Kelompok 8
Disusun Oleh :
Tk.2 Regular B
2. Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemasangan pipa nasogastrik meliputi:
a. Trauma wajah/midface yang berat (adanya gangguan pada cribiform
plate)
b. Adanya risiko memasukkan nasogastric tube ke intracranial
c. Pada kasus ini sebaiknya gunakan selang orogastric
d. Riwayat baru dilakukan operasi pada daerah hidung
e. Gangguan koagulasi
f. Sedang konsumsi obat antikoagulan
g. Varises esofagus
h. Striktur esofagus
i. Riwayat baru dilakukan ligasi (banding) varises esofagus
j. Tertelan bahan bersifat basa (risiko terjadinya ruptur esofagus)
D. Pengkajian
Pengkajian berfokus pada riwayat masalah sinus atau nasal, adanya distensi abdomen,
nyeri dan muntah, ukuran NGT yang digunakan sebelumnya (jika ada).
Biodata pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan
diagnosa medis.
Riwayat kesehatan sekarang dan masa lalu.
Pemeriksaan fisik : kesadaran umum dan tanda-tanda vital.
Data penunjang : oxygen saturation dan chest x-ray
E. Perencanaan
1. Persiapan Alat
a. NGT sesuai ukuran :
Dewasa : 16-18 Fr
Anak-anak : 12-14 Fr
Bayi : 6 Fr
b. jelly
c. klem
d. Stetoskop
e. Handuk, tissue, dan bengkok
f. Segelas air putih dah sedotan
g. Spuit 20cc atau 50cc
h. Plester atau hipafix
i. Gunting
j. Spatel lidah
k. Penlight atau senter
l. Sarung tangan steril
m. Masker jika diperlukan
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien
b. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT
c. Meminta persetujuan pasien
d. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
F. Implementasi/Cara Kerja
Pemasangan NGT
a. Dekatkan alat disamping klien
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
c. Cuci tangan
d. Bantu klien pada posisi high fowler, meningkatkan klien untuk menelan
e. Pasang handuk pada dada klien, mendekatkan bengkok
f. Memakai sarung tangan
g. Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernafas normal
dengan menutup satu hidung kemudian mengulanginya dengan menutup hidung
yang lain (bila klien sadar), selang mudah masuk melalui selang hidung yang
lebih paten
h. Mengukur panjang selang yang akan masuk dengan menggunakan:
Metode tradisional
Ukur jarak dari puncak hidung kedaun telinga bawah dan ke prosesus
xifoideus disternum
Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian lakukan pengukuran dengan
metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50
cm dan tanda tradisional
i. Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan menggunakan plester
j. Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm. Pelumasan menurunkan friksi anatar
membrane mukosa dan selang
k. Ingatkan klien bahwa selang akan segera dimasukkan dan instruksikan klien
untuk mengatur posisi kepala ekstensi, masukkan selang melalui hidung dan
memelihara agar jalan nafas tetap terbuka
l. Lanjutkan memasukkan selang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak
tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk dimasukkan selang dengan
cara memutar dan sedikit menaruk ujung selang akan mudah masuk kefaring
m. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring. Setelah melewati
nasofaring (3-4 cm) anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan
n. Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu
tekankan pentingnya bernafas lewat mulut) menelan memudahkan lewatnya
selang melalui orofaring
o. Jangan memaksakan selang untuk masuk. Jika hambatan atau klien tersedak,
sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi selang belakang tenggorok
dengan menggunakan sudip lidah/spatel dan senter. Selang mungkin terlipat,
menggulung diorofaring atau masuk ke trakea
p. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan
klien rileks dan bernafas normal. Memberi kenyamanan dan mengurangi
kecemasan
q. Periksa letak selang dengan :
Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma stetoskop
pada perut di kuadran kiri atas klien (lambung) kemudian suntukan 10-20
cc udara bersamaan auskultasi abdomen
Mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
Memasukkan ujung bagian luar selang NGT kedalam mangkuk yang berisi
air jika terdapat gelembung udara. Selang masuk kedalam paru-paru, jika
tidak ada gelembung udara selang masuk kedalam lambung
r. Oleskan alkohol pada ujung hidung klien dan biarkan sampai kering. Membantu
merekatkan plester lebih baik
s. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung :
Potong plaster 10 cm, belah menjadi dua pasang 5 cm pada salah satu
ujungnya. Pasang ujung yang tidak dibelah pada batang hidung klien dan
silangkan pada selang yang keluar dari hidung
Tempelkan ujung NGT pada klien dengan memasang plester pada ujungnya
dan peniti pada baju
t. Evaluasi klien setelah terpasang NGT
u. Rapikan alat-alat
v. Cuci tangan
w. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan keperawatan
Bilas lambung
a. Mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan
c. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien, meletakkan bengkok dibawah
dagu pasien
d. Pasang sped 50 cc ke dalam selang NGT
e. Kemudian mulai bilas lambung dengan memasukkan 250 ml irigan untuk
mengecek toleransi yang mencegah pasien muntah
f. Kemudian aspirasi irigan dengan sped dengan rahang pengukur
g. Kemudian tarek sedotan letak di bengkok dan urut bagian abdomen lambung
untuk mengeluarkan cairan irigan
h. Ulangi siklus ini hingga cairan tampak jernih
G. Evaluasi
Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil pengkajian, diagnosa dan
perencanaan pemasangan NGT perlu dikaji hasil yag diharapkan sudah tercapai atau
belum. Pengkajian yang terus menerus terhadap kriteria hasil yang diharapkan
sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas
1. Tidak terjadi komplikasi aspirasi, nasal irritation, epistaxis, esophagotracheal
fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT
2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga bertambah, bisa diajak kerja sama
dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh
3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat (nutrisi dan cairan)
H. Dokumentasi
Lakukan pencatakan terhadap hal-hal berikut pada lembar dokumentasi :
1. Tanggal dan waktu insersi selang
2. Warna dan jumlah cairan yang keluar
3. Ukuran dan tipe selang
4. Toleransi pasien terhadap prosedur
Format Penilaian Tindakan NGT