Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

USIA 4 – 6 TAHUN

DISUSUN OLEH

RISKA JAMAL

14420192018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas
tertentu.
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak
secara optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau
perasaan lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk
anak sehingga orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu
dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan
usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

I.2 Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan
I.3 Manfaat Terapi Bermain
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
LAMPIRAN TEORI

2.1 Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media
yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan
untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.

2.2 Fungsi Bermain


Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain
sebagai terapi.
A. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
B. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
C. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan
hubungan sulit.
D. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
E. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap
orang lain.
F. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
G. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

2.3 Tujuan Bermain


A. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
B. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
C. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
D. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di
rumah sakit.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain


A. Tahap perkembangan
B. Jenis kelamin anak
C. Status kesehatan anak
D. Lingkungan yang tidak mendukung
E. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

2.5 Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain


A. Perlu energi ekstra
B. Waktu yang cukup
C. Alat permainan
D. Ruang untuk bermain
E. Pengetahuan cara bermain
F. Teman bermain

2.6 Klasifikasi Bermain


Berdasarkan isi permainan :
A. Sosial Affective Play
B. Sense of Pleasure Play
C. Skill Play
D. Games atau Permainan
E. Unoccupied Behaviour
F. Dramatic Play

2.7 Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak Usia 4 – 6 Tahun


A. Pengorganisasian
1. Leader : Merry Emielia Mansyur
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi permainan
2. Co. Leader : Andi Prastio
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer : - Heri Nopriza Saputra
- Sahrizal
Tugas :
Mengevaluasi jalannya kegiatan
B. Fasilitator : - Oktaviana - Candra Setiawan
- Fajaria Asri Rahmawati - Desrina Jaya
- Susilawati - Tri Anggoro
Tugas :
1. Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
2. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
3. Sebagai Role Model selama kegiatan
C. Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 – 6 Tahun
1. Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
Contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.
2. Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya
motorik kasar dan halus. Contoh : Bermain bongkar pasang.
3. Assosiative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan
yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin
permainan dan tujuan yang tidak jelas. Contoh: anak-anak bernyanyi
sesuai selera masing-masing.
4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan
pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama
dengan satu orang menjadi pemimpin.

D. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Tahun


1. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh:
bermain pasir bersama-sama.
2. Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat
mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
3. Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain
menyusun puzzle, bermain bola.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal : Kamis, 10 April 2008
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Demonstrasi (Demonstration Room)
Jurusan Keperawatan

F. Permainan
1. Permainan Bongkar Pasang
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus, Cara
Bermain :
a. Letakkan keping-keping puzzel disamping papan secara acak
b. Ajaklah si anak untuk mencari pasangannya dengan meletakkan
keping yang sesuai dengan pola gambar di papan
c. Lanjutkan dengan keping berikutnya sampai semua keping mendapat
pasangannya
d. Minta anak untuk menebak apa gambar yang terdapat di papan
e. Beri reinforcement positif
2. Lomba Mewarnai
Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan meningkatkan semangat untuk
berkompetisi dalam lomba, Cara Bermain :
a. Leader membagikan gambar dan pensil warna
b. Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
c. Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar
3. Lomba Menyanyi
Menumbuhkan kepercayaan diri, bakat pada anak,Cara Kerja :
a. Minta anak untuk menyanyikan lagu kesukaannya
b. Beri reinforcement positif
G. Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 4 – 6 tahun
H. Metode
Demonstrasi
I. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan pensil berwarna
sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 10 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak
bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai
fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
di rawat di Rumah Sakit.

3.2 Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi
sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat
di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana. (2013). Tumbuh kembang & Terapi Bermain Pada Anak . Jakarta: Salemba
Medika.

Afandi, M. L. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta: Kencana
Prenda Media Group.

Ari. (2015). Deteksi Tumbuh kembang Anak . Jakarta : Salemba Medika.

Fitriani, W. (2017). Terapi Bermain Puzzle Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan


Pada Anak Usia Prasekola (4-6 Tahun) Yang Menjalani Kemoterapi Di ruang
Hematologi Onkologi Anak. Jurnal Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat. .

RI, K. K. (2016). Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.( Di
Akses Agustus 18, 2020)

Anda mungkin juga menyukai