Anda di halaman 1dari 5

STANDARD OPERATINGPROCEDURE (SOP) KETERAMPILAN

PRAKTIK LABORATORIUM
(Prosedur Operasional Tetap)

Disusun Oleh
Kelompok 5

Hepi Novita Sari NIM: 2019.C.11a.1011


Niko Wibowo NIM: 2019.C.11a.1021
Tina Novela NIM: 2019.C.11a.1030

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
STANDARD OPERATINGPROCEDURE (SOP) KETERAMPILAN PRAKTIK
LABORATORIUM
(Prosedur Operasional Tetap)

Judul SOP : Bilang Lambung ( Gastric Lavage)


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Mulai Berlaku :
Halaman :

A. PENGERTIAN
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukkan dan mengeluarkan air/cairan tertentu ke dalam lambung dan
mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga lambung NGT
(Naso Gastric Tube).
B. TUJUAN
1. Untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi
sistemik
2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik
3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi
C. Ruang Lingkup
Semua klien anak dan dewasa yang memerlukan terapi medis berupa obat inta
vena
D. Kriteria Pencapaian
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian medikasi intravena secara
sistematis dan berdasarkan prinsip BENAR.
E. Standar Tenaga
Perawat, Bidan
A. Standar Alat dan Bahan
 Selang nasogastrik (NGT) : dewasa 14-18 French, anak/bayi 5-10 French
 Pelumas larut air
 Segelas air
 Handuk
 Celemek
 Bengkok
 Ph chimstrip
 Stetoskop
 Spuit untuk menilai ketepatan insersi selang
 Spuit dengan ukuran besar
 Sarung tangan dispsable (nonsteril), geogles, gown
 Plester hipoalergik
 Penlight/senter
 Cairan irigasi hangat/dingin (NaCl 0.9 % atau air) atau penawar racun
(antidote) sesuai kebutuhan
 Tempat untuk enapung cairan dari dalam lambung (ember)
 Peralatan penghisapan dinding mulut atau suction portable (jika diperlukan)
B. Prosedur Operasional Tetap (Standard Operasional Prosedure/SOP)
1. Mengkaji kesadaran klien dan menjelaskan tujuan prosedur kumbah lambung
kepada pasien dan keluarganya
2. Memakai celemek
3. Manruh handuk di bawah dagu dan menutupi dada pasien
4. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien
5. Meletakkan ember ke dekat pasien
6. Mengatur posisi pasien fowler tinggi (45-60 derajat) atau meninggikan
tempat tidur
7. Menginspeksi lubang hidung klien (dapat menggunakan penlight)
8. Memakai sarung tangan non steril
9. Mengatur panjang insersi nasogastrik:
a. Metode tradisional: gunakan selang nasogastrik, ukur jarak dari hidung
ke lubang telinga, kemudian ke prosessus xifoideus sternum dan ditandai
plester
b. Etode henson: mengukur 50 cm dari ujung selang dan lakukan
pengukuran metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan sepanjang
titik tengah antara 50 cm dan tanda metode tradisional
10. Melumasi selang kira-kira sepanang 6-8 cm, dengan pelumas larut air (water-
soluble lubricant)
11. Menganjurkan pasien agak menekuk leher ke belakang
12. Memasukkan selang ke dalam hidung dengan lembut sambil meminta pasien
menelan untuk memudahkan insersi selang. Menghentikan insersi jika klien
muntah atau tampak distress pernapasan
13. Menarik selang segera jika terdapat tanda distress pernapasan
14. Mendorong selang sehingga mencapai tanda plester
15. Mengamankan selang dengan menempelkan bagian yang lebar dan plester
pada batang hidung dan melilitkan ujung plester disekitar selang
16. Memeriksa ketepatan penempatan selang, dengan beberapa teknik sebagai
berikut
17. Menyambung spuit yang berisi 10 cc udara ke ujung selang. Sambil
menginjeksikan udara, melakukan asukultasi di atas area epigastrik (kuadran
kiri atas)
18. Memasukkan ujung selang hingga terendam ke dalam gelas/cangkir berisi air
dan tidak tampak gelembung udara dalam air
19. Mengaspirasi sampel cairan lambung dan diukur dengan menggunakan
chemistrip pH (jika ada)
20. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan X-ray, jika diperlukan
21. Setelah insersi selang tepat, mengatur posisi miring kiri tanpa bantal dan
kepala lebih rendah
22. Memasukkan cairan irigasi 100-120 ml setiap kali pemberian dan kemudian
cairan diaspirasi dengan spuit yang besar atau menunggu cairan tersebut
keluar dari lambung dengan pengaruh gaya gravitasi dan ditapung dalam
ember. Cairan dingin digunakan untuk pendarahan lambung
23. Menampung sedikit cairan yang keluar dari lambung sebagai specimen untuk
pemeriksaan laboraterium
24. Membilas lambung berulang-ulang sampai cairan yag keluar dari lambung
berwarna jernih/tidak berbau
25. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernapasan dan respon pasien
26. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan:
27. Tanggal dan waktu prosedur
28. Jenis, warna dan jumlah cairan irigasi
29. Karakteristik cairan lambung
30. Toleransi pasien terhadap prosedur
31. Sifat cairan atau specimen
32. Membaca doa setelah melakukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai