Anda di halaman 1dari 13

Nama : Salabila Aulia Arya Putri

Prodi : D3 Keperawatan
NIM : 211615

TUGAS KMB I
ANATOMI FISIOLOGI KEBUTUHAN
OKSIGENASI DAN PENCERNAAN

OKSIGENASI
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen
(O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolism sel. Sebagai hasilnya,terbentuklah karbon dioksida,energy,dan air. Akan
tetapi,penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang
cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki
Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam
proses metabolism tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan
apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang berperan dalam proses
pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernafasan,persyarafan,dan kardiovaskuler.
Kapasitas (daya muat) udara dalam paru-paru adalah 4.500-5.000 ml (4,5-51). Udara
yang diperoses dalam paru-paru hanya sekitar 10% (kurang lebih 500 ml),yaitu yang dihirup
(inspirasi) dan yang dihembuskan (ekspirasi) pada pernafasan biasa.

Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi.


Sistem pernapasan manusia memiliki organ-organ pernapasan yang menunjang proses
pernapasan. Organ-organ pernapasan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.
Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan alveous.
1. Organ pernapasan hidung
Hidung merupakan alat pernapasan pertama yang dilalui oleh udara.
Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh
tulang nasalis. Kedua tulang hidung menghubungkan rongga hidung dengan
atmosfer untuk mengambil udara. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel
berlapis pipih dengan rambut-rambut kasar. Rambut-rambut kasar tersebut
berfungsi menyaring debu-debu kasar. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel
berlapis semu bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel
penghasil lendir yang berfungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut
hidung, dan mengatur suhu udara pernapasan. Sebagai indra pembau, pada atap
atau rongga hidung terdapat lobus olfaktorius yang mengandung sel-sel pembau.
Perjalanan udara memasuki paru-paru dimulai ketika udara melewati lubang
hidung. Di lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung.
Udara juga menjadi lebih hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di
rongga hidung bagian dalam, terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat
menangkap zat-zat kimia yang terkandung dalam udara sehingga kita mengenal
berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman tersebut kemudian akan
mengirimkan impuls ke otak.
2. Organ pernapasan faring.
Setelah melalui rongga hidung, udara akan melewati faring. Faring adalah
percabangan antara saluran pencernaan (esofagus) dan saluran pernapasan (laring
dan trakea) dengan panjang kurang lebih 12,5–13 cm. Faring terdiri atas tiga
bagian, yakni nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Faring merupakan
pertemuan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Oleh karena itu,
ketika menelan makanan, suatu katup (epiglotis) akan menutup saluran
pernapasan (glotis) sehingga makanan akan masuk ke saluran pencernaan. Pada
percabangan ini, terdapat klep epiglotis yang mencegah makanan memasuki
trakea.
3. Laring
Setelah melewati faring, udara akan menuju laring. Laring sering disebut
sebagai kotak suara karena di dalamnya terdapat pita suara. Laring merupakan
suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang rawan. Salah satu dari
sembilan tulang rawan tersebut adalah tulang rawan tiroid yang berbentuk
menyerupai perisai. Pada laki-laki dewasa, tulang rawan tiroid lebih besar
daripada wanita sehingga membentuk apa yang disebut dengan jakun.
4. Organ pernapasan trakea.
Dari faring, udara melewati laring, tempat pita suara berada. Dari laring,
udara memasuki trakea. Trakea disebut juga “pipa angin” atau saluran udara.
Trakea memiliki panjang kurang lebih 11,5 cm dengan diameter 2,4 cm. Trakea
tersusun atas empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan
tulang rawan, dan lapisan adventitia. Lapisan mukosa terdiri atas sel-sel epitel
berlapis semu bersilia yang mengandung sel goblet penghasil lendir (mucus). Silia
dan lendir berfungsi menyaring debu atau kotoran yang masuk. Lapisan
submukosa terdiri atas jaringan ikat. Lapisan tulang rawan terdiri atas kurang
lebih 18 tulang rawan berbentuk huruf C. Lapisan adventitia terdiri atas jaringan
ikat. Dinding trakea dilapisi oleh epitel berlapis banyak palsu bersilia. Epitel ini
menyekresikan lendir di dinding trakea. Lendir ini berfungsi menahan benda
asing yang pada membran sel epitel.
5. Bronkus dan Bronkiolus
Setelah melalui trakea, saluran bercabang dua. Kedua cabang tersebut
dinamakan bronkus. Setiap bronkus terhubung dengan paru-paru sebelah kanan
dan kiri. Bronkus bercabang-cabang lagi, cabang yang lebih kecil
disebut bronkiolus. Dinding bronkus juga dilapisi lapisan sel epitel selapis
silindris bersilia. Di sekitar alveolus terdapat kapiler-kapiler pembuluh darah.
Dinding kapiler pembuluh darah tersebut sangat berdekatan dengan alveolus
sehingga membentuk membran respirasi yang sangat tipis. Membran yang tipis
ini memungkinkan terjadinya difusi antara udara alveolus dan darah pada kapiler-
kapiler pembuluh darah. Bronkus, bronkious, dan alveolus membentuk satu
struktur yang disebut paru-paru.
Paru-paru manusia terdiri dari sekitar 300 juta alveoli, yang merupakan
kantung berbentuk cangkir dikelilingi oleh jaringan kapiler. Sel darah merah
melewati kapiler dalam file tunggal, dan oksigen dari setiap alveolus memasuki
sel darah merah dan mengikat hemoglobin. Selain itu, karbon dioksida yang
terkandung dalam plasma dan sel darah merah meninggalkan kapiler dan
memasuki alveoli ketika napas diambil. Kebanyakan karbon dioksida mencapai
alveoli sebagai ion bikarbonat, dan sekitar 25 persen saja terikat longgar pada
hemoglobin.
6. Alveolus
Bronkiolus bermuara pada alveoli (tunggal: alveolus), struktur berbentuk
bola-bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang
melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat
oksigen dari udara dalam rongga alveolus.
Ketika seseorang menghirup, otot-otot tulang rusuk dan diafragma
berkontraksi, sehingga meningkatkan volume rongga dada. Peningkatan ini
menyebabkan penurunan tekanan udara di rongga dada, dan udara bergegas ke
alveoli, memaksa mereka untuk memperluas dan mengisi. Paru-paru pasif
memperoleh udara dari lingkungan dengan proses ini. Selama pernafasan, otot-
otot tulang rusuk dan diafragma rileks, daerah rongga dada berkurang, dan
meningkatkan tekanan udara internal. Udara yang dikompresi memaksa alveoli
untuk menutup, dan udara mengalir keluar.
Aktivitas saraf yang mengontrol pernapasan muncul dari impuls diangkut
oleh serabut saraf yang lewat ke dalam rongga dada dan berakhir pada otot tulang
rusuk dan diafragma. Dorongan ini diatur oleh jumlah karbon dioksida dalam
darah:  tinggi konsentrasi karbon dioksida menyebabkan peningkatan jumlah
impuls saraf dan tingkat pernapasan yang lebih tinggi.

Proses oksigenasi
Bernafas/pernafasan  merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru
atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada
perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi,
dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan
ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :

 Tekanan udara atmosfir


 Jalan nafas yang bersih
 Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang
lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan
pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi


membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien
tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar
40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :

 Luas permukaan paru


 Tebal membran respirasi
 Jumlah darah
 Keadaan/jumlah kapiler darah
 Afinitas
 Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen
akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke
jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan
plasma dan sel-sel. Didalam literature yang lain dikatan bahwa proses oksigenasi
terbagi menjadi 4 bagian :
 Ventilasi : Proses masuknya udara melalui hidung.
 Difusi : Proses pertukaran o2 dan co2 menghasilkan o2 yang
terjadi di membrane alveoli kapiler.
 Transfortasi : Proses penyebaran o2 ke seluruh tubuh.
 Perfusi : Proses pertukaran o2 dan co2 menghasilkan co2 yang
terjadi di kapiler.

Jenis pernafasan.
Berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, orang sering
menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya pernapasan dada dan pernapasan
perut terjadi secara bersamaan.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
 Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –>
tulang rusuk terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara
dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara
luar masuk ke paru-paru.
Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru
menyusut –> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.

2. Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
 Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung
menjadi mendatar –> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru
lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –>
paru-paru mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.

PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja sama untuk mengubah
makanan menjadi energi dan nutrisi dasar untuk memberi makan seluruh tubuh. Makanan
melewati tabung panjang di dalam tubuh yang dikenal sebagai saluran pencernaan atau saluran
pencernaan (GI tract). Saluran pencernaan terdiri dari:
 rongga mulut
 faring
 kerongkongan
 lambung
 usus kecil
 usus besar

Selain saluran pencernaan, ada beberapa organ aksesoris sistem pencernaan penting yang
membantu tubuh mencerna makanan tetapi tidak ada makanan yang melewatinya. Organ asesoris
sistem pencernaan meliputi:
 gigi
 lidah
 kelenjar ludah
 hati
 kantong empedu, dan
 pankreas.

Untuk mencapai tujuan menyediakan energi dan nutrisi bagi tubuh, enam fungsi utama terjadi
dalam sistem pencernaan:
 Proses menelan
 Sekresi
 Pencampuran dan gerakan
 Pencernaan
 Penyerapan
 Pengeluaran

Anatomi Sistem Pencernaan

1. Mulut
Makanan memulai perjalanannya melalui sistem pencernaan di mulut, juga
dikenal sebagai rongga mulut. Di dalam mulut terdapat banyak organ tambahan
yang membantu pencernaan makanan—lidah, gigi, dan kelenjar ludah. Gigi
memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil, yang dibasahi oleh air liur
sebelum lidah dan otot lain mendorong makanan ke dalam faring.
2. Faring atau Tenggorokan
Faring, atau tenggorokan, adalah tabung berbentuk corong yang terhubung ke
ujung posterior mulut. Faring bertanggung jawab untuk melewati massa makanan
yang dikunyah dari mulut ke kerongkongan. Faring juga memainkan peran
penting dalam sistem pernapasan, karena udara dari rongga hidung melewati
faring dalam perjalanannya ke laring dan akhirnya ke paru- paru. Karena faring
memiliki dua fungsi yang berbeda, faring mengandung lipatan jaringan yang
dikenal sebagai epiglotis yang bertindak sebagai saklar untuk mengarahkan
makanan ke kerongkongan dan udara ke laring.
3. Kerongkongan
Kerongkongan adalah tabung berotot yang menghubungkan faring ke lambung
yang merupakan bagian dari  saluran pencernaan bagian atas. Ia membawa massa
yang tertelan dari makanan yang dikunyah sepanjang panjangnya. Di ujung
bawah kerongkongan adalah cincin berotot yang disebut bagian bawah sfingter
esofagus atau sfingter jantung. Fungsi sfingter ini adalah untuk menutup ujung
kerongkongan dan menjebak makanan di lambung.
4. Lambung
Lambung adalah kantung otot yang terletak di sisi kiri rongga perut, tepat di
bawah diafragma. Pada rata-rata orang, perutnya kira-kira sebesar dua kepalan
tangan yang diletakkan bersebelahan. Organ utama ini bertindak sebagai tangki
penyimpanan makanan sehingga tubuh memiliki waktu untuk mencerna makanan
besar dengan baik. Lambung juga mengandung asam klorida dan enzim
pencernaan yang melanjutkan pencernaan makanan yang dimulai di mulut.
5. Usus halus
Usus halus adalah tabung tipis panjang dengan diameter sekitar 1 inci dan panjang
sekitar 10 kaki yang merupakan bagian dari  saluran pencernaan bagian bawah.
Itu terletak tepat di bawah perut dan mengambil sebagian besar ruang di rongga
perut. Seluruh usus halus melingkar seperti selang dan permukaan bagian dalam
penuh dengan banyak tonjolan dan lipatan. Lipatan ini digunakan untuk
memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi. Pada saat makanan
meninggalkan usus kecil, sekitar 90% dari semua nutrisi telah diekstraksi dari
makanan yang masuk.
6. Hati dan Kandung Empedu
Hati adalah organ aksesori berbentuk segitiga dari sistem pencernaan yang
terletak di sebelah kanan lambung, tepat di bawah diafragma dan di atas usus
kecil. Hati memiliki berat sekitar 3 pon dan merupakan organ terbesar kedua
dalam tubuh. Hati memiliki banyak fungsi yang berbeda di dalam tubuh, tetapi
fungsi utama hati dalam pencernaan adalah produksi empedu dan sekresinya ke
dalam usus kecil. Kantung empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir yang
terletak tepat di belakang hati. Kantung empedu digunakan untuk menyimpan dan
mendaur ulang kelebihan empedu dari usus kecil sehingga dapat digunakan
kembali untuk pencernaan makanan berikutnya.
7. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar besar yang terletak tepat di inferior dan posterior
lambung. Panjangnya sekitar 6 inci dan berbentuk seperti ular pendek dan kental
dengan "kepala" terhubung ke duodenum dan "ekor" menunjuk ke dinding kiri
rongga perut. Pankreas mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam usus kecil
untuk menyelesaikan pencernaan kimiawi makanan.
8. Usus besar
Usus besar adalah tabung panjang dan tebal dengan diameter sekitar 2,5 inci dan
panjang sekitar 5 kaki. Itu terletak tepat di bawah lambung dan membungkus
batas superior dan lateral usus kecil. Usus besar menyerap air dan mengandung
banyak bakteri simbiosis yang membantu pemecahan limbah untuk mengekstrak
sejumlah kecil nutrisi. Kotoran di usus besar keluar dari tubuh melalui lubang
anus.

Fisiologi Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk mengambil makanan utuh dan mengubahnya
menjadi energi dan nutrisi untuk memungkinkan tubuh berfungsi, tumbuh, dan memperbaiki
dirinya sendiri. Enam proses utama dari sistem pencernaan meliputi:

1. Proses menelan
Fungsi pertama dari sistem pencernaan adalah menelan, atau asupan makanan. Mulut
bertanggung jawab untuk fungsi ini, karena merupakan lubang di mana semua makanan
masuk ke dalam tubuh. Mulut dan perut juga bertanggung jawab untuk penyimpanan
makanan saat menunggu untuk dicerna. Kapasitas penyimpanan ini memungkinkan tubuh
untuk makan hanya beberapa kali setiap hari dan menelan lebih banyak makanan
daripada yang dapat diproses pada satu waktu.

2. Sekresi
Dalam sehari, sistem pencernaan mengeluarkan sekitar 7 liter cairan. Cairan ini termasuk
air liur, lendir, asam klorida, enzim, dan empedu. Air liur membasahi makanan kering
dan mengandung amilase saliva, enzim pencernaan yang memulai pencernaan
karbohidrat. Lendir berfungsi sebagai penghalang pelindung dan pelumas di dalam
saluran GI. Asam klorida membantu mencerna makanan secara kimiawi dan melindungi
tubuh dengan membunuh bakteri yang ada dalam makanan kita. Enzim seperti mesin
biokimia kecil yang membongkar makromolekul besar seperti protein, karbohidrat, dan
lipid menjadi komponen yang lebih kecil. Akhirnya, empedu digunakan untuk
mengemulsi massa besar lipid menjadi butiran kecil untuk memudahkan pencernaan.
3. Pencampuran dan Gerakan
Sistem pencernaan menggunakan 3 proses utama untuk memindahkan dan mencampur
makanan:
 Menelan
Menelan adalah proses menggunakan otot polos dan rangka di mulut, lidah, dan
faring untuk mendorong makanan keluar dari mulut, melalui faring, dan masuk ke
kerongkongan.
 Peristaltik
Peristaltik adalah gelombang otot yang berjalan sepanjang saluran GI,
memindahkan sebagian makanan yang dicerna dalam jarak pendek ke bawah
saluran. Dibutuhkan banyak gelombang peristaltik agar makanan berjalan dari
kerongkongan, melalui lambung dan usus , dan mencapai ujung saluran
pencernaan.
 Segmentasi
Segmentasi hanya terjadi di usus kecil karena segmen usus pendek berkontraksi
seperti tangan meremas tabung pasta gigi. Segmentasi membantu meningkatkan
penyerapan nutrisi dengan mencampur makanan dan meningkatkan kontaknya
dengan dinding usus.

4. Pencernaan
Pencernaan adalah proses mengubah potongan besar makanan menjadi bahan kimia
komponennya. Pencernaan mekanis adalah pemecahan fisik dari potongan besar makanan
menjadi potongan-potongan kecil. Cara pencernaan ini dimulai dengan mengunyah
makanan oleh gigi dan dilanjutkan melalui pencampuran otot makanan oleh lambung dan
usus. Empedu yang diproduksi oleh hati juga digunakan untuk memecah lemak secara
mekanis menjadi butiran-butiran yang lebih kecil.Sementara makanan dicerna secara
mekanis, makanan juga dicerna secara kimiawi karena molekul yang lebih besar dan
lebih kompleks dipecah menjadi molekul yang lebih kecil yang lebih mudah diserap.
Pencernaan kimiawi dimulai di mulut dengan amilase saliva dalam saliva
memecah karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat sederhana. Enzim dan asam di
lambung melanjutkan pencernaan kimiawi, tetapi sebagian besar pencernaan kimiawi
terjadi di usus kecil berkat kerja pankreas. Pankreas mengeluarkan koktail pencernaan
yang sangat kuat yang dikenal sebagai jus pankreas, yang mampu mencerna lipid,
karbohidrat, protein, dan asam nukleat. Pada saat makanan telah meninggalkan
duodenum , telah direduksi menjadi bahan kimia penyusunnya—asam lemak, asam
amino, monosakarida, dan nukleotida.
5. Penyerapan
Setelah makanan direduksi menjadi bahan penyusunnya, makanan siap diserap tubuh.
Penyerapan dimulai di perut dengan molekul sederhana seperti air dan alkohol yang
diserap langsung ke dalam aliran darah. Sebagian besar penyerapan terjadi di dinding
usus kecil, yang terlipat rapat untuk memaksimalkan luas permukaan yang bersentuhan
dengan makanan yang dicerna. Darah kecil dan pembuluh limfatik di dinding usus
mengambil molekul dan membawanya ke seluruh tubuh. Usus besar juga terlibat dalam
penyerapan air dan vitamin B dan K sebelum feses meninggalkan tubuh.
6. Pengeluaran (Anus)
Fungsi terakhir dari sistem pencernaan adalah ekskresi limbah dalam proses yang dikenal
sebagai buang air besar melalui Anus. Buang air besar mengeluarkan zat yang tidak dapat
dicerna dari tubuh sehingga tidak menumpuk di dalam usus. Waktu buang air besar
dikendalikan secara sukarela oleh bagian otak yang sadar, tetapi harus dilakukan secara
teratur untuk mencegah cadangan bahan yang tidak dapat dicerna.

Anda mungkin juga menyukai