MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah II
yang dibina oleh Ibu Sulastyawati, S.Kep., Ns. M.Kep.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, danInayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah pancasila keperawatan dengan judul “Konsep Teori Anatomi
Fisiologi Telinga”. Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah
ini.Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan medikal bedah II . Selain itu, makalah disusun untuk
membahas dan memberikan informasi pengetahuan tentang konsep teori anatomi
pada telinga.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
guna menyempurnakan makalah ini agar lebih baik. Kami sangat mengharapkan
semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan
kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain
yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Telinga ..................................................................................... 3
2.2 Fisiologis Telinga .................................................................................... 7
2.3 Fungsi Telinga ......................................................................................... 8
2.4 Kelainan – Kelaiman Pada Telinga........................................................ 13
2.5 Mekanisme Pendengaran pada Telinga ................................................. 15
ii
BAB II
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep teori dan anatomi fisiologi
pada pendengaran atau telinga serta dapat memahami dan
menerapkan perannya sebagai perawat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Baagaimana Anatomi dari Telinga?
2. BagaimanaFisiologis Telinga
3. Apa Saja Fungsi Pada Telinga?
4. Kelainan – Kelaiman Pada Telinga?
5. Bagaimana Mekanisme Pendengaran pada Telinga?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga, gendang telinga, dan membran
timpani. Struktur anatomi telinga luar dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Daun telinga (pinna atau aurikula) yakni daun kartilago yang menangkap
gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus atau
lubang telinga), suatu lintasan sempit panjangnya 2,5 cm yang merentang dari
aurikula sampai membran timpani (gendang telinga). Gendang telinga atau
3
4
melekat pada stapes, yang ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval, dan
menariknya ke arah luar. Otot tensor timpani melekat pada bagain pegangan
5
maleus, yang berada pada membran timpani, dan menarik fenestra vestibuli ke
arah dalam. Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan
kontraksi kedua otot yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi.
Otot-otot ini memungkinkan suara yang terlalu keras diredam sebelum mencapai
telinga dalam. Berkat mekanisme ini, kita mendengar suara yang cukup keras
untuk mengguncang sistem pada tingkat yang telah diredam. Otot-otot ini
merupakan otot tak sadar dan bekerja otomatis, bahkan jika kita tertidur dan ada
suara keras di samping kita, otot-otot ini segera mengerut dan mengurangi
kekuatan getaran yang mencapai telinga dalam.
1. Telinga Dalam
Telinga dalam (interna) berisi cairan dan terletak dalam tulang
temporal di sisi medial telinga tengah.
Telinga dalam terdiri dari dua bagian yakni labirin tulang dan labirin
membranosa yang terletak di dalam labirin tulang.
6
1. Labirin tulang
Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang
menyerupai cairan serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian
petrosus tulang temporal dan terbagi menjadi 3 bagian sebagai berikut.
1) Vestibula adalah bagian sentral labirin tulang yang
menghubungkan saluran semisirkular dengan koklea.
a. Dinding lateral vestibula mengandung fenestra vestibuli dan
fenestra cochleae, yang berhubungan dengan telinga tengah.
b. Membran yang melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya
cairan perilimfe.
2) Rongga tulang saluran semisirkular yang menonjol dari bagian
posterior vestibula.
a. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada
bidang vertikal, di setiap sudut kanannya.
b. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut
kanan kedua saluran di atas.
3) Koklea mengandung reseptor pendengaran.
2. Labirin membranosa
Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong
yang terletak dalam labirin tulang dan mengikuti kontur labirin
tersebut. Bagian ini mengandung cairan endolimfe, cairan yang
menyerupai cairan interselular. Labirin membranosa dalam regio
vestibula merupakan lokasi awal dua kantong, utrikulus dan sakulus
yang dihubungkan dengan duktus endolimpe sempit dan pendek.
Duktus semisirkular yang berisi endolimfe terletak dalam saluran
semisirkular pada labirin tulang yang mengandung perilimfe. Setiap
duktus semisirkular, utrikulus dan sakulus mengandung reseptor untuk
ekuilibrium statis (bagaimana cara kepala berorientasi terhadap ruang
bergantung pada gaya gravitasi) dan ekuilibrium dinamis (apakah
kepala bergerak atau diam dan kecepatan serta arah gerakan).
Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkular; sedang sakulus
terhubung dengan duktus koklear dalam koklea.
7
hal ini yang menyebabkan kita bisa mengetahui arah datangnya suara
meskipun dengan mata tertutup.
Fungsi Saluran Telinga Luar (Analis Auditoris Eksternal)
Saluran telinga luar atau lobang telinga hampir memiliki fungsi yang
sama dengan daun telinga, setelah menerima getaran suara dari daun telinga
lobang telinga akan mengarahkannya kepada gendang telinga, pada lobang
telinga terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk mengatur kuat
lemahnya getaran yang ia terima sebelum sampai di gendang telinga, selain itu
bulu-bulu halus ini juga berfungsi untuk mencegah serangga masuk kedalam
lobang telinga.
Fungsi Gendang Telinga (Membran Timpani)
Dalam istialh medis gendang telinga disebut membran timpani,
gendang telinga memiliki mentuk seperti lembaran bulat, ia pemisah antara
telinga luar dan telinga tengah, masing-masing telinga mempunyai satu
gendang telinga. Gendang telinga memiliki ketebalan 0.1 milimeter dan
berdiameter 8 – 10 milimeter, meskipun ukurannya kecil dan tipis gendang
telinga cukup kuat dan memiliki kelenturan, sehingga tidak mudak rusak dan
robek.
Gendang telinga memiliki 3 lapisan yaitu: lapisan luar yang terhubung
dengan kulit telinga luar, kemudian lapisan dalam disebut membran mukosa
yang terhubung dengan telinga bagian tengah, dan lapisan tengah yang
tersusun oleh serat radial dan sirkulasi, lapisan tengah memiliki fungsi untuk
memberikan tegangan dan kelenturan pada gendang telinga, gendang telinga
mempunyai pembuluh darah dan saraf-saraf yang sensitif terhadap rasa nyeri.
Gendang telinga memiliki fungsi memberikan bantuan berupa proses
mendengar, yaitu proses menghantarkan getaran gelombang suara, saat getaran
gelombang suara masuk telinga dan menyentuh gendang telinga, maka akan
terjadi getaran pada gendang telinga, getaran tersebut akan berlanjut menuju
telinga bagian tengah, dan ke telinga bagian dalam.
a. Telinga Bagian Tengah
Telinga bagian tengah adalah rongga yang berisi udara yang berfungsi
untuk menjaga agar tekanan udara tetap seimbang sebagaimana mestinya, dinding
12
telinga bagian tengah dilapisi oleh sel epitel, telinga bagian tengah memiliki
fungsi utama yaitu untuk meneruskan suara yang diberikan telinga luar menuju ke
telinga badian dalam, telinga bagian tengah terdiri dari saluran eustachius dan 3
tulang pendengaran utama.
Saluran Eustachius
Eustachius adalah saluran dari bagian telinga tengah yang menghubungkan
antara telinga ke rongga hidung dan ke tenggorokan, saluran ini sangant penting
karena memiliki fungsi sebagai pengatur tekanan udara pada bagian telinga
tengah, saat tekanan udara telinga bagian tengah terlalu tinggi maka saluran
Eustachius ini akan menyeimbangkannya dengan membuang tekanan yang
berlebihan tersebut melalui rongga hidung dan tenggorokan.
Saluran ini selalu dalam keadaan tertutup, kecuali ketika sedang menelan
dan menganga, jika kamu berada di ketinggian tertentu, telinga berdengung-
dengung, lakukanlah kegiatan menelan secara berulang-ulang, karena ketika
melakukan kegiatan menelan saluran Eustachius akan terbuka dan kembali
menyeimbangkan tekanan udara di dalam telinga.
Tulang pendengaran
Pada telinga bagian tengah terdapat 3 tulang pendengaran utama yaitu: Tulang
Martil (Maleus), Tulang Landasan (Incus), dan Tulang Sanggurdi (stapes). Ketiga
tulang ini saling berkaitan satu dengan lainnya (terhubung oleh sendi-sendi),
dengan adanya sendi-sendi yang menghubungkan mereka bertiga, menyebabkan
ketiga tulang ini dapat bergerak . 3 tulang ini berfungsi untuk mengirimkan
getaran gelombang suara yang diterima dari gendang telinga (Membran Timpani)
dari telinga luar menuju jendela oval telinga dalam, kamu bisa melihat contoh
gambar dibawah ini.
labirin membran dilapisi dengan sel epitel dan didalamnya terdapat cairan
endolimfe.
Labirin Tulang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian:
Rumah Siput (Koklea)
Vestibuli
Kanalis Semisirkulasi
1. Fungsi Rumah Siput (Koklea)
Rumah siput memiliki bentuk seperti tabung bengkok yang mengarah
kebelakang, ia melilit dan mengelilingi tulang dan berbentuk kerucut di ujungnya,
dari sinilah kenapa dinamakan rumah siput. Rumah siput memiliki fungsi sebagai
reseptor karena di dalamnya terdapat sel-sel saraf, di dalam tabung rumah siput
terdapat bagian yang terbentuk oleh tulang dan membran koklea, bagian ini
disebut membran basilaris.
Membran Basilaris berfungsi untuk memisahkan rumah siput menjadi dua bagian,
yaitu di bagian atas yang bernama skala Vestibuli dan di bagian bawah diberi
nama skala timpani, diantara keduanya terdapat skala media, bagian atas skala
media terdapat batas yang bernama membran Vestibularis, dan pada bagian bawah
dibatasi oleh membran basilaris.
Penyakit ini merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga
berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan
gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus
menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik
darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat
dingin dan pusing.
3. Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar.
Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli
konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran
pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi
bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya
pada organ korti.
4. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut
othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi
dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan
pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga
telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh
hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.
5. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan
menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan
membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan
menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi
perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak
dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke
telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,
serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat
penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan
15
iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan
serumen secara adekuat.
6. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga
luar. Perikondritis bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan
bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan
jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan
terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan
pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak
dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala
yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa
kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan
antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam
bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri
penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat
pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain .
menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang
akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan. Bagian dari alat vestibulum atau alat
keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan
organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan
sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula
yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat
padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan
otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan
oleh tulang ke telinga dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang
berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga
mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga
memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara.
Faktor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari
telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan suara dan kedua
menyalurkan ke telinga bagian dalam.
1.2 Saran
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dan masyarakat umum bisa lebih
memahami tentang istirahat tidur dan aman nyaman. Semoga lebih bisa
menghargai waktu luang untuk beristirahat karena kesehatan yang paling utama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
nd
Landau, BR. (1980). Essential human anatomy and physiology, 2 edition.
Illinois: Scott Foresman and Company Glenview.
nd
Martini, FH et al. (2001). Fundamentals of anatomy and physiology, 5 edition.
New Jersey: Prentice Hall.
18