Anda di halaman 1dari 19

A.

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)


Pemberian makan klien melalui NGT dilakukan apabila cara makan
melalui mulut tidak memungkinkan. Makanan yang diberikan
berupa makanan cair.
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan mempertahankan status
nutrisi dan mempertahankan keseimbangan asam-basa.
NGT adalah kependekan dari Naso Gastric Tube. Alat ini adalah alat
yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang
plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.
Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,
cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk
mengeluarkan isi lambung.
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa
yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung.
Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut
(berhubungan dengan perut).
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1. Dewasa ukurannya no 14-20
2. Anak-anak ukurannya no 8-16
3. Bayi ukuran no 5-7

2. Pengertian
Pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam
lambung. Selang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan
baik pembuangan sekresi gastrik dan pemasukan cairan ke dalam
lambung.
NGT merupakan singkatan dari nasogastric tube yaitu suatu selang
pendek yang dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung pasien
yang mengalami gangguan fungsi menelan atau mengunyah

3. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
b. Mempertahankan fungsi usus
c. Mempertahankan integritas mucosa saluran cerna
d. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam
saluran pencernaan
e. Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna
f.Megambil cairan dan mengeluarkan udara dari lambung

Dilakukan pada :
a. Klien yang tidak dapat makan/menelan atau klien tidak sadar
b. Klien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga
membahayakan jiwanya, misalnya klien dengan gangguan jiwa.
c. Klien yang muntah terus-menerus
d. Klien yang tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat
e. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Premature,
dismature

4. Indikasi
a. Perdarahan GI (Gastrointestinal)
b. Trauma multiple, pada dada dan abdomen
c. Pemberian Obat-obatan, cairan makanan
d. Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang.
Operasi abdomen
e. Obstruksi saluran cerna

5. Kontraindikasi
a. Fraktur tulang-tulang wajah dan dasar tengkorak
b. Penderita operasi esofagus dan lambung (sebaiknya NGT
dipasang saat operasi)

6. Ukuran Nasogastrik
a. Selang berdiameter kecil ( 8 Fr sampai 12 Fr ), lunak, fleksible,
sering digunakan untuk pasien yang membutuhkan enteral
feeding untuk kurang dari 6 minggu.
b. NGT berdiameter besar, kurang flexible, lebih kaku, digunakan
untuk pemberian obat, dekompresi/pengurangan tekanan udara
di lambung, dan untuk feeding jangka pendek ( biasanya kurang
dari 1 minggu ).
7. Pelaksasanaan
a. Persiapan Alat :
1) Baki berisi :
a) Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)
b) Pelumas/ jelly
c) Spuit ukuran 20-50 ml
d) Stetoskop
e) Lampu senter/ pen light
f) Handuk kecil
g) Tissue
h) Sarung tangan dispossible
i) Plester
j) Gunting
k) Nierbekken / bengkok

b. Bak instrumen berisi:


1). Klem
2). Spatel lidah
2. Prosedur kerja
a. Tahap Pre interaksi
1). Lakukan verivikasi catatan perawatan untuk pemasangan
NGT
2). Menyiapkan diri perawat
3). Menyiapkan alat

b. Tahap orientasi
1). Berikan salam terapeutik, panggil klien untuk menyebutkan
namanya, dan kalau perlu perkenalkan nama perawat, jika
klien dalam keadaan tidak sadar atau tidak bisa bicara,
maka tanyakan kepada keluarga dan tas dan lakukan
double check
2). Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan,
terangkan bahwa bernafas dengan mulut dan menelan
akan sangat membantu pemasangan selang.
3). Berikan kesempatan klien untuk bertanya

c. Tahap kerja
1). Siapkan alat disamping tempat tidur dan menjaga privacy
klien, letakan troli disebelah kanan perawat
2). Cuci tangan
3). Bantu klien untuk posisi Fowler tinggi dengan meletakan
bantal di belakang kepala dan bahu, atau posisi duduk.
4). Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda
bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan
dominan kiri)
5). Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta klien untuk
rileks dan bernafas normal dengan menutup satu lubang
hidung, dan ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan
mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau
lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll, memilih lubang hidung
yg lancar aliran udaranya
6). Bersama klien tentukan kode yang digunakan, misalnya
mengangkat telunjuk untuk mengatakan tunggu sejenak
karena rasa tidak enak, dsbnya.
7). Pasang handuk diatas dada klien, letakan tissue dan
bengkok dalam jangkauan klien .
8). Gunakan sarung tangan
9).Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan
ditandai dengan plester.
Metode tradisional: Ukur jarak dari puncak lubang hidung
ke daun telinga bawah, dengan menempatkan ujung
melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran
dari daun telinga ke prosesus xipoidius; tandai lokasi di
tonjolan sternum dengan plester kecil.
Metode Hanson: pertama tandai 50 cm pada slang,
kemudian lakukan pengukuran tradisional. Slang dimasukan
ditengah antara 50 cm dan tanda tradisional.
10).Memberi pelumas pada selang sepanjang 10-20 cm
11).Mengingatkan klien bahwa selang akan dimasukkan
12).Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke
dalam lubang hidung yang paling bersih
13).Pada saat memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta
klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
14).Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam
faring, anjurkan klien untuk menekuk kepala ke depan dan
menelan.
15).Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan
memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat klien
menelan (jika klien batuk, tercekik / sianosis atau slang
menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi
langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien
untuk bernafas melalui mulut
16).Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke
lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa
penempatannya:minta klien membuka mulut untuk melihat
slang dengan menggunakan spatel lidah.
17).Memeriksa letak selang: Aspirasi dengan spuit dan pantau
drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-
20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil
mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar
gemuruh, bila slang tidak berada dilambung masukan lagi
2,5-5 cm.
18).Membersihkan hidung klien dan slang biarkan kering.
19).Fiksasi slang dengan plester dan hindari tekanan pada
hidung. Potong 10 cm plester gunting bagian tengah plester
sepanjang 5 cm , sisakan sebagian tetap utuh kemudian
tempelkan pada batang hidung klien, lilitkan salah satu ujung,
kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
20).Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah
pasien. Tempelkan ujung slang NG ke baju klien dengan
memasang plester pada ujungnya dan penitikan pada baju
21).Dampingi dan bicara dengan klien bahwa prosedur telah
selesai, serta evaluasi respon klien.
22).Alat-alat dibereskan
23).Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

d. Tahap terminasi
1). Evaluasi hasil yang dicapai, berikan reinforcement pada
klien lalu kontrak pertemuan berikutnya.
2). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakuakn meliputi:
tanggal dan waktu insersi selang, ukuran dan tipe selang,
warna dan jumlah drainase, toleransi klien terhadap
prosedur, nama perawat.

Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) ,
lutut boleh ditekuk atau lurus.
Ada 3 jenis posisi fowler :
High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

Kewaspadaan :
1. Lakukan irigasi teratur dengan volume cairan sedikit untuk
mempertahankan kepatenan
2. Rotasikan selang lambung setiap hari
3. Lakukan perawatan mulut lebih sering.
4. Berikan krim atau gliserin pada bibir untuk mempertahankan
kelembaban
CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI MAHASISWA
MEMASANG NASO GASTRIC TUBE (NGT)

-----------------------------------------------------------------------------------------
Nama Mahasiswa :……………………...........
NIM :……………………..
PENCAPAIAN PENILAIAN
NO TINDAKAN
YA TDK K BK
1 Verifikasi catatan perawatan dilakukan
2 Alat disiapkan sesuai kebutuhan
3 Salam terapeutik disampaikan, identifikasi
pasien dengan menanyakan nama pasien
serta lakukan double chek.
4 Prosedur, tujuan dan lamanya tindakan
pemasangan NGT dijelaskan
5 Kesempatan klien bertanya di berikan dan
alat didekat
6 Privacy Klien dijaga dan cuci tangan
dilakukan
7 Posisi klien diatur fowler atau high fowler
8 Lubang hidung untuk insersi NGT dipilih
dan kalau perlu bersihkan terlebih dahulu
9 Kode ketidaknyamanan ditentukan
10 Handuk/pengalas dipasang di dada klien,
bengkok dan tissue diletakkan dalam
jangkauan pasien
11 Sarung tangan dipakai
12 Panjang insersi NGT ditentukan dengan
cara tradisional atau hanson dengan
benar*)
13 Pelumas/jelly dioleskan sepanjang 10-20
cm pada selang NGT dengan benar dimulai
dari ujung NGT*)
14 Pasien diberitahu bahwa selang akan
dimasukkan, Pasien diminta untk
menengadahkan kepala dan mulai
masukkan selang dengan pelan
15 Meminta klien menunduk/fleksi ketika
selang NGT sampai di faring.
16 Insersi ngt dilanjutkan hingga batas
pengukuran*)
17 Insersi dilakukan dengan lembut dan tidak
dipaksakan bila ada sumbatanatau klien
sianosis*)
18 Memastikan selang NGT tidak masuk ke
rongga mulut dilakukan
19 Letak NGT dicek dan tutup ujung NGT*)
20 Lubang hidung dibersihkan
21 Fiksasi NGT dilakukan*)
22 Klien diberitahu bahwa prosedur telah
selesai, dan evaluasi respon klien
23 Kontrak selanjutnya dengan klien dilakukan
24 Alat-alat dibereskan
25 Sarung tangan dilepas
26 Cuci tangan dilakukan
27 Dokumentasi tindakan dilakukan
JUMLAH
Keterangan :
(*) merupakan critical point harus dilakukan secara sempurn
Nilai batas kompeten = 68 %
Nilai : =
Nilai : Jumlah kompeten X 100% 27
27

Rekomendasi : Yogyakarta,
1. Kompeten
Penilai,
2. Belum Kompeten

.............................
B. Pemberian makan melalui NGT
Pemberian makan klien melalui NGT dilakukan apabila cara
makan melalui mulut tidak memungkinkan. Makanan yang
diberikan berupa makanan cair.
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan mempertahankan status
nutrisi dan mempertahankan keseimbangan asam-basa.
Prosedur
1. Tahap preinteraksi
a. Melakukan verifikasi order untuk pemberian makan.
b. Persiapan alat
Baki berisi:
1) Makanan cair hangat
2) Corong, pipa dan spuit
3) Air hangat dalam tempatnya
4) Jika ada ada obat, haluskan dan larutkan dengan air
putih secukupnya
5) Pengalas
6) Bengkok
7) Stetoskop
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam terapeutik, panggil klien untuk
menyebutkan namanya, dan kalau perlu perkenalkan
nama perawat, jika klien dalam keadaan tidak sadar atau
tidak bisa bicara, maka tanyakan kepada keluarga dan
lakukan double chek.
b. Jelaskan pada pasien tujuan pemberian makan melalui
slang NG dan jenis makan yang bisa dimasukan melalui
slang NG, serta menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan pada pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Mencuci tangan
b. Membawa alat-alat kedekat klien
c. Jaga privacy klien
d. Periksa perut klien apakah kembung / tidak
e. Bantu mengabil posisi semi fowler / fowler tinggi, kepala
dimiringkan
f. Kontrol kembali posisi slang dengan cara auskultasi dan
aspirasi untuk mengetahui residu. Jika ada residu maka
diukur dan dimasukkan kembali. (jumlah residu ikut
menentukan jumlah makanan yang dimasukkan, contoh
jika perintahnya 75 cc, terdapat residu 5 cc maka jumlah
makanan yang dimasukkan adalah 70 cc)
g. Letakan pengalas dibawah slang agar makanan tidak
menetes ke klien
h. Buka tutup pipa/ klem sambil menjepit selang dengan jari
sehingga udara tidak masuk melalui slang.
i. Pasang corong pada selang sambil terus menjepit selang
j. Tuangkan makanan / obat ke dalam corong perlahan
melalui dinding corong sambil melepaskan jepitan pada
slang dan membiarkan makanan mengalir ke dalam
lambung berdasarkan gaya grafitasi.
k. Mengatur aliran dengan meninggikan atau merendahkan
slang, tidak memaksa makanan masuk lambung, bila ada
hambatan hentikan pemberian makanan dan rujuk pada
tim medik.
l. Masukkan air putih hangat untuk membilas, lalu klem
slang kembali (pasang balutan kecil pada ujung selang
dan mengikat dengan karet)
m. Rapikan klien dan lingkungannya
n. Bersihkan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya
o. Cuci tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil yang dicapai, berikan reinforcement pada
klien dan lakukan kontrak pertemuan berikutnya
b. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan waktu
pemberian, jenis dan jumlah makanan yang diberikan
serta respon klien.dalam catatan klien.
Kewaspadaan
Tidak memberikan makanan langsung dari lemari
pendingin tanpa dihangatkan
Jika terasa ada obstruksi pada saat pemberian makanan,
hentikan prosedur dan rujuk segera pada dokter.
Sikap
Hati-hati
Cermat
Peka terhadap respon klien
CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PEMBERIAN MAKAN MELALUI NASOGASTRIK TUBE

-----------------------------------------------------------------------------------------
Nama Mahasiswa :……………………..
NIM :……………………..

PENCAPAIAN PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TDK K BK
1 Alat dipersiapkan
2 Salam terapeutik disampaikan dan identifikasi
pasien serta lakukan double chek
3 Tindakan dijelaskan
4 Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
5 Kesempatan klien bertanya disampaikan dan
jaga privacy pasien
6 Cuci tangan dilakukan dan pakai sarung tangan(
kalau perlu)
7 Pengalas diletakkan di bawah slang
8 Posisi klien diatur semi fowler/fowler, kepala
dimiringkan
9 Aspirasi selang untuk kontrol posisi dan
mengetahui residu
10 Tutup slang dibuka sambil menjepit selang
dengan jari sehingga udara tidak masuk melalui
slang
11 Corong/spuit dipasang sambil tetap menjepit
slang*)
12 Makanan dituangkan
13 Jepitan pada slang dilepaskan dan membiarkan
makanan mengalir ke dalam lambung
14 Aliran diatur dengan meninggikan atau
merendahkan slang, bila ada hambatan
dihentikan
15 Air putih hangat dimasukkan untuk membilas
slang sampai bersih
16 Slang ditutup*)
17 Klien dirapikan dan alat-alat dibereskan
18 Sarung tangan dilepaskan dan cuci tangan
dilakukan
19 Respon klien dievaluasi, Reinforcement diberikan
dan kontrak pertemuan berikutnya dilakukan
20 Dokumentasi hasil tindakan dilakukan
Jumlah

Keterangan :
(*) merupakan critical point harus dilakukan secara sempurn
Nilai batas kompeten = 68 %

Nilai : Jumlah kompeten X 100%


Nilai : _=
20
20

Rekomendasi :
1. Kompeten Yogyakarta,
2. Belum Kompeten Penilai,

.............................
C. Pelepasan Selang Nasogastrik
1. Pengantar
Selang nasogastrik dipasang terlalu lama dapat menimbulkan
erosi hidung, sinusitis, esofagitis dan ulserasi lambung.
Karena itu berdasarkan pertimbangan pencegahan komplikasi
serta kondisi klien yang sudah memungkinkan, selang
nasogastrik perlu dilepaskan tepat sesuai dengan pemulihan
fungsi saluran pencernaan.
2. Prosedur Kerja
a. Tahap preinteraksi
1). Lakukan verifikasi order
2). Persiapan alat
Baki berisi:
1) Spuit 10 cc
2) Salin normal
3) Klem pean
4) Pengalas / handuk
5) Bengkok
b. Tahap orientasi
1). Mengucap salam dan menanyakan namanya
2). Menjelaskan prosedur, lamanya dan tujuan pelepasan
selang nasogastrik
c. Tahap kerja
1) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2) Memasang pengalas/ handuk diatas dada klien
3) Meletakan bengkok yang mudah dijangkau
4) Memberitahu klien untuk menarik napas dalam dan
menghembuskan napas dengan perlahan
5) Mencabut selang dengan perlahan memasukannya
kedalam bengkok
6) Merapikan peralatan dan klien
7) Cuci tangan
d. Tahap terminasi
1) Mengobservasi tanda dan gejala gangguan saluran
cerna.
2) Evaluasi hasil yang dicapai, berikan reinforcement pada
klien lalu kontrak pertemuan berikutnya.
3) Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan meliputi:
tanggal, waktu pelepasan, dan reaksi klien dalam
catatan klien
CHECKLIST PENILAIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PEMBERIAN MAKAN MELALUI NASOGASTRIK TUBE

-----------------------------------------------------------------------------------------
Nama Mahasiswa :……………………..
NIM :……………………..

PENCAPAIAN PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TDK K BK
1 Alat dipersiapkan
2 Salam terapeutik disampaikan dan
identifikasi pasien serta diuble chek
3 Tindakan dijelaskan, tujuan, prosedur dan
lamanya tindakan
4 Kesempatan klien bertanya disampaikan
5 Cuci tangan dilakukan dan pakai handscoen
6 Privacy klien dijaga kemudian pengalas
dipasang didada pasien
7 Bengkok diletakkan yang mudah dijangkau
8 Klien diberitahu untuk menarik nafas dalam
dan menghembuskan nafas dengan perlahan
9 Selang dicabut dengan perlahan dan
masukkan ke dalam bengkok
10 Klien dirapikan dan alat-alat dibereskan
11 Sarung tangan dilepaskan dan cuci tangan
dilakukan
12 Respon klien dievaluasi
13 Reinforcement diberikan dan kontrak
pertemuan berikutnya dilakukan
14 Dokumentasi hasil tindakan dilakukan
Jumlah
Keterangan :
(*) merupakan critical point harus dilakukan secara sempurn
Nilai batas kompeten = 68 %

Nilai : Jumlah kompeten X 100% Nilai : =

14 14

Yogyakarta,
Rekomendasi :
1. Kompeten Penilai,
2. Belum Kompeten

.............................

Anda mungkin juga menyukai