SISTEM RESPIRASI
Disusun oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat rahmatnya
Laporan Praktikum Fisiologi Blok Sistem Respirasi dapat selesai dengan baik dan
tepat waktu. Dalam Laporan Praktikum Fisiologi ini akan membahas tentang
pengukuran kapasitas udara dengan menggunakan spirometer melalui simulasi dari
komputer. Tidak lupa juga praktikum ini juga membahas tentang kapasitas paru-paru
terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan volume udara
Demikian . semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi sesama dan
dapat berguna untuk pembelajaran tentang Sistem Respirasi . Mohon maaf apabila ada
kesalahan kata dan kata-kata yang tidak berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Paru-paru adalah organ yang sangat penting dalam pernapasan. Fungsi paru-paru
terutama adalah untuk mengedarkan oksigen keseluruh tubuh. Pengedaran oksigen itu
dilakukan melalui bernafas , oksigen akan menyebar ke sel-sel yang memerlukan oksigen .
Paru-paru tidak hanya memiliki oksigen (O2) ,tetapi mempunyai hasil zat sisa yaitu
Karbondioksida dan air , zat sisa tersebut akan dibuang dari tubuh.
Pernapasan dibagi menjadi 2 fase yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi . Fase inspirasi
adalah fase dimana oksigen dihirup dari luar tubuh masuk kedalam paru-paru , sesudah
oksigen diedarkan kesemua sel-sel tubuh dan menghasilkan zat sisa berupa
karbondioksida. Fase ekspirasi akan mulai jika terjadi zat sisa dari oksigen ,
karbondioksida ini akan dikeluarkan dari paru-paru keluar tubuh. Proses respirasi
dipengaruhi oleh beberapa hal mulai dari ventilasi paru , proses difusi gas diparu , dan
besarnya volume paru.
Pengukuran volume paru sangat penting karena kita dapat mengetahui bagaimana
kemampuan paru dalam mengembang dan mengempis dan apakah akan terjadi abnormal
seperti obstruksi dan retriksi. Pada respirasi juga terdapat keseimbangan kondisi atau kita
sebut homeostasis . Homeostatis ini dapat mempengaruhi kemampuan bernapas yang
berbeda-beda seperti kecepatan aliran udara ada yang lambat dan ada yang cepat.
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi adalah proses menyerap oksigen dari luar tubuh yang akan digunakan oleh
sel-sel dalam tubuh , dan menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida yang berikutnya
akan dibuang . Respirasi ini juga volumenya berubah sesuai dengan aktivitas.dan
metabolisme.Mekanisme Pernapasan juga dibagi beberapa mekanisme :
1. Ventilasi Paru
2. Pengaturan Ventilasi
3. Transport udara
4. Difusi udara antar alveoli dan darah
2.1.1 Ventilasi Paru
2.4 SPIROMETER
METODE PRAKTIKUM
Acute asthma attack 300 750 2700 2250 3750 6000 1500 40%
Plus inhaler 500 1500 2800 1200 4800 6000 3840 80%
Tabel 4.2 Kegiatan 2 (Pengukuran Volume Paru dan Menghitung Kapasitas Paru)
5.00 7485 - - - - - - - 15
4.2 PEMBAHASAN
Kegiatan 1 (Spirometer):
Pada kegiatan 1 dilakukan percobaan pada pasien tipe normal, emphysema,
acute asthma attack, plus inhaler, moderate exercise dan heavy exercise. Pasien
dengan emphysema nilai ERV, IRV, FVC, FEV1 menurun, nilai RV meningkat,
dan nilai TV dan TLC tetap. Pada pasien dengan acute asthma attack ditemukan
nilai TV, ERV, IRV, FVC, FEV1 menurun, nilai RV meningkat dan nilai TLC
tetap. Pada pasien dengan plus inhaler nilai IRV, FVC, FEV1 menurun, nilai RV
meningkat dan nilai TV, ERV, TLC tetap. Pada pasien dengan moderate exercise
nilai ERV, IRV menurun, nilai TV meningkat, dan nilai RV, TLC tetap. Pada
pasien dengan heavy exercise nilai ERV, IRV menurun, nilai TV meningkat, dan
nilai RV, TLC tetap.
Kegiatan 1 (Spirometer):
1. Apa volume paru yang berubah (dari pasien normal) di spirogram pada pasien
dengan emphysema? Mengapa terdapat perubahan pada volume paru tersebut?
Bandingkan hasilnya dengan perkiraan Anda?
Jawaban:
Volume paru yang berubah pada pasien emphysema adalah ERV, IRV, FVC, FEV1
menurun dan RV meningkat dari normal. Penyakit pada emfisema terdapat saluran
napas yang kolaps dan dinding alveolinya rusak sehingga respirasinya tidak
maksimal. Perubahan elastisitas ini membuat keseimbangan baru yang merubah
kemampuan paru untuk mengembang dan mengempis , sehingga volume inspirasi
dan ekspirasinya pasti berbeda. Perkiraan saya penyakit emfisema ini
menghasilakan keseimbangan baru karena berkurangnya elastisitas paru , sehingga
akan terjad perubahan volume udara.
2. Pada pasien dengan emphysema, volume paru yang mana terlihat lebih besar
perubahannya? FVC atau FEV1 ?
Jawaban:
Pada pasien emphysema, volume paru yang paling besar perubahannya adalah
FEV1 dari 4000 ml menjadi 1625 ml.
3. Apa volume paru yang berubah (dari pasien normal) di spirogram pada pasien
dengan serangan asma akut? Mengapa terdapat perubahan pada volume paru
tersebut? Bandingkan hasilnya dengan perkiraan Anda?
Jawaban:
Volume paru yang berubah pada pasien dengan serangan asma akut adalah TV,
ERV, IRV, FVC, FEV1 menurun dan RV meningkat.Berbeda, jika pada pasien
dengan serangan asma akut nilai TV-nya menurun tapi pada pasien emphysema
tetap. Hal ini terjadi dikarenakan menebalnya dinding saluran napas karena edema
dan peradangan yang dipicu histamin, hiperresonpsive saluran napas yang
menyebabkan konstriksi dan mengakibatkan spasme otot polos yang diinduksi oleh
pemicu didinding saluran pernapasan.Perkiraan saya , penyakit asma ini akan
merubah volume paru pada inspirasi dan ekspirasi , karena jika saluran napas
terjadi konstriksi maka aliran pernapasan semakin kecil dan semakin lambat.
5. Deskripsikan pengaruh obat pada pasien asma? Apakah nilai volume parunya pada
spirogram menjadi normal? Bandingkan hasilnya dengan perkiraan Anda?
Jawaban:
Pada pasien dengan asma yang sudah diberi obat inhaler ada beberapa nilai volume
paru yang balik menjadi normal kembali yaitu TV dan IRV. Nilai IRV, RV, FVC
dan FEV1 tidak kembali persis seperti normal, namun nilainya mendekati normal
jika dibandingkan dengan volume paru pada normal. Perkiraan saya obat plus
inhaler yang diberikan kepada pasien asma akan membantu memberi keseimbangan
baru pada volume udara yang mendekati normal . Jadi akan terdapat perubahan
kembali volume inspirasi dan ekspirasi dengan nilai yang mendekati normal.
6. Berapa banyak kenaikan FEV1 yang Anda pikirkan karena perbaikan dari obat-
obatan?
Jawaban:
Menurut saya 100% , namun masih terdapat perubahan kembali kenormal yang
nilainya mendekati. Pada FEV1 masih terlihat perbedaan 160ml mendekati normal.
7. Pada olahraga aerobik sedang, apa yang berubah dari pernapasan normal? ERV
atau IRV? Bandingkan hasilnya dengan perkiraan Anda?
Jawaban:
Ketika seseorang melakukan olahraga nilai ERV dan IRV mengalami penurunan.
Menurut perkiraan saya dari percobaan , nilai ERV dan IRV meningkat karena
membutuhkan oksigen yang lebih untuk berolahrga.
4. Apa yang terjadi pada FEV1 (%) saat radius jalan nafas menurun? Bandingkan
hasilnya dengan perkiraanmu?
Jawaban:
Radius jalan nafas menurun, maka FEV1 (%) semakin menurun. Perkiraan saya
sama , jika terjadi penurunan jalan nafas maka FEV1 nya juga akan menurun
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Praktikum ini menunjukkan bahwa pada keadaan penyakit paru dapat
dideteksi dengan pemeriksaan menggunakan alat spirometer dengan melihat nilai-
nilai volume paru dibandingkan dengan normal. Volume dan kapasitas paru
berubah sesuai dengan radius jalan nafasnya, semakin kecil radius jalan nafas maka
semakin menurun nilai-nilai dari kemampuan , kapasitas dan volume paru.
5.2 SARAN
Praktikum ini sudah bagus , tetapi akan bagus jika kita mencoba dengan
bereksperimen langsung seperti olahraga atau mencoba dengan seseorang mengidap
penyakit sehingga kita tau bagaimana dari reaksi mereka dan cara pernapasan
mereka , suara bernapas mereka , dan reaksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur, C. (2006). Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Elsevier, Inc:
Pennsylvania.