A. Identitas Pasien
Inisial Pasien : Tn. T
Diagnosa Medis : Acute Coronary Sindrome (ACS)
1
punggung diantara tulang belikat. Pusing. Berkeringat. Sesak napas
dan kecemasan.
Penatalaksanaan SKA bertujuan untuk mengatasi keluhan pada
pasien, stabilisasi hemodinamik, persiapan untuk terapi jangka
panjang, dan manajemen komorbiditas pada pasien. Pilihan
penanganan pada pasien dengan SKA dapat bervariasi tergantung dari
kondisi pasien dan klasifikasi SKA yang dideritanya. Dapat berupa :
pemberian oksigen, pemberian morfin, pemberian diuretic, pemberian
vasodilator, pemberian inotropik dan penatalaksanaan jangka panjang
dengan obat-obat gagal jantung.
Inotropik adalah agen obat yang berperan dalam kontraksi otot
jantung (miokardium). Inotropik dibagi dalam dua agen yaitu :
1. Agen inotropik positif : agen yang meningkatkan kontraktilitas
miokard, dan digunakan untuk mendukung fungsi jantung dalam
kondisi seperti gagal jantung, syok kardiogenik, syok septic,
kardiomiopati. Contoh agen inotropik positif meliputi : Berberine,
Omecamtiv, Dopamin, Epinefrin (adrenalin), isoprenalin
(isoproterenol), Digoxin, Digitalis, Amrinon, Teofilin.
2. Agen inotropik negatif : agen menurunkan kontraktilitas miokard,
dan digunakan untuk mengurangi beban kerja jantung. Contoh
agen inotropik negative meliputi : Carvedilol, Bisoprolol,
metoprolol, Diltiazem, Verapamil, Clevidipine, Quinidin.
Dopamin yaitu substansi yang secara alami ada dalam tubuh
dalam bentuk obat. Obat ini bekerja dengan meningkatkan kekuatan
pompa jantung dan aliran darah ke ginjal. Injeksi Dopamin (Intropin)
digunakan untuk mengobati beberapa kondisi, seperti tekanan darah
rendah, yang terjadi saat syok, akibat serangan jantung, trauma,
pembedahan, gagal jantung, gagal ginjal, dan kondisi medis serius
lainnya. Dosis awal: 1-5 mcg/kg/menit dengan infus IV berkelanjutan.
Titrasi untuk respon yang diinginkan. Pemberian lebih dari 50 mcg per
kg per menit dapat digunakan pada situasi serius dengan aman.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek
samping dopamine yang umumnya terjadi adalah: aritmia (detak
jantung tidak beraturan), mual dan muntah, sakit kepala, angina (nyeri
2
dada), palpitasi (berdebar-debar), sesak nafas, hipotensi, bradikardi
dan nyeri perut.
Dopamin dapat diberikan melalui syringe pump. Yaitu
memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak, waktu lama, dosis tepat dan continue dengan
menggunakan syringe pump. Tujuannya yaitu memberikan obat dalam
jumlah banyak, waktu lama, dosis tepat dan continue.
Prosedur pemberian obat melalui syringe pump dilakukan pada
pasien: kejang terus menerus sehingga memerlukan obat anti kejang
secara cepat dan continue, hipertensi emergency, sehingga
memerlukan obat anti hipertensi secara terus menerus, continue dan
dapat menurunkan hipertensi secara bertahap, yang memerlukan terapi
pengobatan maintenance, memerlukan observasi yang ketat terhadap
pemberian obat.
D. Prinsip-Prinsip
Tindakan pemberian obat dopamin melalui syringe pump merupakan
tindakan keperawatan kolaboratif dengan prinsip bersih karena bukanlah
tindakan invasif. RG Hughes at al (2011) menjelaskan prinsip-prinsip
pemberian obat ada 12 benar yaitu : Benar klien, Benar obat, Benar dosis
obat, Benar waktu pemberian, Benar cara pemberian (rute), Benar
dokumentasi, Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien, Benar
hak klien untuk menolak, Benar pengkajian, Benar evaluasi, Benar reaksi
terhadap makanan dan Benar reaksi dengan obat lain.
Persiapan alat dalam melaksanakan tindakan keperawatan kolaboratif
pemberian obat dopamin melalui syringe pump:
1. Seperangkat infuse set (bila belum terpasang infuse, lakukan prosedur
pemasangan infus)
2. Alat syringe pump
3. Tree way stop chock
4. Slang Perfusor
5. Plester
6. Kassa steril
7. Bengkok
3
8. Obat yang diperlukan
9. Spuit 10 cc, 20 cc, atau 50 cc
10. Pengencer: NaCl 0,9% bila diperlukan
11. Tiang tempat syringe pump
12. Kabel listrik
13. Tali pengaman
Persiapan pasien dalam melaksanakan tindakan keperawatan
kolaboratif pemberian obat dopamin melalui syringe pump:
1. Menerima pendelegasian dari dokter untuk tindakan medis
2. Berikan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
3. Identifikasi pasien
4. Jelaskan tindakan/prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga
5. Atur posisi dan privasi pasien
Prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan kolaboratif pemberian
obat dopamin melalui syringe pump:
1. Dekatkan alat kepada pasien
2. Mencuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Ucapkan Bismillaahirrohmaanirrohiim
5. Letakkan syringe pump diatas tiang ikat dengan tali pengaman posisi
dekatkan dengan lokasi pemasangan infuse
6. Ambil obat masukkan dalam spuit 20 cc/50 cc sesuai kebutuhan dan
encerkan dengan NaCl 0,9% sesuai dosis
7. Sambung dengan slang perfusor, ujung satu pada lubang jarum infus
yang sudah terpasang tree way stop chock ujung lain pada spuit
8. Plester dan tutup dengan kasa pada pangkal tree way
9. Sambung syring pump dengan kabel listrik ke sumber listrik
10. Atur posisi pintu tree way dalam keadaan mengalir
11. Untuk menyalakan, tekan tombol on selama 2 detik
12. Pasang spuit (10 cc, 20 cc, 30,cc atau 50 cc) pada tempatnya
13. Atur dosis dengan menekan ratusan/puluhan satuan decimal
14. Jika ada gelembung udara diselang, keluarkan atau tekan bersama
tombol (reset & purge) sampai gelembung sudah terbuang
15. Tekan tombol stat
16. Untuk menghentikan tekan tomol stop
17. Lepaskan syring pump
18. Perhatian: selama alat bekerja, tombol pemilih dosis tidak berfungsi,
jika akan merubah dosis alat harus dalam keadaan stop
19. Jika alat tidak dipakai dalam waktu yang lama, usahakan sekali dalam
seminggu kurang lebih 6jam alat dihidupkan dengan listrik agar
terjadi arus pengisisan baterai cadangan
4
20. Ucapkan Al Hamdulillaah
21. Menjelaskan kepada pasien/keluarga pasien bahwa tindakan telah
selesai dikerjakan
22. Membereskan alat dan merapikan pada tempat semula
23. Mencuci tangan
24. Kaji respon pasien
25. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
5
= = 2,1 cc/jam
Indikator IR ER
Pengungkapan nyeri 3 4
Tekanan darah 3 4
Nadi 4 4
Ekspresi wajah meringis 4 4
6
Planning :
Perawat : Lapor dokter tentang respon pasien setelah diberikan obat,
anjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat, pantau TTV pasien dan
evaluasi keluhan nyeri pasien.
Pasien : Perbanyak istirahat.
Keluarga : Motivasi dan temani pasien, beri dukungan secara fisik psikis
dan spiritual.
H. Evaluasi Diri
Dalam mempersiapkan alat, melakukan tindakan sampai selesai
melakukan tindakan keperawatan insyaAlloh sudah dilakukan sesuai SOP.
Penerapan five moment hand hygiene sudah mulai diterapkan. Tetapi
penerapan 12 benar dalam pemberian obat belum sepenuhnya diterapkan.
I. Daftar Pustaka
Corwin J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Hughes RG. 2011. Targeting Health Care-Associated Infections: Evidence-
Based Strategies. In: Kleinpell RM, Munro CL, Giuliano KK, eds.
Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook for Nurses:
The Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ)
Krisanty Paula, S.Kep, Ns, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat. Jakarta : TIM
http://dokumen.tips/documents/laporan-pendahuluan-acs.html