Anda di halaman 1dari 9

MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM

A. JENIS KOMPETENSI
Bilas Lambung (gastric lavage)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


1. Tujuan Umum: Mahasiswa mampu melakukan tindakan bilas lambung (gastric lavage)
2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan tujuan dari tindakan bilas lambung (gastric lavage)
2. Menyebutkan indikasi dari tindakan bilas lambung (gastric lavage)
3. Menyebutkan dan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
bilas lambung (gastric lavage)
4. Mendemostrasikan tindakan bilas lambung (gastric lavage) tepat dan benar.

C. DASAR TEORI
1. Pengertian
Bilas lambung (gastric lavage) adalah tindakan membersihkan lambung denga cara
memasukkan dan mengeluarkan air ke lambung atau dari lambung dengan menggunakan
Naso Gastric Tube (NGT). Bilas lambung (gastric lavage) adalah aspirasi isi lambung dan
pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung (Smeltzer dan Bare, 2001).

2. Tujuan:
Bilas Lambung (gastric lavage) digunakan untuk:
1. Memungkinkan evakuasi isi lambung (cairan, udara, darah dan racun) atau kumbah
lambung.
2. Mengosongkan lambung sebelum dilakukan tindakan endoskopi.
3. Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi isi lambung.

3. Prinsip:
Memperhatikan tekhnik steril, agar mikroorganisme tidak mudah masuk ke laring dan
saluran pencernaan.

4. Komplikasi
1. Perforasi esophagus
2. Aspirasi pulmonal
3. Ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremi)
4. Laringospasme
5. Hipoksia

5. Kriteria:
1. Kelengkapan alat tindakan bilas lambung (gastric lavage) \
2. Penggunaan cairan bilas lambing (gastric lavage) yang tepat.
3. Pastikan kepatenan nasal sebelum pemasangan Naso Gastric Tube (NGT)
4. Ukur Naso Gastric Tube (NGT) dari puncak hidung ke daun telinga, ke prosesus
xiphoideus.
D. BAHAN, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
 Untuk Pemasangan Bilas Lambung (gastric lavage):
1. Selang NGT (ukuran dewasa 14-20 Fr dan Anak-anak 8-16 Fr)
2. Kom penampung
3. Air hangat/NaCl 0,9%
4. Corong (Spuit 50 ml)
5. Gelas ukur
6. Pelumas / lubrikanSpatel Lidah
7. Penlight
8. Stetoskop
9. Spuit berujung kateter 10 cc
10. Plester
11. Gunting
12. Segelas Air dan sedotan
13. Handuk kecil
14. Piala Ginjal
15. Arteri Klem
16. Sarung tangan steril
17. Lidi Kapas
18. Tisue

E. LANGKAH KERJA
No Langkah Pengerjaan Ilustrasi Gambar
1. Mengidentifikasi indikasi/rasional:
 Mengkonfirmasikan identitas klien
 Menentukan kebutuhan untuk
melaksanakan prosedur
 Memeriksa order dokter terkait dengan
tujuan, tindakan bilas lambung

2. Mengkaji klien:
 Mengkaji apakah klien memiliki riwayat
bedah hidung.
 Mempalpasi abdomen klien untuk
memeriksa adanya distensi, nyeri dan
kekakuan dan mengauskultasi bising
usus.
 Mengkaji tingkat kesadaran klien dan
kemampuan untuk mengikuti instruksi.
 Menginspeksi kondisi hidung dan
rongga mulut
 Memeriksa rekam medis untuk
menemukan instruksi dokter
 Mengidentifikasi cairan bilas lambung
yang digunakan
3. Mengumpulkan peralatan:

4. Melakukan higiene tangan:


 Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk
prosedur mencuci tangan sesuai standar
WHO
 Menggunakan APD (alat pelindung diri)
yang sesuai
5. Menyiapkan lingkungan/peralatan:
 Mempertimbangkan privasi dan
kesesuaian latar/situasi
 Meminta bantuan asisten atau teman,
jika tersedia
6. Komunikasi teraupeutik:
 Memulai komunikasi dengan perkenalan
dan klarifikasi berbagai kebutuhan dan
masalah klien yang mendesak.
 Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan edukasi apabila diperlukan.
 Menjelaskan tindakan-tindakan pada
seluruh tahapan prosedur.
 Membantu klien terkait dengan sensasi-
sensasi yang mungkin dirasakan selama
prosedur (ketidaknyamanan, reflex
muntah)
 Memberikan kesempatan klien bertanya
 Memperoleh persetujuan klien.
7. Melaksanakan prosedur klinis:
 Menjaga privasi
 Berdirilah disisi kanan tempat tidur
klien bila menggunakan tangan dominan
kanan (atau sisi kiri bila menggunakan
tangan dominan kiri).
 Memposisikan klien semi fowler.
 Bersihkan mucus dan sekresi dari
hidung dengan tisue lembab atau lidi
kapas.
 Menempatkan handuk mandi diatas
dada klien. Pertahankan tisue dalam
jangkauan klien
 Memakai sarung tangan steril.
 Mengukur panjang selang yang akan
digunakan dengan menggunakan
metode tradisional. Ukur jarak dari
puncak lubang hidung kedaun telinga
dan ke prosesus xipoideus di sternum.
Tandai hasil pengukuran dengan plester
kecil. Klem ujung luar selang (apabila
tidak tersedia tutup selang)
 Memberikan pelumas pada ujung NGT
dengan memperhatikan teknik steril.
 Beritahu klien bahwa insersi dimulai.
Meminta pasien menengadahkan kepala,
masukkan selang ke dalam lubang
hidung. Instruksikan kepada pasien agar
menarik napas, masukkan selang dengan
perlahan sampai ke tenggorok
(nasofaring posterior).
 Fleksikan kepala klien ke arah dada
setelah selang melewati nasofaring.
 Mengambil spatel lidah dan penlight,
kemudian lihat selang NGT apakah
terlihat di bagian pangkal lidah.
 Masukkan selang setiap kali klien
menelan sampai panjang selang yang
ditandai pada saat pengukuran.
 Ketika tanda plester pada selang
mencapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi selang dan periksa
penempatannya; minta klien membuka
mulut untuk melihat selang, aspirasi
dengan spuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam spuit
sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang
dan dorong udara sambil mendengarkan
lambung dengan stetoskop jika
terdengar gemuruh, fiksasi selang.
 Untuk mengamankan selang :
guntungkan bagian tengah plester
sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inchi tetap
utuh, tempelkan 1 inchi plester pada
lubang hidung, lilitkan salah satu ujung
kemudian yang lain, saat sisi plester
lilitan mengitari selang.
 Setelah NGT masuk pasien diatur
dengan posisi miring tanpa bantal atau
kepala lebih rendah selanjutnya klem di
buka.
 Corong dipasang di ujung bawah NGT,
air hangat di tuangkan ke dalam corong,
jumlah cairan sesuai kebutuhan (± 500
cc). Cairan yang masuk tadi dikeluarkan
dan dikeluarkan ke dalam baskom
 Pembilasan lambung dilakukan
berulang kali sampai air jernih.
 Jika air yang keluar sudah jernih, selang
NGT dicabut secara pelan-pelan dan
buang pada piala ginjal
8. Membersihkan dan merapikan peralatan
dengan benar:
 Membersihkan mulut klien dengan
tissue
 Membersikan dan merapikan peralatan
yang sudah digunakan dalam tempat
penyimpanan yang benar
 Melakukan higiene tangan
9. Melakukan dokumentasi:
 Mendokumentasikan respon klien,
ukuran NGT, cairan bilas lambung yang
digunakan
 Mendokumentasikan waktu dilakukan
bilas lambung
 Mencatat jumlah, dan warna cairan
lambung serta isi cairan lambung
F. LEMBAR PENILAIAN TINDAKAN

JENIS KETERAMPILAN : MELAKUKAN BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)


LAHAN PRAKTEK : ………………………………………..

NAMA MAHASISWA : ………………………………………..


NIM : ………………………………………..
TANGGAL : ………………………………………..

Keterangan Penilaian:
5 - Penampilan akurat tanpa bantuan.
4 - Penampilan akurat dengan bantuan kadang-kadang
3 - Penampilan akurat tapi sering mendapat bantuan verbal dan fisik
2 - Penampilan akurat dengan bantuan verbal dan fisik yang terus-menerus
1 - Terus menerus mendapat bantuan verbal dan fisik tapi tidak dapat menunjukkan penampilan
yang diharapkan

KRITERIA
KRITERIA PENAMPILAN/BUKTI 5 4 3 2 1
KOMPETENSI
Mengidentifikasi 1. Mengkonfirmasikan identitas klien
indikasi/rasional 2. Menentukan kebutuhan untuk melaksanakan
prosedur
3. Memeriksa order dokter terkait dengan tujuan,
tindakan bilas lambung
Mengkaji klien 4. Mengkaji apakah klien memiliki riwayat bedah
hidung.
5. Mempalpasi abdomen klien untuk memeriksa
adanya distensi, nyeri dan kekakuan dan
mengauskultasi bising usus.
6. Mengkaji tingkat kesadaran klien dan kemampuan
untuk mengikuti instruksi.
7. Menginspeksi kondisi hidung dan rongga mulut
8. Memeriksa rekam medis untuk menemukan
instruksi dokter
9. Mengidentifikasi cairan bilas lambung yang
digunakan
Mengumpulkan 10. Selang NGT (ukuran dewasa 14-20 Fr dan Anak-
peralatan anak 8-16 Fr)
11. Kom penampung
12. Air hangat
13. Corong (Spuit 50 ml)
14. Gelas ukur
15. Pelumas / lubrikan
16. Spatel Lidah
17. Penlight
18. Stetoskop
19. Spuit berujung kateter 10 cc
20. Plester
21. Gunting
22. Segelas Air dan sedotan
23. Handuk kecil
24. Piala Ginjal
25. Arteri Klem
26. Sarung tangan steril
27. Lidi Kapas
28. Tisu
Melakukan higiene 29. Mematuhi 6 langkah 5 momen untuk prosedur
tangan mencuci tangan sesuai standar WHO
30. Menggunakan APD (alat pelindung diri) yang
sesuai
Menyiapkan 31. Mempertimbangkan privasi dan kesesuaian
lingkungan/peralatan latar/situasi
32. Meminta bantuan asisten atau teman, jika tersedia
Komunikasi 33. Memulai komunikasi dengan perkenalan dan
terapeutik klarifikasi berbagai kebutuhan dan masalah klien
yang mendesak.
34. Mengklarifikasi pengetahuan klien dan
memberikan edukasi apabila diperlukan.
35. Menjelaskan tindakan-tindakan pada seluruh
tahapan prosedur
36. Membantu klien terkait dengan sensasi-sensasi
yang mungkin dirasakan selama prosedur
(ketidaknyamanan, reflex muntah)
37. Memberikan kesempatan klien bertanya
38. Memperoleh persetujuan klien.
Melaksanakan 39. Menjaga privasi
prosedur klinis 40. Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila
menggunakan tangan dominan kanan (atau sisi
kiri bila menggunakan tangan dominan kiri).
41. Memposisikan klien semi fowler.
42. Bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan
tisue lembab atau lidi kapas.
43. Menempatkan handuk mandi diatas dada klien.
Pertahankan tisue dalam jangkauan klien
44. Memakai sarung tangan steril.
45. Mengukur panjang selang yang akan digunakan
dengan menggunakan metode tradisional. Ukur
jarak dari puncak lubang hidung kedaun telinga
dan ke prosesus xipoideus di sternum. Tandai
hasil pengukuran dengan plester kecil. Klem
ujung luar selang (apabila tidak tersedia tutup
selang)
46. Memberikan pelumas pada ujung NGT dengan
memperhatikan teknik steril.
47. Beritahu klien bahwa insersi dimulai. Meminta
pasien menengadahkan kepala, masukkan selang
ke dalam lubang hidung. Instruksikan kepada
pasien agar menarik napas, masukkan selang
dengan perlahan sampai ke tenggorok (nasofaring
posterior).
48. Fleksikan kepala klien ke arah dada setelah selang
melewati nasofaring.
49. Mengambil spatel lidah dan penlight, kemudian
lihat selang NGT apakah terlihat di bagian
pangkal lidah.
50. Masukkan selang setiap kali klien menelan
sampai panjang selang yang ditandai pada saat
pengukuran.
51. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan
masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang
dan periksa penempatannya; minta klien
membuka mulut untuk melihat selang, aspirasi
dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik
udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml
masukkan ke selang dan dorong udara sambil
mendengarkan lambung dengan stetoskop jika
terdengar gemuruh, fiksasi selang.
52. Untuk mengamankan selang : guntungkan bagian
tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inchi
tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung kemudian yang
lain, saat sisi plester lilitan mengitari selang.
53. Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi
miring tanpa bantal atau kepala lebih rendah
selanjutnya klem di buka.
54. Corong dipasang di ujung bawah NGT, air hangat
di tuangkan ke dalam corong, jumlah cairan
sesuai kebutuhan (± 500 cc). Cairan yang masuk
tadi dikeluarkan dan dikeluarkan ke dalam
baskom
55. Pembilasan lambung dilakukan berulang kali
sampai air jernih
56. Jika air yang keluar sudah jernih, selang NGT
dicabut secara pelan-pelan dan buang pada piala
ginjal
Membersihkan dan 57. Membersihkan mulut klien dengan tisue
merapikan peralatan 58. Membersikan dan merapikan peralatan yang
dengan benar sudah digunakan dalam tempat penyimpanan
yang benar
59. Melakukan higiene tangan
Melengkapi 60. Mendokumentasikan respon klien, ukuran NGT,
dokumentasi cairan bilas lambung yang digunakan
61. Mendokumentasikan waktu dilakukan bilas
lambung
62. Mencatat jumlah, dan warna cairan lambung serta
isi cairan lambung
Total Skor : Jumlah skor yang diperoleh
× 5
310

Kriteria lulus:
 Total Skor Keseluruhan yang diperoleh ≥ 4
 Tidak ada nilai nilai 1 dan 2

CATATAN/REFLEKSI :

TANGGAL : ________________
PENGUJI/SUPERVISOR MAHASISWA

(___________________________________) (__________________________________)

Anda mungkin juga menyukai