Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Biofarmasi adalah bagian ilmu farmasi yang bertujuan menyelidiki


pengaruh-pengaruh pembuatan sediaan terhadap kegiatan terapeutik
obat.

Fase ini meliputi waktu awal penggunaan obat melalui mulut hingga
pelepasan zat aktifnya kedalam cairan tubuh.Yang terpenting dalam fase
ini adalah ketersediaan farmasi zat aktifnya, yaitu siapan obat untuk
diabsorpsi.

Tujuan formulasi bentuk sediaan adalah agar obat dapat dibuat,


disimpan, dan diedarkan tanpa terjadi perubahan sifat biologis sehingga
menghasilkan respons biologis yang optimal.

Adapun pokok bahasan yang kami bahas adalah mengenai sediaan


yan bekerja pada Paru-Paru.Paru paru merupakan organ yan palin
penting bagi kehidupan manusia.Paru-paru merupakan salah satu organ
pernapasan bahkan dapat dikatakan sebagai organ utama dalam system
pernapasan, selain itu paru-paru juga memiliki fungsi tersendiri dalam
system sirkulasi darah.

Aerosol digunakan untuk memasukkan obat ke dalam alveolus


pulmonaris saluran napas bagian atas tanpa di sertai hambtan yang
berarti saat melewati saluran napas (1).Bentuk sediaan aerosol telah
dikenal dan digunakan sejak beberapa abad yang telah lalu.Dahulu, baik
farmasis maupun dokter menggunakan (fumigasi), penghirupan (inhalasi),
dan rokok obat untuk sediaan aerosol.Selama bertahun-tahun pengunaan
aerosol hanya didasarkan atas data empiric dan hal itulah yang
menimbulkan keraguaan para dokter.
BAB II

ISI

A. Anatomi dan Fisiologi Saluran Napas.

Paru paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan Apex


(puncak) yang meluas kedalam leher sekitar 2,5 diatas klavikula
didalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landai rongga
torax, diatas diagfragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar
yang menyentuh iga-iga, sisi belakang menyetuh tulang belakang
dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.

Anatomi dan fisiologi saluran napas dibagi dalam dua


daerahyang berbeda :

1. Daerah konduksi
Merupakan saluran udara dari trakea sampai bronchiolus
terminalis yang berperan pada transfer gas ke daerah
pertukaran.

a. Hidung
Hidung menjamin proses pelembaban, penyaringan, dan
penghirupan udara. Lubang hidung berhubungan dengan
nasopharynx dan dibatasi oleh membran mukosa. Pada
jalan masuk epitelnya tebal, berlapis-lapis dan mengandung
kelenjar sebaseus dan bulu-bulu yang keras. Pada pusat
lubang terdapat epitel yang menyerupai kanal bertumpuk,
rambut getar (silia) dan sel-sel goblet
b. Mulut
Mulut merupakan tempat persimpangan pharyngolaryx dan
merupakan jalur kedua yang digunakan untuk proses
penghirupan. Penghirupan melalui mulut mempunyai efek
sampan terutama bila udara mengandung partikel, sebab di
mulut tidak ada penyaringan partikel-partikel baik secara
tumbukan atau pengendapan.
c. Trakea
Trakea terdiri dari 16 atau 20 kartilago hyaline, yang pada
permukaannya terdapat banyak sel kelenjar dan selanjutnya
trakea bercabang dua menjadi bronkus kanan dan kiri.
d. Bronkus
Bronkus tertutup oleh lapisan epitel yang terdiri dari:
- Lapisan mukosa
- Silia (bulu getar)
- Cairan berair yang membasahi silia
- Sel silia yang dipisahkan oleh sel-sel goblet pada
mukosa.
- Sel basal.
- Membran.
Keseluruhan bagian-bagian tersebut sangat berperan pada
proses pengeluaran.
e. Silia
Silia epitel berperan penting dalam pertahanan saluran
napas dan silia tersebut bertugas mengeluarkan getah
bronkus dan cairan alveolar, secara keseluruhan sel epitel
menyerupai tangga berjalan atau permadani mukosilier yang
berombak.
f. Bronkus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada
ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai
struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel
yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan
kesamping ke arah tampuk paru.Bronckus kanan lebih
pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri,
sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronckus lobus bawah.Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri
pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang
berjalan kelobus atas dan bawah.
2. Daerah pertukaran
Daerah pertukaran dimulai daerah transisi bronceolus
terminalis, dilanjutkan dengan bronchiolus respiratorius
dan kanal alveoli (saccus alveolaris) dan kantong alveoli
yang bersama-sama membentuk satu unit fungsional acinus
kemudian membentuk satu unit lobules.

B. Vaskularisasi dan Inversi.


Pada jalan masuk lobule, arteriol paru terbagi menjadi 2 sesuai
dengan percabagan bronkus. Percabangan tersebut semakin lama
semakin menyatu dengan jaringan kapiler pada permukaan dinding
alveoli. Jaringan tersebut terdiri dari 200-300 unit (dengan luas
permukaan 60-80 m²),mengandung 100-200 ml darah.
Vaskularisasi getah bening terdiri dari 2 jaringan sub-pleural dan
intra parenkimatik, satelit arteri pulmonalis dan bronkhus sampai ke
kanal alveoli.
Persarafan dalam paru meliputi:
- Serabut-serabut saraf simpatik dan parasimpatik menuju
otot polos dari pembuluh darah dan bronkus seperti
kelanjar bronkus.
- Serabut-serabut saraf afarent, terutama peka pada
permukaan selaput dada dan bronkus.
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi LDA pada Paru-Paru.

Ukuran partikel
Partikel-partikel yang ukuranya lebih kecil daari 1,2 µm tidak
mengalami hambatan didalam saluran bronkus, dan yang
berdiameter kurang dari 0,2 µm dapat mencapai daerah
alveoli.Dan partikel > 30 µ sebagian besar tersimpan ditrakea. 10-
30 µ mencapai bronkiulus dan 3-10 dialveolar.

Cara pernapasan dan laju pengaliran udara


Pernapasan normal terjadi antara 12-15 daur permenit dan volume
udara inspirasi dan ekskresi adalah sekitar 500 ml dengan laju 22-
25 liter/menit.Peninkatan laju inspirasi dapat membawa serta
partikel-partikel berukuran besar kedalam alveoli pulmoner yang
secara normal telah dihentikan dalam saluran napas bagian atas
dan terjadi akibat perubahan turbelensi arus dan gerak
partikel.Sebaliknya perlambatan laju pernafasan akan
memperlama waktu tinggal partikel dan akibatnya terjadi
peningkatan retensi aerosol.

Jenis aliran
Aliran gas yang melalui saluran napas mungkin dapat membentuk
laminer atau turbulen.Dengan laju pengaliran yang sedang,
partikel-partikel aerosol dalam laminer dikendalikan dengan
mengatur laju pengaliran dan mengurangi pengendapan partikel.
Jika cairan diberi gaya yang cukup untuk melewati saluran yang
penuh dengan kelokan dan rintangan, maka aliran laminer akan
berubah menjadi aliran turbulen, cairan akan berputar, dan arah
gerakan molekuler akan selalu berubah.
Kelembaban
Udara yang dibagian paru yang lebih dalam umumnya
mengandung air sejumlah 44 g/m³.Udara atau aerosol dalam paru
memiliki derajat kelembaban yang setara dengan kejenuhan pada
suhu tubuh.Kelembaban paru 34 g/m³. Partikel sedikit larut
diameternya 1,35-1,55 kali dan aerosol yang larut diameternya
membesar 3-7 kali.
Suhu
Dalam suatu sistem yang dapat mengalami perubahan suhu tubuh,
maka paartikel akan bergerak dari bagian lebih panas kebagian
yang dingin. Gerakan ini berbanding lurus dengan perubahan suhu
dan diameter partikel. Dan apabila aerosol dihirup pada suhu
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh maka terlebih dahulu
partikel lebih dahulu dipanaskan dan dilembabkan oleh tubuh
akibatnya besarnya ukaran partikel. Sebaliknya, jika aerosol dihirup
pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh, maka
partikel akan didinginkan dulu dan air yang terkandung akan
terkondesasi pada permukaan epitel.
Tekanan
Aliran turbulen atau laminer dari suatu cairan melewati saluran
napas tergantung pada tekanan pada setiap bagian saluran yang
dilewati aeresol.Inspirasi tekanan pernafasan sama dengan 60-700
mm Hg dibawah tekanan atm aliran udara masuk. Penggunaan
tekanan buatan dapat berakibat pada aliran dan penembusan
aerosol.
D. Pembuluh Darah yang Melewati Paru-Paru.
Arteri pulmonalis
Membawa darah yang tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru,cabang-cabangnya menyentuh saluran
bronkhial,bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriola
halus kemudian membelah lagi membentuk jaringan kapiler yang
menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.

Arteri bronkhialis
Membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke
paru-paru guna memberi makanan dan menghantarkan oksigen
kedalam jaringan paru-paru sendiri.
E. Evaluasi ketersediaan hayati
Pada aerosol dengan efek sistemik, seperti pada bahasan
terdahulu, adalah mungkin untuk memperkirakan aktivitas
farmakologi atau terapeutik atau menentukan kadar obat dalam
darah dan membandingkannnya dengan kadar yang didapat dari
cara pemberian intravena atau jika mungkin cara pemberian
lainnnya.
Tetapi pada aerosol dengan efek setempat masalh yang kedua
dimana ukuran partikel sangat mempengaruhi kerja obat pada
permukaan alveoli atau bronchiolus terminalis maka tidak mungkin
untuk memberikan suatu keputusan (sebagaimana jika zat
aktiftidak dapat melewwati dinding alveoli).
Mengenai hipotesa kedua ini sangat diperlukan atau bahkan suatu
keharusan,untuk melaksanakan studi ketersediaan hayati relatif
dengan membandingkan berbagai formulasi yang berbeda unntuk
memilih formula yang lebih aktif secara setempat,efeknya lebih
lama,lebih spesifik,lebihn cepat sebagai fungsi dari ukuran partikel
yang harus homogen mungkin.
Sebelum melakukan penilaian yang tepat tentang kektersediaan
hayati sediaan aerosol perlu diketahui dengan pasti beberapa
parameter zat aktif yaitu:
1. Stabilitas fisika kimia dan stabilitas terapetik dari partikel
aeorosol yang halus
2. Daerah depo dan perananya untuk menghasilkan efek
terapeutik yang sesuai dan terukur.
3. Laji penyerapan,metabolisme dan atau pembersihan untuk
menghindari efek sekunder
4. Pengaruh bahan tambahan dalam sediaan terhadap partikel.
Sebelumnya perlu diketahui beberapa hal yang mempengaruhi
hasil penelitian “
Subyek manusia
Berbagai masalah timbul pada penelitian dengan subyek
manusia yang berkaitan dengan penentuan aktivitas setgempat
atau sistemik zat aktif dalam sediaan aerosol dan masalah
tersebut selanjutnya berpengaruh terhadap pertokol percobaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Jum;ah aerosol yang dihirup:
- Jumlah zat aktif yang terikat atau terserap(39).
-
Untuk menafsir jumlah aerosol yang dihirup maka diukur jumlah volume pendispersi P
P
dalam volume udara V menjadi :C=
V
- Penentuan konsentrasi tersebut hanya bersifat prakiraan karena
sebagian aerosol ada yang tertinggal didalam alat. Penentuan
kadar secara kimia lebih sahih,tetapi partikel-partikel perlu
dijerat terlebih dahulu dan penjeratan ini dapat dilakukan
dengan /barbotage atau dlam wadah tertutp,tetapi lebih baik bila
dilakukan dengan ruang elektrostatik.
Penentuan jumlah aerosol yang terikat atau yang terserap dapat dilakukan
dengan beberapa cara :
- Pengukuran konsentrasi zat aktif dalam aerosol,juga konsentarsi yang
terdapat dalam udara ekspirasi serta yang tertahan dalam tubuh
penderita.
- Studi radiologi pencacahan zat aktif yang kedap cahaya atau yang
berlabel atau( tetapi hanya berkaitan dengan percobaan tentang
perna[pasan dinamik).
- Evaluasi kadar obar dalam atgau efek farmakologik
- Evaluasi perubahan sifat alir getah bronkus secarab insitu atau
lendir.hal ini merupakan uji yang baik tetapi sulit dilaksanakan bila
dimakdsudkan untuk meneliti aktifitas setempat dari aerosol,kekntalan
cairan bronkus yang dikeluarkan ,aktifitas enzimatik atau malah
beberpa antibiotik.
- Untuk menafsirkan setiap hasil penelitian yang berkaitan dengan
famakokinetik digunakan beberapa model saluran napas yang dapat
menggambarkan depo,pemebrsihan dan model yang khusus
digunakan untuk bahan toksik ([pencemaran)atau bahan radioaktif.
- Yang lebih sederhana adalah model satu kompartemen yang
mengabaikan adanya partikel dalam saluran dan partikel yang
tertinggal pada saluran napas,tergantung pada jenis aerosol yang
digunakan.
-
Kadar obat
dalam darah

Konsentrasi aerosol
Penahanan pada Pembersihan
lama kontak volume
Depo saluran napas
pernapasan atau epurasi

Respon
farmakologi

F. Evaluasi Biofarmaseutik sediaan aerosol.


Transit atau penghirupan
Aerosol melakukan perjalan dari alat generator sampai titik
fiksasinya diepitel pernapasan. Tetesan aerosol mula-mula
mencapai cavum bucalis, kemudian menuju trakea, bronkus,
bronkiolus, kanal alveoli dan akhirnya ke alveoli paru.

Penangkapan atau depo


Partikel aerosol ditahan oleh epitel bronco alveoli. Hanya sebagian
partikel yang diteruskan sedangkan bagian lainya ditolak.

Penahanan dan pembersihan


Setelah penankapan zat aktif yang dihirup dari aerosol maka
partikel akan tertahan didalam permukaan tempat depo. Aktivitas
partikel aerosol ditentukan oleh laju pelarutan dan difusi melintasi
selaput mukosa, oleh perubahan laju perjalan dan peniadaanya
dari lapisan mukosa tersebut.Penankapan partikel kedalam mucus
diikuti dengan perjalanan menuju saluran napas bagian atas
kecuali saluran dan kantong alveoli dan alveoli. Karena disebabkan
dalam kantong alveoli dan alveoili terdapat film surfaktan yang
berfungsi untuk membawa partikel-partikel enuju daerah dimana ia
akan bercampur dengan mucus. Dan lamanya pembersihan ini
adalah sekitar 100 jam untuk partikel yang dibersihkan oleh selaput
mucosilia 30-40% dikeluarkan pada 24 jam.
Penyerapan
Pada tahap penyerapan sebagian bahan dihirup dalam bentuk
aerosol akan terikat pada saluran napas dan selanjutnya diserap
oleh mukosa saluran.
OLEH :

KELOMPOK VI
ARIS
AIDIN BAHDAR
ASSAJADDA LIZIKRI
AHMAD ARIANTO
AYYUB HARLY NURUNG
Laode bahiruddin

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010

Anda mungkin juga menyukai