Anda di halaman 1dari 5

Nama : NURHASNI

NIM : 14420192126
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN VERBAN ELASTIS
Pengertian penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan
tertentu dan dengan tujuan tertentu.
Tujuan 1. Menahan sesuatu seperti :
 Menahan penutup luka
 Menahan pita traksi kulit
 Menahan bidai
 Menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan
geseran (sebagai splint)
2. Memberikan tekanan, seperti terhadap :
 Kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom
 Adanya ruang mati (dead space)
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan support terhadap bagian tubuh yang cedera
Persiapan alat 1. Verban elastis
2. Gunting
3. Kassa steril (bila perlu)
4. NaCl (bila perlu)
5. Plester
6. Hand schoen
Yang harus 1. Inspeksi adanya gangguan integritas kulit yang ditandai
diperhatikan dengan abrasi, perubahan warna, luka, atau edema. (Lihat
dengan teliti daerah penonjolan tulang).
2. Observasi sirkulasi dengan mengukur suhu permukaan,
warna kulit, dan sensasi bagian tubuh yang akan dibalut.
3. Khusus untuk di Unit Gawat Darurat, perhatikan jika ada
luka maka bersihkan luka, dan berikan balutan atau jahitan
jika luka terbuka.
4. Khusus untuk di Unit Perawatan, Kaji ulang adanya program
khusus dalam catatan medis yang berhubungan dengan
pemasangan perban elastic. Perhatikan area yang akan
dipasang perban, jenis perban yang dibutuhkan, frekuensi
penggantiannya dan respon sebelumnya terhadap terapi.
5. Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat.
6. Identifikasi rencana perawatan dan pengobatan.
7. Menjelaskan prosedur kepada klien. Jelaskan bahwa tekanan
lembut dan ringan yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi vena, mencegah terbentuknya bekuan
darah, mencegah gerakan lengan, menurunkan/mencegah
timbulnya bengkak, memfiksasi balutan operasi dan
memberikan tekanan.
8. Mengatur posisi pasien. Bantu agar pasien mendapat posisi
yang nyaman dan benar sesuai anatomik.
Bebat untuk mencegah gerak pada tungkai yang cedera :
 Letakkan sesuatu yang lunak, potongan untuk mengganjal,
misalnya : handuk, baju yang dilipat, kapas diantara kedua
tungkai atau antara lengan dengan tubuh.
 Pasang bebat, membalut tungkai hindari bagian-bagian yang
cedera
 Usahakan simpul bebat tidak menyebabkan kerusakan lebih
parah
 Setiap pemasangan bebat periksa aliran darah ke bagian yang
dibebat tiap 10 menit
Cara memeriksa aliran darah pasca pembebatan :
Pemeriksaan selalu dilakukan dengan memeriksa ujung-ujung
jari tangan atau tiap 10 menit. Sebagai akibat pemasangan bebat
yang terlalu ketat

Tanda-tanda dini :
 Bengkak dan terbendung
 Kulit berwarna biru terlihat gambaran pembuluh darah
 Rasa cekot-cekot

Tanda-tanda lanjut :
 Kulit pucat memutih seperti lilin, dingin, rasa tabal
 Rasa nyeri dibagian dalam
 Jari-jari tangan/kaki tak mampu bergerak
 Bila terlihat tanda-tanda tersebut segera kendorkan bebat dan
pasang ulang jangan terlalu ketat.
Ukuran Bebat :
 Untuk jari-jari 2,5 cm
 Untuk tangan 5 cm
 Untuk lengan 7,5 cm sampai 10 cm
 Untuk tungkai 10 sampai 15 cm
Prinsip-prinsip pembalutan :
a. Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat karena dapat
mengganggu sirkulasi
b. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas
c. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya
gangguan sirkulasi
d. Bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit
dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan
sirkulasi.

Prosedur 1. Cuci tangan dan pakai handscoen


2. Dekatkan alat-alat didekat pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan
4. Usahakan korban nyaman posisinya, duduknya, baringnya
5. Bagian ekstremitas yang cidera harus tampak seluruhnya,
pakaian harus dilepas kalau perlu digunting
6. Tahan dan bantu bagian yang cedera
7. Apabila korban terbaring terlentang, lewatkan bebat pada
bagian-bagian tubuh korban yang tidak menempel pada alas,
misalnya : sebatas bagian kaki, lutut, pinggang dan leer
8. Balutkan bebat secara tepat tidak terlalu ketat sehingga
mengganggu aliran darah
9. Usahakan ujung-ujung jari tangan atau kaki terlihat, tidak
tetutup bebat agar dapat dipantau aliran darah ke sana
10. Usahakan simpul bebat tidak mengganggu, secara teratur
lakukan pemeriksaan terhadap aliran darah pada bagian
bawah bebat kendorkan bila perlu.
11. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
12. Lepas handscoen dan cuci tangan

REFERENSI

https://www.youtube.com/watch?v=Q69f0YHcwjs
https://www.youtube.com/watch?v=mnmJZ1WxLhw

Anda mungkin juga menyukai