Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANATOMI TELINGA

Disusun oleh :

1. JUNJUNG ADITA SARI J310190098


2. SELFAHYASA RAHARJO J310190099
3. FINNA WIJI LESTARI J310190100
4. AYU FADILLAH AFIFAH J310190101

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpatkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Anatomi, dengan judul “Anatomi Telinga”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan umumnya adalah masyarakat umum.

Surakarta, September 2019

Kelompok Telinga
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

2.1. Pengertian Telinga............................................................................ 3

2.2. Bagian-bagian Telinga...................................................................... 3

2.3. Otot-otot Telinga .............................................................................. 11

BAB III PENUTUP...................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan...................................................................................... 12

3.2. Saran................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telinga menurut kamus besar Bahasa Indonesia yakni sebuah Organ
Pendengaran dan berperan dalam keseimbangan serta posisi tubuh. Telinga
adalah salah satu panca indera manusia yang berfungsi untuk mendengar.
Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu auris externa, auris media, dan auris
interna.
Auris externa berfungsi menampung getaran dan meneruskannya ke auris
media. Auris externa terdiri atas beberapa bagian, yaitu daun telinga (pinna)
dan meatus acusticus eksternus. Auris media merupakan rongga yang berisi
udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat
saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan faring.
Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran
tympani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui
jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang
transparan.
Auris interna merupakan sederetan ruang dan saluran yang berisi cairan.
Telinga bagian dalam ini terbagi menjadi dua bagian dengan fungsi yang
berbeda. Pada bagian atas telinga dalam terdapat tiga saluran setengah
lingkaran yang berfungsi untuk alat keseimbangan,sedangkan di bagian bawah
telinga dalam terdapat saluran berupa rumah siput (cochlea). Di dalam cochlea
terdapat sel-sel saraf sensoris yang dihubungkan ke otak oleh saraf
pendengaran.
Selain bagian tersebut masih ada bagian-bagian organ telinga yang lebih
terperinci. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas bagian organ
telinga yang lebih terperinci tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari telinga?
1.2.2 Apa saja bagian-bagian dari telinga?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari telinga
1.3.2 Untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Telinga


Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi
antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi
menjaga keseimbangan tubuh manusia. Telinga manusia terdiri dari tiga
bagian yaitu telinga bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.

2.2 Bagian-bagian Telinga

A. Auris Eksterna
Auris Eksterna adalah telinga bagian luar yang memanjang dari
auricula ke meatus acusticus eksternus sampai membrana tympanica.
 Auricula
Auricula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi
mengumpulkan getaran udara. Auricula mempunyai otot
intrinsik dan ekstrinsik, keduanya disarafi oleh N. Facialis.
Auricula terdiri dari lempeng kartilago elastik berbentuk
iregular yang dilapisi oleh kulit tipis. Auricula memiliki
beberapa depresi dan elevasi.
Pada bagian Auricula itu sendiri terdiri dari beberapa
bagian, yaitu helix, scapha, fossa triangularis, tuberculum
Auriculare, anti helix, cocha auriculae, anti tragus, lobulus
auriculae, crura anti helicis, cymba conchae, crus helicis,
incisura anterior, cavitas conchae, tragus, cavitas conchae,
incisuera intertragica.

 Meatus Acusticus Externus

Meatus Acusticus Externus adalah suatu kanal yang


mengarah ke dalam melalui pars tympanica ossis temporalis
dari auricula ke membrana tympanica, memiliki panjang 3-4
cm dan berbentuk S terdiri dari komponen kartilaginosa distal,
yang berlanjut sebagai kanal oseosa di dalam pars petrosa ossis
temporalis. Meatus dilapisi oleh kulit dan sepertiga bagian
luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebecea, dan glandula
ceruminosa.
B. Auris Media

Auris media merupakan rongga tympani yang beirisi tiga tulang


pendengaran yaitu malleus, incus, dan stapes.
 Membrana Tympanica

Membrana Tympanica adalah selaput atau membran tipis


yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Membran
tympanica berwarna putih seperti mutiara, berbentuk oval
kerucut. Terdiri dari pars tensa dan pars flaksida. Membran
tympanica memiliki diameter berukuran 1 cm dan berbentuk
cekung. Membrana ini terletak miring, menghadap ke bawah,
depan, dan lateral.
 Cavitas Tympani

Cavitas Tympani adalah ruang berongga yang terisi udara,


terdapat di dalam Auris Media tepatnya di Pars Petrosa ossis
temporalis dan terdiri dari Ossicula Auditus, yaitu : Malleus,
Incus, dan Stapes.
Cavitas Tympani terletak tepat dibelakang Membrana
Tympanica serta di aerasi dan di drainase oleh Tuba Auditiva
yang juga berperan pada penyeimbangan tekanan. Cavitas
memiliki dua bagian: cavitas tympani propria, ruang yang
mengarah ke sebelah dalam membrana tympanica, dan recessus
epitympanicus, ruang di superior membrana. Cavitas Tympani
dilapisi selaput lendir yang berlanjut dengan lapisan tuba
auditiva, sel-sel mastoid, dan antrum mastoideum.
 Ossicula Auditus
Osicula Auditus terdiri dari Malleus,Incus, dan Stapes.
Ketiganya saling berhubungan melalui persendian. Tangkai
Malleus melekat pada permukaan dalam Membran Tympani,
sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan Incus.
Selanjutnya incus bersendian dengan Stapes. Stapes
berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah
dan telinga dalam yang disebut Fenestra Ovalis.
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan terdiri atas
caput, collum, processus longum atau manubrium, sebuah
processus anterior dan processus lateralis. Incus terletak di
antara malleus dan stapes dan berartikulasi dengannya. Incus
memiliki corpus dan dua crura. Cropus besarnya terletak dalam
recessus epitympanicus, tempatnya berartikulasi dengan mallei.
Stapes adalah ossicula paling kecil. Stapes memiliki caput, dua
cruris, dan basis. Caputnya mengarah ke lateral, berartikulasi
dengan incus.
 Tuba Auditiva

Tuba Auditiva dilapisi oleh membran Mukosa, berjalan


kearah interior dan anterior Cavitas Tympani. Tuba Auditiva
terletak pada Meatus Osseosa didalam Pars Petrosa Ossis
Temporalis dan ditopang oleh Kartilago elastik kearah
Pharynx,yang Ostium Pharyngeumnya berbentuk seperti bel
terompet. Tuba auditiva menghubungkan cavitas tympani
dengan nasopharynx, tempatnya bermuara ke posterior meatus
nasi inferior.
C. Auris Interna

Auris Interna adalah struktur yang kompleks terdiri dari serangkaian


rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Auris
Interna dikenal sebagai Labirin dan juga terletak didalam Pars Petrosa
Ossis Temporalis, tepat di superior(badan vestibular) dan medial
(cochlea) Cavitas Tympani. Dapat dibedakan labyrinthus Membranacus
dan Labyrinthus Osseus.
 Labyrinthus Membranaceus

Labyrinthus Membranaceus adalah suatu sistem tabung


tertutup. Labirin ini terisi cairan, endolimfe, dan mengandung
organ – organ sensorik. Strukturnya kompleks terdiri dari tiga
canalis semicircularis yang berisi modalitas sensorik untuk
gerak rotasi yang dipercepat. Labyrinthus membranaceus
terdiri dari suatu rangkaian kantong dan ductus yang saling
berhubungan yang tergantung pada Labyrinth Osseus. Bagian
tersebut memiliki endolimf, cairan yang memiliki komposisi
yang serupa dengan komposisi cairan intraseluler, sehingga
komposisinya berbeda dari perilimf disekitarnya (seperti cairan
ekstracelular) yang mengisi bagian lain Labyrinthus Osseus.
Labyrinth Membranaceus terdiri dari dua divisi, Labyrinthus
Vestibularis dan Labyrinthus cochlearis. Labyrinthus
Vestibularis termasuk utriculus dan saculus, dua terletak di
dalam Vestibulum, ductus Utriculusacularis, tiga canalis
semicircularis dan ductus endolimfaticus dengan sacus
endolimfaticus. Labyrinthus Cochlearis membentuk ductus
cochlearis.
Utrikulus adalah bagian yang terdiri atas dua buah sakus
yang mepunyai hubungan tidak langsung dengan sakulus dan
ductus endolimfaticus melalui ductus utrikulosakularis. Sakulus
berbentuk bulat berhubungan dengan utrikulus dan bergabung
dengan ductus utricularis berlanjut dan berakhir pada kantong
buntu kecil yaitu sakus endolimfatikus yang terletak di bawah
durameter pada permukaan posterior Pars Petrosa Ossis
Temporalis.
 Labyrinthus Osseus
Labyrinthus Osseus adalah suatu rongga di dalam pars
Petrosa Ossis Temporalis. Labirin ini mengelilingi labyrinthus
Membranacues dan bentuknya identik, tapi berukuran lebih
besar. Oleh sebab itu, ruang yang terbentuk diantara dua labirin
ini terisi cairan yang disebut perilimfe. Labyrinthus Osseus
terdiri atas tiga bagian: vestibulum, semicircularis, dan cochlea.
Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam
subtantia compacta tulang dan dilapisi oleh endosteum serta
berisi cairaan bening, yaitu perilympha, yang di dalamya
terdapat labyrinthus membranaceus.

Vestibulum merupakan bagian tengah labyrinthus osseus,


terletak posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis
semicircularis. Pada dinding lateralnya terdapat fenestra
vestibuli yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum
annularenya dan fenestra cohclea yang ditutupi oleh membran
tympani secundaria. Di dalam vestibulum terdapat sacculus dan
utriculus labyrinthus membranaceus. Cochlea berbentuk seperti
rumah siput dan bermuara ke dalam bagian anterior
vestibulum. Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus
cochlea dan modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit
sebanyak dua setengah putaran.
2.3 Otot-otot Telinga

Terdapat 2 otot yang terdapat di Auris media, yaitu:


1. Musculus Tensor Tympani adalah otot pendek yang berasal dari
permukaan superior pars cartilaginea tuba auditiva, ala major ossis
sphenoidalis, dan pars petrosa ossis temporalis. Otot berinsersio ke dalam
manubrium mallei. Musculus tensor tympani menarik manubrium ke
medial, yang menegangkan membrana tympanica yang mengurangi
amplitudo osilasinya. Musculus tensor tympani disuplai oleh N.
Mandibularis.
2. Stapedius adalah otot kecil di dalam emeinentia pyramidalis, suatu
prominentia, berbentuk kerucut, berongga pada dinding posterior cavitas
tympani. Tendonya masuk cavitas tympani dengan keluar dari foramen
pada apex eminentria dan berinseri pada collum stapedis. Stapedius
menarik stapes ke posterior dan memiringkan basisnya pada fenestra
vestibuli, sehingga memperkuat ligamentum anulare dan mengurangi
kisaran osilasi. Ligamentum tersebut juga mencegah gerakan berlebih
stapes. Saraf ke stapedius berasal dari nervus facialis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Telinga adalah organ pendengaran yang memiliki tiga bagian, yaitu Auris
Externa, Auris Media, Auris Interna. Auris Externa terdiri dari Auricula dan
Meatus Acusticus Externus. Pada bagian Auricula itu sendiri terdiri dari
beberapa bagian, yaitu helix, scapha, fossa triangularis, tuberculum
Auriculare, anti helix, cocha auriculae, anti tragus, lobulus auriculae, crura
anti helicis, cymba conchae, crus helicis, incisura anterior, cavitas conchae,
tragus, cavitas conchae, incisuera intertragica.
Auris media merupakan bagian tengah telinga yang terdiri dari beberapa
bagian, yaitu membrana tympanica, cavitas tympani, ossicula auditus, tuba
auditiva. Osicula Auditus terdiri dari Malleus,Incus, dan Stapes. Ketiganya
saling berhubungan melalui persendian.
Auris interna merupakan bagian dalam telinga yang terdiri dari labyrinthus
osseus dan labyrinthus membranacus.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber dan dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsir HM, ed. 2013. Anatomi Berorientasi Klini. Jakarta (ID): Erlangga

Sugiharto Liliana, ed. 2010. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta (ID): Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai