraf menjadi terganggu dan mengakibatkan suplai
darah ke jaringan tubuh mengalami penurunan. Pemberian O 2 pada klien
dengan CHF bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada
miokardium dan jaringan tubuh sehingga suplai O2 untuk metabolisme di
jaringan tubuh bisa terpenuhi. Pemberian O 2 yang adekuat maka dapat
mengurangi kelelahan dan sesak nafas pada klien. Pemberian oksigen lewat
nasal kanul dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan
seluruh tubuh mencapai 60-80% (Iskandar, 2005).

6. Bahaya yang mungkin muncul


Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hiperkapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang
terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penularan penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.

7. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:-
O:
a. TD = 110/80 mmHg
b. HR= 86 kali/menit
c. RR= 24 kali/menit
d. Suhu= 36.7°C
e. Saturasi oksigen= 98%
8. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di
atas:
Mandiri:
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
c. Pantau saturasi oksigen
Kolaboratif:
a. Pemeriksaan EKG
b. Pemeriksaan BGA

9. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien dan dilakukan pengambilan BGA.

10. Kepustakaan
a. Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
b. Hudak & Gallo. 2014. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC
c. Irawan H, Setiawan F, Dewi, Dewanto G.2010. Perbandingan Glasgow
Coma Scale dan Revised Trauma Score dalam Memprediksi Disabilitas
Pasien Trauma Kepala di Rumah Sakit Atma Jaya. Majalah Kedokteran
Indonesia. Available from
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php /idn med/artic
le/download/.../745
d. Iskandar J.2005.Cedera Kepala : Memahami Aspek – Aspek Penting
dalam Pengelolaan Penderita Cedera Kepala. Jakarta: Buana Ilmu
Populer; 2005. H. 8-9, 17-22.

Anda mungkin juga menyukai