Anda di halaman 1dari 8

ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMBERIAN

02 MELALUI NON REBREATHING MASK

Disusun oleh :
FACHRUNNISA
(G3A021014)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022
Nama klien :Tn.K
Diagnosa Medis : CHF dan Edema Pulmo
Jenis kelamin : Laki- laki

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


a. Diagnosa
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penumpukan cairan paru akibat oedem Data Subjektif:
-
Data Objektif:
 Hasil Pemeriksaan FisikParu-Paru:

Inspeksi Frekuensi napas klien 40 kali/menit ; regular ; napas pendek,cepat,


dan dangkal, ada retraksi intercostalis, ada gerakan otot bantu

pernapasan saat klien bernapas, pengembangan paru kurang maksimal.


Palpasi Ekspansi paru kanan dan kiri sama
Perkusi Terdengar bunyi dullness pada seluruh lapang paru
Auskultasi Terdengar ronchy basah kasar di area basal paru kanan dan kiri.

 Saturasi O2 :90%

Tanda-tandavitaldenganTD:90/50mmHg,RR:40x/menit,HR:110x/
menitterabalemahdan T:37,5°C
c. Dasar Pemikiran
Gagal jantung akan mengganggu kemampuan pengosongan
ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun
mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu
ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolik
ventrikel), maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari
kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi
pula
peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel
berhubungan langsung selama diastol. Peningkatan LAP diteruskan ke
belakang kedalam anyaman vaskuler paru-paru dan meningkatkan
tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari
anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vaskuler, maka
akan terjadi terjadi transudasi cairan kedalam intersisial. Jika
kecepatan transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik,
maka akan terjadi edema intersisial.

2. Tindakan keperawatan yangdilakukan


Pemberian O2 10 L/menit melalui non rebreathing mask (Normal
pemberiannya: 10-12 L/menit)

3. Prinsip-prinsiptindakan a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat danbenar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advisdokter
d.

ProsedurpemberianO2melaluinonrebreathi
ngmask 10L/menit: 1)
Persiapanalat
a) Alat non rebreathingmask
b) Humidifier dan airaquadest 2) Prosedurtindakan
a) Cucitangan
b) Jelaskantindakan
c) Pasangkan alat non rebreathing mask ke saluranhumidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10L/menit
e) Pasangkan alat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan
mulutklien

f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran


pernapasanklien
4. Analisa tindakankeperawatan

Pemberian oksigen dimaksudkan untuk men suport transport


oksigen yang adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh
tidak kekurangan O2. Dengan mempertahankan oksigen
jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan pemenuhan
oksigen di miokard dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi
jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen)
pada membran alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa oleh
hemoglobin, dan curah jantung.
Pada klien dengan CHF terjadi penurunan COP karena
kontraktilitas otot miokard mengalami penurunan, kondisi ini
mengakibatkan suplai darah kejaringan tubuh mengalami
penurunan. Pemberian O2 pada klien dengan CHF bertujuan untuk
meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada miokardium dan jaringan
tubuh sehingga suplai O2 untuk metabolism di
jaringan tubuh bias terpenuhi. Pemberian O2 yang adekuat maka dapat
mengurangi kelelahan dan

sesak nafas pada klien.


Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan
untuk mencukupikebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh
mencapai 80-90%. O2non rebrething mask 10 L/menit ini cocok
untuk pasien CHF dengan disertai komplikasi edema paru karena pola
napas klien tidak efektif dan difusi O 2 dialveoli paru-paru mengalami
gangguan (penimbunan cairan dilapisan
pleura).

5. Bahaya yang mungkin muncul

Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan


adalah timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam
darah yang terlalu tinggi.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan
teoridiantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat
memperbesar penularan penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak
steril juga memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu
pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril
meningkatkan kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam
air akan terhirup oleh klien.

6. Hasil yang di dapat danmaknanya

S: -

O
:
 Terdengar bunyi ronkhi basah di kedua lapang paru kanan dan kiri
 Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
TD = 90/50 mmHg

HR= 100 kali/menit RR=


32 kali/menit
Suhu= 36.5°C
Saturasi oksigen= 95%

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di


atas:
Mandiri:
 Observasi tanda-tanda vital
 Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
 Pantau saturasi oksigen
Kolaboratif:
▪ Pemeriksaan EKG
▪ Pemeriksaan BGA

.
8.Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan o
kaji respon klien dan dilakukan pengambilan BGA.

9. Kepustakaan
▪ Brunner & Suddarth,Bu kuA jarKeperawatanMedikalBedah,edisi8, 1997,EGC,Jakarta.
▪ DoengesE.Marlynn,RencanaAsuhanK eperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
▪ Gallo&Hudak,KeperawatanK riti s,edisiVI , 1997, EGC, Jakarta
▪ NoerStaffoelohetall,BukuA jarIlmuPenyakitDalamJilidI ,1999,BalaiPe
nerbitFKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai