Anda di halaman 1dari 22

KONSEP TEORI ANATOMI FISIOLOGI TELINGA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah II
yang dibina oleh Ibu Sulastyawati, S.Kep., Ns. M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 02 :

Yuli Dwi Kartika Ningsih (P17220181002)


Dwi Ajeng Setyoningrum (P17220181009)
Dina Tri Santika (P17220181012)
Octavia Indriany Ika Putri (P17220182025)
Frillian Niken Pawestri (P17220183032)
Tata Mila Karinda (P17220183040)
Hima Oktafiana (P17220183042)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
Februari 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, danInayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah pancasila keperawatan dengan judul “Konsep Teori Anatomi
Fisiologi Telinga”. Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah
ini.Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan medikal bedah II . Selain itu, makalah disusun untuk
membahas dan memberikan informasi pengetahuan tentang konsep teori anatomi
pada telinga.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
guna menyempurnakan makalah ini agar lebih baik. Kami sangat mengharapkan
semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan
kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain
yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Malang, 11 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Telinga ..................................................................................... 3
2.2 Fisiologis Telinga .................................................................................... 7
2.3 Fungsi Telinga ......................................................................................... 8
2.4 Kelainan – Kelaiman Pada Telinga........................................................ 13
2.5 Mekanisme Pendengaran pada Telinga ................................................. 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17
3.2 Saran ........................................................................................................ 17

Daftar Rujukan ....................................................................................................... 18

ii
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks
(pendengaran dan keseimbanga) Anatominya juga sangat rumit . Indera
pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan
pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui
bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di
antara mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan
otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi,
ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi
otolaringologi, saat ini dapat raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan
otorinolaringologi leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-
head and neck nursing)
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
 Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
 Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang
dan oleh
tulang ke telinga dalam.
 Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang
berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga
mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan. Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga
memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara.
Faktor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari
telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan suara dan kedua
menyalurkan ke telinga bagian dalam.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini
sebagai berikut.
1. Baagaimana Anatomi dari Telinga?
2. BagaimanaFisiologis Telinga
3. Apa Saja Fungsi Pada Telinga?
4. Kelainan – Kelaiman Pada Telinga?
5. Bagaimana Mekanisme Pendengaran pada Telinga?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep teori dan anatomi fisiologi
pada pendengaran atau telinga serta dapat memahami dan
menerapkan perannya sebagai perawat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Baagaimana Anatomi dari Telinga?
2. BagaimanaFisiologis Telinga
3. Apa Saja Fungsi Pada Telinga?
4. Kelainan – Kelaiman Pada Telinga?
5. Bagaimana Mekanisme Pendengaran pada Telinga?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Telinga


Telinga adalah suatu organ kompleks dengan komponen-komponen
fungsional penting, aparatus pendengaran dan mekanisme keseimbangannya,
terletak di dalam tulang temporalis tengkorak. Sebagian besar telinga tidak
dapat diperiksa secara langsung dan hanya dapat diperiksa dengan tes-tes
khusus. Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga, gendang telinga, dan membran
timpani. Struktur anatomi telinga luar dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Telinga Luar atau Eksternal (Fawcett,1994)

Daun telinga (pinna atau aurikula) yakni daun kartilago yang menangkap
gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus atau
lubang telinga), suatu lintasan sempit panjangnya 2,5 cm yang merentang dari
aurikula sampai membran timpani (gendang telinga). Gendang telinga atau

3
4

membran timpani adalah perbatasan telinga tengah. Membran timpani berbentuk


kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan membran mukosa yang
sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.
2. Telinga Tengah
Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus
tulang temporal. Pada bagian ini terdapat saluran yang menghubungkan telinga
tengah dengan faring yaitu tuba eustachius (saluran eustachius). Saluran yang
biasanya tertutup dapat terbuka saat menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran
ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran
timpani. Pada telinga bagian tengah ini terdapat tulang-tulang pendengaran (osikel
auditori) yang dinamai sesuai bentuknya, terdiri dari:
1) Maleus (tulang martil).
2) Incus (tulang landasan atau anvil).
3) Stapes (tulang sanggurdi).

Gambar 3. Telinga Tengah


(Sumber: Martini, 2012 )

Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenestra


vestibuli, yang memisahkan telinga tengah dan telinga dalam. Otot stapedius
4

melekat pada stapes, yang ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval, dan
menariknya ke arah luar. Otot tensor timpani melekat pada bagain pegangan
5

maleus, yang berada pada membran timpani, dan menarik fenestra vestibuli ke
arah dalam. Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan
kontraksi kedua otot yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi.
Otot-otot ini memungkinkan suara yang terlalu keras diredam sebelum mencapai
telinga dalam. Berkat mekanisme ini, kita mendengar suara yang cukup keras
untuk mengguncang sistem pada tingkat yang telah diredam. Otot-otot ini
merupakan otot tak sadar dan bekerja otomatis, bahkan jika kita tertidur dan ada
suara keras di samping kita, otot-otot ini segera mengerut dan mengurangi
kekuatan getaran yang mencapai telinga dalam.

1. Telinga Dalam
Telinga dalam (interna) berisi cairan dan terletak dalam tulang
temporal di sisi medial telinga tengah.

Gambar 4. Telinga Dalam


(Sumber: Marrieb, 2001)

Telinga dalam terdiri dari dua bagian yakni labirin tulang dan labirin
membranosa yang terletak di dalam labirin tulang.
6

1. Labirin tulang
Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang
menyerupai cairan serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian
petrosus tulang temporal dan terbagi menjadi 3 bagian sebagai berikut.
1) Vestibula adalah bagian sentral labirin tulang yang
menghubungkan saluran semisirkular dengan koklea.
a. Dinding lateral vestibula mengandung fenestra vestibuli dan
fenestra cochleae, yang berhubungan dengan telinga tengah.
b. Membran yang melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya
cairan perilimfe.
2) Rongga tulang saluran semisirkular yang menonjol dari bagian
posterior vestibula.
a. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada
bidang vertikal, di setiap sudut kanannya.
b. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut
kanan kedua saluran di atas.
3) Koklea mengandung reseptor pendengaran.
2. Labirin membranosa
Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong
yang terletak dalam labirin tulang dan mengikuti kontur labirin
tersebut. Bagian ini mengandung cairan endolimfe, cairan yang
menyerupai cairan interselular. Labirin membranosa dalam regio
vestibula merupakan lokasi awal dua kantong, utrikulus dan sakulus
yang dihubungkan dengan duktus endolimpe sempit dan pendek.
Duktus semisirkular yang berisi endolimfe terletak dalam saluran
semisirkular pada labirin tulang yang mengandung perilimfe. Setiap
duktus semisirkular, utrikulus dan sakulus mengandung reseptor untuk
ekuilibrium statis (bagaimana cara kepala berorientasi terhadap ruang
bergantung pada gaya gravitasi) dan ekuilibrium dinamis (apakah
kepala bergerak atau diam dan kecepatan serta arah gerakan).
Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkular; sedang sakulus
terhubung dengan duktus koklear dalam koklea.
7

Koklea membentuk dua setengah putaran di sekitar inti tulang


sentral, mediolus yang mengandung pembuluh darah dan serabut saraf
cabang koklear dari saraf vestibulokoklear. Sekat membagi koklea
menjadi tiga saluran terpisah sebagai berikut.
1. Duktus koklear atau skala media yang merupakan bagian labirin
membranosa yang terhubung ke sakulus adalah saluran tengah
yang berisi cairan endolimfe.
2. Dua bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di bawah skala
media adalah skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala
tersebut mengandung cairan perilimfe dan terus memanjang
melalui lubang pada apeks koklea yang disebut helikotrema.
1) Membran Reissner (membran vestibular) memisahkan skala
media dari skala vestibuli yang berhubungan dengan fenestra
vestibuli.
2) Membran basilar memisahkan skala media dari skala timpani
yang berhubungan dengan fenestra cochleae.
3. Skala media berisi organ corti yang terletak pada membran basilar.
1) Organ corti terdiri dari reseptor, disebut sel rambut dan sel
penunjang yang menutupi ujung bawah sel-sel rambut dan
berada pada membran basilar.
2) Membran tektorial adalah struktur gelatin seperti pita yang
merentang di atas selsel rambut.
3) Ujung basal sel rambut bersentuhan dengan cabang bagian
koklear saraf vestibulokoklear. Sel rambut tidak memiliki
akson dan langsung bersinanpsis dengan ujung saraf koklear.

2.2 Fisiologi Telinga


Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh
daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
tulang kekoklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan
ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
8

mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian


perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes
yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule
bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong
endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran
basilaris dan membran tektoria.
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan
proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke
dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius,
lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis.

2.3 Fungsi Telinga


Fungsi Telinga Secara Umum
1. Sebagai Pengatur Keseimbangan Tubuh
Pada organ telinga terdapat struktur terkhusus yang memiliki fungsi
sebagai pengatur dan menjaga keseimbangan tubuh, telinga berhubungan dengan
9

saraf-saraf otak yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan telinga ketika


menangkap getaran suara.
2. Sebagai Alat Indra Pendengar
Organ telinga akan berfungsi sebagai alat indra pendengar ketika menangkap
getaran gelombang suara yang masuk dari telinga bagian luar, setelah itu
gelombang tersebut akan melalui beberapa proses tahapan, lalu diterima oleh otak
dan direspon, barulah menjadi suara yang biasa kita dengar saat ini, proses
tahapan tersebut terjadi di dalam telinga yang memiliki bagian-bagian dengan
fungsinya masing-masing. Secara garis besar telinga dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu: Telinga bagian luar, Telinga bagian tengah, dan Telinga bagian
dalam. Tiap-tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda-beda, berikut akan saya
jelaskan bagian-bagiannya:
a. telinga bagian luar
Pada bagian luar telinga terdapat daun telinga, saluran telinga luar, dan
gendang telinga yang membatasi antara telinga luar dan telinga tengah, fungsi nya
sebagai berikut.
 Fungsi Daun Telinga (aurikula)
1. Menangkap Getaran Gelombang Bunyi Atau Suara
Ketika getaran gelombang suara datang mendekati telinga, daun
telinga merupakan yang pertama menerima suara tersebut selain menangkap,
daun telinga juga mengumpulkan suara tersebut supaya masuk dan tersalur
menuju lobang telinga, daun telinga terbentuk dari tulang rawan yang
memiliki kelenturan, sehingga memberikan kemudahan untuk menangkap
gelombang suara yang mendekatinya.
2. Mangatur Arah Gelombang yang Diterima
Daun telinga juga berfungsi untuk mengarahkan getaran gelombang
suara yang ia dapat agar bisa tersalur menuju lobang telinga, ketika kamu
berada di keramaian atau sedang berada diatas motor yang melaju kencang,
kamu pasti sulit mendengar suara orang yang sedang berbicara denganmu, hal
tersebut dikarenakan karena banyaknya getaran gelombang yang terus
berbunyi secara bergantian sehingga gelombang suara tidak tersalur dengan
baik menuju lobang telingamu.
10

3. Memberikan Tekanan Udara di Sekitar Gendang Telinga


Pernahkah kamu merasakan sakit telinga atau merasa tuli ketika
sedang berada di atas pesawat, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan
tekanan udara yang berada di luar dengan tekanan udara disekitar gendang
telinga, ketika tekanan udara di luar telinga lebih tinggi dari tekanan udara di
dalam telinga, hal ini akan menyebabkan gendang telinga terasa sakit atau
terasa tertekan oleh sesuatu.
Ketika hal tersebut terjadi, daun telinga akan mengatur dan
menyeimbangkan tekanan udara yang berada di sekitar gendang telinga,
sehingga telinga tidak lagi terasa sakit. Terjadinya tekanan udara yang lebih
tinggi di sekitar gendang telinga akan menyebabkan gendang telinga bekerja
lebih maksimal dari sebelumnya, hal ini berfungsi agar telinga tetap mampu
untuk mempertahankan jumlah frekuensi yang diterima yaitu kisaran 20-
20.000 hz.
4. Memberikan Perlindungan Terhadap Gendang Telinga
Yang memberikan perlindungan terhadap gendang telinga bukan hanya
bulu-bulu halus yang berada di dalam lubang telinga (folikel), namun daun
telinga juga memiliki fungsi untuk melindungi gendang telinga, struktur dan
pola yang rumit pada daun telinga juga memiliki fungsi untuk mencegah
masuknya serangga-serangga kedalam lobang telinga kita.
5. Mangatur Volume Suara yang Diterima
Daun telinga memiliki fungsi untuk mengatur keras lemahnya volume
suara yang akan diterima, Bentuk bagian dalam daun telinga yang terlihat
rumit dan bergelombang memiliki fungsi untuk membatasi getaran gelombang
suara yang diterima oleh telinga, sehingga mampu menerima getaran suara
yang kuat, namun masih dalam rentang frekuensi yang dapat diterima oleh
manusia.
6. Mendeteksi Arah Datangnya Getaran Gelombang
Saat getaran suara datang dan menyentuh daun telinga, sayaraf-syaraf
yang terdapat pada daun telinga akan melakukan proses penyaringan
informasi, agar dapat mengetahui darimana datangnya sumber suara tersebut,
11

hal ini yang menyebabkan kita bisa mengetahui arah datangnya suara
meskipun dengan mata tertutup.
 Fungsi Saluran Telinga Luar (Analis Auditoris Eksternal)
Saluran telinga luar atau lobang telinga hampir memiliki fungsi yang
sama dengan daun telinga, setelah menerima getaran suara dari daun telinga
lobang telinga akan mengarahkannya kepada gendang telinga, pada lobang
telinga terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk mengatur kuat
lemahnya getaran yang ia terima sebelum sampai di gendang telinga, selain itu
bulu-bulu halus ini juga berfungsi untuk mencegah serangga masuk kedalam
lobang telinga.
 Fungsi Gendang Telinga (Membran Timpani)
Dalam istialh medis gendang telinga disebut membran timpani,
gendang telinga memiliki mentuk seperti lembaran bulat, ia pemisah antara
telinga luar dan telinga tengah, masing-masing telinga mempunyai satu
gendang telinga. Gendang telinga memiliki ketebalan 0.1 milimeter dan
berdiameter 8 – 10 milimeter, meskipun ukurannya kecil dan tipis gendang
telinga cukup kuat dan memiliki kelenturan, sehingga tidak mudak rusak dan
robek.
Gendang telinga memiliki 3 lapisan yaitu: lapisan luar yang terhubung
dengan kulit telinga luar, kemudian lapisan dalam disebut membran mukosa
yang terhubung dengan telinga bagian tengah, dan lapisan tengah yang
tersusun oleh serat radial dan sirkulasi, lapisan tengah memiliki fungsi untuk
memberikan tegangan dan kelenturan pada gendang telinga, gendang telinga
mempunyai pembuluh darah dan saraf-saraf yang sensitif terhadap rasa nyeri.
Gendang telinga memiliki fungsi memberikan bantuan berupa proses
mendengar, yaitu proses menghantarkan getaran gelombang suara, saat getaran
gelombang suara masuk telinga dan menyentuh gendang telinga, maka akan
terjadi getaran pada gendang telinga, getaran tersebut akan berlanjut menuju
telinga bagian tengah, dan ke telinga bagian dalam.
a. Telinga Bagian Tengah
Telinga bagian tengah adalah rongga yang berisi udara yang berfungsi
untuk menjaga agar tekanan udara tetap seimbang sebagaimana mestinya, dinding
12

telinga bagian tengah dilapisi oleh sel epitel, telinga bagian tengah memiliki
fungsi utama yaitu untuk meneruskan suara yang diberikan telinga luar menuju ke
telinga badian dalam, telinga bagian tengah terdiri dari saluran eustachius dan 3
tulang pendengaran utama.
 Saluran Eustachius
Eustachius adalah saluran dari bagian telinga tengah yang menghubungkan
antara telinga ke rongga hidung dan ke tenggorokan, saluran ini sangant penting
karena memiliki fungsi sebagai pengatur tekanan udara pada bagian telinga
tengah, saat tekanan udara telinga bagian tengah terlalu tinggi maka saluran
Eustachius ini akan menyeimbangkannya dengan membuang tekanan yang
berlebihan tersebut melalui rongga hidung dan tenggorokan.
Saluran ini selalu dalam keadaan tertutup, kecuali ketika sedang menelan
dan menganga, jika kamu berada di ketinggian tertentu, telinga berdengung-
dengung, lakukanlah kegiatan menelan secara berulang-ulang, karena ketika
melakukan kegiatan menelan saluran Eustachius akan terbuka dan kembali
menyeimbangkan tekanan udara di dalam telinga.
 Tulang pendengaran
Pada telinga bagian tengah terdapat 3 tulang pendengaran utama yaitu: Tulang
Martil (Maleus), Tulang Landasan (Incus), dan Tulang Sanggurdi (stapes). Ketiga
tulang ini saling berkaitan satu dengan lainnya (terhubung oleh sendi-sendi),
dengan adanya sendi-sendi yang menghubungkan mereka bertiga, menyebabkan
ketiga tulang ini dapat bergerak . 3 tulang ini berfungsi untuk mengirimkan
getaran gelombang suara yang diterima dari gendang telinga (Membran Timpani)
dari telinga luar menuju jendela oval telinga dalam, kamu bisa melihat contoh
gambar dibawah ini.

b. Telinga Bagian Dalam


Telinga bagian dalam terdiri atas tulang dan membran, bentuk telinga
bagian dalam seperti sebuah labirin, sehingga dapat dikelompokkan menjadi
labirin Tulang dan labirin Membran, labirin tulang adalah rongga yang terbentuk
dari tonjolan tulang pelipis, di dalamnya terdapat cairan perilimfe, labirin
membran letaknya sama dengan labirin tulang, namun letaknya lebih dalam,
13

labirin membran dilapisi dengan sel epitel dan didalamnya terdapat cairan
endolimfe.
Labirin Tulang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian:
 Rumah Siput (Koklea)
 Vestibuli
 Kanalis Semisirkulasi
1. Fungsi Rumah Siput (Koklea)
Rumah siput memiliki bentuk seperti tabung bengkok yang mengarah
kebelakang, ia melilit dan mengelilingi tulang dan berbentuk kerucut di ujungnya,
dari sinilah kenapa dinamakan rumah siput. Rumah siput memiliki fungsi sebagai
reseptor karena di dalamnya terdapat sel-sel saraf, di dalam tabung rumah siput
terdapat bagian yang terbentuk oleh tulang dan membran koklea, bagian ini
disebut membran basilaris.
Membran Basilaris berfungsi untuk memisahkan rumah siput menjadi dua bagian,
yaitu di bagian atas yang bernama skala Vestibuli dan di bagian bawah diberi
nama skala timpani, diantara keduanya terdapat skala media, bagian atas skala
media terdapat batas yang bernama membran Vestibularis, dan pada bagian bawah
dibatasi oleh membran basilaris.

2.4 Kelainan – Kelainan Pada Telinga


Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan
ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat
mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada
telinga kita harus ditangani oleh dokter spesialis khusus yang disebut
otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan yang
terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan
fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya :
1. Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada
telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.
2. Labirintitis
14

Penyakit ini merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga
berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan
gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus
menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik
darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat
dingin dan pusing.
3. Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar.
Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli
konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran
pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi
bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya
pada organ korti.
4. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut
othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi
dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan
pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga
telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh
hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.
5. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan
menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan
membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan
menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi
perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak
dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke
telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini,
serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat
penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan
15

iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan
serumen secara adekuat.
6. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga
luar. Perikondritis bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan
bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan
jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan
terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan
pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak
dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala
yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa
kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan
antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam
bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri
penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat
pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain .

2.5 Mekanisme Pendengaran Pada Telinga


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan
gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela
oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang
ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan
membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan
membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran
timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela
bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan
(impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan
16

menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang
akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan. Bagian dari alat vestibulum atau alat
keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan
organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan
sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula
yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat
padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan
otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan
oleh tulang ke telinga dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang
berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga
mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga
memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara.
Faktor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari
telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan suara dan kedua
menyalurkan ke telinga bagian dalam.

1.2 Saran
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dan masyarakat umum bisa lebih
memahami tentang istirahat tidur dan aman nyaman. Semoga lebih bisa
menghargai waktu luang untuk beristirahat karena kesehatan yang paling utama.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret
publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
nd
Landau, BR. (1980). Essential human anatomy and physiology, 2 edition.
Illinois: Scott Foresman and Company Glenview.
nd
Martini, FH et al. (2001). Fundamentals of anatomy and physiology, 5 edition.
New Jersey: Prentice Hall.

18

Anda mungkin juga menyukai