Anda di halaman 1dari 8

Nama : NURHASNI

NIM : 14420192126

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER URIN WANITA
Pengertian Kateter urin adalah memasukkan selang (kateter) melalui
uretra ke dalam vesica urinaria.
Indikasi 1. Pasien yang tidak dapat buang air kecil
2. Pasien yang bebas dari kontaminasi
Tujuan 1. Untuk mengurangi ketidaknyamanan karena distensi
vesica urinaria dan untuk memberi pengurangan tekanan
karena over distensi vesica urinaria secra bertahap
2. Untuk mengkaji jumlah sisa urin jika vesica urinaria
benar-benar dikosongkan
3. Untuk mendapatkan spesimen urin guna mengkaji adanya
keabnormalan unsur-unsur dan karakteristik urin
4. Untuk mengosongkan vesica urinaria sebelum operasi
Fase Pra 1. Membaca laporan/instruksi/perintah program terapi
Interaksi medik/program terapi keperawatan
2. Menulis/mengecek identitas klien pada format dokumentasi
asuhan keperawatan
3. Menyiapkan alat
a. Urin bag
b. Selang kateter
c. Klem
d. Plester
e. Gunting plester
f. Spoit 10 cc
g. Kom kecil
h. Korentang
i. Nierbekken
j. Jelly
k. Larutan Nacl
l. Bak instrument berisi :
- Pinset steril
- Kasa steril
- Handscoon steril
m. Duk steril
n. Pengalas
Fase Orientasi 1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan validasi
data : nama pasien, keluhan, data lain terkait.
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
3. Meminta persetujuan tindakan kepada pasien
4. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan
tindakan
Fase Kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Membuat kontrak tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan
4. Menjaga privasi pasien
5. Memasang perlak dan pengalas
6. Memasang Duk steril
7. Dekatkan alat dengan pasien
8. Memasang handscoon steril
9. Melakukan vulva hygiene menggunakan kasa dan pinset
steril
10. Mengambil selang kateter dengan tangan yang masih
steril, kemudian mengolesi jelly
11. Memasukkan selang kateter pada uretra
12. Memasukkan cairan aquades untuk mengunci selang
kateter
13. Menarik selang kateter dengan pelan, kemudian klem
14. Membuka duk steril dan menyambung selang kateter
dengan urin bag
15. Klem dibuka, dan perhatikan urin yang keluar
16. Fiksasi
17. Merapikan alat
18. Membuka handscoon
Fase Terminasi 1. Mengecek respon klien setelah dilakukan tindakan
pemasangan kateter urin
2. Dokumentasi tindakan keperawatan

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER PRIA
Pengertian Kateter urin adalah memasukkan selang (kateter) melalui
uretra ke dalam vesica urinaria.
Indikasi 3. Pasien yang tidak dapat buang air kecil
4. Pasien yang bebas dari kontaminasi
Tujuan 5. Untuk mengurangi ketidaknyamanan karena distensi
vesica urinaria dan untuk memberi pengurangan tekanan
karena over distensi vesica urinaria secra bertahap
6. Untuk mengkaji jumlah sisa urin jika vesica urinaria
benar-benar dikosongkan
7. Untuk mendapatkan spesimen urin guna mengkaji adanya
keabnormalan unsur-unsur dan karakteristik urin
8. Untuk mengosongkan vesica urinaria sebelum operasi
Pra interaksi Mengecek identitas klien berupa: nama klien, nomor RM,
tanggal masuk
Alat-alat
1. Handscoon
2. Alat tenun steril
3. Kateter sesuai ukuran
4. Pinset
5. KY Jelly
6. Perlak
7. Cairan antiseptik
8. Urine bag
9. Spuit 20 cc berisi air/NaCL 0.9%
10. Plester
11. Gunting plester
12. Selimut
13. Bengkok
14. Korentang
15. Kassa steril
Interaksi Orientasi
1. Salam terapeutik pada klien, Memperkenalkan nama
2. Menjelaskan kepada klien dan keluarga klien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
3. Meminta persetujuan pada klien tentang rencana tindakan
yang akan dilakukan
Kerja
1. Mencuci tangan dengan bersih dan memakai handscoon
Rasional : Mencegah penyebaran mikroorganisme
2. Memasang sampiran jika perlu
Rasional : untuk menjaga privasi klien
3. Bantu klien dalam posisi supinasi dengan kaki agak
melebar.
Rasional :Merelaksasikan otot perut dan memberikan
gambaran area untuk memfasilitasi pemasangan kateter.
4. Kenakan kain pada daerah abdomen dengan posisi
diamond dan paha klien jika diperlukan dan pasang perlak
diantara dua paha.
Rasional :Berusaha membuat klien lebih nyaman dan
hangat.
5. Cuci tangan, gunakan sarung tangan diposable dan
bersihkan daerah perineal klien.
Rasional : Mengurangai transfer mikroorganisme.
6. Buka sarung tangan dan cuci tangan.
Rasional : Mengurangai transfer mikroorganisme.
7. Buka kateter kit, gunakan teknik aseptik letakkan di sisi
tempat tidur klien.
Rasional:Memudahkan tindakan dan mencegah
terkontaminasinya alat-alat steril.
8. Gunakan sarung tangan steril
Rasional : Mencegah terkontaminasinya alat-alat steril
9. Tutup area perineal klien dengan kain steril sampai
sebatas tampak penis
Rasional : Menyiapkan tempat steril pada tempat
melakukan prosedur. Mencegah terkontaminasinya area
yang berdekatan
10. Jika kateter akan dimasukkan, periksa balon kateter
dengan memasukkan air steril 5 cc, pompa dan kempiskan
kembali
Rasional : Menguji kepatenan balon kateter. Pelepasan
semprotan untuk mencegah kesalahan pemompaan selama
pemasangan kateter
11. Sambung kateter dengan urobag jika belum tersambung
Rasional : Kateter dan sistem drainase bisa saja belum
tersambung, kecuali jika disambung sebelum kateterisasi.
Ini untuk menghindari penyebaran infeksi pada ujung
kateter yang terbuka
12. Pegang penis dengan tangan yang tidak dominan dengan
memberi alas kain kassa. Ambil kassa deppers yang telah
dibasahi dengan larutan antiseptik mengunakn pinset,
bersihkan glands penis dengan arah memutar.
Rasional : Mengangkat kotoran dan miminimalkan bahaya
infeksi saluran kencing
13. Pegang penis dengan sedikit menarik dengan membuat
sudut 90 derajat
Rasional : Memfasilitasi pemasangan kateter dengan
meluruskan uretra
14. Pegang kateter dengan tangan dominan masukkan kateter
ke dalam meatus kira-kira 8 inchi (15-17 cm) secara
perlahan-lahan sampai urin masuk ke urobag. Arahkan
penis mengarah sudut 60 agar memudahkan masuknya
kateter.
Rasional : Memberikan konfirmasi secara fisual bahwa
kateter sudah berada pada kandung kemih
15. Injeksikan air steril ke dalam balon pelan-pelan, bila klien
merasa nyeri segera hisap kembali. Lanjutkan insersi
kateter, setelahnya diinjeksikan kembali air steril pengisi
balon sebanyak 10 cc
Rasional :Memastikan bahwa balon telah tersimpan.
Kateter tersedia dengan ukuran balon yang bermacam-
macam. Menggunakan kateter dengan ukuran balon yang
tepat
16. Setelah balon dipompa, dengan hati-hati tarik kateter
sampai balon kateter berhenti di leher kandung kemih
Rasional :Meningkatkan kelanjutan pengaliran dari
kandung kemih. Mencegah terjadinya urin bocor di sekitar
kateter
17. Pasang plester di bagian perut bawah (di bawah perineum)
Rasional :Memfikasasi kateter. Memberikan kondisi yang
nyaman untuk klien
18. Rapikan semua alat dan buang alat yang disposable
Rasional : Perawat harus mengembalikan ke posisi semula
19. Letakkan sarung tangn dan cuci tangan
Rasional : Menghindari perpindahan mikroorganisme
20. Rapikan alat-alat
Rasional : bereskan alat agar terlihat rapih
Terminasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan
Rasional : mencatat tindakan yang telah dilakukan sebagai
bahan pelaporan pada tim medis/kesehatan
2. Evaluasi
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien setalah
dilakukan tindakan
REFERENSI

https://youtu.be/laNd5RwOKEk
https://youtu.be/sDLQ89zwy-8
https://youtu.be/1XCIEXQH0XQ

Anda mungkin juga menyukai