Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Review Konsep Promosi Kesehatan


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang
diampu oleh:
Dosen : Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh:

David Elison NIM : 2019.C.11a.1003

Fordianus Candy NIM : 2019.C.11a.1010

Hepi Nopita Sari NIM : 2019.C.11a.1011

Niko Wibowo NIM : 2019.C.11a.1021

Sunardi NIM : 2019.C.11a.1029

Tri Berger NIM : 2019.C.11a.1031

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya.Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Review Konsep Promosi
Kesehatan. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan dalam penulis dan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.

Palangka Raya, 10 Mei 2022

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1   Definisi Pendidikan Kesehatan...................................................................5
2.2   Sejarah Promosi Kesehatan.........................................................................6
2.3  Konsep Dalam Promosi Kesehatan.............................................................7
2.4   Visi Dan Misi Promosi Kesehatan..............................................................10
2.5   Batasan Promosi Kesehatan........................................................................11
2.6   Strategi Promosi Kesehatan........................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran..............................................................................................................21
DaftarPustaka...........................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan
untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan
berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan
kesehatannya.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku
dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah
promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah
dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan SosBud, serta peningkatan
pelayanan kesehatan.
Makalah ini dapat membantu pembaca untuk dapat mengetahui konsep-konsep promosi
kesehatan baik ditingakat penentu kebijakan maupun pelaksana lapangan. Selain itu, makalah ini
dapat menembah kepustakaan kesehatan masyarakat dan promosi atau pendidikan kesehatan
yang masih kurang.
Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dari sumber-sumber seperti,
dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih adanya kekurangan
maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik pembaca ataupun dosen
pengampu.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan
dan persalinan.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup.

1
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan
oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana
cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan  membahas tentang
“Promosi Kesehatan”
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam
konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan
yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan
adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan
kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal
dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan
kesehatan. Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang
berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika
kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan
global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan
transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan.Kelima,Demokratisasi.
Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi
tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan
yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai
model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong

2
masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.Dalam Indonesia Sehat
2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya
kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010
yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over,
and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah
kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka
sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.Untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya
dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan
sebagainya).
Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada pribadi
dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi kesehatan tidak
hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup
secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986). Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan
dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan
belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini
didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan
pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor,
2003).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari promosi kesehatan?
2. Bagaimana sejarah promosi kesehatan?

3
3. Apa visi dan misi promosi kesehatan?
4. Apa tujuan dari promosi kesehatan?
5. Siapa saja target promosi kesehatan?
6. Bagaimana lingkup hubungan promosi kesehatan?
7. Bagaimana pengaruh dan perubahan factor perilaku?
8. Bagaimana proses perubahan perilaku?

1.3 Tujuan
1. Mahasisiwa mampu memahami definisi dari promosikesehatan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana sejarah dari promosi kesehatan.
3. Mahasiswa mampu mengerti visi dan misi promosi kesehatan.
4. Mahasiswa mampu memahami tujuan dari promosi kesehatan.
5. Mahasiswa mampu mengerti siapa saja target promosi kesehatan.
6. Mahasiswa mampu mengetahui lingkup hubungan promosi kesehatan.
7. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh dan perubahan faktor perilaku.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perubahan perilaku

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pendidikan Kesehatan
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni.
Dilihat dari sisi seni, yakni aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang
bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada
misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan
sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain
sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu
mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Menurut Australian Health Foundansion Promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat
sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara
sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan
mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.

5
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya
yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang
untuk mempermudah adaptasisukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

2.2 Sejarah Promosi Kesehatan


Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya di samakan dengan pendididkan
kesehatan, pada pendidikan kesehatan di tekankan pada perubahan perilaku masyarakat dengan
cara memberikan informasi kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi. Dari hasil studi yang
di lakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan didapati
bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan meningkat tetapi tidak di imbangi oleh
perubahan perilakunya. Disadari bahwa pendidikan kesehatan belum “memampukan”
masyarakat tetapi baru dapat “memaukan” Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga
mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986
merupakan konferensi Internasional promosi kesehatan yang pertama kali dilaksanakan yang
berlangsung tanggal 17 sampai dengan 21 November 1986 dikenal dengan Ottawa Charter.
Pada konferensi Internasional promosi kesehatan ini mengambil tema Menuju Kesehatan
Masyarakat Baru, namun pada konferensi ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978
tentang Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care oleh WHO promosi kesehatan
didefinisikan sebagai: the process of enabling people to control over and improve their health.
Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadiProses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara,Meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Definisi ini tetap
dipergunakan, sampai kemudian mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan
Agustus 2005, menjadi (Health promotion is the process of enabling people to increase control
over their health and its determinants, and thereby improve their health) dan dimuat dalam The
Bangkok Charter. Dan definisi baru ini belum dibakukan bahasa Indonesia. Selain istilah
Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah lain yang mempunyai kemiripan
makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istilah promosi kesehatan, seperti.
- Komunikasi, Informasi dan Edukasi
- Pemasaran social
- Mobilisasi social
- Pemberdayaan masyarakat, dll

6
2.3 Konsep Dalam Promosi Kesehatan
- LAWRENCE GREEN (1984)
Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi kesehatan
adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk
menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

- PIAGAM OTTAWA (OTTAWA CHARTER: 1986)


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Healt promotion is the process of enabling people to increase control over, and
inprove   their health. To reach a state of complete physical, mental, ang social well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change
or cope with the environment.
Dari kutipan di atas jelas dinyatakan, bahwa Promosi Kesehatan adalah suatu proses
memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatannya, dan meningkatkan status
kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya  yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup dua dimensi yakni “ kemauan” dan “
kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh
pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan
kesejahteraan social, masyarakat harus mampu mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam
aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan mengubah atau  mengatasi keadaan
lingkungannya.
Kesehatan, , sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan
merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social dan personal,
sebagaimana halnya kapasitas fisik. Karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung jawab

7
sector kesehatan, tapi juga meliputi sector-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup sehat dan
kesejahteraan social.
Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang mempengaruhi
derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-
turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:
- Lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik
- Perilaku
- Pelayanan kesehatan
- Keturunan atau herediter
Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik
(cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan social,
budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya
adalah semua factor diluar kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok, maupun
komunitas yang secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal
ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah dirumuskan oleh Blum masih
terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau menentukkan terwujudnya kesehatan
seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan  baik individu,
kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter) disebut persyaratan untuk
kesehatan (prerequisites for health) terdapat 9 faktor, yakni:
- Perdamaian atau kemakmuran (peace)
- Tempat tinggal (shelter)
- Pendidikan (education)
- Makanan (food)
- Pendapatan (income)
- Ekosisten yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)
- Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)
- Keadilan social (social justice)
- Pemerataan (equity)

8
Faktor-faktor tersebut dalam mempenggaruhi kesehatan tidaklah berdiri masing-masing
melainkan bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing factor tersebut saling
mempengaruhi.
- KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT
Secara definisi istilah promosi dalam ilmu kesehatan masyarakat (healt promotion) mempunyai
dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat
pencegahan penyakit. Level and clark mengatakan ada 5 tingkat pencegahan penyakit dalam
perspektif masyarakat, yaitu:
- Healt promotion (peningkatan/promosi kesehatan)
- Specifik Protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)
- Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
- Disability limitation (membatasi atau mengurangi kecatatan)
- Rehabilitation (pemulihan)
Sedangkan pengertian yang kedua promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan,
menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan kataan lain promosi kesehatan
adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya
kesehatan, sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam arti menerima perilaku
kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut yang akhirnya masyarakat mau
berperilaku hidup sehat. dari pengertian promosi kesehatan yang kedua ini, maka sebenarnya
sama dengan pendidikan kesehatan (health education). Karena pendidikan kesehatan pada
prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Memang promosi kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini dimaksudkan
sebagai revitalisasi atau pembaruan dari pendidikan kesehatan pada waktu yang lalu. Berubahnya
pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari sejarah praktik pendidikan
kesehatan di dalam masyarakat di Indonesia, maupun secara praktik kesehatan secara global.
- YAYASAN KESEHATAN VICTORIA
Komfrensi kesehatan victoria menyatakan sebagai berikut:
Health promotion is a  programs are design to bring about “change” within people,
organization, communities, and their environment.
Batasan ini menekankan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku
masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku

9
(within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti
perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh:
Orang yang pernah tinggal di luar negeri atau di Negara maju misalnya Amerika. Sewaktu
tinggal di Amerika  telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh
pelayanan apa saja, naik bus, kereta, dsb. Tetapi setelah kembali ke Indonesia, dimana budaya
antri (lingkungan) belum ada, maka ia akan ikut berebut waktu naik bus, kereta, dsb.  Penerapan
dalam promosi kesehatan sebagai contoh, misalnya ada suatu daerah yang merupakan endemic
penyakit DBD, untuk mengatasi penyebarluasan penyakit DBD maka harus ada perubahan
perilaku dari masyarakat di daerah tersebut misalnya dengan cara tidak menampung air
disembarangan tempat, menggunakan lotion anti nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk,
mengatur pola makan yang baik dan bergizi agar tubuh kuat sehingga tidak mudah sakit. Tetapi
selain perubahan perilaku harus diikuti pula oleh perubahan lingkungan misalnya lingkungan
fisik yag semula kurang sehat karena dapat menjadi sarang nyamuk kemudian di bersihkan agar
tidak terdapat sarang nyamuk yang terbentuk, perubahan lingkungan ini sangat penting untuk
menunjang kesehatan selain perubahan perilaku karena apabila tidak di imbangi maka perilaku
kesehatan tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, promosi kesehatan bukan sekedar
mengubah perilaku saja tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, system, dsb.

2.4  Visi Dan Misi Promosi Kesehatan.


Visi adalah impian, cita –cita, atau harapan yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan atau program.
Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan (khususnya Indonesia) tidak terlepas dari visi
pembangunan kesehatan di indonesia, seperti yang tercantum dalam UU kesehatan RI no. 23
tahun 1992, yakni “Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatannya baik fisik,mental, dan sosialnya sehingga produktifitas secara ekonomi
maupun sosial”. Dari visi tersebut terdapat kata kunci yaitu:
- Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatanya.
- Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatan.
- Memelihara kesehata, berarti mau dan mau mencegah penyakit, melindungi diri dari
gangguan –gangguan kesehatan, dan mencari pertolongan pengobatan yang professional
bila sakit.

10
         Meninakatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya. Kesehatan
perlu ditingkatkan, karena derajat kesehatan baik individu,kelompok, atau masyarakat itu bersifat
dinamis, tidak statis.
Upaya –upaya untuk mewujudkan visi inidisebut “misi promosi kesehatan” yzitu apa yang harus
dilakukan untuk mencapai visi. Secara umum misi promosi kesehatan ini sekurang –kurangnya
ada tiga hal yaitu:
  Advokat (advocate) :
 kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai tingkatan, dan
sector terkait dengan kesehatan, Tujuan kegiatan ini adalah menyakinkan para pelabat pembuat
keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut
penting (urgen). Oleh sebab itu, perlu dukundn kebijakan atau keputusan dari para pejabat
tersebut,
  Menjebatani (medicate) :
Promosi kesehatan juga mempunyai misi “mediator” atau “menjebatani” antara sector kesehatan
dengan sector lain sebagai mitra. Dengan peralatan lain promosi kesehatan merupakan perekat
kemitraan di bidang pelayanan kesehatan.
  Memampukan (enable) :
Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyain misi utama untuk memapukan
masyarakat.

2.5 Batasan Promosi Kesehatan


Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidik. Unsur-unsur pendidik yakni:
1) Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidiknya.
2) Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)
3) Output (melakukan apa yang diharapkan atau prilaku )

2.6 Strategi Promosi Kesehatan

11
Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan dapat
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :
• Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas
identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan,
dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
• Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis
pada tingkat Kecamatan.
• Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim
lintas program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan langkah
kegiatan sebagai berikut :
1)      Advokasi di Tingkat Propinsi dan Kabupaten
Pada tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan Proyek PAMSIMAS telah
dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupten. Anggota Tim Teknis Propinsi dan Tim
Teknis Kabupaten, adalah para petugas fungsional atau structural yang menguasai teknis
operasional pada bidang tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk melakukan tugas
lapangan. Advokasi dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau LSM mengetahui tentang
Proyek PAMSIMAS termasuk Program
Promosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud bisa berupa
dana,kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.
2) Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan.
Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin kemitraan
dengan TKC untuk :
• mendukung program kesehatan.
• melakukan pembinaan teknis.
• mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang dilaksanakan oleh
Sektor dan Program lain, terutama program usaha kesehatan sekolah, dan program lain di
PUSKESMAS.

12
3)      Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola program promosi kesehatan, mulai dari
perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan evaluasi harus dilaksanakan sendiri oleh
masyarakat, dengan menggunakan metoda MPA-PHAST. Untuk meningkatkan keterpaduan dan
kesinambungan program promosi kesehatan dengan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,
di tingkat desa harus dibentuk lembaga pengelola, dan pembinaan teknis oleh lintas program dan
lintas sector terkait.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung masyarakat, oleh karena
itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan perilaku terlebih dahulu. Perubahan
perilaku beresiko diprioritaskan dalam program higiene sanitasi pada Proyek PAMSIMAS di
sekolah dan di masyarakat :
• Pembuangan tinja yang aman.
• Cuci tangan pakai sabun
• Pengamanan air minum dan makanan.
• Pengelolaan sampah
• Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan / minat untuk merubah perilaku buang kotoran
ditempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran di tempat terpusat (jamban), masyarakat dapat
mulaimembangun sarana sanitasi (jamban keluarga) yang harus dibangun oleh masing-masing
anggotarumah tangga dengan dana swadaya. Masyarakat harus menentukan kapan dapat
mencapai agarsemua rumah tangga mempunyai jamban.Pembangunan sarana jamban sekolah,
tempat cuci tangan dan sarana air bersih di sekolah, menggunakan dana hibah desa atau sumber
dana lain. Fasilitator harus mampu memberikan informasipilihan agar masyarakat dapat memilih
jenis sarana sanitasi sesuai dengan kemampuan dan kondisilingkungannya (melalui pendekatan
partisipatori).
4)      Peran Berbagai Pihak dalam Promosi Kesehatan
Peran Tingkat Pusat
Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan, yaitu:
1. Pusat Promosi Kesehatan dan
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

13
Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program Pamsimas di tingkat Pusat perlu
mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab antara lain:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan
kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b. Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk
pengembangan model promosi kesehatan di daerah
c. Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan
di tingkat pusat
d. Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang
terkait
e. Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional
f. Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi
Peran Tingkat Propinsi
Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran tingkat Provinsi,
khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi antara lain sebagai
berikut:
a. Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan
promosi kesehatan local (provinsi) untuk mendukung penyelenggaraan promosi kesehatan dalam
wilayah kerja Pamsimas
b. Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-
PHBS.
c. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level provinsi
d. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta
mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level Provinsi
Peran Tingkat Kabupaten
Promosi Kesehatan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, khususnya yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:

14
a. Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam
penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat agar mampu ber-PHBS.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
c. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
d. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta
mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait dalam pencapaian PHBS.
Sasaran Promosi Kesehatan
      Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga
kelompok sasaran, yaitu :
1.Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi
kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan
dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat
menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan
(decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu
harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan

15
memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha
ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).

TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU


1. Teori S-O-R:
• Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus--àOrganisme--àRespons.
• Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus).
• Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process).
• Materi pembelajaran adalah stimulus.
Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya perhatian) à mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
- Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)
- Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)
2. Teori “Dissonance” : Festinger
 Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau
alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).
 Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan
terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
 Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya)
maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi
keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:
Pentingnya Stim xJml kog dis
Dissonance:
Pentingnya Stim x Jml kog con
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan
elemen tidak seimbang.
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan
antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).

16
3. Teori fungsi: Katz
• Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek
perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
• Prinsip teori fungsi:
a) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
b) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)
c) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)
d) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang)
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
• Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan
kekuatan penahan (restraining forces).
• Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
• Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
F. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU
1. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah
2. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh
yang bersangkutan
3. Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal
(readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

Proses Perubahan Perilaku


Tujuan promosi Kesehatan adalah mempengaruhiperilaku, sehingga pemahaman tentang
proses perubahan perilaku menjadi sangat penting agar strategi promosi Kesehatan berhasil. Pada
intinya promosi Kesehatan adalah proses mengomunikasikan Kesehatan yang didefinisikan
sebagai modifikasi perilaku manusia sertafaktor-faktorsosial yang berkaitan dengan perilaku,
yang secara langsung maupun tidak langsung mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit
atau melindungi individu-individu terhadap bahaya. Kegiatan promosi Kesehatan sangat

17
dipengaruhi oleh komunikasi, psikologi, dan berbagai ilmu yang berhubungan dengan
perilaku.Tugas utama praktisi promosi Kesehatan adalah memotivasi orang agar memilki
perilaku yang mendukung status kesehatan. Ada empatf aktor yang mempengaruhi kualitas hidup
sehat yaitu motivasi, kemampuan ,persepsi dan kepribadian. Motivasi adalah suatu kekuatan
yang mendorong orang berperilaku tertentu. Kemampuan menunjukkan kapasitas seseorang.
Persepsi adalah bagaimana seseorang menafsirkan informasi secara seksama, sehingga
perilakunya sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan kepribadian adalah
karakteristik seseorang yang meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemauan.

18
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
         Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
Hubungan Dengan Klien
Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah perilaku
masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi Higiene
merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain melaui
pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang
diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program
berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan
Sejahtera).
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok yang
mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami tentang
lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara
tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat
diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan

19
perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat
telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan
kepada masyarakat dimana mereka bekerja.
Kepedulian Dengan Determinan Sosial Dan Hubungannya Dengan Kesehatan
Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor internal)
dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi
atau ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang
menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku kesehatan
ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian – penelitian kesehatan yaitu :
Teori Lawrence Green
Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioral factor (faktor perilaku) dan Non
Behavioral factor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut ditentukan oleh 3 faktor utama
yaitu :
Faktor – faktor predisposisi, yaitu faktor – faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai –
nilai, tradisi dan sebagainya.
Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan.
Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku.
Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan
b. objek atau stimulus diluar dirinya.
c. Adany dukungan dari masyarakat sekitar (social support)
d. Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi – informasi terkait
e. dengan tindakan yang akan di ambil oleh seseorang
f. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan
g. Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan
Teori WHO
Ada 4 determinan yaitu :

20
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atauberperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang
atau masyarakat
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang.

3.2 Saran
1.       Perawat
Dalam melakukan promosi kesehatan perawat harus menjaga hubungan dengan klien, agar isi
dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan oleh klien.
2.       Klien
Dalam menerima promosi kesehatan klien harus berperan dalam menentukan keputusan untuk
dirinya sendiri

21
DAFTAR PUSTAKA
D.J., M. H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Fertman, Cl., & Allensworth, DD.2010. Health Promotion Program. San Francisco, US : A
Wiley Imprint.

22

Anda mungkin juga menyukai