Anda di halaman 1dari 8

METHEMOGLOBIN (MetHB)

1. Hasil

Tabung 1 Warna
Darah Merah
+ Air Merah terang
+ K3Fe(CN)6 Hitam kebiruan
Pengocokan kuat Terdapat gelembung udara
+ Stokes Hitam pekat
Pengocokan kuat Terdapat gelembung udara
Tabung 2
Darah Merah
+ Air Merah terang
Pemanasan coklat
+ K3Fe(CN)6 Merah kecoklatan
Pengocokan kuat Terdapat gelembung udara
2. Pembahasan

Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk berbagai bahan
antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri. (khairil fitriyadi, 2016). Warna
merah ini dapat berubah – ubah, kadang – kadang berwarna merah tua dan kadang – kadang
berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen dan karbon dioksida yang
tergantung di dalamnya. Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular
diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit (sel darah merah) pada hakikatnya adalah
kantung hemogoblin terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dalam darah (khairil
fitriyadi, 2016).
Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri atas empat kandungan haem (zat besi) dan
empat rantai globin (alfa, gamma, beta dan delta), berada dalam eritrosit yang bertugas
mengangkut oksigen (sutedjo, 2009). Berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
perifer dan mengangkut CO2 dari jaringan perifer ke seluruh tubuh. Sintesis hemoglobin
merupakan proses biokimia yang melibatkan beberapa zat gizi atau senyawa. Proses sintesis ini
terkait dengan sintesis heme dan protein globin. Dalam menjalankan fungsinya sebagai
pengangkut oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen
melalui suatu ikatan kimia khusus. Ikatan kimia ini berlangsung dalam dua arah yang berupa
reaksi penggabungan yang terjadi di paru – paru dan penguraian yang terjadi di dalam jaringan.
Methemoglobin merupakan suatu keadaan dimana hemoglobin tidak mampu mengangkut
oksigen karena besi ferro (Fe++) dalam molekul heme teroksidasi menjadi bentuk besi ferri
(Fe+++). Keadaan ini disebabkan akibat adanya radikal bebas yang secara terus menerus
diproduksi dalam eritrosit akibat tingginya tekanan O2 dan besi heme. Secara spontan
hemoglobin akan menghasilkan superoksida (O2 -).Proses reduksi tersebut diikuti proses
oksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin.
Percobaan kali ini adalah pengujian methemoglobin. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
membuktikan jika ion besi (Fe2+) dalam molekul hemoglobin dioksidasi menjadi Fe3+, maka
akan terbentuk methemoglobin yang tidak dapat lagi mengikat.
Pengujian ini menggunakan darah sebagai sampel dan pereaksi yang digunakan pada
percobaan ini adalah pereaksi K3Fe(CN)6 33% yang bertindak sebagai agen pengoksidan, dan
juga pereaksi stokes sebagai pereduksi. K3Fe(CN)6 33% terdiri dari campuran 33 gram
K3Fe(CN)6 dalam 100 mL aquades. K3Fe(CN)6 33% adalah oksidator yang akan mengoksidasi
Fe2+ pada hemoglobin menjadi Fe3+. Pereaksi stokes merupakan pereaksi khusus yang digunakan
sebagai pereduksi. Pereaksi stokes terdiri dari FeSO, asam tartrat, dan aquades. Sebelum pereaksi
ini digunakan, ditambahkan dulu dengan NH4OH pekat agar endapan pada komposisi stokes
melarut.
Pada percobaan kali ini, 1 mL darah dicampurkan dengan 4 mL aquades. Sebelumnya darah
harus diencerkan dengan penambahan aquades. Penambahan aquades menyebabkan darah
mengalami oksihemoglobin (HbO2) karena pada molekul aquades terdapat oksigen yang diikat
oleh hemoglobin darah. Penambahan aquades ini menyebabkan darah berwarna merah terang.
Tabuing untuk darah dibagi menjadi 2,5 ml pertabung untuk percobaan 1 dan 2.
Pada tabung pertama, tabung darah yang telah di tambahkan aquades tersebut ditambahkan 2
tetes K3Fe(CN)6 33%. Penambahan K3Fe(CN)6 33% berfungsi untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi
Fe3+. Penambahan K3Fe(CN)6 33% disertai dengan pengocokan yang kuat agar keseluruhan
larutan bercampur dengan K3Fe(CN)6 33% dan dimaksudkan agar hemoglobin teroksidasi secara
menyeluruh. Setelah dilakukan pengocokan kuat, dalam larutan terdapat gelembung udara dan
darah berubah warna menjadi hitam kebiruan. Perubahan warna ini diakibatkan terjadinya reaksi
oksidasi dari ion Fe2+ pada darah menjadi ion Fe3+. Sedangkan gelembung udara yang dihasilkan
merupakan oksigen yang tidak dapat berikatan dengan darah yang mengalami methemoglobin.
Setelah diamati perubahan yang terjadi, darah yang mengalami methemoglobin ditambahkan
pereaksi stokes. Pereaksi stokes ini berfungsi mereduksi methemoglobin. Darah yang
ditambahkan pereaksi stokes tidak dapat kembali menjadi merah terang seperti warna darah
sebelum ditambahkan K3Fe(CN)6 33%. Saat ditambahkan stokes, darah berwarna hitam pekat
dengan jumlah gelembung udara lebih banayak dari sebelumnya.
Kemudian tabung kedua yang berisi oksihemoglobin (HbO2) dipanaskan. Tujuan pemanasan
ini adalah mempercepat pelepasan O2 sehingga diperoleh Hemoglobin yang berwarna merah
kecoklatan. Selanjutnya darah yang sudah dipanaskan selama ±5 menit ditambahkan 2 ml
K3Fe(CN)6 33%. Penambahan K3Fe(CN)6 ini difungsikan sebagai pengoksidasi Fe2+ menjadi
Fe3+. Peristiwa oksidasi ini diikuti dengan perubahan warna menjadi merah kecoklatan. Saat
penambahan K3Fe(CN)6 33%, tabung tersebut yang berisi darah dikocok secara perlahan karena
sebelum ditambahkan K3Fe(CN)6, darah sudah dipanaskan sehingga tidak diperlukan banyak
energi untuk mereaksikannya dengan K3Fe(CN)6. Setelah dikocok secara perlahan, terlihat
gelembung udara yang dihasilkan lebih sedikit, hal ini dikarenakan O2 yang terikat pada darah,
sebelumnya sudah banyak yang dilepaskan saat pemanasan sehingga dengan oksidasi
menggunakan K3Fe(CN)6, O2 yang terlepas hanya sedikit. O2 yang terlihat sudah tidak dapat
berikatan dengan Hb karena Fe2+ pada Hb berubah menjadi Fe3+.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh ditemukan beberapa kesalahan, yaitu warna darah
setelah ditambahkan stokes berubah menjadi hitam. Seharusnya warna merah kecoklatan setelah
penambahan stokes tetap berwarna merah kecoklatan karena tidak dapat berubah menjadi Fe2+.
Penyebab dari kesalahan ini adalah darah yang digunakan sudah mengalami penggumpalan
sebelum dijadikan sampel sehingga darah sudah bukan darah segar yang diinginkan sesuai
prosedur.

Kesimpulan

Dengan penambahan K3Fe(CN)6 maka besi yang terkandung di dalam Hb akan mengalami
oksidasi menjadi Fe3+ sehingga warnanya berubah menjadi merah cokelat. Met Hb yang
terbentuk tidak bisa lagi mengikat oksigen, sehingga walaupun dengan pengocokan kuat-kuat
(warnanya tetap merah cokelat dan tidak bisa lagi berubah menjadi merah terang).

Daftar pustaka

Fitriadi, Khairil dan Sutikno. 2016. Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan Perceptron. Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN
2086 – 4930

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009

Sutedjo AY., 2009. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:
Amara Books, pp. 28.
LAMPIRAN

No Gambar Keterangan
1 darah ditambahkan aquades

2 Darah yang telah


ditambahkan aquades ,
ditambahkan dengan larutan
K3Fe(CN)6 33%

3 Darah yang telah


ditambahkan aquades ,
ditambahkan dengan larutan
stokes
4 Darah saat dilakukkan
pemasan

5 Warna setelah pemasan


menjadi merah kecoklatan

6 Darah ditambahkan dengan


larutan K3Fe(CN)6 33%

Anda mungkin juga menyukai