Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BED SIDE TEACHING (BST)

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)


Pembimbing: Dian Hudiyawati, S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun oleh:
Kelompok A (No.absen 6-9)
1. Adriana Mardiah (J230205038)
2. Ulfa Widiyasari (J230205042)
3. Etik Rositasari (J230205054)
4. Ita Indraswati (J230205055)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
A. PENGERTIAN
Nasogastric berasal dari bahasa Latin dan Yunani. Naso berasal dari bahasa latin
“nasus” yaitu hidung. Sedangkan gastrik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang
artinya berhubungan dengan perut. Pemasangan NGT (nasogastric tube) adalah
pemasangan selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung.
B. TUJUAN

Tujuan pemasangan selang NGT (Bennetzen et.al, 2015)


1. Memberikan nutrisi pada klien yang tidak sadar dan mengalami kesulitan
menelan
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus atau lambung pada klien tidak sadar
3. Mencegah distensi gaster
4. Melakukan kumbang lambung pada klien keracunan
5. Mengeluarkan darah pada klien yang mengalami muntah darah atau perdarahan
pada lambung
6. Mengambil specimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
C. INDIKASI

Indikasi pemasangan selang NGT (Thomsen, 2016)


1. Tidak sadar
2. Kesulitan menelan
3. Keracunan
4. Muntah darah
5. Pre atau post operasi esophagus atau mulut
6. Ileus atau peritonitis trauma abdomen
D. KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi pemasangan selang NGT (Thomsen, 2016)


1. Memiliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2. Mengalami cidera serebrospinal
E. ALAT

Alat – alat yang dibutuhkan dalam pemasangan NGT yaitu Selang NGT, klem,
spuit 10 cc, stetoskop/ gelas berisi air matang, plester yang telah digunting siap
pakai, plester dan gunting, kassa steril yang telah diberi jelly, perlak pengalas,
bengkok, sarung tangan bersih dan steril.
F. PROSEDUR
1. Pra interaksi
a. Mengecek status medis pasien
Rasional : Menetapkan parameter untuk pengukuran normal klien,
memberikan arahan dalam pemilihan alat
b. Persiapan alat  : Selang NGT, klem, spuit 10 cc, stetoskop/ gelas berisi air
matang, plester yang telah digunting siap pakai, plester dan gunting, kassa
steril yang telah diberi jelly, perlak pengalas, bengkok, sarung tangan bersih
dan steril.
Rasional : Memfasilitasi penilaian dan pengukuran yang terorganisir
2. Orientasi
a. Beri salam kepada klien
Rasional : Identifikasi klien yang tepat memastikan keamanan klien dan
perawat
b. Cek identitas klien
Rasional : Menghindari resiko ketidaksesuaian dan mereduksi kerugian
pasien
c. Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan serta kontrak waktu
Rasional : Hak klien menentukan bahwa tindakan apa pun harus dijelaskan
kepada klien. Klien selalu memiliki hak untuk menolak prosedur. Informasi
mengurangi kecemasan
d. Berikan kesempatan untuk bertanya
Rasional : Memastikan klien telah paham dengan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
e. Jaga privasi
Rasional : Mengurangi rasa malu
3. Fase Kerja
a. Lakukan cuci tangan, dan gunakan sarung tangan bersih.
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme.
b. Tempatkan klien dalam posisi Fowler, setidaknya sudut 45 atau lebih tinggi,
dengan bantal di belakang bahu klien; menyediakan privasi. Tempatkan klien
yang tidak sadarkan diri di posisi semi-Fowler.
Rasional : Memfasilitasi saluran masuk ke kerongkongan dan menelan.
c. Letakkan handuk di atas dada pasien, dengan tisu dalam jangkauan.
Rasional : Mencegah baju dan selimut pasien kotor
d. Periksa lubang hidung dan kaji saat klien bernafas melalui setiap lubang
hidung.
Rasional : Menentukan lubang hidung yang paling paten untuk memudahkan
pemasangan.
e. Ukur panjang tubing yang dibutuhkan dengan menggunakan tube sebagai pita
pengukur:
 Ukur dari jembatan hidung klien ke daun telinga hingga proses xifoid
sternum
 Jika selang masuk ke bawah perut (nasoduodenal atau nasojejunal),
tambahkan 15 sampai 20 cm tambahan
 Tempelkan selotip kecil pada tabung untuk menandai panjangnya.
Rasional : Memperkiraan panjang tabung yang dibutuhkan untuk mencapai
perut.
f. Minta klien meniup hidung, dan anjurkan untuk menelan air jika tingkat
kesadaran memungkinkan.
Rasional : Membersihkan saluran hidung; memfasilitasi jalannya selang.
g. Lumasi selang 4 inci pertama dengan pelumas yang dapat larut dalam air.
Rasional : Memfasilitasi jalan masuk ke dalam lubang hidung.
h. Masukkan selang NGT dengan cara berikut:
Rasional : Meminimalkan trauma pada mukosa karena selang
 Masukkan selang perlahan ke dalam lubang hidung ke belakang
tenggorokan (klien mungkin tersedak); arahkan tabung ke belakang
tenggorokan dan ke bawah.
Rasional : Memastikan penempatan tip.
 Saat klien merasakan selang di belakang tenggorokan, gunakan senter
atau senter untuk menemukan ujung selang.
Rasional : Membuka kerongkongan dan membantu pemasangan selang
setelah selang melewati nasofaring dan mengurangi risiko masuknya
selang ke trakea.
 Anjurkan klien untuk melenturkan kepala ke arah dada. Instruksikan
klien untuk menelan.
Rasional : Membantu mendorong tuba melewati orofaring.
 Jika terdapat resistensi, putar tabung perlahan dengan gerakan maju ke
bawah menuju telinga terdekat klien; jangan paksa selang.
Rasional : Selang mungkin melingkar atau tertekuk atau di orofaring atau
trakea
i. Segera tarik selang jika terjadi perubahan status pernapasan.
Rasional : Menunjukkan bahwa selang masuk di bronkus atau paru-paru.
j. Majukan selang, berikan klien air, sampai tanda yang telah ditandai perawat
tercapai.
Rasional : Membantu pemasangan tabung
k. Periksa penempatan tabung:
 Pasang spuit dan aspirasi sampel isi lambung.
 Biarkan spuit terpasang di ujung selang yang bebas.
Rasional : Memastikan penempatan yang tepat di perut, mengkonfirmasi
penempatan yang benar
l. Amankan selang dengan selotip.
Rasional : Mencegah tabung terlepas.
m. Ajarkan klien tentang gerakan yang dapat melepaskan tabung.
Rasional : Mengurangi kecemasan dan mengajarkan klien bagaimana
mencegah menarik-narik tabung dengan gerakan kepala.
n. Lepaskan sarung tangan, buang bahan yang terkontaminasi dalam wadah
yang tepat, dan cuci tangan / kebersihan tangan.
Rasional : Mencegah penyebaran mikroorganisme; melindungi pekerja lain
agar tidak bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi cairan tubuh
4. Evaluasi
a. Lakukan evaluasi tindakan perawatan
Rasional : Mendorong partisipasi dalam perawatan kesehatan
b. Beri reinforcement positif
Rasional : Memberi rasa nyaman pada pasien
c. Berpamitan dan menginformasikan kontrak waktu kepada pasien
Rasional : Memberi rasa nyaman pada pasien
d. Membereskan alat-alat
Rasional : Menjaga kebersihan lingkungan sekitar pasien
e. Lakukan cuci tangan
Rasional : Membunuh mikroorganisme
f. Dokumentasi
Rasional : Memberikan bukti asuhan keperawatan
Pemasangan selang nasogastrik pada pasien dengan risiko tinggi harus dilakukan
secara hati-hati karena dapat memicu kejadian nasokardiak refleks (Manggala dkk,
2018).
G. CONTOH KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PROSEDUR

ID Soal 1
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis legal, dan peka budaya / Asuhan dan
manajemen asuhan keperawatan / pengembangan profesional
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / Afektif knowledge
Tinjauan 3 KMB / Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga / Gerontik /
Manajemen / Gadar / Komunitas
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan / diagnosa / Perencanaan /
Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigenasi / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Aman dan Nyaman /
Eliminasi / Aktivitas dan Istirahat / Psikososial / Komunikasi /
Seksual / Nilai dan Keyakinan / Belajar
Tinjauan 7 Pernafasan / Jantung, pembuluh darah, dan distem limfatik /
Pencernaan dan hepatobiler / Saraf dan perilaku / Endokrin dan
metabolisme / Muskuloskeletal / Ginjal dan saluran kemih /
Reproduksi / Integument / Darah dan sistem kekebalan imun /
Penginderaan / Kesehatan mental / Pelayanan kesehatan
Kasus
Seorang remaja usia 16 tahun di rawat di Rumah sakit karena mengeluh Hematemesis.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data : keadaan umum tampak lemah, konjungtiva
anemis, sclera tidak ikterik, CRT 2 detik, RR = 20 x/menit.. saat ini pasien sedang
dipuasakan dan baru dilakukan pemasangan NGT. Perawat akan memantau ketepatan
poisisi pemasangan NGT tersebut.
Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh perawat ?
a. Melakukan auskultasi udara yang dimasukkan ke dalam NGT
b. Mengukur panjang gelang NGT yang akan dimasukkan
c. Memberikan pelumas/ jelly pada ujung NGT
d. Mengukur tanda- tanda vital
e. Mendengarkan bising usus
Kunci Jawaban A
Referensi Perry, Anne Griffin. Potter, Patricia A. (2015). Mosby’s
Pocket Guide to Nursing Skills and Procedures, eighth edition.
Florida
Nama Pembuat Kelompok A (no absen 6-9)
Institusi/Bagian Program Profesi Ners UMS / Mahasiswa
ID Soal 2
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis legal, dan peka budaya / Asuhan dan
manajemen asuhan keperawatan / pengembangan profesional
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / Afektif knowledge
Tinjauan 3 KMB / Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga / Gerontik /
Manajemen / Gadar / Komunitas
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan / diagnosa / Perencanaan /
Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigenasi / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Aman dan Nyaman /
Eliminasi / Aktivitas dan Istirahat / Psikososial / Komunikasi /
Seksual / Nilai dan Keyakinan / Belajar
Tinjauan 7 Pernafasan / Jantung, pembuluh darah, dan distem limfatik /
Pencernaan dan hepatobiler / Saraf dan perilaku / Endokrin dan
metabolisme / Muskuloskeletal / Ginjal dan saluran kemih /
Reproduksi / Integument / Darah dan sistem kekebalan imun /
Penginderaan / Kesehatan mental / Pelayanan kesehatan
Kasus
Tn S Usia 56 tahun masuk RS dengan diagnosis PPOK kemudian dilakukan
pemasangan NGT, sebelum sakit pasien memiliki Berat badan 60 Kg, setelah sakit BB
pasien menjadi 45 Kg, TB 158 cm . Hasil pemeriksaan fisik TTV, TD 100/90 mmHg,
RR 20 X/menit, denyut nadi 80 x/menit, suhu 36 C, Pasien tampak pucat, lemes dan
nafsu makan menurun. Pasien hanya mampu menghabiskan ½ dari porsi makan pasien,
Berdasarkan kasus diatas, diagnose utama yang harus ditegakkan adalah..
a. Defisit nutrisi
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan rasa nyaman
d. Resiko deficit
e. Gangguan pertukaran gas.
Kunci Jawaban A
Referensi Perry, Anne Griffin. Potter, Patricia A. (2015). Mosby’s
Pocket Guide to Nursing Skills and Procedures, eighth edition.
Florida
Nama Pembuat Kelompok A (no absen 6-9)
Institusi/Bagian Program Profesi Ners UMS / Mahasiswa
ID Soal 3
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis legal, dan peka budaya / Asuhan dan
manajemen asuhan keperawatan / pengembangan profesional
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / Afektif knowledge
Tinjauan 3 KMB / Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga / Gerontik /
Manajemen / Gadar / Komunitas
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan / diagnosa / Perencanaan /
Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigenasi / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Aman dan Nyaman /
Eliminasi / Aktivitas dan Istirahat / Psikososial / Komunikasi /
Seksual / Nilai dan Keyakinan / Belajar
Tinjauan 7 Pernafasan / Jantung, pembuluh darah, dan distem limfatik /
Pencernaan dan hepatobiler / Saraf dan perilaku / Endokrin dan
metabolisme / Muskuloskeletal / Ginjal dan saluran kemih /
Reproduksi / Integument / Darah dan sistem kekebalan imun /
Penginderaan / Kesehatan mental / Pelayanan kesehatan
Kasus
Ny. M mengalami kecelakaan fraktur pada bagian lengan kanan, kemudian dirujuk ke
RS dan dilakukan pemeriksaan fisik TTV, TD : 120/90 mmHg, RR : 2 4 x/menit,
Nadi : 82 x/menit, suhu 35,7 C, pasien mengeluh nyeri pada area fraktur, wajah
tampak meringis, pasien mengatakan sulit untuk melakukan pergerakan dan pasien
juga mengalami penurunan nafsu makan. Pasien mengalami penurunan BB, wajah
tampak pucat., mukosa bibir kering. Kemudian dilakukan pemasangan NGT. Sebelum
perawat melakukan pemasangan NGT, Perawat menanyakan kepada pasien dan
keluarga untuk ketersediaan dilakukannya pemasangan NGT . kegiatan yang dilakukan
perawat tersebut merupakan sesuai dengan prinsip etik…
a. Autonomi
b. Maleficiency
c. Beneficiency
d. Justify
e. Feracity

Kunci Jawaban A
Referensi Utami, Ngesti W, dkk. 2016.
Nama Pembuat Kelompok A (no absen 6-9)
Institusi/Bagian Program Profesi Ners UMS / Mahasiswa

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
2. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
4. Resiko infeksi
I. JURNAL YANG RELEVAN TERKAIT PROSEDUR
1. Judul : Reflek Nasogatrik
Metode : Laporan kasus
Hasil dan pembahasan :
Pada pasien yang mengalami rerleks nasokardiak, terjadi perubahan cepat dari
system kardiovaskule yang memperburuk kondisi pasien. Pada kasusu ini,
kriteria mayor untuk menjelaskan kejadian mayor untuk menjelaskan kejadian
TCR pada pasien adalah adanya pemasangan selang nasogastric yang dapat
menyebabkan perangsangan pada cabang nervus trigeminus memiliki cabang
saraf sensoris dan motoric dan terbagi menjadi tiga cabang utama, dimana
diantaranya berada pada dinding rongga hidung. Mekanisme terjadinya reflex
nasokardiak dimulai dengan adanya rangsangan terhadap saran V1 dan V2 dari
cabang nervus trigeminus yang memberikan sinyal ke ganglion gasserin yang
terdapat pada ventrikel keempat sebagai jalur aferennya. Rangsangan ini
memberikan efek kronotopik negative dan inotropic negative yang
menyebabkan timbulnya brakikardia dan penurunan tekanan darah.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya refleks ini.
Teori yang berkembang adalah adanya proteksi fisiologis endogen dari otak
sebagai respon terhadap kondisi iskemik. Refleks ini adalah usaha tubuh untuk
menjaga oksigenasi, namun efek yang berlebihan akan menimbulkan bahaya
pada pasien. resiko tinggi timbulnya nasokardiak refleks terdapat pada anak-
anak, jenis kelamin laki-lai, kondisi peningkatan aktivitas simpatis, hipoksemia,
hiperkarbia, anestesi dangkal, penggunaan pelumpuh otot, penggunaan opiod
dan intensitas stimulus.
Pemasangan selang nasogastric pada pasien dengan resiko tinggi harus
dilakukan secara hati-hati karena dapat memicu kejadian nasokardiak refleks.
Peralatan gawat darurat dasar seperti monitor non invasive dan obat-obatan
emergensi harus dipersiapkan pada prosedur pemasangan nasogastric pasien
resiko tinggi.
2. Judul : Diagnostic Accuracy Of Methods Used To Verify
Nasogastric Tube Position In Mechanically Ventilated Adult Patients: A
Systematic Review
Metode : Sistematik Review
Hasil dan pembahasan :
Tinjauan sistematis ini mengungkapkan dua metode yang digunakan untuk
menentukan penempatan selang NG pada pasien dewasa berventilasi mekanis:
kapnografi kolorimetri dan kapnografi.
Kapnografi mungkin memiliki potensi sebagai metode yang valid untuk
menentukan posisi tabung NG karena satu penelitian menyimpulkan bahwa
metode ini akurat; Namun, keterbatasannya adalah bahwa penelitian tersebut
berisi ukuran sampel yang agak kecil (n = 7).
Temuan utama dari tinjauan sistematis ini adalah bahwa kapnografi kolorimetri
dapat digunakan untuk secara akurat membedakan antara saluran GI dan posisi
saluran napas dari selang NG karena empat studi yang menjelaskan metode ini
memperoleh hasil yang jelas. Metode ini adalah yang paling baik diteliti dan
oleh karena itu akan menjadi fokus utama untuk bagian diskusi ini.
Batasan kapnografi kolorimetri adalah bahwa perangkat tidak mendeteksi
secara tepat di mana di dalam saluran GI selang NG berada karena tidak
membedakan antara penempatan selang NG di esofagus, lambung atau usus.
Namun, secara klinis relevan untuk dapat mendeteksi gulungan mulut atau
faring dari tabung NG. Oleh karena itu, metode tambahan mungkin diperlukan
untuk menentukan posisi yang tepat dari tabung NG di saluran GI.
REFERENSI
Perry, Anne Griffin. Potter, Patricia A. (2015). Mosby’s Pocket Guide to Nursing Skills
and Procedures, eighth edition. Florida
Bennetzen, Linda Vad. Håkonsen, Sasja Jul. Svenningsen, Helle. Larsen, Palle. (2015).
Diagnostic Accuracy Of Methods Used To Verify Nasogastric Tube Position In
Mechanically Ventilated Adult Patients: A Systematic Review. JBI Database of
Systematic Reviews & Implementation Reports 2015;13(1) 188 – 223
Manggala, Sidharta. Napitupulu, Luther. Halim, Septianto. (2020). Nasocardiac Reflex.
MajAnestCriCare Vol. 38 No.2
Thomsen DW., Shaffer RW., Setnik GS. (2016). Nasogastric Intubation. The New
England Journal of Medicine: 354 ; 17.

Anda mungkin juga menyukai