Anda di halaman 1dari 9

0

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP OKSIGENASI

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

NUNU IBNU SYIFA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG – BANTEN
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
1

A. Anatomi fisiologi system pernafsan

Anatomi fisiologi

1. lubang hidung

2. hidung

3. faring

4. laring

5. trakea
2

6. bronkus

7. paru - paru

1. Lubang hidung

Adalah saluran dalam lubang hidung. Saluran itu bermuara kedalam


bagian yang dikenal sebagai rongga hidung ( vestibulum ). Vestibulum ini dilapisi
dengan epitelium organ yang bersambung dengan kulit.

2. Hidung

Secara normal udara masuk kedalam system pernafasan melalui hidung.


Kedua lubang hidung dibatasi oleh 2 tipe mukosa yaitu mukosa resoirasi hangat
dan jalannya masuk udara dan mukosa olfactory yang berisi reseptor saraf pembau
. terdapat 4 rongga paranasal ( sinus ) yaitu :

a. sinus maksilaris

b. sinus frontalis

c. sinus ethomoidal

d. sinus sfenoidal

adapun fungsi hidung diantanya yaitu :

a. bekerja sebagai saluran udara pernapasan

b. sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung

c. menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa

d. membunuh kuman-kuman yang masuk bersama dengan udara pernapasan oleh


leukosit yang terdapat pada mukosa.

3. Faring
3

Faring adalah suatu kantong fibromuskular yang berbentuk corong yang


besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah . faring dibagi menjadi 3 yaitu
nasofaring , orofaring, dan laringofaring .

4. Laring

Laring merupakan bagian terbawah pada saluran nafas atas, berbentuk


limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih besar dari pada bawah . laring
disusun oleh tulang rawan diantaranya :

a. kartilago tiroid

b. kartilago ariteanoid

c. kartilago krikoid

d. kartilago epiglotis

laring berfugsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta
fonasi. Fungsi laring sebagai fonasi yaitu dengan membuat suara dan menentukan
tinggi rendahnya nada.

5. Trakea

Trakea adalah pipa terbuka yg memiliki diameter 2,5 cm dan panjang 10


sampai 12 cm. terletak dibawah laring dan diatas paru-paru dimana terbagi
menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri. Cabang terkeciil disebut bronkiolus.
Tempat percabangan bronkus kanan dan kiri disebut karina. Trakea disokong oleh
cincin tulang rawan yang berbentuk sepatu kuda dengan diameter 5 inchi.

6. Bronkus

Brokus merupakan lanjutan dari trakea, bronkus kanan lebih pendek dan
lebar merupakan kelanjutan dari trakea yg arahnya hampir vertical dari pada
bronkus kiri terdiri dari 6-8 cincin mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
panjang dan ramping dari yang kanan terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2
cabang dan merupakan lanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
4

Cabang utama bronkus bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan bronkus
segmentalis . percabangan ini terus terjadi sampai semakin kecil dan menjadi
bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus
terminalis disebut saluran penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional
paru-paru yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari :

a. bronkiolus respiratori

b. duktus alveolaris

c. alveolus

Alveolus pada hakekatnya merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh
jalinan kapiler, maka batas antara cairan dan gas membentuk suatu tegangan
permukaan yang cenderung mencegah pengembangan pada waktu inspirasi dan
cenderung kolaps pada waktu ekspirasi. Alveolus dilapisi zat lipoprotein yang
dinamakan surfaktan yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan
mengurangi resistensi terhadap pengembangan pada waktu inspirasi dan
mencegah kolaps pada waktu ekspirasi.

7. Paru-paru

Paru – paru merupakan organ yg elastis berbentuk kerucut dan letaknya di


dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum
sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru – paru
mempunyai apeks dan basis. Pembuluh darah paru-paru dan bronkial , saraf dan
pembuluh limfe memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar
paru-paru. Paru – paru kanan dibagi menjadi 3 lobus dan yang kiri 2 lobus . paru
paru dilindungi oleh suatu cairan yang disebut pleura.

B. Rujukan buku fundamental nursing


5

Menurut buku fundamental keperawatan Oksigen adalah suatu gas tak


berbau dan tak berwarna yang terkandung dalam 21% udara yang kita hirup, yang
dimana sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel dalam tubuh. Ketiadaan atau
kekurangan oksigen bisa menyebabkan kematian. kekurangan oksigen pada sistem
ini dapat mempengarhi kemampuan kita untuk bernafas , mengirimkan gas, dan
melakukan aktivitas sehari-hari.

Pernafasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan


lingkungan. Proses pernafasan melibatkan 2 komponen :

1. ventilasi paru atau pernafasan : perpindahan udara antara lingkungan dan


alveolus paru.

2. difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveolus dan kapiler paru.

2. Fisiologi Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan secara structural dibagi menjadi system pernafasan atas


dan system pernafasan bawah. Mulut, hidung, faring, laring, menyusun system
pernafasan atas. Sementara trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, alveolus,
kapiler paru-paru dan membran pleura menyusun system pernafasan bawah.

Udara masuk melalui hidung, yang didalamnya udara dihangatkan, dilembapkan,


dan disaring. Reflex bersin ditimbulkan oleh iritan dalam saluran hidung. Banyak
volume udara secara cepat keluar melalui hidung dan mulut selama bersin, yang
membantu membersihkan saluran hidung.

Udara yang diinspirasi mengalir dari hidung ke faring. Faring adalah saluran yang
sama-sama dilalui oleh udara dan makanan. Faring terbagi menjadi nasofaring,
orofaring yang kaya akan pasokan jaringan limfe yang menangkap dan
menghancurkan patogen yang masuk bersama udara.

Laring adalah struktur kartilago yang bila dilihat dari luar disebut jakun. Selain
berperan untuk berbicara, laring juga sangat penting dalam mempertahankan
kepatenan jalan nafas dan melindungi jalan nafas bawah dari makanan dan
6

minuman yang ditelan. Selama menelan epiglotis menutup mengarahkan makanan


masuk ke esofsgus. Epiglotis terbuka Selama bernafas yang memungkinkan udara
masuk dan bergerak bebas ke saluran nafas bawah.

Dibawah laring, trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri dan
menjadi pengatur saluran udara paru. Didalam paru bronkus terbagi lagi menjadi
bronkiolus. Seluruh jalan nafas ini dikenal dengan pohon bronkial. Reflex batuk
dipicu oleh iritan dalam laring, trakea, bronkus dan diuraikan. Sebelum udara
melalui bronkiolus terminal dan memasuki bronkiolus dan alveolus pernafasan,
maka tidak terjadi pertukaran gas. Zona pernafasan paru terdiri dari bronkiolus
pernafasan, duktus alveolus, alveolus.

Alveolus terdiri dari lapisan sel epitel tunggal yang diselimuti oleh jalinan kapiler
paru yag tebal. Dinding alveolar dan kapiler paru membentuk membran
pernafasan, tempat terjadinya pertukaran gas antara udara pada alveolar dan darah
pada kapiler paru. Jalan nafas memindahkan udara ked an dari alveolus, ventrikel
kanan, dan system vascular paru menghantarkan darah ke area kapiler membran.

Permukaan luar paru diselimuti lapisan jaringan yang dikenal sebagai pleura.
pleura parietal melapisi toraks dan permukaan diafragma. Lapisan mengganda
kembali dan membentuk pleura visceral yang melapisi permukaan eksternal paru.
Diantara kedua lapisan pleura ini ada sebuah ruang potensial yang berisi sejumlah
kecil cairan pleura, suatu larutan pelumas serosa. Cairan ini mencegah gesekan
selama pernafasan dan berperan untuk mempertahankan kelekatan lapisan melalui
tekanan permukaannya.

Ventilasi paru dicapai melalui kerja pernafasan. Inspirasi saat udara mengalir ke
paru dan ekspirasi saat udara mengalir keluar dari paru-paru. Keadekuatan
ventilasi bergantung pada beberapa faktor :

1. kebersihan jalan nafas

2. keutuhan system saraf pusat dan pusat pernafsan

3. keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembang dan berkontraksi


7

4. keadekuatan komplians dan recoil paru

3. Pertukaran Gas Alveoli

Difusi adalah pergerakan gas atau partikel lain dari area bertekanan atau
berkonsentrasi tinggi ke area yang bertekanan atau berkonsentrasi rendah.
Perbedaan tekanan gas di setiap sisi membran pernafasan jelas mempengaruhi
difusi. Apabila tekanan oksigen lebih besar di alveolus dibandingkan di dalam
darah, oksigen berdifusi kedalam darah. Sebaliknya karbon dioksida didalam
darah vena yang memasuki kapiler paru memiliki tekanan parsial sekitar 45
mmHg, sementara yang berada di alveolus memiliki tekanan parsial 40 mmHg.
Oleh karena itu karbon dioksida berdifusi dari darah ke alveolus yang dapat
dihilangkan dengan mengeluarkan udara.

4. Transport Oksigen dan Karbon Dioksida

Oksigen perlu di transport dari paru kedalam jaringan dan karbon dioksida
harus ditransport dari jaringan ke paru-paru. Normalnya oksigen berikatan lemah
dengan hb didalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai
oksihemoglibin. Sisa oksigen kemudian dilarutkan dan di transportasikan di dalam
cairan plasma dan sel. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan transport
oksigen dari paru ke jaringan :

1.Curah Jantung

2. Jumlah eritrosit dan hematocrit darah

3. Olahraga/latihan

5. Pengaturan Pernafasan
8

Pengaturan pernafasan terdiri atas control saraf dan kimia untuk


mempertahankan konsentrasi normal oksigen, karbon dioksida, dan ion hydrogen
dalam tubuh. Pusat pernafasan tubuh sebenarnya merupakan sejumlah kelompok
saraf didalam medulla oblongata dan pons serebral.

Pusat kemosensitif yang berada didalam medulla oblongata sangat responsive


terhadap peningkatan oksigen dalam darah atau konsentrasi ion hydrogen. Degan
mempengaruhi pusat pernafasan lain, pusat ini dapat meningkatkan aktivitas
inspirasi dan frekuensi serta kedalaman respirasi. Penurunan konsentrasi oksigen
arterial menstimulasi kemoreseptor ini dan kemudian pada giliran nya akan
menstimulasi pusat pernafasan untuk meningkatkan ventilasi. Dari ketiga gas
darah ( Hidrogen, Oksigen, Karbon Dioksida) yang dapat mencetuskan
kemoreseptor, peningkatan konsentrasi karbon dioksida normal nya adalah yang
paling kuat menstimulasi pernafasan.

Namun pada klien yang memiliki penyakit paru kronis seperti emvisema
konsentrasi oksigen , bukan konsentrasi karbon dioksida, memaikan peran utama
dalam pernafasan untuk klien tersebut, penururn konsentrasi oksigen merupakan
stimulus utama untuk pernafasan. Ini kadang kala disebut sebagai dorongan
hipoksik. Dengan demikian, klien ini hanya diberikan suplemen oksigen
berkonsentrasi rendah.

C. Daftar Referensi

Kozier, E. B. (2010). Fundamental Keperawatan (7 ed., Vol. 2). jakarta: buku


kedokteran.
Ani Haryani, Irma Halimatussadiah, Santy Sanusi (2009). Anatomi Fisiologi
Manusia (edisi 1). Bandung: CV. Cakra.

Anda mungkin juga menyukai