Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

INDRA ALAZHAR

204291517004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERITAS NASIONAL
TAHUN 2020-2021
I. KASUS (Masalah Utama)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart,
1995). ), perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang
kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri atau kendali diri. Perilaku
kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Individu melakukan kekerasan
akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak
mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal sehingga
mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Faktor Predisposisi
Perilaku kekerasan atau amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,
manipulasi atau intimidasi, perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa
tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain.
Prilaku kekerasan bias disebabkan adanya perubahan sensori persepsi berupa
halusinasi.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi bisa bersumber dari klien, llingkungan atau interaksi
dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusasaan, ketidakberdayaan, kritikan yang mengarah ke penghinaan.
Kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekeransan merupakan
faktor penyebab.

c. Mekanisme Koping
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah
untuk melindugi diri antara lain ( Pastorino, 2010) :
1. Sublimasi : menyalurkan kembali keinginan atau simpuls yang tidak
dapat diterima secara personal dan atau sosial pada aktivitas yang lebih
ditoleransi dan konstruktif.
2. Displasi : Perasaan yang dipindahkan dari satu target ke target lain yang
dipertimbangkan kurang mengancam atau netral.
3. Proyeksi : Bertindak kebalikan dari apa yang di fikirkan atau dirasakan.
Misalnya seseorang membenci atasannya sangat hebat.
4. Represi : Mencegah perasaan dan pengalaman yang tidak
menyenangkan secara involunter dari kesadaran seseorang.
5. Reaksi Formasi : Pembentukan pola sikap dan perilaku secara sadar
yang berlawanan pada apa yang sebenarnya dirasakan atau ingin
dilakukan.

d. RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

1. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan
kelegaan pada individu dan tidak menimbulkan masalah.
2. Frustasi
Kemarahan yang diungkapkan sebagai respon yang terjadi akibat kegagalan
dalam mencapai tujuan karena yang terjadi akibat kegagalan dalam
mencapai tujuan karena tidak realistis atau adanya hambatan dalam proses
pencapaian.
3. Pasif
Pasif Merupakan respon lanjut dari frustasi dimana individu tidak mampu
mengungkapkan perasaannya.
4. Agresif
Perilaku menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam
bentuk destruktif dan masih dapat terkontrol. Perilaku yang tampak beruka
muka masam, bicara kasar, menuntut, dan kasar disertai kekerasan
5. Kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri.
Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

III. POHON MASALAH


Perilaku Kekerasan Effect

Core Problem
Resiko Perilaku Kekerasan

Harga Diri rendah Cause


V. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
Perilaku Kekerasan
a. Data Subyektif :
- Klien mengatakan sangat marah
- Klien mengatakan jengkel
- Klien mengatakan orang lain jahat
- Klien mengatakan ingin berkelahi
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan

b. Data Obyektif :
- Mata merah dan melotot
- Wajah tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Sering memaksakan pendapat
- Merampas barang milik orang lain
- Mengajak berkelahi
- Sering mengeluarkan ancaman
- Memukul atau melukai orang lain
- Merusak lingkungan
- Memperlihatkan permusuhan.

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Perilaku kekerasan
Resiko Perilaku Kekerasan

VII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Terlampir
DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen. 1998. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th


ed.). St.Louis Mosby Year Book

Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :EGC

Keliat BA. Gangguan konsep diri, edisi I , jakarta :EGC, 1999

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
Townsend, M.C. 1998. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan
Psikiatri, edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai