Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMBERIAN OBAT INHALASI

STASE KEPERAWATAN DASAR

DISUSUN OLEH :
SYARMILA NASELDI S. Kep

NIM. 202314903001

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Ns. Sri Muharni, M.Kep Ns. Nuri Agustiningsih, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS AWAL BROS
TA GANJIL 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

A. Definisi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara inhalasi (hirupan) kedalam saluran
respiratori (Supriyatno dan Rahajoe, 2008).

Nebulizer adalah alat untuk memproduksi aerosol yang mengandung larutan obat
(Ikawati, 2007). Alat nebuliser dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus menerus. Cara kerja nebulizer adalah obat-obat
tersebut dilarutkan dalam bentuk cairan yang diisikan ke nebulizer.
Nebulizer mengubah partikel menjadi uap yang dihirup sehingga langsung menuju
paru-paru yang mampu menghancurkan dahak dan sputum.

B. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi Sistem Pernafasan
Organ-organ Pernafasan Terdiri dari
a. Nasal Cavity
Merupakan saluran udara yang didalamnya terdapat bulu yang berguna
untuk menyaring udara,debu dan kotoran yang masuk ke dalam hidung.
b. Pharynk.
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak dibrlakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher,yang menghubungkan pharynk dengan
organ lainnya. Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantara
koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, ke bawah dengan lubang
larynx dan ke belakang lubang esophagus.
c. Larynx.
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk
suara,terletak didepan pharynx sampai ktinggian vertebrata servikalis dan
masukan ke dalam trachea
d. Trachea
Merupakan bagian lanjutan dari Larynx terbentuk oleh 16 sampai 20
cincin yang terdiri dari lubang-lubang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda atau huruf C. Panjang trachea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari
jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos
e. Paru-paru kanan
Merupakan sebuah alat tubuh sebagian besar terdiri dari gelembung
gelembung hawa/alveoli. Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (belah paru-
paru) Lobus destra superior, Lobus Media, Lobus Inferior. Tiap Lobus terdiri
dari belah-belah yang bernuama Segment. Paru-paru kanan mempunyai 10
segment yaitu 5 segment pada lobus superior, 2 segment pada lobus medialis,
dan 3 segment pada lobus inferior.
Merupakan sebuah alat tubuh sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung hawa/alveoli. Paru-paru kiri erdiri dari pulmo Sinistra, Lobus
Superior dan Lobus Inferior. Tiap lobus terdiri dari belah-belah yang bernama
segment yaitu 5 segment lobus superior, dan 5 segment pada lobus inferior.
f. Bronchus.
Merupakan lanjutan dari Trachea, mempunyai struktur serrupa dengan
trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus itu berjalan kebawah
dan ke samping arah tumpuk paru-paru. Bronchus kanan lebih pendek dan
lebih besar dari pada Bronchus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai tiga
cabang. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari pada bronchus
kanan,terdiri dari 9-12 cincin, mempunyai dua abang.
g. Bronchiole.
Merupakan Bronchus cabang-cabang. Pada Bronchiole tak terdapat
cincin lagi dan pada ujung Bronchiole terdapat gelembung paru/hawa alveoli.

2. Fisiologi pernafasan Paru-paru


Menurut Setiadi, 2007 Paru-paru terdiri dari beberapa lobus:
a. Paru-paru kanan terdiri dari Lobus ats,tengah,bawah.
b. Paru-paru kiri terdiri dari lobus atas dan bawah.

Udara dialirkan ke setiap lobus melalui bronkus utama, perbedaan antara


paru kanan dan kiri dalam ukuran saluran udaranya. Bronkhus kiri lebih sempit
dan berjalan dengan membentuk sudut dri kiri trakhea yang lebih tajam
menjadikan saat penghisapan sekret dari kiri lebih sulit.

Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna,oksigen diambil


melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas. Oksigen masuk melalui trakhea
sampai ke alveoli berhubungan dengan darah kapiler pulmonar, alveoli
memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel
darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh.
Ada empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonar:

- Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar darah dalam alveoli


dengan udara luar
- Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh
karbon dioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat
yang bisa dicapai untuk semua bagian
- Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbon dioksida lebih
mudah berdifusi dari pada oksigen. Besarnya daya muat udara paru-paru 4.500
mL sampai 5000 mL (4,5 s/d 5 liter) udara yang di proses dalam paru-paru
(inspirasi dan ekspirasi)

Gambar 1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan


C. Indikasi Tindakan yang Dilakukan
Indikasi Pemberian obat Inhalasi adalah :
1. Pasien dengan bronkospasme akut
2. Pasien dengan produksi sekret yang berlebihan
3. Pa s i e n b a t u k d i s e r t a i d e n g a n s e s a k nafas
4. Broncho Pneumoni
5. Bronkitis
6. Emfisema
7. Rhinitis dan sinusitis
8. Asma Bronkial
9. Pilek dengan hidung sesak dan berlendir
10. Iritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas
D. Kontraindikasi Tindakan yang Dilakukan
1. Klien yang memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi dengan obat tertentu
2. Klien dengan lesi atau perlukaan pada wajah

E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien ini diantaranya adalah:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas. Tanda-
tandanya:
a. Bunyi napas yang abnormal
b. Batuk produktif atau non produktif
c. Cianosis
d. Dispnea
e. Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan Kemungkinan faktor
penyebab :
f. Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
g. Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
h. Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
i. Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
j. Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
k. Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk
di expektoran
l. Immobilisasi
m. Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektif


Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak
adekuat Tanda-tandanya :
a. Dispnea
b. Peningkatan kecepatan pernapasan
c. Napas dangkal atau lambat
d. Retraksi dada
e. Pembesaran jari (clubbing finger)
f. Pernapasan melalui mulut
g. Penambahan diameter antero-posterior
h. Cianosis, flail chest, ortopnea
i. Vomitus
j. Ekspansi paru tidak simetris

Kemungkinan faktor penyebab :

a. Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri


b. Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat
anasthesi
c. Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan
kolaps paru
d. CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
e. Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
f. Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan
spasme bronchial atau oedema
g. Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gas

Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan
alkalosis respiratori. Tanda-tandanya :

a. Dispnea
b. Abnormal gas darah arteri
c. Hipoksia
d. Gelisah
e. Takikardia
f. Sianosis
g. Hipoksemia
h. Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal

Kemungkinan penyebab:

a. Penumpukan cairan dalam paru


b. Gangguan pasokan oksigen
c. Obstruksi saluran pernapasan
d. Bronkhospasme
e. Edema paru
f. Pembedahan paru

F. Tujuan Tindakan Perawatan yang Diambil


1. Mengurangi sesak pada penderita asma
2. Mencegah dan mempermudah mobilisasi sekret
3. Mengurangi bronkospasme
4. Merelaksasi jalan nafas
5. Menurunkan edema mukosa

6. Referensi

Jannah, Selviana Rodzotul, Atiek Murhayati. [2021]. Asuhan Keperawatan


Pasien Asma dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.

Ikawati, Z. (2007). Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernafasan. Yogyakarta:


Pustaka Adipura.

Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 1st ed.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2018:247.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai