Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

Dosen Pengampu: Ns. Yunani, S.SiT,. M. Kes.

Oleh:

Luluk Yuantika Sari (2214401065)

D3 REG 2 TK 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2023
A. PEMASANGAN NGT
a. Definisi
Tabung nasogastrik (NGT) adalah tabung fleksibel yang dimasukkan melalui lubang
hidung melewati kerongkongan, dan masuk ke perut. NGT biasanya dipasang untuk
menghilangkan atau menambahkan zat di perut.

b. Indikasi
 Dekompresi isi lambung Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus
obstruktif/ileus paralitik peritonitis dan pankreatitis akut.
 Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk (mengeluarkan cairan lambung)

c. Kontraindikasi
trauma pada wajah atau fraktur cribiform plate.

d. Persiapan Alat
1. Nasogastrik tube sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan Waskom air berisi air
dingin atau air hangat
2. Waskom air berisi air dingin atau air hangat
3. Xylocain jelly atau sejenisnya
4. Tongue spatei
5. Lampu senter
6. Stetoscop
7. Corong atau drink skitcer atau spuit (20-50 ml)
8. Tissue
9. Gelas berisi air
10. Zeil dan alasnya
11. Karet gelang
12. Plester atau gunting plester
13. Bengkok
14. Klem
15. Kain kassa 1 lembar
16. Sarung tangan atau pinset anatomis
17. Cotton bud
e. Tindakan
1. Cek order untuk pemasangan NGT
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada klien bila sadar
3. Bawa alat-alat yang dibutuhkan ke dekat klien
4. Jika NGT terbuat dari karet rendam dalam waskom berisi air dingin atau hangat
selama 5-10 menit
5. Kaji abdotaen klien
6. Cuci tangan anda kemudian pakai sarung tangan
7. Mengatur posisi klen sesuai keadaannya dan letakkan zeil dan alasnya dibawah
dagu klien, dekatkan bengkok dan tissue
8. Bersihkan lubang hidung dan cek lubang hidung klien dengan cara menutup satu
lubang hidung dan minta klien untuk bernapas normal melalui hidung yang lain,
palih lubang hidung yang lebih mudah melalui udara
9. Mengukur panjang sonde dari telinga hidung epigastrium dan diberi tanda (dg
klem)
10. Mengolesi sonde dengan jelly 10-20 cm
11. Memasukan sonde perlahan lahan, memperhatikan kondisi umum klien
12. Minta klien untuk mengangkat kepalanya (bila klien sadar) dan masukkan tube
kedalam lubang hidung dengan cara kebawah dan kebelakang Klien mungkin
terangsang untuk muntah apabila tube mencapai pharynx
13. Instruksikan lien (bila klien sadar) agar menjaga posisi kepala tegak Anjurkan
klien untuk menelan tube Masukkan langsing kebawah dan kebelakang bila klien
menelan, berhenti bila klien bernapas Beri tisuc untuk mengelap air mata jika
reaksi muntah dan batuk menelan ( terus menerus), cek tube dengan menggunakan
tongue spatel dan lampu senter Masukkan tube sesuai dengan panjang yang telah
diukur Jangan gunakan pemaksaan Putai tube jika dijumpai penahanan
14. Hentikan prosedur pemasangan jika terdapat tanda distress gasping, batuk,
cianosis, dan tidak mampu bicara
15. Memeriksa apakah tube betul-betul masuk kedalam lubang dengan salah satu cara
sebagai berikut:
 Masukkan ujung tube sampai terendam dalam gelas benu air dibuka dan lipat
Jika tidak ada gelembung berarti berhasil ke fambung, setelah itu tube dikiem
lagi dan diangkat kembali
 Hisap isi lambung sedikit dengan spuit, bila reaksi asam berarti tube berhasil
masuk ke dalam lambung
 Masukkan udara spuit 10-20 cc kedalam lumbung sambil mendegarkan
dengan stetoscope Bila terdengar bunyi, berarti pipa berhasil masuk kedalam
lambung, kemudian udara tadi di keluarkan kembali
16. Fixasi tube dengan plester pada wajah klien Ujung tube dibungkus dengan kain
kasa dan diikat dengan karet gelang.
17. Perawat cuci tangan, alat-alat dibereskan dan atur pesisi yang nyamar, bagi klien
18. Mendokumentasikan tindakan

B. MELEPAS NGT
a. Persiapan Alat
1. Sarung tangan sekali pakai
2. Tissue wajah
3. Handuk
4. Bengkok
5. Sikat gigi/aplikator

b. Pelaksanaan
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Letakkan handuk dibawah dagu klien
4. Matikan penghisap dan lepaskan selang NGT dari kantung drainage. Lepaskan
plester dari batang hidung, dan lepaskan peniti dari pakaian.
5. Jelaskan prosedur pada klien, yakinkan kembali padanya bahwa pelepasan lebih
ringan daripada memasang
6. Minta klien memegang tisu wajah. Instruksikan klien untuk mengambil nafas
dalam dan menahannya.
7. Tarik selang dengan mantap dan perlahan saat klien menahan nafas, (jangan
tarik terlalu perlahan atau terlalu cepat)
8. Buang selang dan peralatan penghisap dan cuci tangan.
9. Bersilkan hidung klien dan berikan perawatan mulut
10. Dokumentasikan tindakan
C. MEMBERIKAN MAKAN MELALUI NGT
a. Persiapan Alat
1. Kantung dan selang gavage
2. Spuit dengan ujung kateter 60 ml
3. Spuit berujung atau luer lock
4. Stetoskop
5. Formula makanan
6. Pompa infus
7. Sarung tangan

b. Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Auskultasi bising usus
3. Pastikan instruksi dokter untuk formula, kecepatan, rule, dan frekwensi
4. Siapkan kantung dan selang untuk memberikan formula:
a. hubungkan selang dan kantung
b. isi kantung dan selang dengan formula

5. Jelaskan prosdur pada klien


6. Baringkan klien dalam posisi fowler tinggi atau tinggikan kepala sempat tidur 30
derajat
7. Pastikan penempatan selang NGT
8. Mulai memberi makan:
a. Metode bolus atau intermiten
 Pijat ujung proksimal selang makan
 Hubungkan spuit keujung selang dan tinggikan 45 cm diatas kepala klien.
 Isi spuit dengan formula Biakan spuit kosong secara bertahap.
b. Metode drip kontinu
 gantungkan kantung gavage pada tiang IV
 hubungkan ujung kantung ke ujung proksimal selang
 hubungkan pompa infus dan atur kecepatan
9. Bila selang makan tidak sedang digunakan, klem ujung proksimal selang makan
10. Berikan air melalui selang makan bersamaan atau diantara makan
11. Bilas kantung dan selang dengan air hangat pemberian semua bolus makanan
12. Tingkatkan pemberian makan perselang
13. Klien tetap pada posisi fowler tinggi selama 30 menit setelah memberikan makan
melalui selang. Dengan makan kontinu, klien harus dalanı salah satu posisi ini
selama makan
14. Catat jumlah dan jenis makanan, pastikan letak selang, patensi selang, respon
klien terhadap makanan dan adanya efek merugikan

Anda mungkin juga menyukai