1. Identitas pasien
Tn. E (54 tahun)
2. Diagnosa Medis
CHF (Chronic Hearth Failure)
3. Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung
tidak dapat memompa darah kembali ke sisi kanan jantung atau memberikan
sirkulasi sistemik yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan organ-organ
jaringan dalam tubuh. Komponen CHF mencakup volume preload dan
volume sirkulasi, afterload dan kontraktilitas. Pada pasien gagal jantung
terdapat komplikasi kegagalan pompa pada vetrikel kanan. Hal ini
menyebabkan meningkatnya tekanan diastole yang kemudian berakibat pada
adanya bendungan pada atrium kanan. Dengan adanya bendungan akan
menyebabkan bendungan sistemik vena yang mengalir pada lien dan hepar.
Aliran yang berlebih ini akan menyebabkan splenomegali dna hepatomegali
yang karena ukurannya akan mendesak diafragma. Dari pergeseran diafragma
inilah muncul sesak nafas yang nantinya akan diperberat dengan komplikasi
lainnya, seperti penurunan reflek batuk yang menyebabakan penumpukan
secret di paru sehingga mengakibatkan gangguan pertukaran gas. Oleh sebab
itu, diperlukan suatu terapi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan
terapi inhalasi atau nebulizer. Terapi inhalasi merupakan suatu metode yang
mengubah obat cair menjadi aerosol, dihisap melalui masker/mouthpiece dan
bekerja secara langsung ke target organ di saluran napas (Linda .A 2009)
4. Analisa Sintesa
Gagal jantung
Back Failure
LVED Naik
Edema Paru
Ronkhi Basah
Penumpukan Sekret
6. Diagnosa Keperawatan
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan volume paru
(edema paru)
7. Data Fokus
Tn E dibawa ke IGD RSUP Dr Kariadi Semarang karena mengeluh sesak
napas, sesak bertambah jika beraktivitas. Klien mengatakan bahwa ia
merasakan sesak nafas ketika batuk, batuk berdahak tapi agak susah
dikeluarkan. klien tampak sesak, RR=34x/menit, tidak ada suara tambahan.
10. Efek/ Komplikasi/ Bahaya yang di dapat dari tindakan keperawatan yang
dilakukan dan pencegahannya
a. Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan
Pencegahannya : lakukan terapi nebulizer sesuai prorgam dokter, dan
segeralah berikan air minum setelah nebulizer selesai
b. Mual
Pencegahan : berikan posisi nyaman pada pasien saat terapi nebulizer dan
segera berikan minum setalah nebulizer selesai
c. Bronkospasme
d. Takikardi
11. Evaluasi
Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan nebuliser, akan lebih baik
jika cuci tangan terlebih dahulu. Membersihkan masker oksigen dengan kapas
alkohol, membuang sisa obat dan membersihkan wadah dalam nebuliser
dengan air hangat dan sabun. Suara nafas, denyut nadi, status respirasi, dan
saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan