Anda di halaman 1dari 24

By.

Romauli E. G. Siallagan., S.Kep., Ns., M.Kep


Oksigen memegang peranan penting dalam
semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh,
secara fungsional, mengalami kemunduran
atau bahkan dapat menimbulkan kematian.
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh
merupakan proses yang melibatkan 2 sistem yaitu
1. sistem respirasi
2. Sistem kardiovaskular
 Memberikan
aliran gas (O2)
lebih dari 21%
pada tekanan 1
atmosfir
sehingga
konsentarsi
Oksigen
meningkat
dalam tubuh.
Oksigen, suatu gas tak berwarna dan tak
berbau yang terkandung dalam sekitar 21 %
udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi
semua kehidupan sel dan kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh
Oksigenasi
Anatomi Sistem Pernafasan
Hidung

Pintu masuk pertama. Udara masuk


dan keluar system pernapasan melalui
hidung, terbentuk dari dua tulang
hidung dan berbentuk kartilago.
Terdapat dua pintu pada dasar hidung-
nostril (lubang hidung), atau nares
eksternal yang dipisahkan oleh
spuntum nasal di bagian tengahnya.

Lapisan mukosa hidung adalah sel


epitel bersilia, dengan sel goblet yang
menghasilkan lender. Udara yang
melewati rongga hidung dihangatkan
dan dilembabkan. Bakteri dan partikel
polusi udara akan terjebak dalam
lendir, silia pada lapisan mukosa secara
kontinu menyapu lendir ke arah faring.
Sebagian besar lendir ini pada akhirnya
akan tertelan dan setiap yang ada akan
dihancurkan oleh asam hidroklorida
dalam getah lambung.
 Saluran penghantar udara yang
membawa udara ke dalam paru adalah
berurutan mulai dari hidung, faring,
laring trakea, bronkus, dan bronkiolus
 Saluran pernapasan dari hidung sampai
bronkiolus dilapisi oleh membran
mukosa bersilia
 Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta
alveoli yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran O2 dan CO2. Terdapat tiga
jenis sel-sel alveolar :
Sel-sel alveolar tipe I adalah sel epitel
yang membentuk dinding alveolar.
Sel-sel alveolar tipe II adalah sel yang
aktif secara metabolik,mensekresi
surfaktan.
Sel alveoli tipe III adalah makrofag
yang merupakan sel-sel fagosit

Oksigenasi
 Laring sering disebut kotak
suara,
 Laring memungkinkan
udara mengalir di dalam
struktur ini dan mencegah
benda padat agar tidak
masuk ke dalam trakea.
 Epiglottis atau kartilago
epiglotik adalah kartilago
yang paling atas, bentuknya
seperti lidah dan
keseluruhannya dilapisi
oleh membrane mukosa.
Selama menelan, laring
bergerak ke atas dan
epiglottis tertekan ke
bawah menutup glottis.
Gerakan ini mencegah
masuknya makanan atau
cairan ke dalam laring.
 Trakhea
 Trachea mempunyai panjang sekitar 10
sampai 13 dengan lebar sekitar 2,5 cm.
Trachea terletak di depan esophagus
 Trakhea terbagi menjadi brokhi kanan dan
kiri.
 Dinding trachea disangga oleh cincin
kartilago, otot polos, dan serat elastic. Cincin
kartilago ini berujung terbuka yang
menghadap belakang seperti huruf C yang
benyaknya sekitar 16 sampai 20 buah. Ujung
terbuka dari cincin ini dihubungkan oleh otot
polos dan jaringan ikat, memungkinkan
pelebaran esophagus ketika menelan
makanan. Cincin kartilago memberikan
bentuk kaku pada trachea, mencegahnya agar
tidak kolaps dan menutup jalan udara.
 Bagian dalam trachea dilapisi oleh membrane
mukosa bersilia. Lapisan mukosa ini banyak
mengandung sel yang menyekresi lendir di
sebut Pseudostratified Ciliated Columnar.
 Silia pada trachea juga menyapu kea rah atas
mengarah ke faring. Ketika mencapai faring,
mucus biasanya tertelan atau dikeluarkan
sebagai spuntum.
Bronkhial dan Alveoli
Cabang bronchus kiri

mempunyai sudut lebih tajam


dibanding cabang bronchus
kanan.
Alveoli berjumlah 300-500 juta

pada rata-rata orang dewasa.


Struktur alveoli sangat efisien

untuk mendukung terjadinya


difusi gas. Setiap alveolus terdiri
atas ruang udara mikroskopik
yang dikelilingi oleh dinding
yang tipis, memisahkan satu
alveolus dengan alveolus
lainnya, dan dari pembuluh
darah kapiler di dekatnya.
Skema proses
respirasi
 4 proses pada
sistem pernafasan
yaitu:
 Ventilasi Pulmonal
 Setelah proses ventilasi, udara
yang telah memasuki saluran
nafas didistribusikan ke seluruh
paru, kemudian masuk ke dalam
alveoli. Distribusi merupakan
proses pemerataan/pembagian
udara ke cabang-cabang
bronchus. Udara volume tidal
(volume udara yang masuk dan
kemudian keluar pada sekali
bernafas) yang besarnya kira-kira
500 mL, dibagi menjadi volume
kecil-kecil sebanyak alveoli yang
ada, yaitu kira-kira 300 mL juta
alveoli. Udara ini tidak terbagi
rata ke semua alveoli. Udara
pertama yang terhirup, masuk ke
puncak paru, kemudian disusul
oleh udara dibelakangnya, masuk
ke baris paru. Distribusi yang
tidak merata ini mengakibatkan
nilai ventilasi di puncak paru lebih
besar dibandingkan nilai ventilasi
di basis paru.
 Secara umum difusi diartikan sebagai
peristiwa perpindahan molekul dari suatu
daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi
ke daerah yang konsentrasinya lebih
rendah. Peristiwa difusi merupakan
peristiwa pasif yang tidak memerlukan
energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di
dalam paru adalah perpindahan molekul
oksigen dari rongga alveoli melintasi
membran kapiler alveolar, kemudian
melintasi plasma darah, selanjutnya
menembus dinding sel darah merah, dan
akhirnya masuk ke interior sel darah merah
sampai berikatan dengan hemoglobin.
 Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu
0,1 µm atau sepertujuh puluh dari tebal
butir darah merah sehingga molekul
oksigen tidak mengalami kesulitan untuk
menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di
dalam paru adalah perpindahan molekul
karbondioksida dari darah ke udara
alveolus. Oksigen dan karbondioksida
menembus dinding alveolus dan kapiler
pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti
molekul kedua gas tadi bergerak tanpa
menggunakan tenaga aktif
 Perfusi atau disebut
juga transportasi
merupakan
pengangkutan gas
pernapasan oleh
darah.
 Gas-gas pernapasan
ditransportasikan
melalui sirkulasi
pulmonar dan sistemik
 Jumlah oksigen yang
larut dalam plasma
relatif kecil, yaitu
hanya sekitar 3%.
1. Faktor fisiologis
 Obstruksi mekanik
 Trauma pada dada yang menyebabkan fraktur iga atau luka tembus
pada dada.
 Jumlah hemoglobin yang adekuat untuk membawa O2 pada sel- sel
tubuh
 Berfungsinya pusat pernapasan
 Pusat pernapasan dikontrol oleh medula oblongata. Sebagai pusat
kontrol pernapasan, terdapt daerah ritmik medula oblongata (med.
rythm area) yang terdiri atas neuron inspirasi dan ekspirasi. Oleh
karena itu jika organ ini rusak maka proses oksigenasi terganggu.

2. Faktor perkembangan
◦ Bayi toddler
◦ Anak usia sekolah dan remaja
◦ Dewasa pertengahan dan dewasa muda
◦ Lansia
3. Faktor perilaku :
Nutrisi, latihan fisik, merokok,
penyalahgunaan substansi, dan stres .
4. Faktor lingkungan
 Suplai oksigen yang adekuat
 Tempat yang tinggi menyebabkan tekanan O2 (PO2)
menurun
 Inhalasi asap, keracunan CO2 dan tercampurnya udara
yang dihirup dengan gas- gas inert (nitrogen, helium,
hidrogen, metan, atau gas anestetik seperti nitro oksida).
 Auskultasi
 Palpasi
 Pemeriksaan Fungsi Paru
 Pemeriksaan Diagnostik
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan akumulasi sekret paru
yang kental.
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen.
 Ketidakefektifan pola napas berhubungan
dengan menurunnya ekspansi paru.
 Nyeri dada berhubungan dengan hipoksia,
hiperventilasi alveolar.
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
penurunan transpor oksigen, keletihan.
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TINDAKAN

1
TU : Untuk Mengeluarkan sekret Mengecerkan sekret
membersihkan jalan dari jalan napas dengan cara
napas dengan memberikan minum
TK: Setelah memasukkan sebuah air hangat dan
pemberian askep kateter penghisap ke membantu
dalam 1x24 jam dalam jalan napas mengeluarkan
pasien dapat batuk oral dan / trachea dengan
efektif menggunakan
KH: Sekret dapat kateter
keluar secara efektif

Anda mungkin juga menyukai