Anda di halaman 1dari 8

1.

Bentuk dan ukuran eritrosit

Sel darah merah normal berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter rata-rata kira-kira
7,8 gm dan dengan ketebalan 2,5 μm pada bagian yang paling tebal serta 1 μm atau
kurang di bagian tengahnya. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 μm 3.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.
Sesungguhnya, sel darah merah merupakan suatu "kantong" yang dapat diubah menjadi
berbagai bentuk. Selanjutnya, karena sel yang normal mempunyai kelebihan membran sel
untuk menampung banyak zat di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan
meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, sel tidak akan mengalami
ruptur, seperti yang terjadi pada banyak sel lainnya. Konsentrasi Sel-Sel Darah Merah
dalam Darah. Pada laki-laki normal sehat, jumlah rata-rata sel darah merah per milimeter
kubik adalah 5.200.000 (± 300.000); pada wanita, 4.700.000 (± 300.000). Orang yang
tinggal di daerah dataran tinggi memiliki jumlah sel darah merah yang lebih banyak. Hal
ini akan dibahas kemudian

2. Fungsi Eritrosit

Fungsi utama sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah mengangkut
hemoglobin, yang selanjutnya mengangkut oksigen dari paru ke jaringan.Hemoglobin
harus tetap dalam sel darah merah agar berfungsi secara efektif pada manusia. Selain
mengangkut hemoglobin, sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, sel
tersebut mengandung sejumlah besar anhidrase karbonat, suatu enzim yang mengatalisis
reaksi reversibel antara karbon dioksida (CO2) dan air untuk membentuk asam karbonat
(H2CO3) yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat.
Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat mengangkut sejumlah besar CO2
dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-) dari jaringan ke paru. Di paru, ion tersebut diubah
kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan ke dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.
Hemoglobin yang terdapat di dalam sel merupakan dapar asam-basa yang baik (seperti
halnya pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk
sebagian besar daya dapar asam-basa seluruh darah.

3. Struktur hemoglobin
Hemoglobin memiliki 2 bagian. Globin ( protein yang terbentuk dari 4 polipeptida
berlipat ) dan gugus hem yang terikat ke protein ). 4 besi dapat berikatan dengan masing-
masing 1 02. Total 1 Hb dapat mengangkut 4 0 2. Ditubuh kita ada 250 miliar eritrosit. 1
eritrosit ada 640 juta Hb

4. Fungsi hemoglobin
Fungsi hemoglobin adalah membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh Anda.
Hemoglobin “menerima” oksigen yang telah dihirup melalui paru-paru. Setelah itu,
oksigen pun langsung mengikatkan dirinya kepada hemoglobin, yang membawanya ke
jantung. Setelah itu, jantung akan memompa darah ke sel-sel di seluruh tubuh.Selain itu,
fungsi hemoglobin lainnya adalah mengantar karbon dioksida untuk bisa keluar dari sel
tubuh, dan mengembalikannya ke paru-paru, agar bisa dibuang. Perlu diketahui, setiap
hemoglobin, mampu membawa empat molekul oksigen. Selain itu mampu berikatan
dengan CO dan NO

5. Varian hemoglobin

6. Regulasi produksi hemoglobin dan biosintesis hemoglobin

Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan berlanjut bahkan dalam stadium
retikulosit pada pembentukan sel darah merah. Oleh karena itu, ketika retikulosit
meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, retikulosit tetap
membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan seterusnya sampai sel
tersebut menjadi eritrosit yang matang.

Mula-mula, suksinil-KoA, yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan dengan glisin
untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung untuk membentuk
protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul
heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu
globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut
rantai hemoglobin (Tiap-tiap rantai mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat
rantai ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk molekul
hemoglobin yang lengkap.

Terdapat beberapa variasi kecil di berbagai rantai subunit hemoglobin, bergantung pada
susunan asam amino di bagian polipeptidanya. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa,
rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada
orang dewasa, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua
rantai beta. Hemoglobin A mempunyai berat molekul 64.458. Oleh karena setiap rantai
hemoglobin mempunyai sebuah gugus prostetik heme yang mengandung satu atom besi,
dan karena adanya empat rantai hemoglobin di setiap molekul hemoglobin, kita dapat
menemukan adanya empat atom besi di setiap molekul hemoglobin; setiap atom ini dapat
berikatan longgar dengan satu molekul oksigen, sehingga empat molekul oksigen (atau
delapan atom oksigen) dapat diangkut oleh setiap molekul hemoglobin.

7. regulasi produksi hemoglobin


8. Peran besi
a) sintesis hemoglobin
b) aktivitas sitokrom
c) aktivitas siklus urea
d) Lipogenesis
e) kolesterogenesis.

9. Distribusi besi dalam tubuh dan jumlahnya

10. Masukan minimum harian besi

11. Metabolisme Besi


Karena besi tidak hanya penting untuk pembentukan hemoglobin namun juga untuk
elemen penting lainnya (contohnya, mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase,
katalase), kita harus mengerti cara besi ini digunakan di dalam tubuh. Jumlah total besi
rata-rata dalam tubuh sebesar 4 sampai 5 gram, dan kira-kira 65 persennya dijumpai
dalam bentuk hemoglobin. Sekitar 4 persennya dalam bentuk mioglobin, 1 persen dalam
bentuk variasi senyawa heme yang memicu oksidasi intrasel; 0,1 persen bergabung
dengan protein transferin dalam plasma darah, dari 15 sampai 30 persen disimpan untuk
penggunaan selanjutnya terutama di sistem retikuloendotelial dan sel panrenkim hati,
khususnya dalam bentuk feritin.

12. Pengangkutan dan Penyimpanan Besi


Ketika besi diabsorbsi dari usus halus, besi tersebut segera bergabung di dalam plasma
darah dengan beta globulin, yakni apotransferin, untuk membentuk transferin, yang
selanjutnya diangkut dalam plasma. Besi ini berikatan secara longgar di dalam transferin
dan, akibatnya, dapat dilepaskan ke setiap sel jaringan di setiap tempat dalam tubuh.
Kelebihan besi dalam darah disimpan terutama di hepatosit hati dan sedikit di sel
retikuloendotelial sumsum tulang

Dalam sitoplasma sel, besi ini bergabung terutama dengan suatu protein, yakni apoferitin,
untuk membentuk feritin. Apoferitin mempunyai berat molekul kira-kira 460.000, dan
berbagai jumlah besi dapat bergabung dalam bentuk kelompok radikal besi dengan
molekul besar ini; oleh karena itu, feritin mungkin hanya mengandung sedikit besi atau
bahkan sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai feritin ini disebut besi
cadangan.

Di tempat penyimpanan, terdapat besi yang disimpan dalam jumlah yang lebih sedikit
dan bersifat sangat tidak larut, disebut hemosiderin. Hal ini terjadi bila jumlah total besi
dalam tubuh melebihi jumlah yang dapat ditampung oleh tempat penyimpanan apoferitin.
Hemosiderin membentuk kelompok besar dalam sel yang dapat dilihat secara
mikroskopis sebagai partikel besar. Sebaliknya, partikel feritin begitu kecil dan tersebar
sehingga biasanya hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, beberapa besi yang terdapat di tempat
penyimpanan feritin dilepaskan dengan mudah dan diangkut dalam bentuk transferin di
dalam plasma ke area tubuh yang membutuhkan. Karakteristik unik dari molekul
transferin adalah, bahwa molekul ini berikatan erat dengan reseptor pada membran sel
eritroblas di sumsum tulang. Selanjutnya, bersama dengan besi yang terikat, transferin
masuk ke dalam eritroblas dengan cara endositosis. Di dalam eritroblas, transferin
melepaskan besi secara langsung ke mitokondria, tempat heme disintesis. Pada orang-
orang yang tidak mempunyai transferin dalam jumlah cukup di dalam darahnya,
kegagalan pengangkutan besi ke eritroblas dengan cara tersebut dapat menyebabkan
anemia hipokrom yang berat yakni, sel darah merah mengandung lebih sedikit
hemoglobin daripada sel yang normal.
Bila masa hidup sel darah merah yang berkisar 120 hari telah habis dan sel telah
dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sel makrofag
monosit. Di sini, terjadi pelepasan besi bebas, dan disimpan terutama di tempat
penyimpanan feritin yang akan digunakan sesuai kebutuhan untuk pembentukan
hemoglobin baru.

13. Absorbsi Besi dan Traktus Intestinal

Besi diabsorbsi dari semua bagian usus halus, sebagian besar melalui mekanisme berikut.
Hati menyekresi apotransferin dalam jumlah sedang ke dalam empedu yang mengalir
melalui duktus biliaris ke dalam duodenum. Di tempat ini, apotransferin berikatan dengan
besi bebas dan juga dengan senyawa besi tertentu seperti hemoglobin dan mioglobin dari
daging, yaitu dua sumber besi terpenting dalam diet. Kombinasi ini disebut transferin.
Kombinasi ini selanjutnya tertarik dan berikatan dengan reseptor pada membran sel epitel
usus. Kemudian, dengan cara pinositosis, molekul transferin yang membawa besi
bersamanya, akan diabsorbsi ke dalam sel epitel dan kemudian dilepaskan ke dalam
kapiler darah yang berada di bawah sel ini dalam bentuk transferin plasma. Absorbsi besi
dari usus berlangsung sangat lambat, dengan kecepatan maksimum hanya beberapa
miligram per hari. Ini berarti bahwa meskipun dalam makanan terdapat sejumlah besar
besi, hanya sebagian kecil saja yang dapat diabsorbsi.

14. Jalur glikolisis Embden-Meyerhof dan Jalur pintas Luebering – Rapoport

Perjalanan keseluruhan sel darah merah sepanjang 120 hari masa hidupnya diperkirakan
sepanjang 480 km ( 300 mil). Untuk memenuhi fungsi ini,sel berbentuk cakram bikonkaf
yang lentur dengan kemampuan untuk menghasilkan energi seperti ATP melalui jalur
pemecahan glukosa secara anaerob serta menghasilkan kekuatan pereduksi seperti
NADH memalui jalur ini dan sebagai NADPH tereduksi melalui jalur pintas heksosa
monofosfat.
a. Jalur Embden – Meyerhof
Glukosa memasuki sel darah merah dari plasma memalui perpindahan terfasilitasi di
metabolism menjadi laktat. Untuk tiap molekul glukosa dihasilkan 2 ATP . ATP
berfungsi menyediakan energi untuk mempertahankan volume, bentuk,dan kelenturan
sel darah merah. Jalur ini menghasilkan NADH yang diperlukan enzim
methemoglobin reductase untuk mereduksi methemoglobin ( hemoglobin teroksidasi)
menjadi hemoglobin tereduksi yang aktif secara fungsional. Jalur luebering –
rapopoer menghaislkan 2,3 DPG untuk pengaturan afinitas oksigen hemoglobin
b. Jalur pintas heksosa monofosfat
glukosa-6-fosfat diubah menjadi 6-fosfoglukonat dan kemudian ribulosa-5-fosfat.
NADPH dihasilkan dan dihubungkan dengan glutation mempertahankan gugus
sulfhidril. NADPH juga digunakan oleh methemoglobin reductase untuk
mempertahankan besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang aktif secara fungsional.
15. Gambaran apoptosis

16. Peran Makrofag dalam Sel darah merah


a. Menghancurkan sel darah merah kemudian besi dilepaskan ke plasma
b. Menyimpan besi dalam bentuk ferritin dan hemosiderin ( besi yang di simpan
3+
yakni ferri ( Fe )

17. Hemolisis Ektravaskular dan Hemolisis Intravaskular


a. Hemolisis ekstravaskuler
Hemolisis ekstravaskuler lebih sering dijumpai dibandingkan dengan hemolisis
intravaskuler. Hemolisis terjadi pada sel makrofag dari sistem reticuloendothelial
terutama pada lien dan hepar, sumsum tulang karena memiliki enzim heme oxygenase.
hemolisis terjadi karena kerusakan membrane( missal akibat reaksi antigen-antibodi),
presipitasi hemoglobin dalam sitoplasma,dan menurunnya fleksibilitas eritrosit. Kapiler
lien dengan diameter yang relative kecil dan suasana relative hipoksik akan memberi
kesempatan destruksi sel eritrosit , mungkin melalui mekanisme fragmentasi. Pemecahan
eritrosit ini akan menghaislkan globin dikembalikan ke protein pool serta besi yang
dikembalikan makrofag selanjutnya akan dipakai Kembali. Sedangkan protoporfirin akan
menghasilkan gas CO dan bilirubin. bilirubin dala darah berikatan dengan albumin
menjadi bilirubin indirek,mengalami konjugasi dalam hati menjadi bilirubin direk
kemudian dibuang melalui empedu sehingga meningkatkan stercobilinogen dalam feses
dan urobilinogen dalam urin

b. Hemolisis intravaskuler
Pemecahan eritrosit intravaskuler menyebabkan lepasnya hemoglobin bebas ke plasma.
Hemoglobin ini diikat haptoglobin dan membuat bentuk hemoglobin-haptoglobin.
Kemudian dibawa ke hati dan RES . Apabila kapasitas hemoglobin dilampui maka akan
terjadi hemoglobin bebas dalam plasma disebut hemoglobinemia. Hemoglobin bebas
mengalami oksidasi menjadi methemoglobin sehingga terjadi methemoglobinemia. Heme
diikat oleh hemopeksin kemudian ditangkap sel hepatosit. Hb bebas ke urin Namanya
hemoglobinuria. Sebagian Hb diserap epitel kemudian besi disimpan dalam bentu
hemosiderin. jika bocor sel epitel plasma maka akan terjadi hemosiderinuria

Anda mungkin juga menyukai