Anda di halaman 1dari 27

`

DEPARTEMEN
FISIOLOGI
Kuliah Keseimbangan Cairan Tubuh
dr. Willy Handoko

GINJAL DAN CAIRAN TUBUH

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

TENTIR FISIOLOGI

Pada orang dewasa, cairan tubuh merupakan sekitar 55% dan 60% dari total massa
tubuh pria dan wanita. Cairan tubuh terdapat di dua tempat utama, di dalam sel dan di luar
sel. Sekitar 2/3 cairan tubuh adalah cairan intraseluler (CIS) atau sitosol, yang berada di
dalam sel. 1/3 lainnya adalah cairan ekstraseluler (CES), yang berada di luar sel. Sekitar 80%
CES adalah cairan interstitial, yang mengisi ruang antara sel-sel, dan 20%-nya adalah plasma
darah.

Sedikit saja perubahan volume cairan tubuh dapat menyebabkan perubahan fisiologis
tubuh yang signifikan. Pada anak kecil jangan terjadi dehidrasi yang terlalu berat karena
seperti yang kita ketahui bahwa komposisi tubunya terdiri dari cairan. Semakin tua komposisi
cairan tubuhnya akan berkurang. Berkurang tapi tetap separuh dari komposisi tubuh.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Tubuh manusia adalah keseimbangan osmotic. Air bergerak dari konsentrasi cairan
rendah ke tinggi (dari hipotonik ke hipertonik). Osmosis perpindahan cairan (air) dari
konsentrasi tinggi ke rendah melalui membran semipermiabel. Kalo bukan membran
semipermiabel tidak akan terjadi apa-apa.

CHECK POINT 1

1. Osmosis vs Osmotic Pressure


2. Molarity vs Osmolarity
3. Osmolarity vs Osmolality
-Iso, hyper and hypo osmolar
4. Osmolality vs Tonicity
-Iso, hyper and hypo tonic

1. Osmosis versus Tekanan Osmosis

Osmosis is the net diffusion of water across a selectively permeable membrane from a region
of high water concentration to one that has a lower water concentration.

Terjemahan: “Osmosis merupakan proses difusi AIR melalui membran selektif permeabel
dari KONSENTRASI AIR TINGGI ke KONSENTRASI AIR RENDAH”
Catatan: Ingat ya, kalo kita berbicara tetang osmosis maka kita berbicara tentang
AIR/WATER/WOTAH (British cuy)

Ketika suatu zat terlarut dimasukkan ke dalam air, zat terlarut tersebut akan
menurunkan konsentrasi air di dalam campuran itu. Dengan demikian, semakin tinggi
konsentrasi zat terlarut, semakin rendah konsentrasi air. Oleh karena itulah, air berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi zat terlarut rendah (konsentrasi air tinggi) ke daerah dengan
konsentrasi zat terlarut tinggi (konsentrasi air rendah).

Catatan: Kalo susah mau nginget dua-duanya, coba inget satu aja. Karena di osmosis kita
berbicara mengenai air maka disarankan inget aja kalo airnya yang berdifusi dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Oh ya, kalian juga perlu tau kalo membran sel itu lebih
permeabel terhadap air dibandingkan dengan zat terlarut (ini yang dinamakan selektif
permeabel).

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Pada gambar di atas, kita bisa liat kalo air itu berpindah menuju area NaCl terlarut.
Perpindahan air itu sebenarnya bisa aja diperlambat, dihentikan, atau bahkan dibalikkan lagi
(reversed). Nah, besar tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan perpindahan air
(osmosis) itulah yang disebut sebagai tekanan osmotik. Kalo di kasus ini, namanya adalah
tekanan osmotik larutan NaCl.

Molaritas vs Osmolaritas

Berdasarkan rumus di atas, Molaritas dan Osmolaritas bedanya itu ada pada bagian
pembilang, yang molaritas itu penyebutnya mole sedangkan yang osmolatitas itu
penyebutnya osmole.

Mol: jumlah partikel (atom, molekul, ion) dalam suatu zat

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

The total number of particles in a solution is measured in osmoles. One osmole (osm) is equal to 1
mole (mol) (6.02 x 1023) of solute particles. Therefore, a solution containing 1 mole of glucose in
each liter has a concentration of 1 osm/L. If a molecule dissociates into two ions (giving two
particles), such as sodium chloride ionizing to give chloride and sodium ions, then a solution
containing 1 mol/L will have an osmolar concentration of 2 osm/L. Likewise, a solution that
contains 1 mole of a molecule that dissociates into three ions, such as sodium sulfate (Na2SO4), will
contain 3 osm/L. Thus, the term osmole refers to the number of osmotically active particles in a
solution rather than to the molar concentration.

Osmolaritas vs Osmolalitas

Osmolalitas menyatakan jumlah partikel zat terlarut per kilogram air


(pelarut=solvent) dan osmolaritas menyatakan jumlah partikel zat terlarut per liter larutan.
Osmolaritas lebih sering digunakan karena lebih mudah mengukur dalam satuan liter cairan
daripada kilogram air.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Isotonic, Hypotonic, and Hypertonic Fluids

Istilah isotonik, hipotonik dan hipertonik merujuk pada apakah suatu larutan dapat
menyebabkan perubahan volume pada sel. Tonisitas suatu larutan bergantung pada
konsentrasi zat terlarut yang tidak dapat menembus membran selektif permeabel.
Pengaruh adanya perbedaan konsentrasi antara zat terlarut yang tidak dapat
menembus membran selektif permeabel yang terdapat di ekstraseluler sel terhadap volume
sel dapat dilihat pada gambar 25-5. Ketika sebuah sel diletakkan di dalam suatu larutan
dengan osmolaritas 282 mOsm/L dan mengandung zat terlarut yang tidak dapat menembus
membran selektif permeabel, sel tersebut tidak akan mengkerut maupun bengkak karena
konsentrasi air pada cairan intra dan ekstra-selulernya seimbang dan zat terlarut tidak dapat
masuk ke dalam sel. Larutan tersebut dinamakan sebagai isotonic. Contoh larutan isotonic
yaitu NaCl 0.9% dan 5% glukosa.
Jika sebuah sel diletakkan dalam larutan hypotonic yang memiliki konsentrasi zat
terlarut yang tidak dapat menembus membran selektif permeabel yang lebih rendah dari 282
mOsm/L, maka air akan berdifusi ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi bengkak. Air
ini akan terus berdifusi ke dalam sel hingga baik cairan intra dan ekstra-selulernya seimbang.
Larutan NaCl dengan konsentrasi <0.9% merupakan contoh larutan hypotonic yang akan
menyebakan sel menjadi bengkak.
Jika sel diletakkan dalam larutan hypertonic yang memiliki konsentrasi zat terlarut
yang tidak dapat menembus membran selektif permeabel yang lebih tinggi dari 282 mOsm/L,
maka air akan berpindah keluar sel menuju cairan ekstraseluler sehingga sel mengkerut. Air

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

ini akan terus berdifusi ke ekstraseluler hingga baik cairan intra dan ekstra-selulernya
seimbang. Larutan NaCl dengan konsentrasi >0.9% merupakan contoh larutan hypertonic
yang akan menyebakan sel mengkerut.

Isosmotic, Hyperosmotic, and Hypo-osmotic Fluids

Larutan yang memiliki osmolaritas sama dengan sel dinamakan sebagai isosmotic, terlepas
dari apakah zat terlarut di dalam dapat menembus membran sel atau tidak. Istilah hyper dan
hypo-osmotic itu merujuk pada larutan yang memiliki osmolaritas yang lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan dengan cairan ekstraseluler normal, terlepas dari apakah zat
terlarut di dalam dapat menembus membran sel atau tidak.

Pposm
Posm = 2[Serum Na] + [serum glucose]/18 + serum BUN ( Blood Urea Nitrogen)/2.8

Posm pada manusia

Osmolalitas cairan tubuh diatur oleh sistem neuroendokrin dan ginjal dalam batas 275-290
mosm per kg. Osmolalitas yang tinggi menunjukan retensi (ditahan) natrium atau
hilangnya air bebas. Sebaliknya, osmolalitas rendah menunjukan retensi air bebas atau
pengeluaran natrium (perhatiin mana yang retensi amna yg di keluarin). Pengeluaran
kalium juga dapat menimbulkan hipo-osmolalitas. Konsentrasi kalium plasma berkurang,
perbedaan konsentrasi terbentuk, yang memungkinkan pergerakan kalium keluar dari sel
dalam pertukaran dengan natrium (neutralisasi listrik harus dipertahankan dalam tiap ruang).
Jadi timbul hiponatremia dan hipo-osmolalitas. Tetapi pengambilan kalium yang terlalu
besar, walaupun tidak ada ekskresi kalium, tidak menimbulkan hiperosmolalitas karena
peningkatan konsentrasi kalium bersifat toksik terhadap sel dan menimbulkan kematian
sebelum terjadi perubahan osmosis yang nyata.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Membran semipermiabel yang hanya bisa dilewati oleh H2O. Dan zat2 yang ada di
dalamnya yaitu nonpermeabel. Jika konsentrasi zat di dalam lebih tinggi dari pada di luar
maka air akan masuk ke dalam. Cairan seperti ini disebur cairan yang bersifat hipotonik,
hipotonik terhadap sel manusia.

Pada bagian b, merupakan membran permeabel, yang walaupun tidak ada zat terlarut namun
zat dalam sel akan keluar sehingga mencapai equilibrium.

Sel dan larutan yang mempunyai konsentrasi seimbang disebut isosmotic (a) dan tidak ada
pergerakan air karena sel dan larutan berada dalam keseimbangan osmotic (b)

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Namun, ketika ada zat terlarut P berdifusi ke dalam sel ini dapat mengganggu keseimbangan
osmotic (sel hipertonik dan larutan hipotonik) sehingga air mengikuti zat terlarut masuk ke
dalam sel (c)

Keseimbangan dikembalikan ketika konsentrasi N seimbang di dalam dan luar sel (d)

Apa yang akan terjadi saat zat larutan masuk? Zat tersebut akan masuk (secara difusi) karena
bersifat permeabel. Masuknya zat tersebut akan membawa air karena terjadi perbedaan
konsentrasi antara sel dan larutan. Masuknya air akan menyebabkan sel bengkak. Cairan ini
juga disebut hipotonik.

Komponen cairan:

2/3 di intrasel, 1/3 di ekstrasel. Yang dalam intrasel tidak mudah keluar masuk. Yang bisa
berubah yaitu ekstrasel yang ada di cairan interstisial (80%) dan plasma (20%).

Keluar paling banyak lewat urin, kemudian lewat kulit dan paru dan terakhir feses.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Tubuh berada dalam keseimbangan cairan tubuh ketika jumlah cairan dan zat terlarut
dalam tubuh ada dalam jumlah yang proporsional. Air adalah komponen terbesar dalam
tubuh manusia, 45-75% massa tubuh total, tergantung usia dan jenis kelamin.

Proses filtrasi, reabsorpsi, difusi, dan osmosis menyebabkan pertukaran air dan zat
terlarut secara kontinu antara berbagai kompartemen tubuh dengan volume kompartemen tiap
tubuh tetap stabil. Karena osmosis adalah pergerakkan utama air dalam tubuh antara CIS dan
CES, konsentrasi zat terlarut pada kedua cairan tersebut menentukan arah dari pergerakkan
air. Dan karena sebagian besar zat terlarut dalam tubuh adalah elektrolit, senyawa anorganik
yang terdisosiasi menjadi ion, keseimbangan cairan tubuh terkait erat dengan konsentrasi
elektrolit tubuh.

Normalnya volume cairan tubuh tetap konstan karena jumlah cairan tubuh yang
hilang sama dengan jumlah cairan tubuh yang masuk. Kehilangan cairan tubuh terjadi
melalui 4 jalan. Melalui urin yang dieksresikan ginjal, yaitu 1.5 L/hari, evaporasi cairan lewat
kulit 0.6 L/hari (0.4 L melalui perspirasi insensible atau keringat yang menguap sebelum ia
dalam bentuk cairan dan 0.2 L sebagai keringat), paru-paru mengeluarkan 0.3 L air sebagai
uap, dan saluran cerna mengeluarkan 0.1 L air melalui feses. Sumber utama cairan tubuh
adalah cairan yang dikonsumsi harian (1.6 L) dan dari makanan (0.7 L) yang diserap saluran
cerna (2.3 L) sisanya merupakan air hasil metabolisme (0.2 L). jadi total selama sehari tubuh
menerima 2.5 L cairan.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Gambar diatas adalah konsentrasi ion/elektrolit dalam plasma darah, cairan


interstitial, dan cairan intraseluler.

Intrasel banyak potasium dan ekstrasel banyak natrium. Kenapa bisa begitu? Karena ada
pompa Na/K ATP ase. Jika stop memompa maka akan terjadi equilibrium dan sel akan lisis.

Protein tinggi di intrasel kemudian plasma darah.

Cl punya sifat yang sama dengan natrium.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Ginjal tidak dapat mengembalikan volume cairan tubuh tapi hanya dapat menjaga volume
cairan tubuh. Misalnya volume cairan tubuh berkurang maka ginjal akan mengatur
mekanisme untuk mengurangi jumlah cairan tubuh yang keluar berkurang (dengan
meningkatkan reabsorpsi air misalnya)

Jika volume cairan melebihi yang ditetapkan maka filtrasi glomerulus akan meningkat dan
membuang. Jika kekurangan maka filtasi akan berkurang.

2 parameter yang diregulasi oleh tubuh yaitu volume plasma (bagian ektrasel) dan tonisitas
(ukuran gradien tekanan osmosis) yang ada di dalam serum. Sedikit saja perubahan
konsentrasi Na maka akan berdampak pada osmolaritas. Jika osmolaritas plasma darah
tinggi maka air akan keluar sel akan menciut, jika osmolairtas plasma darah rendah maka
air akan masuk dan sel akan pecah.

CHECK POINT 2

1. How kidney conserve water

–Vasopressin and aquaporins

Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor di


hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamus yang mensintesis
vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan
berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin dengan reseptornya di
duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks
duktus koligen. Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke
vasa recta. Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan
hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dipertahankan.

2. Plasma volume and osmolarity

–osmoreceptors, baroreceptors and atrial stretch receptor

Peran osmoreseptor di hipotalamus. Sinyal eksitatorik utama untuk sekresi vasopresin dan
rasa haus berasal dari osmoreseptor hipotalamus yang terletak dekat sel penghasil vasopresin
dan pusat haus. Ini memantau osmolaritas cairan di sekeliling mereka, yang pada gilirannya
mencerminkan konsentrasi keseluruhan lingkungan cairan internal. Seiring dengan
peningkatan osmolaritas (H2O terlalu sedikit) dan kebutuhan terhadap konservasi H2O

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

bertambah, sekresi vasopresin dan rasa haus diaktifkan. Akibatnya, reabsorpsi H2O di tubulus
distal dan koligentes meningkat sehingga pengeluaran urine berkurang dan H2O dihemat,
sementara asupan H2O secara bersamaan dirangsang. Efek-efek ini memulihkan simpanan
H2O yang berkurang sehingga kondisi hipertonik mereda dengan pulihnya konsentrasi zat-zat
terlarut ke normal. Sebaliknya, kelebihan H2O, yang bermanifestasi sebagai penurunan
osmolaritas CES, mendorong peningkatan ekskresi urine (melalui penurunan sekresi
vasopresin) dan menekan rasa haus, yang bersama-sama mengurangi jumlah air di dalam
tubuh.

Peran reseptor volume antrium kiri. Meskipun perangsang utama sekresi vasopresin dan
rasa haus adalah peningkatan osmolaritas CES, sel penghasil vasopresin dan pusat haus juga
dipengaruhi dalam tingkat sedang oleh perubahan volume CES yang diperantarai oleh sinyal
dari reseptor volume atrium kiri. Reseptor volume ini, yang terletak di atrium kiri, memantau
regangan yang diinduksi oleh tekanan yang disebabkan oleh darah yang mengalir, yang
mencerminkan volume CES--yaitu, mereka memantau kepenuhan sistem vaskular.
Sebaliknya, baroreseptor arkus aorta dan sinus karotis memantau tekanan pendorong rata-rata
disistem vaskuler. Sebagai respons terhadap penurunan mencolok volume CES (kehilangan
volume >7%), dan tekanan darah arteri, seperti ketika terjadi perdarahan, reseptor volume
atrium kiri secara refleks merangsang sekresi vasopresin dan rasa haus. (Sebagai
perbandingan perubahan peningkatan osmolaritas CES sekecil 1% mening katkan sekresi
vasopresin, dan peningkatan osmolaritas sebesar 2% atau lebih menghasilkan keinginan
minum yang kuat, yang menunjukkan pengaruh osmosresptor hipotalamus yang lebih besar
daripada reseptor volume atrium kiri dalam mengontrol sekresi vasopresin dan rasa haus.)
Dalam mengahadapi penurunan bermakna volume CES, pengeluaran vasopresin dan
meningkatnya rasa haus masing-masing menurunkan pengeluaran urine dan meningkatkan
pemasukan cairan. Selain itu, vasopresin, pada kadar darah yang dipicu oleh penurunan
mencolok volume CES dan tekanan arteri, menimbulkan efek vasokonstriktor (yaitu, "vaso"
"pressor") kuat pada arteriol. Dengan membantu memperbesar CES dan volume plasma serta
dengan meningkatkan resistensi perifer total, vasopresin membantu mengatasi penurunan
tekanan darah yang memicu sekresi vasopresin. Secara bersamaan, tekanan darah rendah
dideteksi ole baroreseptor arkus aorta dan sinus karotis yang membantu menaik tekanan
darah dengan meningkatkan aktivitas simpatis ke jantung dan pembuluh darah.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

–AngII, Ald, ANP, thirst, ADH

Tiga hormon yang paling penting mengatur tingkat reabsorpsi Na+ dan Cl- (dan juga
mengatur berapa banyak kehilangan air melalui urin) yaitu Angio tensis II, Aldosteron &
Atrial Natriuretik Peptide (ANP) ketika tubuh kita dehidrasi, angio tensin II & aldosteron
menaikkan reabsorpsi Na+ dan Cl- ( dan air oleh osmosis dengan elektrolit). Penghematan
volume cairan tubuh dengan mengurangi kehilangan urin. Pada peningkatan volume darah,
mungkin terjadi setelah anda minum satu / lebih dengan jumlah banyak. Peregangan atrium
pada jantung dan meningkatkan pembebasan atrial natriuretik peptide (ANP). ANP menaikan
natriuresis, menaikkan ekskresi urin pada Na+ dan Cl- diikuti dengan ekskresi air yang mana
penurunan volume darah meningkat. Volume darah juga memperlambat pengeluaran renin
dari sel juxta glomerular di ginjal ketika tingkat renin menurun, terjadi kekurangan
angiotensis II. Penurunan angiotensin II dari tingkat sedang ke tingkat yang lebih rendah
mengalami peningkatan glomerular filtrasi (GFR) dan mengurangi Na+ dan Cl- dan
reabsorbsi air dari tubulus ginjal.

Hormon paling banyak yang mengatur kekurangan air adalah Anti Deuretic Hormone (ADH).
Hormon ini juga dikenal dengan vasopressin yang diproduksi oleh sel neurosecretary yang
menyampaikan ke hipotalamus di pituitary posterior.

Ketika sel utama tidak terangsang oleh ADH, molekul aquaporin berpindah dari membran
apikal dengan cara endocytosis, permeabilitas membran sel apical menurun dan terjadi
pengurangan di urin.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Hormon utama yang meregulasi kehilangan cairan tubuh adalah Vasopresin (Hormon
ADH) yang diproduksi neurosekretori pada hipotalamus dan hipofisis posterior. Peningkatan
osmolaritas tubuh menstimlasi pelepasan vasopressin. Vasopressin memicu insersi kanal air
aquaporin-2 ke membrane apical dari tubulus ginjal. Sehingga permeabilitas terhadap air
meningkat sehingga meningkatkan reabsorpsi air.

Graphical representation of volume vs solute in ICF and ECF

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Penjelasan tabel diatas

1. minum air dalam jumlah banyak > volume meningkat, osmolaritas menurun

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

2. mengonsumsi cairan saline isotonic > volume meningkat, osmolaritas tidak berubah
3. mengonsumsi cairan saline hipertonic > volume meningkat, osmolaritas meningkat
4. menganti keringat dengan dengan air biasa > volume tidak berubah, osmolaritas
menurun
5. volume dan osmolaritas normal > volume tidak berubah, osmolaritas tidak berubah
6. makan makanan yang mengandung garam tanpa air > volume tidak berubah,
osmolaritas meningkat.
7. Incomplete Kompensasi dehidrasi > volume menurun, osmolaritas menurun.
8. Pendarahan > volume menurun, osmolaritas tidak berubah
9. Dehidrasi (diare atau kehilangan banyak cairan ) > volume menurun, osmolaritas
meningkat.

CHECK POINT 3

Kristaloid
Kristaloid
Cairan kristaloid yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan ringer laktat.
Cairan kristaloid memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular. Karena perbedaan sifat
antara kristaloid dan koloid, dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang
interstitial dibandingkan dengan koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi
defisit cairan di ruang intersisial.
Penggunaan cairan normal salin dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan timbulnya
asidosis hiperkloremik, sedangkan penggunaan cairan ringer laktat dengan jumlah besar
dapat menyebabkan alkalosis metabolik yang disebabkan adanya peningkatan produksi
bikarbonat akibat metabolisme laktat.
Larutan dekstrose 5% sering digunakan jika pasien memiliki gula darah yang rendah atau
memiliki kadar natrium yang tinggi. Namun penggunaannya untuk resusitasi dihindarkan
karena komplikasi yang diakibatkan antara lain hiperomolalitas-hiperglikemik, diuresis
osmotik, dan asidosis serebral.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Normal Saline
Komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154.
 Larutan isotonik: adalah larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan
cairan tubuh (kira-kira 280-300 mOsm/kg). Contohnya adalah normal salin-larutan
natrium klorida (NaCl) 0,9%.
 Larutan hipotonik: adalah larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih kecil dari
cairan tubuh. Contohnya larutan NaCl 0,45%.
 Larutan hipertonik: adalah larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih besar
dari cairan tubuh. Contoh larutan NaCL 3%.

Indikasi :
a. Resusitasi
b. Diare
c. Luka Bakar
d. Gagal Ginjal Akut
Kontraindikasi : hipertonik uterus, hiponatremia, retensi cairan. Digunakan dengan
pengawasan ketat pada CHF, insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer dan edema paru.
Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume besar (biasanya paru-paru),
penggunaan dalam jumlah besar menyebabkan akumulasi natrium.

Ringer Laktat (RL)


Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30
mEq/l.
Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi
elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler.
Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik.
Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di
intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan
untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok
perdarahan.
Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok
hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan
asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang tinggi akibat
metabolisme anaerob.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat.


Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya paru-paru.
Peringatan dan Perhatian : ”Not for use in the treatment of lactic acidosis”. Hati-hati
pemberian pada penderita edema perifer pulmoner, heart failure/impaired renal function &
pre-eklamsia.

Dekstrosa
Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).
Kemasan : 100, 250, 500 ml.
Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan hidrasi selama
dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan sampai sedang (kadar kreatinin
kurang dari 25 mg/100ml).
Kontraindikasi : Hiperglikemia.
Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat menyebabkan iritasi
pada pembuluh darah dan tromboflebitis.
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena,dan
diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi. Destrosa digunakan pada
stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia );

Diberikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50 mL)bolus intra vena ,

Diberikan cairan dekstrosa 10 % per infuse ,6 jam perkolf

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Koloid

Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut
“plasma expander”. Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat
molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan
agak lama dalam ruang intravaskuler.
Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan efisien daripada
kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih sedikit
cairan dari pada larutan kristaloid. Sedangkan larutan kristaloid akan keluar dari pembuluh
darah dan hanya 1/4 bagian tetap tinggal dalam plasma pada akhir infus. Koloid adalah cairan
yang mengandung partikel onkotik dan karenanya menghasilkan tekanan onkotik. Bila
diberikan intravena, sebagian besar akan menetap dalam ruang intravaskular.
Meskipun semua larutan koloid akan mengekspansikan ruang intravaskular, namun
koloid yang mempunyai tekanan onkotik lebih besar daripada plasma akan menarik pula
cairan ke dalam ruang intravaskular. Ini dikenal sebagai ekspander plasma, sebab
mengekspansikan volume plasma lebih dari pada volume yang diberikan.
Contoh koloid:
 Albumin
 Dekstran
 Gelatin

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Keseimbangan Asam Basa

 Keseimbangan asam basa : regulasi ion H+ bebas dalam cairan tubuhAsam


melepaskan ion hidrogen bebas yang nantinya akan ditangkap menjadi basa.
 Membuang ion hidrogen dilakukan oleh bufer, paru, dan ginjal.
 Asam kuat besar kemungkinan disosiasi dibanding asam lemah, dan begitu juga
dengan basa.
 Air biasa pHnya 7.
 Darah manusia sedikit basa 7,35-7,45 (normal)

Asam
 Kelompok khusus yang mengandung hidrogen zat yang terlepas saat di solusi
untuk membebaskan H + dan anion
Asam kuat
 Memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memecahkan dalam larutan
daripada asam lemah
 Misalnya: HCl di H2O dan H2CO3

pH

Karena H+ di penyebut, konsentrasi H tinggi maka pH


rendah, dan rendahnya H + pH akan tinggi.

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

pH arteri 7.35 – 7.45


Diet protein tinggi cenderung untuk mengasamkan darah.
 Manusia saat sakit dapat hidup pada rentang pH di atas. Jika lebih atau kurang
dari itu maka akan menyebabkan kematian, karena protein akan terdenaturasi
dan tidak aktif saat pH terlalu asam dan basa. Rentang 6,8-8. Sehat 7,35-7,45.
 Urin tergantung derajat hidrasi.
 Ion hidrogen bisa turun naik dan harus distabilkan. Cara stabilkan buffer, paru
dan ginjal. Hal ini perlu dijaga ketat karena:
– Acidosis  depression of CNS
– Alkalosis  overexcitability
– Sumber asam di tubuh: dari metabolisme.

Ini tabel nilai pH dan konsentrasi H+ didalam cairan tubuh :

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

1. Fluktuasi H + mengubah saraf, enzim, dan aktivitas K +


o Perubahan dalam sel-sel saraf dan otot Involuntary adalah manifestasi klinis
besar kelainan pH
o
o
o konsentrasi H + diberikan pengaruh yang ditandai pada aktivitas enzim
(misalnya. ATPase)
o Perubahan H + mempengaruhi tingkat K + dalam tubuh

2. Sumber ion H+ dalam tubuh

 Pembentukan asam karbonat (Dari metabolisme yang memproduksi CO2 )

 Asam anorganik yang dihasilkan selama pemecahan nutrisi


 Protein dari daging → mengandung sulfur dan fosfor dipecah menjadi asam
 Asam-asam organik yang dihasilkan dari metabolisme perantara
 Asam lemak dari metabolisme lemak, asam laktat dari otot.

3. Pemindahan ion H+ dari dalam tubuh


 fer → mengikat H + sementara, mentiadakan H + yang sangat
reaktif dari solusi
 Pengeluaran CO2 melalui pernafasan → mengurangi tingkat asam karbonat
dalam darah → mengurangi H + dalam darah
 Sekresi ginjal H + →melalui ekskresi dalam urin

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Sistem buffer

 Asam lemah dan garam pada asam (basa lemah)


 Mencegah cepat, perubahan pH secara drastis
(Dengan mengubah asam kuat atau basa menajadi lemah asam atau basa)

 Sistem buffer protein


 Asam karbonat-sistem buffer bikarbonat
 Sistem buffer fosfat

Pengeluaran CO2 melalui pernafasan

 Garis pertahanan kedua


 Mungkin gagal jika dalam keadaan patologis

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Ginjal dalam menjaga keseimbangan asam-basa

Ekskresi H + oleh renal



oleh paru-paru)
Ekskresi HCO3
 Dikendalikan dengan meningkatkan atau menurunkan reabsorpsi
Sekresi NH3
 Karena pH kemih tidak bisa lebih rendah dari 4.5
 H + harus disekresi secara buffered dalam cairan tubular sehingga tidak ada sebagai H
+ bebas

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

Kontrol tingkat sekresi H + tubular dan reabsorpsi HCO3

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands


`

We don't deserve anything, we must work for everything-Tom Brands

Anda mungkin juga menyukai