Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2
MODUL 2.1

Tutor : Aditya Naufal Pribadi. S.Si.,M.Sc

Disusun Oleh : Wijayanto Bagus Putrawan (20109011040)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-
Nya baik iman maupun islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini
yang merupakan tugas mata kuliah Fakultas Kedokteran skenario kedua pada modul 2.1.
Penulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Aditya Naufal Pribadi.
S.Si.,M.Sc Aditya Naufal Pribadi. S.Si.,M.Sc dan semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari
isi, struktur penulisan dan gaya bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan laporan dikemudian hari.

Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin

Semarang, 8 maret 2021

Penulis
SKENARIO 2
PUSING TUJUH KELILING

Seorang perempuan berusia 52 tahun datang ke klinik anda untuk berkonsultasi. Satu
minggu yang lalu mengeluh pusing berputar, dan saat berjalan seperti sempoyongan.
Kemudian pasien tersebut datang ketempat dokter X dan dilakukan pemeriksaan gait ataxi
dan tes telunjuk-hidung dengan cara pasien diminta untuk menyentuh ujung jari pemeriksa
pada jarak 20-30 cm di depannya. Pada saat itu dokter X mengatakan kalau penyakit pasien
berasal dari saraf pusat yang pusat keseimbangan. Saat ini pasien takut dan ingin mengetahui
saraf pusat mana yang bermasalah sehingga fungsinya terganggu.
STEP 1

Identifikasi Kata Sulit


1. Sempoyongan merupakan keadaan tubuh tidak bisa mengkoordinasi keseimbangan
seluruh tubuh dan hendak jatuh
2. Gait ataxi yaitu pemeriksaan pada gangguan keseimbangan dan koordinasi yang
meliputi untuk menilai cara berjalan, lebar langkah, kecepatan, postur rubuh dan juga
inisiasi
3. Saraf pusat merupakan sistem yang mengatur pergerakan tubuh yang berfungsi
sebagai pusat pengendali utama pada tubuh dan pusat integrasi dan kontrol seluruh
aktivitas tubuh
4. Tes telunjuk hidung adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui adanya
atau tidaknya gangguan pada koordinasi dan keseimbangan
5. Pusing berputar merupakan rasa hilangnya keseimbangan pada sitem koordinasi yang
disebabkan oleh kelainan sentral atau otak dan telinga dalam atau organ vertibuler
STEP 2

Merumuskan Masalah

1. Dimanakah sistem saraf pusat yang mengatur keseimbangan


2. Kapan dilakukan pemeriksaan gait ataxi dan tes telunjuk hidung
3. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan saraf pusat keseimbangan
4. Mengapa pasien pada skenario mengeluh pusing berputar
5. Apakah tujuan dilaukannya pemeriksaan gait ataxi dan tes telunjuk hidung
STEP 3

Identifikasi Rumusan Masalah

1. Otak kecil (cerebelum) bertanggung jawab dalam mengendalikan gerakan, menjaga


keseimbangan, serta mengatur posisi dan koordinasi gerakan tubuh.
2. Pemeriksaan gait berguna untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit
neuromuskular seperti penyakit Parkinson, cedera neuromuskular, osteoarthritis, dan
cerebral palsy.
3. Penyakit yang berhubungan dengan saraf pusat keseimbangan adalah stroke,
neuroma akustik, neuronitis vestibular, presinkop, vertigo
4. Pasien mengalami pusing karena beberapa sebab yaitu :
- Karena adanya gangguan pada cerebelum yang berperan dalam keseimbangan
tubuh
- Disebabkan dari gangguan system vestibular di serebelum
- Pasien mangalami pusing berputar karena penyakitnya berhubungan dengan
system syaraf pusat
5. Untuk mengetahui apakah ada gangguan keseimbangan dan koordinasi yang
disebabkan dari kelainan cerebellum
STEP 4
Peta Konsep

Pasien 52 Tahun

Riwayat Penyakit Sempoyongan, Pusing


Dahulu Berputar

Gait ataxi, menunjuk


Pemeriksaan hidung

Kelainan pada Cerebelum

Anatomi Fisiologi Fisiologi Fisiologi


STEP 5

Menentukan Learning Objective


1. Mahasiswa mampu mengetahui,memahami dan menjelaskan tentang anatomi
cerebelum secara mikro dan makro.
2. Mahasiswa mampu mengetahui,memahami dan menjelaskan tentang histologi pada
cerebellum
3. Mahasiswa mampu mengetahui,memahami dan menjelaskan tentang fisiologi
cerebelum
4. Mahasiswa mampu mengetahui,memahami dan menjelaskan tentang biokimia
neurotransmiter pada Sistem Saraf Pusat
STEP 6

Self-Study
Learning Objective 1. Anatomi cerebellum

Cerebellum membagi diri menjadi vermis (Vermis cerebelli) dan dua


Hemispherium. Tuber vermis, folium, declive, culmen, serta Lobulus centralis dan
Lingula cerebelli dapat dilihat di dalam gambar. Hemispherium cerebelli terbagi
menjadi tiga lobus :
 Lobus cerebelli anterior
 Lobus cerebelli posterior
 Lobus flocculonodularis (nodulus + flocculus)
Lobus-lobus ini terbagi lebih lanjut menjadi lobuli, seperti Lobulus quadrangularis
anterior, Lobulus quadrangularis posterior (Lobulus simplex) dan Lobuli semilunares
superior et inferior.
Selain Lobus anterior, Hemispherium cerebelli dipisahkan oleh vermis dan
mencakup area H II hingga H IX menurut klasifikasi LARSELL. Area-area ini
menyusun Pontocerebellum (Cerebrocerebellum). Pontocerebellum menerima serabut
aferen primernya dari nuklei pontis. Bagian cerebellum ini memiliki hubungan erat
dengan Cortex cerebri melalui Pons dan berperan dalam perencanaan gerakan sadar.
Nodulus dan flocculus (X dan H X), yang secara bersama-sama dinamakan Lobulus
floccuonodularis merupakan komponen-komponen yang penting di dalam
Vestibulocerebellum. Hubungan-hubungan yang begitu erat dan banyak dengan
sistem vestibular telinga dalam menyajikan serabut-serabut aferen utama bagi
vestibulocerebellum. Fungsi utama vestibulocerebellum adalah untuk mengatur
keseimbangan.
Permukaan anterior Cerebellum ditempati oleh Pedunculi cerebellares yang
menghubungkan Cerebellum degan Truncus encephali; Pedunculi cerebellares superior,
medius et inferior. Velum meduliare superius membagi vermis cerebelli dan menghubungkan
kedua Pedunculi cerebelares. Sepasang Velum medulare inferius yang terletak di sisi kanan
dan kiri Nodulus berlanjut ke leteral menuju flocculus. Hemispherium cerebelli menyusun
bagian terluar Cerebellum.

Tuber vermis, pyramis, uvula dan nodulus dapat terlihat dari sudut pandang ini.
Tampak pula sepasang Tonsilla cerebelli serta Lobuli semilunares superioret inferior,
dipisahkan oleh Fissura horizontalis. Lobulus biventer terletak dibawah Lobulus semilunaris
inferior dan di atas flocculus.
Potongan oblik melalui cerebellum mengungkap struktur Substansia grisea yang
terdiri atas corteks cerebri dan medulla cerebelli. Di medula cerebelli, terlihat Nucleus
cerebelli yang terbesar dari empat Nuclei cerebelli, yakni Nucleus dentatus; Substantia
griseanya memperlihatkan konfigurasi bergerigi dan berlekuk-lekuk. Nucleus ini tidak hanya
terdapat di kedua Pontocerebellum tetapi juga memiliki banyak koneksi fungsional yang erat
dengan Cortex cerebelli.
Cerebellum terdiri atas pusat medular (Corpus medullare cerebelli), dengan Nuclei
cerebelli yang tertanam di dalamnya, dan Cortex cerebelli. Potongan oblik ini
memperlihatkan keempat Nuclei cerebelli di kedua Pontocerebellum. Nucleus dentatus,
terletak Nucleus interpositus anterior (emboliformis) dan jauh di medial lagi, terdapat
Nucleus interpositus posterior (globosus), keduanya secara bersama-sama dinamai Nucleus
interpositus. Kedua nuclei memiliki kesamaan fungsi dan terhubung dengan zona paravermal
dan vermal cerebellum (spinocerebellum). Di medula Vermis, terdapat Nucleus fastifgii kiri
dan kanan yang memiliki hubungan fungsi yang erat dengan korteks lobus
flocculonnodularis.
Learning Objective 2. Histologi pada Cerebellum

CEREBELUM
Terdiri Terdiri : I. Korteks Korteks, subs.grissea subs.grissea ( 3 lapis) ( 3 lapis)
II. Medula.
I. KORTEKS SEREBELUM.
1. Lapisan Molekuler : letak paling. luar, disusun oleh beberap sel saraf, banyak
serabut serabut saraf tak bermielin, dibagian medial terdapat sel Basket atau sel
keranjang yang berbentuk berbentuk bintang bintang.
2. Lapisan Ganglioner : disusun oleh sel Purkinye , sel besar berbentuk seperti bawang
merah, dendrit panjang menembus lapisan molekuler dan akson menembus substansia
alba.
3. Lapisan Granuler atau Lapisan Nuclear : disusun oleh badan sel neuron, dengan
bentuk seperti granula, mempasangkan tiga dendrit dan satu akson.
FUNGSI SEREBELUM :
1. Pusat keseimbangan keseimbangan.
2. Koordinator Koordinator gerakan gerakan otot.
Learning Objective 3.Fisiologi cerebellum
Cerebellum membantu mengurutkan aktivitas motorik dan juga memonitor
dan memperbaiki penyesuaian aktivitas motorik tubuh ketika aktivitas tersebut
sedang dijalankan sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap sinyal-sinyal motorik
yang dicetuskan oleh korteks motorik cerebri dan bagian otak lainnya.
Cerebellum ini terus-menerus menerima informasi terbaru mengenai urutan
kontraksi otot sesuai dengan yang diinginkan dari area pengendali motorik otak;
cerebellum juga terus menerus menerima informasi sensorik dari bagian perifer tubuh,
yang memberitahu mengenai berbagai perubahan setiap bagian tubuh posisi,
kecepatan gerak, kekuatan geraknya, dan sebagainya. Cerebellum kemudian
membandingkan keadaan setiap bagian tubuh pada saat sekarang, yang ditimbulkan
oleh informasi sensorik yang bersifat umpan balik dari perifer, dengan gerakan yang
diinginkan oleh sistem motorik. Bila kedua-duanya tak serasi maka dengan segera
akan dikeluarkan sinyal perbaikan bawah sadar yang dikirimkan kembali ke sistem
motorik guna meningkatkan atau mengurangi besarnya aktivitas otot yang spesifik.
Selain itu, cerebellum membantu korteks serebri untuk merencanakan urutan
gerakan berikutnya dalam waktu sepersekian detik sebelumnya sementara gerakan
awal masih berlangsung, jadi membantu orang tersebut bergerak maju secara lancar
dari satu gerakan ke gerakan berikutnya titik belum juga mampu belajar dari
kesalahan yang dibuat artinya, jika gerakan yang terjadi tidak tepat seperti yang
diinginkan, sirkuit sebelum belajar membuat gerakan yang lebih kuat atau lebih lemah
pada waktu selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, terjadi perubahan eksitabilitas
neuron-neuron cerebellum yang sesuai, sehingga, selanjutnya menghasilkan
kontraksi otot yang lebih baik sehubungan dengan gerakan yang diinginkan.

Fungsi cerebellum dalam seluruh pengendalian motorik

Sistem saraf menggunakan cerebellum untuk mengkoordinasikan fungsi


pengendalian motorik pada tiga tingkatan, sebagai berikut.
1. Vestibulocerebellum. Bagian ini pada prinsipnya terdiri atas lobus
flokulonodularis cerebellum kecil (yang terletak di bawah cerebellum posterior)
dan bagian vermis yang berdekatan titik bagian ini menyediakan sirkuit neuron
untuk sebagian besar gerakan keseimbangan tubuh.
2. Spinocerebellum. Bagian ini sebagian besar terdiri atas vermis cerebellum
posterior dan anterior ditambah zona Intermedia yang berdekatan pada kedua sisi
vermis. Ini terutama merupakan sirkuit untuk mengkoordinasikan gerakan gerakan
bagian distal anggota tubuh, khususnya tangan dan jari.
3. Serebrocerebellum. Bagian ini terdiri atas zona lateral besar hemisfer serebrum, di
sebelah lateral zona Intermedia. Bagian ini sebenarnya menerima semua inputnya
dari korteks serebri motorik dan korteks premotorik serta korteks serebri
somatosensorik yang berdekatan. Bagian ini mengirimkan informasi outputnya ke
arah atas, kembali ke otak, berfungsi sebagai alat umpan balik bersama dengan
seluruh sistem sensorimotorik cortex cerebri untuk merencanakan gerakan
volunter tubuh dan anggota tubuh yang berurutan, merencanakan semua ini
secepat sepersepuluh detik sebelum gerakan terjadi. Hal ini disebut
pengembangan "gambaran motorik" gerakan yang akan dilakukan.
Ganglia basalis merupakan pengendali motorik penting, yang seluruhnya berbeda
dengan yang terdapat pada cerebellum. Sebagian besar fungsinya yang penting adalah
(1) untuk korteks melaksanakan pola pola gerakan tak disadari tetapi yang telah
dipelajari dan (2) merencanakan pola pola gerakan yang paralel dan berurutan ketika
pikiran harus menyusun nya untuk menyelesaikan tugas dengan maksud tertentu.

Jenis pola motorik yang memerlukan ganglia basalis antara lain pola untuk
menulis huruf yang berbeda-beda dalam alfabet, untuk melempar bola, dan untuk
mengetik titik ganglia basalis juga diperlukan untuk memodifikasi pola-pola untuk
menulis huruf berukuran kecil atau menulis huruf berukuran sangat besar, Jadi
mengendalikan dimensi pola tersebut.

Terdapat tingkat pengaturan yang lebih tinggi yakni kombinasi lain sirkuit,
cerebrum dan ganglia basalis, yang dimulai dari proses berpikir cerebrum untuk
menghasilkan seluruh urutan kerja dalam merespons setiap situasi yang baru, seperti
Ketika seseorang merencanakan respon motorik segera terhadap seorang penyerang
yang memukul wajahnya, atau respon berurutan dari seseorang terhadap pelukan cinta
yang datang secara mengejutkan.
4. Biokimia neurotransmiter pada Sistem Saraf Pusat

Neurotransmitter menyeberangi celah sinapsis dan berkaitan dengan reseptor spesifik


menyebabkan perubahan bentuk melalui protein G dan memulai 2 tipe respon yakni:

1. Perubahan kanal ion


2. Respon melalui second messenger
o Aktivasi adenil siklase akan memicu fosforilasi, via adenosin trifosfat atau
ATP, protein kinase, akan mengubah aktivitas dan formasinya
o Enzim fosforilase mengaktifkan sintesis neurotransmitter
o Fosforilasi protein ribosom mengontrol sintesis protein
o Kanal kalsium diaktivasi oleh fosforilase
o Faktor transkripsi fosforilase mengontrol sintesis DNA dan RNA
STEP 7

Kesimpulan
Dari skenario 2 mahasiswa dapat mengetahui tentang anatomi dari cerebellum yang
memiliki fungsi sebagai keseimbangan, dan mengetahui anatomi secara mikroskopik yaitu
terdapat pada medulla dan korteks, di korteks terdapat tiga lapis yaitu lapisan molekuler,
lapisan ganglioner,lapisan granuler.dan mahasiswa dapat mengetahui fungsi fisiologis yang
terbagi menjadi tiga yaitu,Vestibuloserebelum, Spinoserebelum, Serebroserebelum. Sehingga
penyebab jalan sempoyongan di sebabkan karna adanya gangguan pada sistem keseimbangan
tubuh yang terletak di cerebellum bagian Vestibulocerebellum.

Dalil

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.

(Q.S. at-Tin ayat 4)


Daftar Pustaka
Paulsen, F. Waschke, J. 2012. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 23. Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)

Anthony L. Mescher. 2012. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas Edisi 12.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 

Anda mungkin juga menyukai