SKENARIO 4
MODUL 2.1
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-
Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini
yang merupakan tugas mata kuliah Fakultas Kedokteran skenario keempat pada modul 2.1.
Penulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing dr. Dian Rudy Yana dan semua
pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari
isi, struktur penulisan dan gaya bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan laporan dikemudian hari.
Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin
Penulis
SKENARIO 4
Seorang laki-laki, usia 20 tahun, datang ke tempat praktek Anda untuk berkonsultasi,
ketika sedang berada di dalam sebuah pesawat terbang tiba-tiba merasakan di dalam kedua
telinganya menjadi agak nyeri dan berdenging. Ketika seorang wanita yang duduk di
sebelahnya menyapanya, laki-laki tersebut merasa bahwa suara wanita tersebut terdengar
lemah dan kurang jelas padahal sebelum pesawat lepas landas ia bisa mendengarnya dengan
jelas. Setelah itu, pasien merasa sedikit sempoyongan ketika akan turun dari pesawat. Pasien
Anda menjadi khawatir, apakah terjadi kelainan pada struktur dan bentuk pada telinga yang
mengakibatkan fungsinya terganggu, atau hantaran suara ketika naik pesawat saja yang
terganggu.
STEP 1
1. Berdenging : Suatu sensasi yang muncul karena adanya gangguan pada telinga
dalam akibat adanya tekanan.
2. Nyeri : Kondisi saat ada perasaan tidak nyaman atau tidak menyenangkan yang
disebabkan oleh jaringan yang rusak atau berpotensi untuk rusak.
3. Sempoyongan : Jalan berlenggak-lenggok atau tidak beraturan atau terhuyung-
huyung hendak jatuh.
STEP 2
Merumuskan Masalah
1. a.) Cobalah untuk melakukan gerakan mengunyah, menelan, atau menguap saat
pesawat hendak lepas landas atau mendarat.
b.) Lakukan parasat valsava, yaitu dengan menutup hidung dan mengejan secara
bersamaan
c.) Jangan tidur, baik saat lepas landas dan pendaratan
d.) Gunakan penyumbat telinga yang disaring
e.) Mempertimbangkan kembali rencana perjalanan Anda, karena alasan kesehatan,
seperti pilek, infeksi sinus, hidung tersumbat, atau infeksi telinga.
f.) Minum Air. Minum air juga bisa menjadi solusi tepat untuk mengurangi telinga
berdengung saat naik pesawat.
2. Telinga berdenging saat dalam penerbangan disebut juga dengan barotrauma.
Barotrauma adalah tekanan pada gendang telinga dan jaringan telinga tengah ketika
tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara di lingkungan sekitar tidak
seimbang. Biasanya, hal ini disebabkan oleh disfungsi tuba eustachius.
3. Penyabab telinga berdenging
a. paparan lama terhadap suara keras
b. adanya penyumbatan akibat kotoran dalam telinga
c. kehilangan pendengaran karena lanjut usia
4. Pada telinga dalam terdapat bagian berbentuk semi lingkaran berisi cairan endolimfa
dan sensor gerakan yang menyerupai rambut-rambut halus. Bagian ini dikenal
sebagai kanalis semisirkularis. Kanalis semisirkularis dihubungkan oleh bentukan
seperti kantung, yaitu utrikulus dan sakulus yang juga memiliki sensor gerakan.
Ketiga organ inilah yang sama-sama berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh.
STEP 4
PETA KONSEP
Keluhan telinga
nyeri dan
berdenging
Self- Study
Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan m.
stapedius. M tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor timpani
dan berinsersio di bagian atas tulang maleus, inervasi oleh cabang saraf
trigeminus. Otot ini menyebabkan membran timpani tertarik ke arah
dalam sehingga menjadi lebih tegang dan meningkatkan frekuensi
resonansi sistem penghantar suara dan melemahkan suara dengan
frekuensi rendah. M. stapedius berorigo di dalam eminensia pyramid dan
berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini menyebabkan stapes
kaku, memperlemah transmini suara dan meningkatkan resonansi tulang-
tulang pendengaran. Kedua otot ini berfungsi mempertahankan,
memperkuat rantai osikula, dan meredam bunyi yang terlalu keras
sehingga dapat mencegah kerusakan organ koklea.
Telinga tengah berhubungan dengan nasopharing melalui tuba
Eustahcius. Suplai darah untuk kavum timpani oleh arteri timpani
anterior, arteri stylomastoid, arteri petrosal superficial, arteri timpani
inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri dan berjalan ke
dalam sinus petrosal superior dan pleksus pterygoideus.
3. Anatomi Telinga Dalam
Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai organ auditus
atau indera pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai alat
keseimbangan. Kedua organ tersebut saling berhubungan sehingga
apabila salah satu organ tersebut mengalami gangguan maka yang lain
akan terganggu. TD disuplai oleh arteri auditorius interna cabang dari
arteri cerebelaris inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri.
Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai organ auditus
atau indera pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai alat
keseimbangan. Kedua organ tersebut saling berhubungan sehingga
apabila salah satu organ tersebut mengalami gangguan maka yang lain
akan terganggu. TD disuplai oleh arteri auditorius interna cabang dari
arteri cerebelaris inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri.
Learning Obejective 4. Jaras Pendengaran
(jaras pendengaran)
Jaras persarafan pendengaran utama menunjukan bahwa serabut saraf dari ganglion
spiralis Corti memasuki nukleus koklearis dorsalis dan ventralis yang terletak pada
bagian atas medulla. Serabut sinaps akan berjalan ke nukleus olivarius superior
kemudian akan berjalan ke atas melalui lemnikus lateralis. Dari lemnikus lateralis
ada beberapa serabut yang berakhir di lemnikus lateralis dan sebagian besar lagi
berjalan ke kolikus inferior di mana tempat semua atau hampir semua serabut
pendengaran bersinaps. Jaras berjalan dari kolikus inferior ke nukleus genikulum
medial, kemudian jaras berlanjut melalui radiasio auditorius ke korteks auditorik
yang terutama terletak pada girus superior lobus temporalis.1 Jaras saraf
pendengaran ditampilkan pada gambar 4.
Pada batang otak terjadi persilangan antara kedua jaras di dalam korpus trapezoid
dalam komisura di antara dua inti lemniskus lateralis dan dalam komnisura yang
menghubungkan dua kolikulus inferior. Adanya serabut kolateral dari traktus
auditorius berjalan langsung ke dalam sistem aktivasi retikuler di batang otak. Pada
sistem ini akan mengaktivasi seluruh sistem saraf untuk memberikan respon terhadap
bunyi yang keras. Kolateral lain yang menuju ke vermis serebelum juga akan di
aktivasikan seketika jika ada bunyi keras yang timbul mendadak. Orientasi spasial
dengan derajat tinggi akan dipertahankan oleh traktus serabut yang berasal dari
koklea sampai ke korteks.
Kesimpulan
Pendengaran merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh kita. Organ ini
dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Proses mendengar adalah proses yang tidak
sederhana, agar dapat mendengar manusia harus memiliki organ pendengaran dan fungsi
pendengaran yang baik. Sistem organ pendengaran dibagi menjadi perifer dan sentral.
Pendengaran perifer dimulai dengan adanya sumber bunyi yang ditangkap aurikula dan
dilanjutkan ke saluran meatus akustikus eksternus kemudian terjadi getaran pada membran
timpani, membran timpani ini yang memiliki hubungan dengan tulang pendengaran akan
menggerakkan rangkaian tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang
menempel pada foramen ovale. Gerakan stapes pada foramen ovale akan menggerakkkan
cairan yang ada dalam organ koklea, akibatnya terjadi potensial listrik mengakibatkan
terjadinya perubahan energi mekanik menjadi energi listrik yang diteruskan oleh saraf
auditori ke batang otak (disinilah batas sistem organ pendengaran perifer dan sentral)
kemudian energi listrik dilanjutkan ke kortek terletak pada bagian girus temporalis superior.
Kortek serebri membuat manusia mampu mendeteksi dan menginterpretasikan pengalaman
auditori, Sehingga pendengaran merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi
manusia
Dalil
ْصارًا َوأَ ْفئِ َدةً فَ َما أَ ْغنَ ٰى َع ْنهُ ْم َ َولَقَ ْد َم َّكنَّاهُ ْم فِي َما إِ ْن َم َّكنَّا ُك ْم فِي ِه َو َج َع ْلنَا لَهُ ْم َس ْمعًا َوأَب
ق ِب ِه ْم َ ت هَّللا ِ َو َحا
ِ ون بِآيَا َ ْصا ُرهُ ْم َواَل أَ ْفئِ َدتُهُ ْم ِم ْن َش ْي ٍء إِ ْذ َكانُوا يَجْ َح ُد َ َس ْم ُعهُ ْم َواَل أَب
ونَ َُما َكانُوا بِ ِه يَ ْستَه ِْزئ
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami
belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada
mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka
itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-
olokkannya. (Q.S. Al-Ahqaaf : 26)
DAFTAR PUSTAKA
Netter FH. Atlas of human anatomy Anatomy of the ear. 4th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders co. 2006: 92-8.
Meyerhoff WL, Carter JB. Anatomy and physiology of hearing. In: Meyerhoff WL eds.
Diagnosis and management of hearing loss. Philadelphia: WB Saunders, 1984: 1 - 12.
Puguh SN, HMS Wiyadi. 2009. ANATOMI DAN FISIOLOGI PENDENGARAN PERIFER
(Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher) FK Unier.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Anthony L. Mescher. 2012. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas Edisi 12.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran (EGC)