BLOK 11
SISTEM PERNAPASAN
Disusun oleh
Aulia Mutiara Suci
Clarissa Agdelina
Siti Ardiya Sakinah Salim
Nathania Bellamy Bonnyvena
1461050047
1461050166
1461050176
1461050180
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015
PEMBAHASAN :
Membran sel darah merah, seperti membran sel lainnya,
merupakan membran lipid bilayer. Lipid bilayer tersebut terdiri dari
fosfolipid, yang tersusun dengan kepala hidrofilik, menghadap
lingkungan cair di kedua sisi membrane dan ekor hidrofobik, yaitu
terdiri dari lemak yang membentuk bagian
tengah membran. Interaksi membrane sel yang berupa fosfolipid dan
zat organik (non-polar) merubah konformasi membran sel tersebut
sehingga membrane sel mengalami lisis karena pada dasarnya zat
organic tersebut dapat melarutkan lipid yang juga bersifat non-polar.
Lisis nya membrane sel darah merah disebut hemolisis.
Pada awalnya darah disetiap tabung diberi larutan NaCL 0,9%
yang memilki tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis
darah. Keadaan tersebut adalah keadaan isotonis. Setelah itu baru
masing-masing tabung ditambah dengan zat yang berbeda-beda.
Tabung A diberi air dimana air bukan merupakan zat organik dan air
adalah zat yang bersifat polar. Sehingga hasil yang didapatkan adalah
terjadi hemolisis namun tidak selarut yang lainnya. Tabung B hingga F
akan diberi zat organik yang dapat melarutkan lipid pada membrane
eritrosit sehingga akan pada hasil percobaan akan didapatkan
gambaran hemolisis dimana eritrosit dan zat organik sudah bercampur.
Namun hasil yang didapatkan setiap tabung berbeda-beda karena
kemungkinan ada kesalahan dari mahasiswa dalam meneteskan zat
organik tersebut sehingga jumlahnya tidak merata. Dari hasil
percobaan kelompok kami, zat organik yang paling dapat melarutkan
lipid pada membran sel eritrosit adalah kloroform, eter, dan toluen.
Seharusnya semua tabung yang ditetesi zat organik terjadi hemolisis
yang setara dengan yang lainnya.
Pengenceran Darah
1:200
1:400
1:1.000.000
Warna
Hijau pekat
Hijau muda/tosca
Bening Kekuningan
PEMBAHASAN:
Untuk apa tes benzidin dapat diterapkan?
Tes benzidin digunakan untuk menentukan keberadaan sedikit darah dalam urin. Bila
terdapat darah dalam urin, maka akan terbentuk warna biru atau hijau yang menunjukkan
hasil reaksi positif. Tes benzidin untuk hemoglobin dan beberapa macam derivatnya,
yaitu methemoglobin, CO-hemoglobin dan hematin. Hasilnya positif juga untuk
myoglobin.
Percobaan yang dilakukan dengan benzidin sangat peka dan orang harus waspada akan
kemungkinan hasil yang positif palsu. Tes dengan benzidin dapat menyatakan adanya
hemoglobin sampai pengenceran 100.000 kali. Leukosit-leukosit mungkin menjadi sebab
hasil yang positif palsu kecuali jika urin itu dimasak terlebih dahulu. Oleh karena itu
semua alat-alat yang digunakan harus terjamin kebersihannya sehingga mendapat hasil
yang jelas.
- dengan Stokes
- setelah dikocok
Warna
Merah Terang
Merah Terang dengan
endapan Abu
Kehitaman
Merah Gelap Dengan
Gumpalan serta Hb
reduksi yang lebih
gelap
PEMBAHASAN:
Hemoglobin merupakan protein besi yang terdapat didalam sitoplasma
sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen pada rantai
heme nya. Heme ini mengandung ion besi dalam bentuk valensi 2
yang kita kenal dengan Fe2+.
Oksigen yang diikat oleh Hb ini akan dilepaskan ke jaringan untuk
digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk menghasilkan ATP.
Pada percobaan, diketahui bahwa ikatan antara heme dan oksigen
dapat direduksi oleh pereduksi kuat yaitu pereaksi Stokes. Dengan
demikian, oksihemoglobin yang tadinya berwarna merah terang atau
yang dimaksud dengan tabung control akan berubah menjadi
hemoglobin tereduksi dengan warna merah gelap dengan endapan abu
VI. METHEMOGLOBIN
DASAR PERCOBAAN:
Ion fero pada Hb dapat teroksidasi menjadi ion feri.
CARA KERJA:
A. 1. Campurkan 2 ml darah + 8 ml air + 2 ml K-ferisianida 33%.
2. Perhatikan warna metHb yang terbentuk.
3. Ujilah dengan pereaksi Stokes dan perhatikan warnanya.
B. 1. Campurkan 3 ml darah dengan 3 ml air dan hangatkan.
2. Tambahkan 6 ml K-ferisianida 33%.
3. Campur dengan membalik-balikkan.
4. Perhatikan gelembung-gelembung oksigen yang terbentuk.
HASIL:
A2
Warna metHb
A3
B4
Gelembung-gelembung O2
terlihat
A
2
A
3
PEMBAHASAN:
A. Percobaan ini bertujuan untuk melihat adanya perubahan ion fero menjadi feri pada
Hb. Oleh karena itu, pada percobaan A diberikan pereaksi Stokes untuk
membuktikan hal itu. Jika terjadi perubahan ion fero ke feri, akan terlihat endapan
kebiruan pada darah.
B. Pada percobaan B terlihat ada gelembung-gelembung oksigen karena adanya
oksidasi dari ion fero menjadi feri. Oksidasi ini dilakukan oleh K-ferisianida.
HCHO2
Pemanasan
CO (gas) + H2O
CARA KERJA:
Encerkan 2 ml darah dengan 8 ml air. Bagilah dua cairan ini. Alirkan
gas dari alat pembentuk CO (hati-hati toksik) ke dalam salah satu
tabung. OksiHb akan berubah menjadi karbonmonoksiHb. Bandingkan
warna kedua tabung tadi.
1. tambahkan pereaksi stokes pada kira kira 1 ml masing-masing
larutan tersebut di atas. Jelaskan hasil yang didapat.
2. Encerkan 1 ml dari masing masing larutan di atas dengan 4 ml
air. Bandingkan warna kedua cairan tadi. oksiHb berwarna
kekuning-kuningan, sedang karbomonoksiHb kemerah-merahan
(carmine tint).
3. Ulangilah percobaan (2) setelah penambahan beberapa tetes
naOH 10% ke dalam masing-masing tabung.
1. setelah diberi CO
3. diencerkan 4 ml air
percobaan 2
4. diberikan naOH
5.diulang