alveoli. Udara/gas oksigen yang terdapat di lingkungan sekitar memiliki kandungan oksigen
yang lebih tinggi daripada di dalam tubuh manusia. Ketika menghirup oksigen, udara berjalan
melewati rongga hidung menuju saluran trakea/tenggorokan, selanjutnya menuju bronkus dan
bronkiolus. Gas - gas pernafasan akan berdifusi karena perbedaan tekanan dan menuju ke
alveoli di dalam paru –paru. Difusi terjadi melalui membran respirasi yang berupa dinding
alveolus sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di dalamnya terdapat jalinan
kapiler yang sangat banyak dengan diameter 8 angstrom. Dalam paru – paru terdapat sekitar
300 juta alveoli dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m2 pada orang
dewasa normal. Selanjutnya dari alveolus oksigen berdifusi ke dalam pembuluh darah kapiler,
hal ini dapat terjadi karena konsentrasi oksigen di dalam alveoli lebih tinggi daripada di dalam
pembuluh darah kapiler dan selanjutnya udara berakhir masuk ke dalam sel untuk proses
melalui kapiler paru menuju alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut
terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida di dalam alveoli. Volume
gas yang berdifusi melalui membran respirasi setiap menit untuk tekanan 1 mmHg disebut
sebagai Kapasitas Difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat sekitar 230
ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi ini juga meningkat karena jumlah
kapiler aktif meningkat. Peningkatan ini disertai Dilatasi kapiler yang menyebabkan luas
permukaan membran difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat adalah
Prinsip dan formula terjadinya difusi gas melalui membran respirasi sama dengan difusi
gas melalui air dan berbagai jaringan. Jadi, faktor yang menentukan betapa cepat suatu gas
a. ketebalan membran;
Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua
istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas.
Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke
dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas.
Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu,
a. Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan. Pada
bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga hidung dibagi menjadi dua
bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian depan septum
ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan
tulang ethmoid.
Bagian bawah rongga hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi oleh
ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid sedangkan
Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior, konka media dan
konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan dipanaskan oleh
darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga
dapat membersihkan udara pernapasan dari debu. Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah
olfaktorius, yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak pertama
(nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang akan masuk ke dalam paru-paru
pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan
melewati hidung.
b. Faring
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian
belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi
sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian
belakang.
c. Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga
laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut
tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan ( epiglotis). Jika udara menuju
tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan katup pangkal tenggorokan
sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi
Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada
bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan kiri
agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus
kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan
menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang
menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada
penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang
lagi sebanyak 20–25 kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun
f. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan
organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah
sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua
bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang berukuran
lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke dalam, di
dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada
paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih
luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki
luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi
menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus.
Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel
darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah
ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh
darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan din
ding
alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada
lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara ( inspirasi) dan pengeluaran
udara ( ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
1. Pernafasan Dada
Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot yang
digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang
Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi
terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada
menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara
bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati saluran
pernapasan.
(mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya,
rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi
meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam
2. Pernafasan Perut
Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada)
mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih
kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot
diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke
luar.
Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara,
yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pengambilan udara secara
langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat proses difusi. Sementara udara yang
dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.
Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita
melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi pada
pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang meng alami
proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil atau alveolus.
Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap
mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni
a. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru.
Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang
sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2)
dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan
eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang
diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase,
karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+)
sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena adaperbedaan tekanan parsial antara
udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida
Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen
pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada
konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan
parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan lebih
kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah
berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
b. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal
berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida
Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya
menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel.
ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan
cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen
yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan.
Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah.
Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin
Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan
bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan
segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO- Persamaan
CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan
tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam
darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau larutan penyangga.\ Lebih
tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman) darah.